THE FAKE FATHER CH. 1

Disclaimer: Punya Fujimaki Tadatoshi

Genre: Mature, Tragedy, angst

Pairing: AkaFEMKoro

Warning: GENDER BENDER, semi-AU, mengandung typo tak terduga, OOC maybe, Multichap, LEMON, phedofil detected, no yaoi, dll

Summary:

Awalanya Tetsuya merasa menjadi manusia yang paling beruntung di dunia. Di usianya ke-14 tahun akhirnya ada seorang duda 28 tahun , tampan, dan kaya raya bersedia mengadopsinya. Ayah angkatnya itu begitu baik dan menyayangi Tetsuya sepenuh hati dan memberikan apapun yang Tetsuya inginkan. Tetsuya pun begitu menyayangi ayah angkatnya. Namun semua itu hanya berjalan 8 bulan saja. Dan selanjutnya pria yang dianganggap seperti ayah kandungnya sendiri bah malaikat yang telah memberi kebahagian yang begitu sempurna, malah berbalik menghancurkan semua harapan, impian, kebahagian, dan seluruh hidupnya.

Don't Like, Don't Read!

The Fake Father chapter 1 : Call Me Akashi Tetsuya

Sejak pertama kali menjejakan kakinya di Teiko Junior high school, Tetsuya tidak berhenti mengamati setiap pemandangan disekitarnya. Tetsuya kagum pada kemegahan sekolah barunya. Baginya jika dibandingkan dengan mantan sekolahnya dulu ini terlalu berlebihan.

Huh, yang benar saja?!

Tetsuya geli sendiri dengan pikiranya. Rasanya lucu sekali jika membandingkan sekolahanya dulu yang sangat sederhana dengan Teiko. Tak disangka selama ini kabar burung tentang segala kelebihan Teiko Junior High School ternyata benar apa adanya. Disinilah anak-anak kaum elit mengenyam pendidikan. Tidak hanya mengandalkan finansial saja untuk dapat menjadi siswa disini, namun intelektual dan skill juga adalah hal terpenting untuk tetap bisa bertahan. Disaat itu Tetsuya tersadar akan siapa dirinya.

'Pantaskah dirinya berada disini?'

Jujur saja dirinya sangat merasa tertekan dengan atmosfer angkuh yang menguar dari setiap penjuru Teiko.

Sesungguhnya Tetsuya bukan anak yang sangat pandai, namun ia anak yang tekun dan rajin belajar. Walau harus dengan belajar secara gila-gilaan dan les private satu bulan penuh, akhirnya ia dapat lolos seleksi sebagai siswa pindahan di Teiko. Tetsuya tidak mau mengecewakan ayah barunya yang dua bulan yang lalu mengadopsinya dari sebuah panti asuhan di wilayah Kyoto. Ini adalah impian hampir setiap anak yatim piatu seperti dirinya, dapat memiliki keluarga dan kasih sayang orang tua seperti sekarang ini.

"Tidak perlu khawatir, sayang. Ini tidak akan seburuk yang kau pikirkan," Dielusnya pucuk kepala gadis remaja yang baru saja diangkatnya sebagai anak beberapa bulan yang lalu.

"Iya, ayah Sei. Tetsuya akan berusaha sebaik mungkin," Balas Tetsuya sembari menampilkan senyum tipis pada ayahnya. Seijuurou membalas senyumnya ke Tetsuya.

Sebenarnya Tetsuya masih bingung dengan alasan ayahnya mengangkatnya sebagai anak. Rasanya sedikit aneh jika seorang wedding veteran seperti Seijuurou bukanya mencari pengganti pasangan hidup baru, tetapi malah mengankat seorang anak yatim piatu. Padahal jika hanya mencari istri baru Tetsuya rasa itu adalah hal termudah yang dapat dilakukan seorang Akashi Seijuurou. Duda tampan, mapan, genius, harta berlimpah, umur masih kategori muda. Bukankah ayahnya ini punya semua modal untuk menjadi suami idaman semua wanita? Jika adapun wanita yang sanggup menolak seorang Akashi Seijuurou pastilah kepala wanita itu baru saja terbentur sebuah batu besar atau dia sudah idiot tahap kritis.

Sebenarnya ada keinginan terselubung didalam hati kecilnya. Tetsuya hanya ingin memiliki seorang ibu juga. Akan tetapi bagaimanapun juga Tetsuya sudah sangat bersyukur dan berterima kasih pada pria bersurai scarlet itu bersedia mengadopsinya. Toh, meski hanya seorang anak angkat, Seijuurou memperlakukan Tetsuya layaknya anak sendiri. Bagi Tetsuya, Seijuurou adalah sosok sempurna sebagai seorang ayah. Seijuurou memberikan perhatian serta kasih sayang yang begitu ia impikan dari seorang ayah.

Masih adakah alasan bagi dirinya untuk mengeluh?

"Nah sudah kelihatan ruang kepala sekolahnya," Seijuurou menunjuk ruangan di depan yang tidak jauh dari mereka.

"Ayah Sei sepertinya sangat mengenal tempat ini?"

"Tentu saja. Dulu ayah juga sekolah disini. Ayah sangat tahu seperti apa Teiko. Ini sekolahan yang sangat bagus. Karna itu ayah memilih menyekolahkanmu di Teiko."

Tetsuya hanya membalas dengan sebuah anggukan dan kata, "Oh…"

Pantas saja ayahnya begitu antusias ingin menyekolahkannya disini, pikir Tetsuya.

Kemudian mereka masuk kedalam ruangan kepala sekolah. Seijuurou tampak sedang bercakap-cakap dengan kepala sekolah Teiko. Seijuurou memanggilnya 'Kagetora-san'. Mereka berdua tampak saling mengenal. Ah, wajar saja mungkin itu karna Seijuurou mantan siswa disini.

"Aku sangat tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan murid kebanggaanku dulu. Sudah ku duga kau pasti akan sukses menjadi penerus usaha ayahmu. Kau memeng hebat Akashi," ditepuk-tepuknya bahu Seijuurou.

"Terima kasih atas pujianya Kagetora-san. Saya pamit karna harus segera berangkat ke kantor. Saya titip anak saya dan jaga dia baik-baik, Kagetora-san!"

"Kau tidak perlu khawatir Akashi. Akashi muda ini akan baik-baik disini," Pria paruh baya itu tersenym simpul untuk meyakinkan Seijuurou. Namun didalam hati ia sempat menyerapahi mantan anak didiknya itu.

'Anak sialan! Sudah bertahun tahun tidak bertemu, ternyata nada perintahnya masih tetap menyebalkan!' batin Kagetora

"Nah, Tetsuya. Ayah pergi dulu. Jadilah anak baik, kau mengerti?!".

"Hai. Ayah hati-hati dijalan!"

Seijuurou membalas dengan sebuah senyuman dan kecupan kecil di pucuk kepala Tetsuya.

####

Setelah kepergian Seijuurou, Tetsuya lantas diantar ke calon ruang kelasnya oleh seorang wanita yang mengaku sebagai wali kelas 7C, calon kelasnya nanti.

Seusai membuka sesi belajar, Riko nama sang guru itu mempersilahkan gadis bersurai baby blue yang sedari tadi berdiri disampingnya untuk memperkenalkan dirinya. Mula-mula Tetsuya sangat gugup saat dipersilahkan memperkenalkan diri. Semua kata-kata yang sudah ia rancang entah kenapa menguap entah kemana. Sedangkan siswa-siswi didepanya menampilkan ekspresi yang seolah-olah mengintimindasinya.

Walau kenyataan sebenarnya mereka hanya bingung menunggu Tetsuya yang tak kunjung bicara. Riko yang mengerti jika Tetsuya tengah gugup, kemudian guru yang sudah berkepala tiga itu merangkul bahu Tetsuya.

"Jangan takut. Mereka tidak menggigit kog," Riko melepaskan senyuman jenakanya.

"Huuuuu!" Sahut para murid yang tak terima.

Melihat interaksi didalam kelas ini, Tetsuya tersenyum kecil. Tetsuya merasakan seperti suasana kelas yang ia rindukan di Kyoto.

"Ok! Sudah cukup paduan suaranya, suara kalian itu polusi. Tetsuya ayo perkenalkan dirimu, nak!"

Tetsuya menarik narik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Selamat pagi teman-teman. Perkenalkan namaku A-Akashi Tetsuya, aku pindahan dari Kyoto, mohon bantuanya," Tetsuya membungkukan tubuhnya.

"Hai Tetsuya~," Sapa sekumpulan murid laki-laki berniat modus. Kalau diuraikan berdasarkan warna rambut, ada yang berwarna merah bata, navy blue, pirang, ungu, dan hijau.

"Tu-tunggu aku tadi hanya refleks, nanodayo," Si hijau membenarkan letak kacamatanya.

"Cih, dasar tsundere!" Cibir si navy blue.

"Tetsuya, nama ku Kise Ryota, salam kenal-ssu," ujar si pirang dengan penuh percaya diri sembari berdiri.

"Oi, Kise! kau itu norak se-"

"Aku Midorima Shintaro," Midorima lansung menyahut.

"Aish, dasar norak!. Oi Tetsu, namaku Aomine Daiki, Pin BB-ku GS30SPKI, invite ya!"

"HUUUUUU!" sahut seluruh murid.

"Sumpah aku gak kenal mereka!" Ratap si surai merah bata yang tak sanggup melihat tingkah konyol teman temanya, sebut saja dia Kagami Taiga.

"Kagami-chin gak ikutan kaya mereka?" tanya si ungu, panggil saja dia Murasakibara Atsushi.

"Ciih! Untuk apa?!" sahut Kagami.

Tetsuya tersenyum geli melihat tingkah polah konyol teman-teman barunya.

"Sudah cukup, perkenalanya bisa di lanjutkan nanti. Tetsuya silahkan duduk di bangku yang masih kosong!"

"Akashi-chii, duduk disini saja!" Tawar Kise.

"Oi, baka! Aku mau duduk dimana?!" Aomine sebagai teman sebangku Kise tidak terima.

"Aomine-chii kan bisa duduk sama Momoi-chii," jawab Kise santai.

Mengacuhkan perdebatan antara dua sahabat berbeda gradasi, Tetsuya memilih duduk disebelah gadis bersurai pink yang kebetulan juga memberi isyarat pada Tetsuya untuk duduk disebelahnya.

"Perkenalkan namaku Momoi Satsuki." momoi mengulurkan tanganya.

Dan disambut oleh Tetsuya, "Senang berkenalan dengan mu Momoi-san."

"Jangan panggil Momoi-san dong, Momoi saja atau Momoi-chan. Biar gak kelihatan canggung," Protes Momoi. "Gomen, Momoi-sa- eh momoi-chan"

"Nah, begitukan bagus. Tetsuya nanti aku temenin keliling Teiko ya?" Tawar Momoi. Tetsuya menganguk dengan semangat.

"Arigatou Momoi-chan."

Ternyata yang dikatakan ayahnya memang benar tidak seburuk yang ia kira. Murid di Teiko tidak seangkuh yang ia bayangkan. Justru sebaliknya mereka ramah-ramah. Paling tidak itu yang ia lihat di kelas barunya.

####

"Tetsuya sedang belajar apa?" Seijuurou duduk di pinggir ranjang. Tetsuya segera menengok kearah Seijuurou. "Sejak kapan ayah Sei disini?" Tanya Tetsuya keheranan.

"Kelihatanya Tetsuya sangat sibuk sampai tidak mendengar ketukan pintu. Ayah sudah mengetuk pintu kamarmu tiga kali tadi, ayah penasaran Tetsuya sedang apa?" Seijuurou berjalan mendekati Tetsuya.

"Gomen, ayah Sei. Tetsuya sedang mengerjakan tugas matematika, tapi Tetsuya tidak terlalu paham cara menyelesaikanya," Keluh Tetsuya.

"Oh ini mudah Tetsuya. Biar ayah bantu," Seijuurou mengangkat tubuh mungil Tetsuya dan mendudukan di pangkuanya. Seijuurou menjelaskan soal demi soal cara menyelesaikanya dengan sangat telaten. Sedangkan Tetsuya memperhatikan setiap penjelasanya dengan seksama.

"Bagaimana Tetsuya, apa Tetsuya sudah paham?"

"Sudah. Terima kasih ayah Sei." Tetsuya menampilkan senyum manisnya."Kalau begitu selamat menerjakan. Usahakan pukul Sembilan Tetsuya sudah tidur!" pesan Seijuurou sebelum meninggalkan kamar anak gadisnya. "Baik. Ayah Sei tidak perlu khawatir."

Namun, tanpa Tetsuya ketahui. Seijuuro sempat menampilkan seringai penuh arti sebelum ia menghilang di balik pintu kamar.

####

Hari demi hari Tetsuya menjalani kehidupan barunya sebagai Akashi Tetsuya dengan penuh suka cita. Tetsuya sangat bersyukur atas anugrah tuhan atas kehidupan yang diberikan pada dirinya saat ini. Tetsuya dapat memiliki apapun yang ia inginkan dengan mudah. Ayahnya akan dengan cepat mengabulkan semua permintaanya. Sudah tak terhitung barang mewah yang ia miliki. Meski tidak semua itu adalah keinginanya. Melainkan inisiatif dari Seijuurou sendiri yang ingin memanjakan anak gadisnya. Kehidupanya berubah 180 drajat sejak menjadi anak dari Akashi Seijuurou.

Jauh berbeda dengan kehidupanya saat hidup di panti asuhan dulu. Hidup Tetsuya sangat sederhana. Dengan segala lika liku kehidupan yang ia jalani sebagai anak yatim-piatu. Dipandang sebelah mata, dikatai miskin, dan macam olokan lainya. Untuk merasakan makanan enak mereka para anak yatim piatu-termasuk Tetsuya, hanya bisa menunggu sampai ada orang dermawan yang mau menyumbangkan sejumlah uangnya untuk mereka. Jika tidak ada, maka mereka hanya makan seadanya. Namun Tetsuya tidak sepenuhnya berpikir hidupnya yang dulu menyedihkan. Justru di panti asuhanlah ia menemukan arti sebuah keluarga. Ikatanya dengan teman-teman di panti asuhan terjalin begitu erat. Mungkin karna mengalami hal yang sama mereka bisa saling memahami perasaan satu sama lain.

Tak terasa cairan bening itu mengalir dari manik baby-bluenya. Saat Tetsuya mengenang kembali memorinya di panti Asuhan.

Seijuurouu yang melihat Tetsuya menangis di pinggiran kolam lantas menghampiri gadis remaja itu.

"Apakah Tetsuya baik-baik saja? Apa yang membuatmu bersedih, hm?" Seijuurou merangkul anaknya membawanya kedalam pelukanya.

"Tetsuya baik-baik saja, ayah Sei. Hanya saja…" Tetsuya memberi jeda kalimanya karna sibuk mengelap air matanya menggunakan punggung tanganya sendiri.

"Tetsuya rindu teman-teman Tetsuya di Kyoto." Sambung Tetsuya.

"Ayah mengerti. Jika itu masalahnya Tetsuya bisa menemui mereka saat liburan nanti."

"Benarkah?! Terima kasih banyak ayah Sei…" Tetsuya kembali memeluk pinggang ayahnya.

"Tetsuya ada yang ingin ayah bicarakan dengan mu." Raut wajah Seijuurouu mendadak berubah serius.

Tetsuya melepaskan pelukanya dan kembali memperhatikan Seijuurouu.

"Ayah dengar Tetsuya sangat dekat dengan teman laki-lakinya Tetsuya yang bernama Kise Ryouta dan-"

Mata Tetsuya membulat. Bagaimana ayahnya bisa tahu jika ia tengah dekat dengan pemuda pirang itu.

"Te-Tetsuya dan Kise-kun hanya berteman, kog yah."

Tetsuya memang tidak bohong jika dirinya dan Kise hanya teman-untuk saat ini. Memang benar jika dirinya dan Kise dekat. Bahkan sebenarnya Tetsuya memiliki rasa terhadap pria yang selalu ceria itu. Namun hubungnya masih hanya sebatas teman -coret-tapi mesra.

"Tetsuya. Ayah tidak suka jika ada yang menyela perkataan ayah!"

"Ma-maaf ayah Sei." Tetsuya menunduk takut ayahnya marah.

"Dengarkan dan ingat perintah ayah baik-baik. Ayah tidak mengizinkan Tetsuya berpacaran. Karna ayah tidak mau sekolah Tetsuya terganggu. Ayah juga tidak melarang Tetsuya berteman dengan siapapun, tapi Tetsuya tidak boleh terlalu dekat dengan teman lelakimu." Manik heterokrom Seijuurou menatap lurus kearah manik baby-blue Tetsuya.

"Berjanjilah pada ayah, kalau Tetsuya akan menuruti perintah ayah dan jika Tetsuya melanggar Tetsuya bersedia dihukum!" Seijuurou mengangkat jari kelingkingnya kanannya.

Dan Tetsuya langsung menautkan jari kelingkingnya pada jari ayahnya. Pertanda…

"Tetsuya janji akan menuruti Perintah ayah Sei!"

Seijuurouu tersenyum. Ia mengacak acak pucuk kepala gadisnya.

"Sekarang mandilah! Tidak baik anak gadis jam segini belum mandi. Atau perlu ayah yang memendikan?"

"Ayah ini apa-apan sih. Tetsuya kan sudah besar. Tetsuya bisa mandi sendiri. "Selesei dengan kalimat itu Tetsuya segera pergi meninggalkan sang ayah.

Seijuurou menjilat sudut bibirnya sendiri

'Tunggulah sampai saatnya tiba, Tetsuya!'.

####

Tetsuya POV

Tidak terasa sudah delapan bulan aku bersekolah di Teiko. Dan itu artinya sudah delapan bulan juga aku menjadi anak angkat ayah Sei. Menurutku rasanya sangat singkat. Rasanya seperti baru kemarin ayah Sei membawaku ke Tokyo. Mungkin itu semua karena aku terlalu menikmati kehidupanku yang sekarang. Semua berjalan dengan baik-baik saja.

Tetapi entah kenapa hari ini aku merasakan firasat yang buruk akan menimpaku. Aku berusaha membuang pikiran negatif itu jauh-jauh. Dengan cara menyibukanku bergabung dengan teman-temanku. Cukup berhasil, namun tidak berlangsung lama. Sampai pada akhirnya aku merasa ingin segera pergi dari tempat ini. Tapi aku tidak enak hati dengan Kise-kun. Bahkan belum ada sepuluh menit aku berada disini.

Ya, sekarang aku sedang berada di pesta ulang tahun Kise-kun. Pesta digelar sangat mewah di sebuah hotel terbaik di Tokyo. Banyak sekali tamu yang datang. Ku rasa itu wajar selain Kise-kun adalah orang yang supel dia merupakan model yang tengah naik daun yang banyak dipuja oleh banyak orang-termasuk aku.

"Tetsu-chan, lihat itu Kise-kun! Waah, dia sangat keren!" kata Momoi-chan sambil menunjuk kearah Kise yang baru muncul.

Ah, benar Kise-kun terlihat sangat keren dan tampan dengan setelan kemeja dan celana putih dibalut dengan balutan jas biru muda. Sebenarnya hari-hari biasapun Kise-kun memang keren-walau sering tertutupi oleh ulah konyolnya. Mungkin tingkah konyol dan keramahanya pada setiap orang itulah yang membuatku menyukainya.

Sial! Pipiku terasa sangat panas.

Tak sadar aku terus-terusan memendangi Kise-kun bahkan sampai Kise-kun naik keatas panggung dan memberikan sambutan pada tamu yang datang.

"Tetsu-chan! Hei Tetsu-chan! Kise memanggilmu ayo maju kesana!"

Aku langsung tersadar dari lamunanku saat Momoi-chan mengguncang bahuku.

"Ada apa Momoi-chan?" tanyaku dengan bodohya.

"Astaga! Apa yang sedang kau pikirkan dari tadi,hah?!"

Tiba-tiba Momoi-chan mendorong tubuhku kedepan panggung. Aku sangat bingung hanya menoleh kearah Momoi-chan untuk menuntut penjelasan. Namun ia malah mengibas-ngibaskan tanganya seolah sedang menyuruhku pergi-kedepan. Aku semakin binggung saat semua orang menatapku dengan berbagai macam ekspresi yang aku tidak mengerti.

"Dialah gadis yang sangat spesial bagiku. Dia juga adalah teman sekelasku. Namanya Akashi Tetsuya!" Kise-kun yang tanpa kusadar sudah berada disebelahku dengan sebuah piring kecil dengan kue tart diatasnya. Seketika aku merasakan banyak aura membunuh disekitarku. Mungkin itu dari para gadis-gadis yang sedang berteriak histeris sekarang.

"Izinkan aku menyuapimu, Akashi-chii."

Aku tidak bisa menolaknya. Aku mengangguk memberikanya izin untuk menyapiku.

Kise-kun menyuapiku dengan hati-hati. Dan para tamu bersorak bahkan banyak yang memintaku untuk menyuapi Kise-kun. Kise-kun mengisyaratkan padaku untuk menuruti mereka. Aku pun akhirnya menyuapi Kise-kun. Para tamu kembali bersorak riuh.

Rasanya jantungku mau loncat saat Kise-kun menyuapiku tadi. Dan entahlah tapi rasanya aku sangat bahagia.

Kise-kun memanggil pramusaji untuk menyerahkan piring ditanganya.

Ia lalu memjentikan tanganya. Beberapa detik kemudian musik tempo cepat langsung mengalun memenuhi ballroom ini.

"MARI KITA BERSENANG-SENANG!"

Kise-kun langsung menariku ke lantai dansa dimana sudah di penuhi oleh banyak pasangan yang sedang menari mengikuti irama musik.

"Kise-kun aku tidak bisa menari."

Aku tidak bercanda tentang kemampuan menariku yang sama sekali tidak layak disebut baik.

"Tidak apa, Akashi-chii. Kau hanya perlu menggerakan tubuhmu mengikuti irama musik. Seperti ini, lihat aku!"

"ini namanya freestyle." tambahnya

Aku tertawa melihat gaya menari Kise-kun yang aneh. Dari pada gaya freestyle ku rasa lebih cocok disebut ayanstyle.

Tanpa sadar aku mulai mengikuti irama musik. Dan tanpa malu aku juga menari bersama Kise-kun.

Normal POV

Mereka semua larut dalam meriahnya pesta. Ya, semua merasa gembira. Termasuk Tetsuya.

Namun tak ada yang sadar jika seorang lelaki misterius tengah mengawasi gerak-gerik Tetsuya di tengah-tengah keramaian.

Kemudian tampaknya lelaki tadi tengah menelpon seseorang disebrang sana.

Setelah menutup telponnya ia sibuk mengambil gambar dari kamera ponselnya. Lebih tepatnya gambar Tetsuya dan Kise yang tengah asyik berdansa saat musik mengalun dengan lembut.

"Sepertinya Akashi-sama akan marah besar nanti," Gumam pria misterius itu.

####

I5.00 at Akashi's house

Normal POV

Sepulang sekolah Tetsuya langsung di panggil oleh pelayan untuk segera menemui ayahnya di ruang keluarga. Disaat itulah firasat buruk yang muncul kemarin malam datang kembali mengganggu pikiran Tetsuya lagi.

Dan disinilah ia berada.

Disebuah ruangan keluarga yang cukup luas. Disitu Seijuurou duduk menyilangkan kakinya. Aura mengintimindasinya sangat kuat. Membuat nyali Tetsuya ciut. Tetsuya sekarang mengerti kenapa ayahnya memanggilnya kemari. Ia berani bertaruh jika ini ada hubunganya dengan pesta ulang tahun Kise semalam.

Pasalnya hari ini seluruh sekolahanya heboh dengan kejadian semalam dipesta Ulang tahun Kise. Berita yang melebih-lebikan bahwa dirinya berpacaran dengan Kise menyebar dengan cepat di seantero Teiko. Bahkan Sudah ada beberapa media massa telah mempublish berita itu.

Sialnya, Tetsuya yakin berita itu sudah sampai di Telinga ayahnya.

Tetsuya sama sekali tidak berani mendongakan wajahnya. Ia tidak berani melihat wajah ayahnya. Tetsuya yakin kalau kini ayahnya sedang memandang tajam kearahnya. Tetsuya mengakui kalau pihak yang pantas disalahkan adalah dirinya. Sepertinya dirinya teleh membuat sang ayah kecewa.

"Tetsuya sudah pernah berjanji pada ayah, dan sekarang kau melanggar janjimu Tetsuya. Ayah sangat kecewa padamu Tetsuya."

Seijuurouu melempar foto-foto Tetsuya dengan Kise dengan berbagai pose di depan wajah Tetsuya. Dilihat dari sudut manapun foto itu menggambarkan bahwa dirinya dan kise adalah sepasang kekasih. Tetsuya terisak mengigat janjinya pada ayahnya beberapa bualan yang lalu. Membuat Tetsuya dihantui perasaan bersalah yang sangat dalam.

Seijuurouu beranjak dari kursinya untuk berjalan mendeketi si gadis remaja yang tengah terisak.

"Ma-maafkan Tetsuya. Tetsuya bisa menjelaskan—"

"Akhh!" Pekik Tetsuya saat tiba-tiba ayahnya menjambak rambutnya dengan sangat kuat.

"Ayah tidak butuh permintaan maafmu. Akan ayah tunjukan hukuman yang pantas untuk pembangkang sepertimu!"

Tanpa belas kasihan Seijuurouu menarik kasar tangan Tetsuya menuju sebuah kamar kosong yang tidak terpakai. Seijuurouu mendorong tubuh Tetsuya masuk kedalam kamar dengan kasar. Membuat Tetsuya jatuh tersungkur. Tetsuya mengedarkan pandanganya disekeliling ruangan itu. Tetapi ruangan itu sangat suram.

Cklekk!

Bunyi pintu yang terkunci. Seijuurouu memasukan kunci kedalam saku celananya. Ia beralih menatap anak gadisnya dengan tatapan yang sangat tajam.

"Bersiaplah Tetsuya, hukumanmu kan segera dimulai!" Seijuurouu mengangkat sudut bibirnya hingga menampilkan gigi putihnya.

TBC

Author's note:

Hallo minna ^_^/

Perkenalkan saya author magang baru debut ~(^3^)~

Kalau bingung mau panggil saya gimana. Sebut saja saya Seika XDD

Ini debut pertamaku di fandom ini sekaligus debut pake pename baru/woi lu baru debut udah berani nulis konten berat.

Peringatan chapter besok bakalan ada lemonnya. Jadi yang merasa belum 18 tahun jangan coba-coba buka fic ini!

Saya minta bantuanya melalui kritik dan saran kalian di kotak review dibawah ini. Saya terima semua jenis krisar kalian mau pedes, asam, asin, pait, atau manis dengan lapang dada. Apa lagi yang mau ngasih krisar tentang EYD, gaya bahasa, dan sejenisnya. Bininya Akashi ini masih newbie soalnya*puppyeyes*readermuntah

See u next time. Stay toon with me. ^.^/