Warning: Bahasa kasar dan vulgar, Age gap, violence relationship, Stockholm Syndrome. Authornya sudah hiatus 5 tahun, jadi mohon dimaklumi kalau dari segi alur atau penulisan kurang sedap dibaca.
.
.
.
Denganmu
Epilog - Pertemuan
.
.
.
Satu hal yang pasti, Osomatsu bukanlah Osomatsu yang dulu.
Hanya dengan melihat seringai kecil dari sudut bibirnya dan kerlap jenaka di matanya, Tougou tahu akan hal tersebut. Pria berusia nyaris separuh abad itu hanya bisa menghembuskan asap rokoknya dan mengernyitkan kening ketika pemuda berseragam SMA itu melambai dan melemparkan senyum padanya seolah mereka adalah teman lama. Seolah Osomatsu telah melupakan kenyataan bahwa Tougou dulunya adalah mimpi buruknya.
Mimpi buruk yang mengawasi setiap gerak-geriknya seolah ia adalah bayangannya, yang tak segan menghajarnya tatkala Osomatsu melakukan kesalahan atau berniat membocorkan identitasnya aslinya sebagai seorang perampok, sebagai seorang pembunuh, dan sebagai seorang yang telah menjamahnya—ah, itu.
"Hey hey, tidak mungkin lupa padaku kan, Tougou-san?" Osomatsu terkikik sembari bersandar di dekat pintu pengemudi mobil lawan bicaranya yang sedang parkir di depan sebuah konbini tak jauh dari SMAnya. Menyilangkan tangan, Osomatsu mengangkat satu alis ketika pertanyaannya tak kunjung dijawab. Osomatsu pun kembali melontarkan sebuah pertanyaan dengan nada ceria. Kelewat ceria sehingga kurang singkron dengan tatapan matanya yang mengisyaratkan 'eh-rupanya-masih-hidup-ya-kenapa-gak-mati-aja-sih'.
Oh … tarik kembali pendapat awalnya. Osomatsu masihlah Osomatsu yang dulu.
"Eh, seriusan masa gak ingat aku? Yaaahh."
Tougou menghembuskan asap rokoknya untuk terakhir kali sebelum membuang dan menginjak puntungnya dengan sol sepatunya sembari merogoh saku celana, mencari kunci mobilnya. Tougou lalu merunduk hendak memasukkan kunci mobilnya, memperangkap Osomatsu diantara mobil yang permukaannya terasa dingin saat bersentuhan dengan tengkuknya, serta tangan Tougou yang menjulur panjang. Dalam jarak sedekat ini Osomatsu membuat mental note akan perubahan Tougou sekarang ini dengan yang dulu. Sejak dulu Tougou memang kurus, akan tetapi sekarang ia nampak makin kurus dan nampak jelas bahwa waktu telah memberinya guratan-guratan pada wajahnya yang nampak tak bersahabat. 'Yah mau bagaimana lagi, dia sudah tua', pikirnya. Tougou menggendikkan bahunya, kembali ia mengisyaratkan Osomatsu untuk menyingkir. Tapi bukan Osomatsu namanya kalau bertingkah manis dan patuh, apalagi terhadapnya. Tougou lantas mendecak dan akhirnya mengikuti permainan bocah satu ini. Lebih cepat lebih baik.
"Aku masih ingat."
"Oh?"
"Mana mungkin bisa lupa pantatmu yang kenyal dan bulat itu."
"Mesum." Osomatsu mencibir.
"Kau bilang sesuatu?"
"Tougou-san, sudah lama tidak bertemu dan Anda masih tetap vulgar ya. Berbicara seperti itu pada anak sekolah." Osomatsu berpaling menghadap pria yang lebih tinggi darinya, dengan gestur menantang seolah siap menghajarnya kapan saja, dengan senyum mencemooh ia pun mengangkat tangannya dan menyentuh helaian rambut pria dihadapannya yang mulai beruban dengan jemarinya, " … lalu disini aku berpikir setidaknya setelah sekian lama Anda mungkin mendapat ilham untuk tobat—mengingat umur Anda yang sepertinya sedikit lagi juga menjelang ajal."
"Begitu kah menurutmu?"
"U-huh."
"Kalau begitu mau taruhan?"
Osomatsu mengerjap mendengar kata taruhan, sedangkan Tougou dengan wajah datar melanjutkan, "mau taruhan? dengan usiaku yang menjelang ajal ini apa aku masih bisa membuatmu mendesah nakal dan memohon-mohon padaku untuk orgasme?"
.
.
.
Seketika senyum Osomatsu hilang dari bibirnya.
Osomatsu melayangkan satu tinjuan yang dengan mudah Tougou hindari, tentu saja Osomatsu makin kesal bukan kepalang dibuatnya. Dengan satu umpatan, "manusia brengsek" Osomatsu pun beranjak pergi dari tempat itu. Tidak lupa dengan satu dorongan kasar. Ia semakin kesal tatkala mendengar pria tersebut tertawa pelan.
"Ah, rasanya aku tak akan pernah bisa bosan bermain-main dengannya."
.
.
.
TBC
