"Kencan Buta"

Naruto disclaimer Masashi Kishimoto

Dan saya cuma pinjem karakter saja,

Pairing : Uchiha Sasuke – Haruno Sakura

*Pair nomor satu favoritku*

Warning : Pertemuan Awal diadaptasi dari Drama Korea "Wedding" Jang Nara

Namun kelanjutan kisah mengalir sesuai ide yang terlintas di otak author saja.

Sudah pasti ceritanya jauh dari canon.

Tapi saya mencoba untuk tidak Out of Character.

Genre : Romance

"Pertemuan tak terduga dengan seseorang yang berhasil membuatmu tak berkedip selama tiga detik kadang bisa menyebabkan penyakit tidak bisa tidur"

~Sakura Pov

Kau tau istilah tentang kencan buta? Itu loh… sebuah pertemuan dengan seorang ehem sebut saja lelaki yang tidak kau kenal sama sekali. Awalnya kau tak tahu wajahnya, tempat tinggalnya, bahkan silsilah keluarganya. Dan kalian tahu, sekarang aku terjebak dalam dua kata keramat itu, 'Kencan Buta'. Ini semua gara-gara sahabat nomor satuku, Yamanaka Ino. Dia memaksaku untuk segera mengakhiri masa lajangku yang sungguh aku sangat menikmatinya, jujur saja. Tapi dia dengan percaya diri menyuruhku untuk segera mencari pacar. Atau bisa dibilang calon suami jika kalian memandang bahwa umur 25 tahun sudah pantas untuk menikah. Hah… mentang-mentang dia sudah menikah dengan salah satu pelukis terkenal Konoha, Shimura Sai dan tengah mengandung anaknya. Dan yahh…. Dengan bodohnya aku mengikuti sarannya untuk mengikuti sebuah kencan buta ini, lagi. Lagi? Jangan salah, aku sering sekali mengikuti kencan buta yang dijadwalkan oleh Ino. Namun sampai sekarang aku belum menemukan yang tepat.

Oh… terima kasih aku ucapkan untuknya.

Lihatlah aku, duduk manis di sebuah Café yang sangat minimalis dengan berbagai macam ukiran khas bunga Jepang di dindingnya dan lampion-lampion kecil yang menggatung di setiap sudut ruangan, sungguh menambah kesan romantis. Aku memakai baju terusan warna pink favoritku dan jreng..jreng..jreng…. lihatlah di depanku sudah ada lelaki yang sangat tampan dan keren dengan setelan kemeja berwarna biru dongker dan dasi berwarna hitam garis-garis tengah memandangi jalan yang ada di balik jendela tempat kami duduk. Kalian tahu, hampir setengah jam aku terjebak dalam situasi yang kikuk seperti ini. Tanpa ada pembicaraan, hanya sesekali terdengar suara hembusan nafas dan suara sendok yang beradu dengan garpu. Astaga… Kamisama tolong aku, raungku dalam hati. Aku sudah tidak tahan lagi. Mulutku sudah gatal untuk mengeluarkan sejumlah kata.

Sabar Sakura sabar…..

Ehemm akhirnya ku beranikan diri untuk memulai pembicaraan.

"Mm… namaku Haruno Sakura, kau?" tanyaku. Kuulurkan tangan kananku di depannya.

"Uchiha Sasuke." Sahutnya membalas uluran tanganku.

"Kau, bekerja dimana, Uchiha san?" tanyaku. Dia, sebut saja Uchiha Sasuke mengalihkan pandangannya dari jalan dan mulai memandangku. Ah wow… jujur saja tatapannya membuatku ingin pingsan. Terlalu menusuk.

"Aku berkerja di Uchiha Corp." Jawabnya.

"Oh.." Jujur saja aku bingung menanggapinya bagaimana. Hey…. 'Tidakkah kau bertanya balik padaku, Uchiha?' Aku mulai kesal dengan sikapnya yang menjawab seperlunya. Oh… greattt kami kembali terdiam. Kulihat dia malah membuka HP dan mengetikkan sesuatu.

"Kau sibuk, Uchiha san?" tanyaku tak enak.

"Hn" sahutnya. Jawaban macam apa itu, raungku dalam hati. Sabarr….

"Apa kau seorang dokter?" tiba-tiba ia mengalihkan matanya dari layar handphone hitam miliknya. Aku sedikit tersentak kaget. 'Darimana dia tahu?'. Aku bertanya-tanya dalam hati.

"I..ya, bagaimana kau tahu?" tanyaku, Dia melihat ke arahku. Tepatnya ke bagian ehem *nelen ludah* dadaku. Reflek aku segera menyilangkan kedua tanganku untuk menutupinya. Kyaaaaaa… dia mesum. Kulihat bibirnya sedikit berkedut, seperti menahan tawa. 'Apanya yang lucu'.

"Name tagmu masih tertempel di bajumu." Ujarnya menahan tawa. Kulihat arah pandangnya dan kutemukan name tag dengan tulisan Dr. Haruno.

"Oh…" aku pun menepuk jidatku, kulepas name tagku dan kutaruh dalam tas mungil warna softpinkku. Astaga… apa yang telah aku pikirkan. Ingin rasanya aku tenggelam atau tertelan bumi Kamisama. Betapa malunya aku menyangka dia melihat…. ah lupakan.

"Emm…. Bukankah dalam kencan buta harusnya kau menanyakan tentang diriku, seperti apa hobbyku atau warna kesukaanku." Aku mulai mengalihkan pembicaraan.

"Hn.."

"Astaga…. Kau ini. Hn-mu itu artinya apa?" aku mulai jengkel.

"Silakan ceritakan tentang dirimu!" ujarnya. Ahh… tapi terdengar seperti perintah.

"Mm…. Yah… seperti yang kau katakan tadi, aku salah satu Dr. Anak di Rumah Sakit Konoha. Aku suka sekali warna pink. Yah.. kau pasti sudah bisa menebaknya bukan. Selain warna rambutku yang memang berwarna pink, hampir seluruh baju dan barang milikku berwarna pink. Lalu, aku sangat suka sekali keramaian. Dalam suasana sedih pun aku lebih memilih tenggelam di lautan keramaian. Aku suka jus strawberry dan pudding cherry. Lalu… mmm…. Apalagi yah? Oh iya, aku anak tunggal. Jadi beginilah aku, kadang terkesan egois dan manja. Sekarang ceritakan tentang dirimu, Uchiha san!"

"Sasuke." Sahutnya cepat.

"Eh…" aku melongo tak mengerti.

"Panggil aku Sasuke."

"O…., Sasuke…. kun!" aku mengikuti apa yang ia sarankan. Tapi yahh… kutambahkan suffiks kun. Ia mendelik tajam ke arahku. Aku mengernyit heran. Apanya yang salah? Atau dia tidak suka aku tambahkan kun.

"Ano…, gomen Sasuke… Ya… Sasuke." Aku tergagap tak jelas.

"Tak apa. Aku suka tomat, kesunyian, dan aku tak suka makanan manis" jawabnya datar. Jawaban macam apa itu. Singkat padat dan membuat otakku penat. Hah,,, dingin sekali dia itu.

~I love u, I love u, uu… uu…~ Lagu 2NE1 I love u berdering dari Hpku, tanda ada pesan masuk.

From : Ino

Bagaimana dengan kencanmu? Dia pria yang tampan kah?

Aku terkikik geli memandang layar Hpku. Langsung saja tanganku mengetik sesuatu untuk membalasnya.

From : Sakura

Kau tau, Ino. Dia sangat tampan

Hpku terus saja berbunyi. Hah… Sepertinya aku harus ke toilet sebentar deh.

"Ano, Sasuke kun. Aku mau ke toilet sebentar." Ijinku.

"Hn." Begitu mendengar sahutannya, aku pun bergegas menuju toilet yang berada tak jauh dari tempatku. Aku takut dianggap orang gila tersenyum tak jelas saat membaca beberapa pesan yang masuk.

From : Tenten

Baju apa yang kau pakai, Saku chan?

From : Hinata

Ano.. Saku chan, sukses kah kencannya?

Aku melihat ke arah cermin. Sementara HPku masih terus saja berdering tanda beberapa pesan masuk. Aku merapikan rambut panjang sepunggungku, menyelipkan beberapa helai rambut pinkku ke telinga. Lalu aku cari tombol kamera dan Klik…. Aku memotret separuh badanku.

From : Sakura

Lihatlah! Ini baju yang aku pakai.

Aku pun mengirimkan foto yang baru saja aku ambil tadi.

From : Tenten

Astaga, PINK lagi! Kau ini Saku chan. Tidak ada baju selain warna pink kah?

From : Hinata

Manis

From : Ino

KENAPA KAU TIDAK MEMAKAI BAJU PILIHANKU, SAKUUUU?

Aku mngerucutkan bibirku saat kubaca balasan dari mereka. Hufff… mereka kadang menyebalkan, tapi tidak untuk Hinata.

From : Sakura

Sudah, jangan banyak protes. Nanti akan aku ceritakan hasil kencannya. Aku akan menemuinya lagi. Tidak enak meninggalkannya terlalu lama.

Bye…

~ End Sakura pov

~~~~0000~~~

~Sasuke Pov

Lama sekali, gadis pink itu. Dasar wanita. Hah… kalau saja aku tidak menuruti si baka dobe untuk mengikuti kencan buta ini. Mungkin saat ini aku tengah berbaring santai di apartement tanpa harus terjebak dengan si gadis cerewet itu. Ini juga gara-gara baka Aniki. Apa yang akan kau lakukan jika seseorang mengatakan kalau kau terancam menjadi bujang lapuk. Astaga… demi kakek Madara yang sudah tenang di alam saja, aku akan membunuh orang yang tega mengatakan hal itu padaku. Tapi… yahh… aku tidak mungkin kan mencekik Anikiku yang bodoh itu. Parahnya lagi, saat aku menceritakan hal itu kepada si Dobe itu, dia malah setuju dengan pendapat Itachi. Dan menyuruhku mengikuti kencan buta ini. Hah…. Tidakkah mereka menyadari bahwa aku Uchiha Sasuke teramat mustahil mendapat julukan bujang lapuk, eh.

Tiba-tiba lamunanku buyar saat melihat si rambut pink mulai mendekat ke arahku. Kulihat dia masih memegang handphone flip warna pink miliknya sambil sesekali tersenyum geli. Entah apa yang membuat mukanya terlihat bahagia seperti itu. Aku tak peduli. Dia kembali duduk di kursinya dan tersenyum manis ke arahku. Manis.

"Gomen, Sasuke kun. Membuatmu terlalu lama menunggu."

"Hn."

"Habis ini, kau ada acara kemana, Sasuke kun?" tanyanya. Sesekali kulihat matanya memandang bajuku, ah.. tepatnya dasiku. Apanya yang salah? Aku menatap tajam ke arahnya.

"Ada yang salah dengan penampilanku, Haruno?" bukannya menjawab pertanyaannya, aku malah balik bertanya padanya.

"Panggil aku Sakura!" ralatnya

"Ano…. Harusnya saat kau memakai baju berwarna gelap, dasimu harus berwarna sedikit lebih terang." Ujarnya.

"Sepertinya dasi warna pink lebih cocok dengan kemejamu!" lanjutnya. Krik krik…. 'Apa aku tidak salah dengar?' Warna pink… What the….

"Kau kelihatan seperti orang tua dengan dasi seperti itu." Lanjutnya lagi. 'APA? Gadis ini benar-benar cerewet'.

"Hn." Jujur saja aku malas untuk menganggapi komentar-komentarnya tentang penampilanku. Oke aku mengaku, selama ini aku sama sekali tidak pernah memperhatikan penampilanku. Yang penting aku terlihat rapi tanpa harus memadukan warna-warna yang seharusnya menjadi sepadan. Toh.. orang-orang di sekelilingku tetap memandang kagum ke arahku.

"Lain kali saat kau akan membeli dasi, aku akan menemanimu" tawarnya.

"Hn." percaya diri sekali dia.

"Habis ini kau kemana, Sasuke kun?" dia mengulangi pertanyaan yang belum sempat aku jawab.

"Aku ada rapat jam 2 siang nanti di Kantor." Jawabku. Kulihat dia hanya ber-oh dan kembali memandang ke jalan sesekali menyuapkan sesendok pudding cherrynya ke dalam mulut mungilnya. Dia tak menyadari kalau sedari tadi aku memadanginya. Jujur saja, gadis ini kelihatan berbeda. Super duper cerewet, dan baru kali ini aku menemui gadis yang dengan berani mengomentari penampilanku bahkan menganggap penampilanku ini seperti orang tua. Kulihat pudingnya sudah habis. Mengambil tissue yang ada di sebelah kanannya dan mulai membersihkan mulutnya yang belepotan fla. 'Seperti anak kecil' sunggutku dalam hati.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Tidak!" elakku. Dia hanya ngerucutkan bibir mungilnya. 'lucu'. Tiba-tiba ia melirik Hpnya dan memandang tajam ke arahku.

"Hn?"

"Bukankah 15 menit lagi kau ada rapat?" Aku melirik ke arah jam tangan hitamku. 1.45 PM. 'Ah… benar juga'.

Aku melambaikan tangan ke arah pelayan untuk minta bill. Kulihat salah seorang pelayan menghampiri mejaku begitu melihat lambaian tanganku dan menyodorkan billnya. Aku merogoh kantong celanaku mengambil dompet dan beberapa lembar uang dan kuberikan pada pelayan itu. Tanpa menunggu kembalian, aku pun langsung mengajak gadis bawel ini keluar. Dia melihat kea rah pelayan itu tersenyum kecil dan mengucapkan salam. 'sopan'.

"Kau mau kemana?" tanyaku pada gadis pink di sebelahku saat kami sampai di tepi jalan. Dia menatap lucu ke arahku. Matanya memutar terlihat seperti berpikir 'mungkin'. Menghembuskan nafas kecil

"Ah… mungkin aku akan berjalan-jalan ke taman saja. Mencari udara segar." Jawabnya sambil memandang ke arah jalan menggerak-gerakkan kepalanya seperti sedang mencari-cari sesuatu. Jujur kukatakan kalau gadis ini lucu sekali. 'Aktif bahkan sangat aktif'

"Kau mencari apa?"

"Taxi"

"…."

"TAXI!" teriaknya. Aku tersentak kaget mendengar suara cemprengnya. Kamisama…..

Kulihat taxi yang berhasil terjerat teriakan supersoniknya mulai menepikan diri.

"Aku duluan yah, Sasuke kun. Ah.. iya hampir lupa. Ini kartu namaku." Ujarnya memberikan kartu namanya yang lagi-lagi berwarna pink. Aku merogoh dompetku dan memberinya kartu nama juga. Dia tersenyum kecil dan mulai memasuki taxinya.

"Jaa Sasuke kun!" ujarnya sambil melambaikan tangan. Taxinya pun berlalu pergi. Aku memandang kartu nama pink itu, Haruno Sakura. Kuselipkan kartu nama itu dalam kantong celanaku.

~~~~0000~~~

~At Rumah Sakit Konoha

Rumah Sakit Konoha hari ini terlihat begitu ramai, beberapa perawat terlihat sibuk berlalu lalang membawa pasien. Di sudut kiri terlihat beberapa suster muda tengah terkikik geli dan tersenyum saat dua orang Dokter tampan melewati mereka. Ada anak kecil meraung-raung menangis ketika sang Ibu melarangnya berlari-lari di koridor. Benar-benar ramai.

Beralih ke sudut kanan rumah sakit ini. Di sana terdapat salah satu ruangan dengan pintu sedikit terbuka. Terlihat dua wanita muda cantik tengah berbincang di dalam ruangan yang bertuliskan 'Dr. Haruno'. Yang satu berambut merah muda dengan setelan jas berwarna putih dan kemeja berwarna pink tengah duduk di di kursi singgasananya, dan wanita satu laginya berambut pirang dengan poni menjuntai menangkup wajah cantiknya dengan setelan jas warna putih juga namun kemejanya berwarna kuning cerah tengah berdiri sambil memeriksa beberapa dokumen yang dibawanya.

"Jadi…. Bagaimana dengan kencan butamu kemarin, dokter merah muda?" tanya gadis pirang yang duduk di depan meja kerja sang gadis yang dipanggil merah muda.

"Begitulah, Ino. Dia tampan, bahkan tidak berlebihan kalau aku menyebutnya sangat amat tampan. Tapi ah…. Dia dingin sekali, Ino. Kau tau, kemarin 80% pembicaraan kita didominasi oleh mulutku. Dia hanya bertanya dan menjawab seperlunya saja." Suaranya terdengar berat seperti menahan sesuatu.

"Kau tertarik dengannya, Saku?" tanya Ino lagi.

"Entahlah, Ino. Jujur kukatakan aku senang bertemu dengannya. Dan aku suka mata elangnya, Ino. Ah… aku tak bisa berkutik saat matanya menatap tajam ke arahku. Sampai sekarang pun aku ingat betul bentuk wajahnya." Sakura mulai mengeluarkan unek-uneknya.

"Lalu apa dia sudah menghubungimu lagi?" tanya Ino lagi.

"Itu dia masalahnya, Ino. Selama aku mengikuti kencan buta yang kau jadwalkan untukku, hampir semua pria yang kencan denganku malamnya langsung menghubungiku. Tapi…. Sampai sekarang dia tak menghubungiku, Ino" ujar Sakura frustasi.

"Bagaimana kalau kau yang menghubunginya duluan, Saku. Kau menyimpan nomornya kan?" Ino mulai mengeluarkan sarannya. Yah… Ino tahu kalau Sakura itu sangat minim pengalaman dalam hal percintaan. Beberapa kali Ino mengenalkan teman-teman Sai pada Sakura selalu saja ditolaknya. Macam-macam alasannya, ada yang terlalu urakan, jorok, atau terlalu berisik. Untuk kata terakhir Ino tak habis pikir, Sakura tidak suka cowok berisik. Tidak sadarkah dia bahwa dia juga sangat berisik. 'Huffff'

"Tidak ah. Aku tidak mau, Ino. Aku akan menunggunya menghubungiku duluan!" putus Sakura.

"Ah… Terserah kamu, Saku. Tapi jika dia sampai tidak menghubungimu bagaimana? Ayo lah. Kalau kau memang tertarik dengannya tak apa kau yang maju duluan, eh" Ino kembali menyarankan. Jujur saja, Ino ingin Sakura segera mendapat pacar. Kadang dia kasian pada sahabat nomor satunya itu.

"Ya.. ya… kita liat saja nanti, Ino" Sakura menghela nafas pasrah

"Eh, bagaimana keadaan Konohamaru? Kau sudah catat perkembangannya kan?" Sakura mulai menanyakan keadaan salah satu pasien kesayangannya.

"Sudah, Dokter. Ini catatan kesehatannya" ujar Ino sambil menyodorkan catatan kesehatan Konohamaru.

"Terima kasih, Ino sayang. Susterku yang paling cantik, eh" canda Sakura.

"Ah… aku akan mengabari Paman Jirayya dulu. Dia sangat menghawatirkan cucunya itu"

"Hey, bukankah besok Konohamaru sudah boleh pulang Saku. Dia sudah terlalu sehat untuk terus mendekam di rumah sakit ini." Ino mengingatkan.

"Hampir saja aku lupa, Ino. Terima kasih telah mengingatkanku, Ino. Paman Jirayya pasti akan senang mendengarnya.

~~~~~0000~~~~~

~At Uchiha Corp

~ Sasuke Pov

Apa aku harus menghubungi gadis merah muda itu? Aku menimang-nimang kartu nama pink pemberiannya. Ah.. apa peduliku. Aku pun membuang kartu nama itu di tempat sampah yang terdapat di sudut ruangan kerjaku.

Kring kring kring…

Telepon di mejaku berdering

"Moshi moshi…" ujarku

"Maaf tuan, saya hanya mengingatkan kalau jam 7 malam nanti akan ada rapat dengan Kolega kita dari Sabaku Corp di Ameterasu Restaurant" suara sekretarisku, Karin terdengar diseberang sana.

"Hn" sahutku sambil menutup telepon.

Oh…. Sial. Aku lupa membawa baju ganti. Sepertinya aku harus mampir ke Butik terlebih dahulu. Kulangkahkan kakiku, segera beranjak dari ruangan yang membuatku penat ini. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, Kuambil kartu warna pink yang sempat kubuang tadi. 'Tak ada salahnya menyimpan ini' pikirku. Kartu pink itu pun kembali mendekam di kantong celanaku. Aku pun melangkah menuju tempat parkir untuk mengambil Mobil Hitam milikku. Dengan segera aku pacu mobilku ini menuju Butik langgananku.

~~~~0000~~~~

~Sasuke Pov

~At Butik Miko

Butik ini sangat sesuai dengan seleraku. Jujur saja tempat ini sangat sunyi, jauh dari kata ramai. Bukan berarti kalau butik ini tidak laku. Tolong garis bawahi kalau butik ini hanya dikunjungi oleh orang-orang tertentu saja. 'Kalian tahu maksudku bukan'. Kulangkahkan kakiku sampai di depan pintu Butik ini, kulihat beberapa pelayan –red wanita langsung menyambut hangat kedatanganku. Menyapaku dengan senyuman yang menurutku sangat menyeramkan, tidak seperti senyuman si nona merah muda itu. 'Eh, kenapa aku malah mengingatnya'. Aku menghela nafas panjang.

"Selamat malam, Uchiha san. Ada yang bisa saya bantu" salah satu pelayan mendekatiku dan menawarkan bantuan. Aku mengutarakan maksud kedatanganku dan tanpa perlu menungggu, pelayan itu langsung mengantarku ke tempat yang aku tuju. Di sana terjejer rapi berbagai macam kemeja dengan aneka merk terkenal Konoha. Aku pun mulai memilih-milih kemeja. Jujur saja aku paling malas belanja. Biasanya aku hanya memakai baju yang telah Kaasan pilihkan untukku. 'Bingung' tentu saja aku sama sekali tidak biasa memilih baju. Akhirnya aku hanya mengambil asal. Saat aku mulai memilih dasi, aku semakin bingung. Dan entah kenapa tiba-tiba aku teringat gadis merah muda itu. Aku rogoh kantongku, mencari-cari kartu kecil merah mudanya. Aku ambil handphone ku tak kutekan angka yang tertera di kartu kecil itu.

Tuttttt…. Tuttttttttt….tutttt…..

"Moshi-moshi" sapanya

"Hn.."

"Eh"

"Sasuke." Sahutku cepat.

"Ah… Sasuke kun. Ada apa?" tanyanya.

"Aku sedang memilih dasi di Butik Miko. Bisakah kau membantuku?" tanyaku

"Butik Miko? Ah… sepuluh menit lagi aku sampai. Tunggu aku, Sasuke kun." Sahutnya.

"Hn"

Aku pun langsung beranjak menuju kursi tunggu yang tersedia ditengah butik. Mengotak-atik Hp sebentar mengecek apakah ada email yang masuk. Sesekali membalas email yang kuanggap penting. Beberapa menit kemudian terdengar pintu butik yang terbuka. Pandanganku beralih ke arah pintu masuk. Kulihat wanita berambut merah muda dan dengan baju merah muda? Astaga…. Dia kemudian berjalan mendekat. Aku hanya menatap dia tak percaya. 'Maniak pink'.

"Gomen. Sasuke kun. Membuatmu menunggu." Ujarnya saat sampai di depan tempat aku duduk.

"Hn. Tak perlu minta maaf. Aku yang sudah merepotkanmu."

"Jadi? Baju apa yang sudah kau pilih?" tanyanya

"Merah marun." Sahutku sambil menyodorkan baju yang telah aku pilih.

"Mm…." dia terlihat berpikir dan mulai menyusuri deretan dasi-dasi yang terpajang. Aku hanya memutarkan bola mata 'bosan'. Sesekali dia terlihat bicara sendiri disertai anggukan kepala pinknya, entah apa maksudnya. 'Aku tak mengerti'.

"Kalau yang ini Sasuke kun. Kurasa warna sangat softpink ini cocok dengan kemejamu." Dia mulai menawarkan dasi pilihannya. Apa? Aku tak salah dengar kan warna pink.

"Hn"

"Sana kau coba dulu." Suruhnya. Jujur… enak saja gadis ini menyuruh-nyuruhku. Dan sialnya aku malah menurutinya. Jangan tanya kenapa, aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu mudah mengikuti maunya itu. Hah….. aku pun beranjak keruang ganti. Beberapa menit kemudian akupun keluar dan langsung menghampirinya. Kulihat dia tengah asik memilih-milih sepatu. Lagi-lagi kulihat bibirnya mengerucut tak jelas. 'Arggghh….' Kenapa pandanganku selalu ke bibirnya.

"Ehm" aku berdehem, susah payah aku menelan ludah *glek

"Ne Sasuke kun, kau cocok sekali." Ujarnya hampir setengah berteriak.

"Hn" aku memandang pantulan diriku di cermin. Mm… lumayan. 'ganteng' innerku menambahkan. Hah.. sejak kapan aku narsis?.

"Ah… kau sangat tampan, Sasuke kun. Oppssss!" dia menutup mulutnya mendadak.

"Hn…"

"Ah iya, kau ada acara kan?" tanyanya.

"Hn, aku ada rapat jam 7 nanti" sahutku

"Ah… jam 7 ya" dia melirik jam tangan putihnya, "HEY, bukankah itu lima belas menit lagi?" Matanya menatap tajam ke arahku. "Sudah sana pergi!" suruhnya.

"Lalu, kau? Aku antar!" tawarku.

"Tidak usah Sasuke kun, aku masih betah di sini. Heheheehe" ujarnya sambil tertawa kecil.

"Hn… Arigato." Ujarku

"Jaa Sasuke kun, lancar yah rapatnya"

~~~~0000~~~~~

TBC *terpaksa

Author note

Oh iya…. ini adalah hasil edit.

Kemarin sempet ngakak baca fic yang aku publish buru-buru.

Kacau EYDnya…..

Pantesan Ujian ga pernah dapet nilai seratus di B. Indonesia #lol

Terima kasih yah bagi yang udah bersedia jadi korban fic ini dan dengan besar hati mau memberikan saran….

*Spesial thanks buat Wind.

Ah…. Jujur saja niatnya mah pengen selesai satu chapter saja.

Tapi sepertinya bakal panjang deh…

Huhuhuhu…. Ini juga ngerjain sambil lembur dikantor.

Happy Reading yahhh