Wokeh! Saya Violetta Carmilla Gottschalk kembali ke fandom Suikoden ini! Kali ini saya membahas Suikoden Tierkreis. Lagi-lagi, saking banyaknya pasangan yaoi saya jadi bingung mau pilih yang mana…. *shining eyes penuh harap* tetep, sang uke saya ubah menjadi cewek agar rasanya…..sweet (?). Maaf saya hanya ketik ulang yang ada di game….jangan flame jangan flame JANGAN FLAAMEE
CEKIDOT! *robek kertas* MULAAAIIIII *pake toa mesjid sebelah* Takbirannya berisik lagi...
hadooohhh kaco kaco KACOOOO
Loving You
"Kita dimana…?" tanya Shinha.
"Di tengah-tengah hutan." Jawab Crodechild. "Kita berhasil lari dari tempat aneh itu?"
"Yeah, aku rasa kau benar. Tapi apa kita dimana? Di dunia lain lagi?" tanya Shinha masih bingung.
Aku melihat-lihat sekitarku. Napasku tercekat, aku tahu tempat ini. "T-tempat ini…nggak mungkin….."
"Liu? Kau tahu kita dimana?" Aish, sekarang Shinha makin kaget. Harusnya aku diam saja. Dan sekarang aku benar-benar diam. "Liu!" teriaknya kesal.
"Aku…uhh…aku nggak apa-apa. Tempat ini…..ini masih dunia kita…" jawabku. Aku merasa tidak enak badan sekarang. Grah, kenapa harus disini?
"Beneran? Kok kamu bisa tahu?" tanyanya lagi. Aduh, bagaimana aku harus jawab yang ini ya….
"ssh! Ada orang disini." Ujar Crodechild. Aku tak tahu harus bersyukur atau harus lari. "Lewat sini."
"Ha? Ditengah-tengah hutan begini?" tanya Shinha.
"Ada orang. Percayalah padaku."
Ah gawat. Aku harus menghentikan mereka kalau tidak…. "T-Tapi…lewat situ…."
"Emm? Kenapa?" tanya Shinha.
"Err, Lupakan saja." Jawabku. Ayolah, ini nasibmu. Terima saja Liu. Tapi jujur saja aku ingin tertawa ketika melihat wajah Shina yang kebingungan itu. Kita berjalan masuk, dan melihat sebuah desa. Aduh, nasib. Benar-benar nasib. Sekarang aku jadi percaya sama Order.
"Desa?" ujar Crodechild
"Ditempat begini ada desa?"
"Ah, sudah kuduga." Ujarku.
"Apa maksudmu hah?" tanya Shinha. Sial.
"Ada yang datang!"
Lelaki itu penuh dengan tato, dan rambutnya coklat. Matanya biru. Sial , aku tahu dia itu siapa. "Kau orang yang keluar dari Ravine kan?" ujarnya "Namaku Luo-Tao dari Srcibes. Aku datang karena diminta untuk membawa kalian ke tetua kami."
Shihna terdiam, dan memerhatikan lelaki itu. "Tatoo itu…Rasanya tadi aku lihat."
"Oh? Kau melihat dunia yang mirip seperti dunia kami sepertinya. Tadi kau terjebak di Ravine of Infinity. Tempat kosong yang ada di Infinity. Kalau kau tidak bisa keluar dari sana, yah…nasib. Tetua kami melihat kalain dan menarik kalian kembali kesini." Ujarnya.
"Eh? Jadi tetua kalian melakukan ini untuk kami?" ujar Shinha.
"Nggak. Dia melakukannya bukan untuk kau." Jawab Luo-Tao. Haiah. Kasih penjelasan yang lebih bagus kenapa.
"Terserah ah, pokoknya sama aja dengan membantu kami." Ujar Shinha.
"Scribe…itu nama orangmu?"tanya Crodechild.
"Ya. Kalau mau tahu lebih banyak tanya saja temanmu itu. Liu-Shen." Ujar Luo-Tao. Ah! Ketahuan juga akhirnya. Aku melirik Shinha, dan ia terlihat terkejut setengah koma. (A/N: NGELAWAAAKKK AWAKAKAK)
"Liu….Shen?"
"Tsk. Jadi kau sadar juga." Ujarku.
"Aku hanya tahu satu anak Scribes yang sudah seumur begini masih tidak diberi tanda. Meskipun aku tidak menduga kau akan kembali."
"Eh! Aku kembali bukan karena mau! Aku lebih ingin pergi sekarang juga!"
"Terserah. Tapi kau harus bertemu dengan tetua kita. Tapi ia masih kelelahan sekarang, kau harus bertemu dengannya besok."
"Ah! Sialan…"gumamku.
"Aku nggak tahu apa yang terjadi disini, tapi karena tetua itu sudah membantu kita sebaiknya kita datang dan berterima kasih padanya." Ujar Shinha.
"Aku setuju." Sambung Crodechild.
Sial. Apes. (A/N: NGELAWAK BANGET SIH GUAAAA HAHAHAHAHAH)
-X-
"Scribes adalah kaum yang harusnya bertugas untuk menjaga Chronicle. Aku nggak tahu bagaimana, mereka sudah tahu tentang Chronicle dari dulu, dan mewariskannya kepada anak cucu mereka." Jelasku.
"Ah…"
"Di usia 12 tahun, Scribes dianggap dewasa dan akan diajarkan tentang Chronicle. Dan mereka akan diberi tanda. Tapi aku…uh…melarikan diri sebelum itu." Ujarku.
"Kenapa lari?" tanya Shinha.
"Aku sudah bilang Scribes ditugaskan untuk menjada Chronicle bukan? Mereka beresmbunyi di hutan agar ilmu mereka tidak dipakai untuk kejahatan. Aku tidak suka itu. Aku ingin lihat apa yang ada di luar hutan!"
"Aku mengerti, setelah diberi tanda akan susah untuk keluar." Ujar Crodechild. "Meskipun tidak tahu Scribes itu apa, pasti aneh untuk melihat tato itu. Jadi kau kabur."
"Ya gitu lah kira-kira. Aku mengelana nggak jelas samapi bertemu dengan Shinha. Dan aku merasa, "Wow, aku bisa hidup tenang disini" jadi…." Aku memutuskan kalimatku, dan menatap Shinha.
"Kau ingat ketika kita mendapatkan Cronichle pertama itu?"
Shinha mengangguk, "Kau menyentuh buku itu, melihat penglihatan (A/N: ga ada yg lebih bagus?) yang sama dengan kita tapi pura-pura nggak liat."
"Aku berhasil lari dari sini, dan tidak mau berurusan lagi dengan hal seperti ini, jadi…"
"Ahh, jadi begitu!" ujar Shinha.
"Dan sebelum sadar, aku sudah ada di masalah tentang Chronicle ini lagi. Dan setiap kali membicarakan Chronicle, aku ingin memberi tahu semuanya padamu, tapi … "Aku adalah Scribes— pelindung Cronichle. Tapi aku lari dari tempatku sebelum tahu apa-apa. Maaf" bagaimana aku bisa mengatakan itu padamu? Aku akan terlihat sangat bodoh."
Ia tersenyum manis, dan memelukku, "Oh ya? Aku tidak akan sadar kau lebih bodoh dari biasanya."
Aku terdiam, aku tak bisa mengatakan apapun. Aku membalas pelukannya, dan tersenyum tipis. "Kadang aku merasa harusnya aku tetap disini, dan belajar tentang Chronicles ini, jadi aku bisa membantumu lebih banyak…."
Ia melepas pelukannya, dan tertawa kecil "Ah, dasar bodoh. Kalau kau melakukan itu kau dan aku tidak akan pernah bertemu!"
"H-Ha?"
"Kau bisa memperbanyak pengetahuanmu tentang Chronicle mulai sekarang. Lagipula, lebih baik kau dan Shinha bertemu di Citro Village." Ujar Crodechild.
"Ah, hentikan. Kau membuatku malu" ujarku sambil menunduk malu. Ya, aku merasa malu. Bukan karena ucapan Crodechild tapi karena….senyuman Shinha, dan tadi…Argh! "Tapi kau benar, dan sekarang aku kembali disini."
Shinha tersenyum, " Ah, kalau begitu, bisa kita tidur sekarang? Aku capek."
"Hehe, aku juga. Ayo tidur." Ujar Crodechild.
-X-
Aku hanya bisa menatap sosoknya yang sudah tertidur lelap itu. Kenapa? Kenapa kau sangat baik padaku? Aku bukan siapa-siapa, aku tidak pantas untuk disayangi olehmu. Lalu kenapa kau memelukku? Bahkan menunjukkan senyum yang penuh kasih sayang itu, yang tak pernah kau perlihatkan pada siapapun.
Tuhan, kalau kau benar-benar ada, tolong kabulkan keinginanku.
Tolong buat ia mencintaiku, sebagaimana aku mencintainya.
To Be Continued…..
Tadinya sih mau di end aja disini, tapi kok rasanya ada yang mengganjal ya? Ceilaaaahh ya udah deh gak papa saya lanjutin kok pasti! Maaf ya ini cerita ga jelas banget. Kalau mau tau Shinha itu aslinya siapa, silahkan tanya Kakek Google tentang Sieg Suikoden Tierkreis. Kalau sudah lihat silahkan bayangkan ia jadi cewek. Huahahahaha agak sulit sih… saya aja bingung hahaha. Sori ya Sieg! Gue nistakan elo!
*dicincang Sieg pake Divine Edge* yak….tolong pencet tombol review dan review sebelum saya mati.
