Breeze

Bahkan dalam hati yang seluas samudra, badai hebat dapat saja menerpa.

Tangan Hyuuga Hinata bergetar, dalam rengkuhannya sebuah undangan merah semu mutiara mewakili segalanya. "Hei..Hyuuga, kau percaya tentang karma ?".

Three-shoot selingan menulis The Cubic Love, Rated T, SasuHina slight NaruSaku, AU. Happy Reading.

Disclaimer : Those gorgeus character isn't mine, thanks for Kishimoto-Sensei. All hail for him.

This pieces simple story is mine, originally.

May you'll have wonderfull reading moment ^^

Prolog

Mereka berpesta layaknya ini musim panas saja, keceriaan dapat mengahangatkan badan dari angin musim gugur yang seringkali tak bersahabat. Halaman belakang ini pun mulai mencoklat, daun momiji bergradasi menghiasi sore, serasi dengan senja yang makin menguning.

"Waah wanginyaa...", Chouji menghela nafasnya dalam-dalam. Meresapi bau bumbu, bawang dan daging yang ada di pemanggangan. Sedangkan Shikamaru di depannya nampak kalem, memandangi kolam ikan koi yang ada di dekat tempat mereka duduk. Wine berwarna bening dituangkan ke gelasnya, Shikamaru melirik dan terlihat kaki putih jenjang dengan hot pants jins. Gadis berambut blonde itu tanpa sungkan meminum wine dari gelas bekasnya. Bukankah itu ciuman tidak langsung ?

"Aaah... Ini enaak sekali..", suara nyaringnya mendenging di telinga Shikamaru. Ck..Mendokusai. Shikamaru dengan sweater hijau gelap memilih menguap dan menyenderkan dirinya ke kursi, ingin rasanya tidur sore, tapi wangi saus barbeque dan daging yang akan masak mengganggu indra penciumannya.

"Benarkah ? Wah Lee pandai sekali memilihnya", Seorang gadis bermata lebih sipit yang duduk di bangku taman panjang sambil memotong-motong paprika menimpali. Gayanya sporty, celana jins 3 per 4 dan tanktop berwarna coklat, luarannya blazer hitam. Terlalu dingin untuk tidak memakai lengan panjang.

Lee mengacungkan jempolnya dengan tawa dan gigi bersinar putih, di tangan sebelahnya nampak Ia memegang stik billiard.

"Yosh..Giliranmu !", Naruto melempar stik billiardnya dan dengan cepat Sasuke menangkapnya. Naruto membenarkan jaket orangenya, mengeratkan agar angin tak mengganggu konsentrasinya. Skornya kalah telak dengan Sasuke.

"Kalian hanya bermain saja, bantu menyiapkan makanan, sebentar lagi dagingnya masak..!", Suara cempreng Ino yang kesal, ditangannya yang terbalut sarung tangan anti panas terangkat sebuah nampan penuh dengan jagung, roti, sosis dan sayuran yang terpanggang.

"Ah Ino aku ingin yang medium !", seru Naruto, sang tuan rumah.

"Kalau aku semuanya boleh !", seru Chouji tak mau kalah.

"SIAPKAN MEJANYA ! ATAU SEMUA LAKI-LAKI DI SINI CUKUP MAKAN SAUSNYA SAJA !", Ino mulai gusar berteriak. Telak, kalau sudah soal makanan semua jadi rajin. Meja panjang itu kurang dari lima belas menit siap, dengan 10 kursi yang ada berhadap-hadapan. Ino dan Ten-Ten menata makanan, Sasuke dan Shikamaru mengambil piring dan gelas, Naruto menata serbet dan taplak. Chouji menuang minuman, sambil curi-curi posisi dengan sosis panggang dan deathglare Ino.

"Tidak ada yang boleh makan duluan sebelum acara di buka..". Ino mendesis, Chouji menyerah.

Nada dering lagu Akon berbunyi, Naruto menyambar ponsel hitamnya.

"Yo ?", Naruto berwajah cerah. "Masuk saja pintunya tidak dikunci...Ya, kami di halaman belakang".

Wangi daging dengan sausnya semakin tersebar, rupanya seorang gadis lagi dengan terusan putih tulang datang dengan nampan yang tak kalah besar. Rambut indigonya yang lembut terbang dibuai angin. Ia agak gemetar, mungkin karena barusan dari dapur yang hangat. Perubahan suhu ekstrim.

"Biar kubantu", Hinata agak terkejut dengan tangan putih besar yang mengambil nampannya. Hinata menyerahkan juga jepitan daging pada orang itu, sweater biru dongker minimalis nampak pas membalut badannya. Uchiha Sasuke salah satu temannya yang paling pendiam.

"Guuuk !", anjing putih bersih menyalak, berlari ke arah kumpulan orang di halaman belakang.

"Hei...Akamaru ! Kau tambah besar ya !", Ino yang merupakan dokter hewan langsung mengangkat Akamaru. Anjing itu juga tidak merasa asing dengan dokter lanngganannya. Dari pintu Shino dan Kiba datang, keduanya masih dibalut mantel dan jas. Kebetulan Sabtu ini mereka lembur, jadi mereka baru bisa datang saat menjelang malam.

"Hai semua !", Kiba bersemangat. "Wah dagingnya sudah masak, momen tepat..". Kiba masih seceria dulu, dan orang disebelahnya Shino masih setenang dulu. Cuma kacamatanya kini berganti, kacamata bening dan frameless.

Tenten dan Hinata masih sibuk menata daging, Ino mengambil satu sosis dari piring dan memberikannya pada Akamaru yang menyambut senang. "Hadiah untuk anjing pintar !", sahut Ino ceria.

"INO !", seru Chouji. "Curang ! Kau bilang tidak ada yang boleh makan sebeum acara dimulai!", Chouji berseru kesal. Ya Tuhan, bertahun mereka telah lulus SMA dan kuliah namun semuanya masih sama seperti sedia kala, tidak berubah. Semuanya tertawa bersama.

Malam semakin nyala, lampu taman di kediaman etnik Jepang Naruto menyala. Mereka juga menambahkan lilin-lilin di meja. Hari ini spesial, setiap setahun sekali mereka Reuni semenjak lulus kuliah. Ini sudah tahun ke dua, masih sehangat dulu. Hari ini barbeque candle light dinner in friendship. Acara dibuka, sebelum mulai makan mereka berdo'a dan bersulang untuk setiap yang dicintainya. Dan entah kenapa momen ini begitu mengharukan, apa yang dimiliki tak merubah apa yang telah pergi, semuanya berhak untuk dijalani dan dikenang.

"Untuk ayah dan ibuku. Namikaze Minato dan Kushina", Naruto mengangkat winenya.

"Dari kami, untuk Asuma-sensei", Shikamaru berkata dan berbarengan dengan Chouji, Ino, Tenten, Lee, Kiba, serta Shino. Bersamaan mengangkat gelas pialanya. Sensei mereka yang baru setahun meninggal karena kecelakaan mobil.

" Uchiha Mikoto", Sasuke melanjutkan.

" Hyuuga Hikari", sahut Hinata pelan. Ia dan Sasuke sama-sama kehilangan Ibu di usia yang belia. Dan Cheers...Ino matanya sudah berkaca-kaca, sedang Tenten mulai mencari tisu. Hinata menyeka bulir yang turun, para laki-laki nampak tegar.

"Baik..Karena aku tuan rumah tahun ini maka kita lanjutkan ke acara selanjutnya. Silakan dimakan !", Seru Naruto. Semuanya bertepuk tangan. Setiap tahun, sambil makan mereka akan berbagi tentang kabar terbaru dari masing-masing. Sekarang giliran masa depan yang membahagiakan,

"Mulai dari kau Ino..", Naruto berkata sambil menusuk sepotong sosis. Tuan rumah punya hak istimewa untuk mengatur urutan.

"Ah..aku permisi sebentar..", suara lirih Hinata malah menjawab, tanpa aba-aba gadis itu berlari ke arah dapur lagi.

"Mungkin ke toilet..", sambung Tenten, menyendok mashed potato gurih ke dalam mulutnya.

"Baik..kembali ke Ino..", lanjut Naruto lagi. Ino yang ceriwis entah kenapa nampak gugup, semuanya malah makin penasaran, bahkan Chouji saja melirik ke arahnya dan mengacuhkan makanan sementara.

"Ehm..em.. ya..seperti biasa. Pekerjaan di klinik, pasien dan iguana kami baru saja melahirkan !", Ino menepuk tangannya. Yang lain mengangguk-angguk santai. Shikamaru menaikan alis dan memandang ke arah jemari lentik Ino yang terbalut gloves abu tipis, malam ini memang dingin. Mendokusei.

"Kami bertunangan..", Shikamaru bicara tanpa diminta. Ino melongo, Naruto terbatuk tersedak, garpu chouji jatuh.

"Kau bercanda !", Kiba berseru. Tenten langsung menyambar tangan kiri Ino dan membuka glovesnya tak sabar. Matanya melotot lalu menjerit,

"Ini Tiffany's !"

Hinata berjalan di dalam dapur Naruto, Ia melihat sebuah jaket lavender tergeletak di atas kursi. Syukurlah, tadi sempat dia lepas karena memasak dan ditempat ini sangat dingin. Tubuh Hinata memang sensitif, terutama pada dingin, Ia pernah Hipotermia pada saat kecil. Rasanya tubuhnya menyaman, tidak lagi menggigil gemetluk seperti tadi. Sekarang Ia bisa kembali ke acara bersama sahabat-sahabatnya. Hinata merasakan getaran dari saku jaketnya, I Phone putihnya berkedip-kedip. Notification LINE, lalu Hinata membukanya.

Conny menangis, Nee-chan..jangan pulang terlalu malam, aku takut di rumah sendirian. Hanabi. Pesan selanjutnya,

Brown dengan jas dan dasi, Hinata, dua hari lagi aku akan pulang ke Konoha. Aku, Sai dan Sakura. Kabari Hiashi-jiisama dan yang lainnya ya..". Tulisan I Miss U serta gambar pesawat terbang. Hinata tersenyum lebar. Hei ! Ini kabar baik sekali.

Saat Ia datang ke bangkunya kembali yang lain nampak ramai, Ino dengan pipi merah tersipu dan yang lain sedang mengintrogasi.

"Kau bahkan tidak memberitahuku Shikamaru !", Chouji nampak shok, bahkan dia tidak nambah steaknya. Mereka memang teman sekelas SMA, teman satu jurusan programming dan teman sekantor. Hinata menatap Tenten dengan ada apa ? Yang ditatap malah langsung mengacungkan tangan kiri Ino ke hadapan Hinata.

"Kau melewatkan santapan utama Hina-chan !".

Tangan itu lentik dengan kuteks merah bermotif hati putih. Hei, di jari manisnya melingkar cincin emas putih. Sepertinya Hinata paham kemana larinya obrolan hari ini. Banyak kejutan dan kabar bahagia tahun ini.

"Cukup..cukup..", Naruto menenangkan suasana. Semuanya sudah mulai reda, terbukti Chouji sudah melahap satu steak lagi. "Good Job untuk duo yang sudah mengejutkan kita hari ini..", Naruto nyengir. "Siapa selanjutnya ? Bagaimana kalau kau Tenten."

"Aku ?", Tenten menghirup winenya sedikit dan berkata. "Ucapkan selamat pada kami", tuturnya. "Novel yang Hinata tulis dan aku editing tembus Best Seller Internasional..!". Jawab Tenten.

"Season of Youth ?", balas Lee.

"Hm..", Tenten mengangguk mantap. "Terima Kasih untuk Lee atas ide judulnya..". Lee nampak bahagia, dia tersenyum lebar bangga. "Tapi belum selesai, bukan Cuma itu saja..", yang lain berpandangan, Tenten melirik Hinata.

"Aah..Iya. Ke-kemarin ada produser yang me-menghubungiku. Katanya Season of Youth akan dijadikan film layar lebar..", Hinata bertutur malu-malu.

"Waah...", yang lain bergumam, turut bahagia atas peningkatan karir teman-temannya.

"A..ano. Tadi barusan aku dapat kabar dari Nii-san..", Hinata memandang teman-temannya yang makan dan mendengarkan dengan seksama. "Katanya dia, Sai-san dan Sakura-chan akan pulang ke Konoha dua hari lagi..",

"Eh..benarkah ?", Lee menjawab, menyuap paprika ke mulutnya.

"Wah..sayang sekali kita sudah reuni duluan..", tutur Kiba.

"Tak apa..Kan kita bisa membuat pesta penyambutan ? Bagaimana ?", Ino yang tadi dibully kembali bersuara. "Sekaligus perayaan kami berdua, ne Shikamaru ?"

"Hn...", Shikamaru menjawab sekenanya.

"Bagaimana Naruto ?", Kiba bertanya, heran mengapa Naruto terasa agak pendiam hari ini.

"Eh..tentu..tak masalah", Naruto tertawa, lalu memandangi Hinata dan tersenyum ke arahnya. Merasa dipandangi orang yang disukainya sejak lama pipi Hinata memerah. Tenten menyikut Hinata perlahan, tersenyum.

"Ada lagi Hinata ?", tanya Naruto. Hinata menggeleng, pipinya panas, selalu begini kalau dengan Naruto. "Baiklah..baiklah..sekarang mari kita tanya sahabat terbaikku Uchiha Sasuke". Cengir Naruto. Sasuke mengiris daging di depannya,

"Tidak ada..", singkat-padat.

"Hei..! Kau kan baru diangkat jadi presdir !", malah Naruto yang membocorkannya. Yang lain bertepuk tangan.

"Kau hebat sekali Sasuke sudah jadi direktur di usia semuda ini, Kasian yang nasibnya seperti kami. Ya kan Shino ". Kiba menyikut sahabatnya yang sangat pendiam.

"Ya...karyawan abadi", telak sekali yang dikatakan Shino.

" Itu bukan kabar baik", balas Sasuke, meminum wine di gelasnya. Sasuke merasa Shikamaru memandanginya, seperti menunggu sesuatu. Sasuke menjawab dengan tatapan : Apa ?. Shikamaru menggaruk kepalanya. Sasuke sialan, katanya dia ingin melakukan itu hari ini.

"Oke..", Naruto menggigit jagung bakar beroles margarin. "Siapa selanjutnya ?".

"Kenapa tidak kau ?", Sasuke memandang Naruto penuh arti. Yang lain juga memandang Naruto menunggu, Sasuke memandangi Hinata yang berseri menatap Naruto. Tentu, menunggu kabar dari orang yang disukainya.

"Eh..haruskah..?", Naruto salah tingkah menggaruk-garuk kepalanya. Lalu tangannya bergerak, membuka sesuatu di lehernya. Sebuah kalung dengan bandul cincin keemasan.

"Minggu depan aku akan menikah...".

It's worth to be Continue ?

Author's Note :

Kyaa...Bagaimana T_T. Entah kenapa ingin sekali menulis ini. Baru epilog kok satu chapter ya ? Ck..ck..

Judulnya gak nyambung ya *Pletaak

Nanti semoga di chapter 2 dibikin nyambung-nyambung deeh..

A Fanfic for killing my time. Saya juga lagi bergulat dengan The Love Cubic chapter 2.

Semoga yang membaca shoot ini juga menyempatkan membaca TLC

Yang sudah baca makasiih... *muaach

Bagaimana ? Lanjutkan nggak ya ? ^^

Reviewmu-Semangatku (Mengibas-ngibas sapu tangan terharu)

Hit The Button Below, Make me know that you ever here..

With Love, Yuu Tanpopo.