Disclaimer : Masashi Kishimoto

Thanks udah read, salam kenal ghwen :)

warning : abal, gaje, typo berserakan dan masih banyak kekurangan. thanks...

Kelas A3 terlihat lenggang, hanya ada beberapa siswa yang masih setia di tempat setelah bel istirahat berbunyi.

"Oi, teman – teman.. aku bisa, aku bisa.. akhirnya aku bisa!," Terlihat Naruto berlari dengan melambai – lambaikan buku berwarna merah yang entah buku apa, dengan semangat sambil berteriak memasuki kelas yang terlihat tenang itu.

"Diam kau Naruto! berisik!," Cerca Sakura yeng terlihat asyik ngerumpi dengan Ino dan sahabat – sahabatnya.

Hinata yang baru mengambil bekal dan ingin pergi pun ikut terkejut dengan teriakan nyaring Naruto tadi.

"Gommen, kau lihat ini Sakura! Aku sudah berhasil mempraktekan buku ini!" Balas Naruto mengibas – ngibaskan buku yang ia bawa dengan bangga. Beberapa orang memandang penasaran, malas, dan kesal karena suara cemprengnya.

"A-ano.. M-memang, I-itu B-buku A-pa N-naruto?" Tanya Hinata malu – malu.

"Akh, memang hanya kau yang perduli padaku Hinata," Celetuk Naruto mengerucutkan bibirnya kesal.

Hinata hanya menundukan wajahnya yang memerah karena perkataan Naruto.

"Ini buku hipnotis Hinata, aku baru mempelajarinya 1 minggu lalu! Dan aku sudah berhasil!" Lanjut Naruto berbinar. Beberapa siswa tidak perduli dan mengacuhkan Naruto, hanya Hinata yang memandangnya penuh antusias dan takjub.

"Tapi aku belum pernah mempraktekannya, apa kau mau jadi partnerku Hinata? Setelah itu, nanti kita istirahat bersama!" Tawar Naruto sambil melirik bekal yang di bawa Hinata.

Hinata tersenyum kikuk mendengar permintaan Naruto, tentu Hinata senang jadi parnert Naruto. Tetapi kalau untuk bahan percobaan, dia juga merasa ragu.

"Sudahlah Naruto, lupakan saja! Kami juga tidak percaya dengan bualan dan buku konyolmu itu," Ejek Ino. Naruto hanya mendengus kesal.

"Lihat saja nanti! Ayo Hinata kita buktikan pada mereka!" Ajak Naruto, dengan perasaan kesal.

"Hai Naruto! tidak usah kau hipnotis saja, Hinata akan menuruti semua keinginanmu. Dia gadis yang polos dan terlalu baik!" Celetuk Sakura membuat Hinata tertunduk malu.

Sejenak Naruto berfikir, dia melirik pada Shino.

"Shino satu komplotan denganmu! Mana mungkin kami percaya!" Sahut Karin yang seperti membaca pikiran Naruto.

Kini pandangan Naruto tertuju pada pemuda minim ekspresi yang di gilai para gadis di KHS yang terlihat sedang duduk dengan nyaman di singgasananya tanpa peduli pada sekitar.

Naruto mendekati bangku paling depan pojok dekat jendela itu,

"Yo Teme!"

"..."

"Kau mau membantuku ?"

"Tidak!"

"Ayolah, Sasuke... please please please!" Mohon Naruto.

"Tidak!"

"Ayolah! Kali ini saja! Setelah itu aku janji tidak akan mengganggumu lagi, tidak akan berisik lagi.." Bujuk Naruto, sejenak sang Uchiha menghela nafas panjang mendengar ocehan sahabatnya yang terdengar tidak akan berhenti itu.

Sasuke memandang wajah Naruto sejenak dengan kesal, terlihat wajah Naruto yang memohon dan wajah para gadis yang sekarang terlihat lebih tertarik dan antusias. Bukan karena Naruto yang bisa hipnotis tetapi karena siapa yang akan di hipnotis ini.

"Hn, kali ini saja!" Desis Sasuke malas.

Sontak para gadis berhamburan mengambil posisi mengelilingi bangku sang uchiha, para siswa yang tadi tidak tertarik pun menjadi penasaran. Walau mereka tahu ini hanya buang – buang waktu dan sia – sia.

Hinata yang ingin menyantap bekalnya pun mengurungkan niatnya, dia berfikir siapa tahu naruto membutuhkannya bila nanti hipnotisnya benar – benar tidak berhasil. Setidaknya Hinata dapat menghiburnya dan mengajaknya makan bersama.

"Baik Sasuke... Lihat bandul ini baik – baik!" Perintah Naruto mengayunkan sebuah bandul.

"Hn" Balas Sasuke dengan malas.

"Perhatikan baik – baik, semakin lama kau akan semakin mengantukkk..."

Sejenak Sasuke menguap bosan.

"Semakin mengantuk..."

"-dan..."

"-tidur!"

"..."

Siswa – siswi terkejut, berdecak kaget, serta kagum melihat sang uchiha kini benar – benar tertidur.

"Apa? Sasuke tidur? Apa ini nyata?" Tanya Ino tidak percaya, kasak – kusuk pun mulai terdengar.

"Naruto! Hipnotismu berhasil?" Tanya Sakura masih belum yakin, Naruto semakin tertawa lebar.

"Enaknya kita apakan Sasuke ya?" Desis Naruto membuat para fans gril's Sasuke melotot tajam seperti berkata 'jangan macam-macam pada Sasuke atau kau ku bunuh' Naruto hanya bergidik ngeri.

Melihat Hinata yang masih setia menunggunya, tiba – tiba terlintas pikiran jahil Naruto.

"Hai Sasuke! Dengarkan perintahku! Mulai Hari ini, detik ini kau akan sangat mencintai gadis yang bernama Hyuga Hinata!" Celetuk Naruto tanpa permisi dan rasa bersalah.

Hinata terkejut mendengarnya dan menuntut penjelasan dari Naruto.

"Tenang, ini hanya permainan! Nanti aku akan hilangkan hipnotisnya jika berhasil!" Kata Naruto menenangkan Hinata.

"Hai Naruto! Kenapa tidak padaku saja?!" Tanya Ino dan para fans gril lainnya dengan kesal.

"Kalau dengan kalian dan akhirnya berhasil, kalian pasti tidak akan mengijinkanku menghilangkan pengaruh hipnotisnya! Itu sih, keenakan kalian!" Sahut Naruto menjelaskan.

"Hai Sasuke! Jika kau sudah mengerti dengan perintahku, bangunlah dari tidurmu!" Perintah Naruto.

Sejenak Sasuke mengerjap kan matanya, memandang kerumunan yang sedang menatapnya dengan wajah penasaran.

"Hinata?" Desis Sasuke.

Para siswa – siswi pun berdecak kagum, sementara Naruto memamerkan tawa mataharinya dengan bangga. Dan Hinata sendiri bergidik ngeri tidak percaya.

Ketika Sasuke melihat gadis yang ia cari, dia bangkit dari tempatnya dan menghampiri gadis itu. Gadis itu hanya tertunduk kikuk.

"Kenapa masih di sini?" Celetuk Sasuke ketika berhadapan dengan Hinata.

"Apa?" Tanya Hinata bingung, belasan pasang mata pun menatap mereka dengan takjub. Sikamaru yang tadi tertidur di pojok kelas hanya menguap bosan melihat tingkah teman – temannya. Sementara Shino sahabat Hinata pun ikut tidak percaya akan penglihatannya.

"Aku lapar!" Kata Sasuke menarik Hinata pergi.

"Sasuke! Kau mau kemana?" Cegah Naruto dan para fans gril's.

"Menyingkir! Mulai sekarang aku milik Hinata!" Kata Sasuke tajam.

"Dan kau dobe! Jauhi Hinata!" Ancam Sasuke membuat teman – temannya bergidik ngeri.

"Tunggu Sasuke! Pengaruh Hipnotisnya harus di hilangkan!" Sahut Sakura menggenggam tangan Sasuke yang hendak pergi.

Sasuke menatap tajam sakura dengan kesal, membuat semua bungkam dan tidak berani bersuara lagi. Termasuk Naruto dan Hinata yang pasrah.

Setelah Sasuke dan Hinata pergi, para fans Sasuke pun menumpahkan kemarahanya pada Naruto yang malang.

...

Sasuke dan Hinata duduk di atap sekolah dalam diam.

"Kau tidak ingin makan?" Tanya Sasuke memecah keheningan.

"A-aa, iya.." Jawab Hinata yang masih menundukkan wajahnya dengan gugup.

"Kau takut ?" Tanya Sasuke tidak suka.

Mendengar pertanyaan Sasuke terbesit rasa bersalah di hati Hinata. Bagaimanapun mereka temen sekelas, walau tidak pernah sekalipun mereka bertegur sapa atau berbincang tentu Hinata tidak boleh memandang Sasuke dengan tatapan takut kan?

"Ahh, tidak.." Lirih Hinata.

"Bagus!"

Perlahan Hinata memakan bekalnya, beberapa saat Hinata melirik Sasuke yang duduk diam di depannya sambil memandang hamparan langit.

Mungkin karena tidak begitu memperhatikan Sasuke selama ini, Hinata baru menyadari kalau Sasuke terlihat keren dan tampan.

"Mmm, A-ano... Sasuke mau?" Tanya Hinata ragu. Sejenak Sasuke menatap Hinata, membuat Hinata menundukan wajahnya kembali.

"Suapi!"

Hinata hanya terdiam ragu mendengar perintah Sasuke.

"Hinata!"

"B-baik," Jawab Hinata ragu, terlihat seringai di bibir Sasuke ketika Hinata mulai menyuapinya.

"B-bagai M-mana R-rasanya?" Tanya Hinata terbata, entah kenapa pertanyaan bodoh itu bisa keluar dari bibirnya.

"Masakan terenak ke-2 setelah masakan ibuku." Jawab Sasuke datar.

Mendengar kata – kata Sasuke, wajah Hinata memerah malu. Baru kali ini dia di puji oleh orang yang tidak dekat dengannya. Bahkan Sasuke, mengatakan masakannya ter-enak setelah masakan ibunya.

"Kau yang memasak?" Tanya Sasuke mulai menyukai suasana di antara mereka.

"I-iya, K-kalau S-sasuke mau. B-besok A-akan ku b-buatkan juga-" Hinata menggantungkan kalimatnya, merituki perbuatan bodohnya. Kenapa juga dia menawarkan diri untuk membawakan Sasuke bekal? Bodoh.

"Aku mau!" Jawab Sasuke menyeringai, walau Hinata belum mau menatapnya. Setidaknya Hinata sudah mau menerima dan berkomunikasi dengannya.

"S-sasuke-"

"Hn"

"S-sebaiknya N-nanti K-kau T-temui Naruto-"

"Tidak mau!" Potong Sasuke dengan tidak sabar.

"..."

"teett... teettt.."

Suara bel masuk pun terdengar walau sayup – sayup.

"S-sudah M-masuk," Kata Hinata sambil berdiri dan hendak pergi. Saat sebelum melihat Hinata menuruni tangga. Dengan sigap Sasuke berdiri dan mengejar Hinata.

Sasuke manarik tangan Hinata dengan kasar sampai membuat tubuhnya berbalik berhadapan dengannya. Hinata yang terkejut menjatuhkan kotak bekalnya. Sasuke memojokan Hinata pada dinding, menghimpit tubuhnya dengan lengan kekarnya. Detak jantung Hinata terasa berhenti saat berhadapan dengan sang Uchiha.

"Tatap mataku Hinata!" Perintah Sasuke, perlahan dengan sedikit gemetar Hinata menatap mata gelap Sasuke. Membuatnya terasa sesak dan terhipnotis, mata yang selalu membius setiap wanita seakan merenggut kesadarannya.

"Ini hukumanmu, karena berbicara tentang Naruto!" Bisik Sasuke membuat tubuh Hinata menegang.

"L-lepaskan!" Isak Hinata dengan meronta sekuat tenaga.

Dan beberapa detik kemudian, Hinata hanya dapat memejamkan matanya. Meronta pun tak berguna, karena kini Sasuke tengah melumat bibir tipis nan mungil milik Hinata. Semakin meronta, Sasuke semakin menciumnya dengan kasar. Hingga Hinata hanya dapat pasrah, merasa tidak ada pergerakan dari Hinata. Sasuke melepaskan ciumanya.

Terlihat Hinata tertunduk sedih dan takut, Sasuke menyeringai sesaat. Menatap mata Hinata yang terlihat terluka. Sasuke mengusap lembut jejak air mata yang merembes keluar dari mata Hinata.

"Kau miliku!" Bisik Sasuke kemudian mencium kening Hinata lembut.

Sasuke menggandeng Hinata yang masih syook itu memasuki ruangan mereka. Semua mata tertuju pada sang pangeran dan Hinata.

Setelah Sasuke kembali ke bangkunya, Ten-ten yang duduk dengan Hinata bertanya apa yang terjadi padanya. Tetapi Hinata hanya terdiam, melirik takut pada sang Uchiha yang menyeringai padanya.

Saat bel pulang berbunyi, Hinata langsung pergi. Berlari menghindari sang Uchiha yang sudah menatapnya seperti seorang mangsa.

Ketika Sasuke hendak pergi menyusul Hinata sudah ada gerombolan yang menghadangnya.

"Sasuke! Kau harus di sembuhkan!" Ujar Naruto.

"..."

"Sasuke! Sekarang aku perintahkan kau duduk!" Tegas Naruto.

Sasuke hanya mendecih kesal dan menerobos gerombolan itu dengan acuh, karena Naruto gagal lagi dia pun mendapat amukan para fans gril's kembali.

Hinata semakin mempercepat langkahnya, dia marah. Dia takut dan kecewa, tetapi pada siapa? Sasuke kah yang telah mencuri ciuman pertamanya atau Naruto yang membuat Sasuke menciumnya? Entahlah.

Baru beberapa meter Hinata melewati gerbang KHS, sudah ada motor sport berwarna Hitam menghentikan langkahnya.

"Pergilah atau.."

"Atau apa?" Potong Sasuke.

"Aku akan mengadukanmu! Itu pelecehan Seksual Sasuke!" Desis Hinata geram, tubuhnya bergetar tak dapat menahan air matanya kembali.

Sasuke berusaha meraih tangan Hinata, tetapi Hinata menepisnya dengan kasar.

Sasuke meraih dagu Hinata membuat manik Hinata menatapnya, terlihat seringai yang memuakan di mata Hinata.

"Tidak akan ada yang percaya, dan kau akan terluka." Lirih Sasuke, dia tahu bagaimana keburukan fans gril's Sasuke bila cemburu atau iri.

Hinata menghempaskan tangan Sasuke kembali dan membuang muka.

"Maafkan aku Hinata," Desis Sasuke, Hinata melirik Sasuke tidak percaya.

"Aku mencintaimu," Lanjut Sasuke tersenyum tulus, Hinata tersentak melihatnya. Dia berani bersumpah kalau belum pernah melihat senyum tulus dari Uchiha yang terkenal dingin ini.

Hinata menghapus air matanya, mencoba memaafkan sang Uchiha.

Melihat Hinata yang mulai luluh, Sasuke kembali naik motornya.

"Naik!" Kata Sasuke kembali angkuh, Hinata hanya mendesis kesal.

Karena tidak mendapat respon dari Hinata, Sasuke menarik Hinata sampai terduduk di motor bagian depannya.

"Kenapa kau selalu memilih cara kasar Hem?" Tanya Sasuke menyeringai. Hinata memukul Sasuke hingga melepas cengkramannya.

Setelah bebas dari cengkraman Sasuke, Hinata memutuskan untuk membonceng dengan cara normal. Ya, sekarang Hinata tahu kalau Sasuke itu seorang Freak yang pemaksa. Menolak adalah pilihan buruk bagi Hinata.

TBC