I, You, and Him [Chapter 1]
Cast: Byun Baekhyun; Park Chanyeol, Do Kyungsoo
YAOI
Dislike? Don't read juseyo :)
.
.
.
Baekhyun PoV
.
.
Aku masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi sekarang. Namja yang kini merupakan roommateku, adalah pacarku. Bahkan, aku masih mengingat saat itu. Saat aku menyatakan perasaanku kepadanya. Dan ternyata, ia membalas perasaanku juga.
.
.
.
Saat itu, kami berdua tengah berjogging ria di sepanjang tepi Sungai Han. Hari itu, sangat cerah. Dan itu sangatlah mendukung niatku hari ini. Niatku untuk menyatakan perasaanku.
Meskipun begitu, sepertinya hal ini tidak akan , Chanyeol selalu menganggap segala hal dengan bercandaannya yang khas. Ya, dia seorang 'Happy Virus'.
Di pikiranku, selalu terlintas tentangnya. Padahal, ia kini tengah berada di sebelahku. Menatapku sekilas dengan senyumnya yang merekah. Sangat serasi dengan keadaan alam sekitarnya.
"Baekki-yah, kau berani melawanku dalam lomba lari tidak?" tantang Chanyeol kala itu.
"Huh, siapa takut!"
"Okay, yang sampai kesana lebih dahulu, dialah yang menang" jelas Chanyeol dan membuatku memasang kuda-kuda dan bersiap untuk lari.
"Hana, deul, set!" seru Chanyeol sekali lagi.
Lalu, kamipun melesat. Ternyata, Chanyeol memimpin lebih dulu. Bagaimana tidak? Dengan kakinya yang seperti itu, ia pasti menang adu lari denganku. Sungguh curang.
"Yeol-ah, kau curang!" sahutku yang berada tepat dibelakangnya.
"Aniyo, kau saja yang tidak bisa lari" balasnya tanpa harus menatap ke arahku.
Aku memutar bola mataku cepat. Jahat sekali dia, harusnya dia mengalah padaku kan?
BRUUUUUUUUUUUUUUKKKK.
Saat itu, aku merasakan sakit di sekitar kakiku. Sepertinya, aku baru kesandung batu. Ya, ternyata benar. Chanyeol yang saat itu mendengar bunyi tubuhku yang tejatuh, langsung memberhentikan larinya dan menoleh ke arahku. Ya, ia semakin mendekat ke arahku.
Kau tahu bukan, apa yang ada dipikiranku? Ya, yang ada di pikiranku adalah Chanyeol akan menolongku. Namun sepertinya, itu hanyalah pemikanku saja. Karena, sekarang saja ia melewati diriku yang terbaring tak berdaya begitu saja. Mau kemana dia?
Ia merendahkan tubuhnya di antara telapak kakiku. Membuatku harus memaksa sedikit tubuhku untuk melihat apa yang ia lakukan. Mataku terbelalak melihat apa yang dia lakukan.
"Ternyata kau penyebabnya" ucapnya sambil mengangkat sebuah benda kecil. Ya, batu yang tadi membuatku tersungkur dengan indahnya(?).
"Yak! Harusnya, aku yang kau tolong" ringisku tidak terima dengan perlakuannya.
"Eo? Mianhae Baekki-yah" balasnya sambil mengeluarkan cengiran kudanya.
Ia menarikku lembut agar aku bisa berdiri.
"Pelan-pelan, Yeol-ah" pintaku dan kemudian aku menunjuk ke arah salah satu kursi. Mengisyaratkan kepadanya bahwa aku butuh untuk duduk. Meski hanya sebentar.
Aku masih menahan rasa sakit akibat terjatuh tadi. Dan yang membuatku lebih kesal, Chanyeol malah memperhatikan penyebabku terjatuh itu. Bukan, memperhatikanku. Aku masih memegangi kakiku yang terasa sakit. Saat itulah, Chanyeol melempar pandang kearahku.
"Neo gwaenchana, Baekki-yah?" tanyanya peduli.
"Ne, gwaenchana" balasku kemudian. Dan ia hanya tersenyum lega.
Lalu, kamipun terlibat dalam keheningan panjang. Tidak ada satupun dari kami yang membuka mulut. Hingga akhirnya, akulah yang menyapanya terlebih dahulu.
"Hey" sapaku.
"Hmmm…" lirihnya seolah menjawab sapaanku.
"Aku ingin punya pacar" ujarku.
"Eo? Pacar?"
"Ne, tapi aku hanya ingin dia"
"Nuguya?" tanya Chanyeol penasarn.
"Kau" balasku singkat, membuat mata Yeol mendelik seketika.
.
.
.
Chanyeol PoV
.
.
Aku benar-benar terpaku mendengar pernyataan Baekki yang tiba-tiba itu. Bagaikan seribu panah cupid bahkan lebih tengah menusuk jantungku sekarang. Aku benar-benar merasakan hal yang tidak bisa kugambarkan dengan kata-kata.
Ini pertama kalinya aku mendengar Baekki yang dengan lantangnya mengucapkan pernyataan tersebut. Pernyataan yang bahkan tidak mungkin ditujukan kepada kawan sejenis(?). Namun, kisah cinta seseorang berbeda-beda, bukan? Dan inilah kisah cinta yang harus kujalani.
"Hmm.."
"Wae? Kalau kau tidak mau menanggapinya, tidak apa" jelasnya.
"Aku akan mengambil jalan itu. Ne, aku mau menjadi pacarmu, Byunnie" ucapku kemudian tanpa ragu sedikitpun.
"Jinjja? Jadi?" aku hanya mengangguk mendengar pertanyaannya yang sedikit menggantung itu.
"Ye, I'm yours now. Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu. Ingatlah itu" jelasku yang kemudian membuka kedua lenganku. Membiarkannya untuk memajukan tubuhnya dan memelukku. Sebuah pelukan hangat.
Setelahnya, kamipun kembali melanjutkan jogging kami dan kembali ke dorm. Karena, kami harus latihan dengan member yang lainnya sebentar lagi.
.
.
.
Kyungsoo PoV
.
.
Saat itu, kami sangat lelah setelah melakukan serangkain jadwal yang telah diatur. Akupun meminta izin kepada yang lainnya, agar aku bisa pulang lebih dahulu. Namun, tak kusangka. Seorang namja menarik tanganku.
"Aku ikut" ucapnya. Ya, dia adalah Chanyeol.
Betapa terkejutnya aku melihat wajahnya yang berada dibelakang tubuhku. Wajahnya kelewat imut untuk namja seumurannya. Bahkan, tidak bisa kupungkiri kalau ia lebih tua dariku.
Singkat kata, aku sangat menyukainya. Seorang namja bernama Park Chanyeol. Namun, aku masih tidak bisa terima dengan kedekatannya bersama Baekhyun. Seolah, Baekhyun adalah pembatas diantara kami berdua. Aku masih tidak terima perihal kedekatan mereka.
Aku tidak bisa melihat Chanyeol bersama dengan namja yang terlihat seperti anak kecil itu. Lebih baik ia bersama denganku, pikirku.
"Kau sadar, Kyungsoo-yah?"
"Eo? Tentu saja. Terserah padamu" ucapku kemudian.
Dan dengan santainya, aku mencoba untuk jalan terlebih dahulu. Karena, aku ingin menepis perasaanku untuk sekarang ini. Aku kan tidak mungkin mengumbar sikapku yang menyukainya di depan semuanya.
.
.
.
Sesampainya kami di ruang tengah dorm, Chanyeol langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa. Membuatku hanya bisa menggelengkan kepalaku melihat tingkahnya tersebut. Sofa tersebut jadi terlihat lebih kecil jika ia tidur di atasnya.
Aku tidak tahan melihat wajahnya yang lelah itu. Aku terduduk tepat di depan wajahnya. Melihat setiap lekuk wajahnya dan memerhatikannya dengan teliti. Benar-benar namja yang sangat imut dimataku sekarang. Aku benar-benar sangat menyukainya.
Akupun berdiri lagi dari dudukanku, sebelum aku melakukan hal yang aneh terhadapnya. Lalu, akupun menuju dapur untuk memasakkan spaghetti untuk malam ini. Untukku, dan yang lain tentunya.
Setelahnya, aku menata beberapa piring di meja makan. Dan yang terakhir, aku meletakkan semangkuk besar spaghetti di tengah-tengah piring yang melingkarinya.
Lalu, aku kembali ke sofa tempat Chanyeol tertidur. Aku kembali menatap dalam wajahnya. Aku benar-benar tidak tahan lagi. Rasanya, aku ingin melakukannya sekarang. Ini benar-benar di luar kendali.
Kini, aku merendahkan tubuhku kembali dihadapannya. Lalu, menatap bibirnya. Aku tersenyum mengingat tingkahnya saat ia berbicara dengan bibir tersebut.
Mianhae, Baekhyun-ah….
Aku benar-benar menempelkan bibirku ke bibirnya. Menghisapnya perlahan agar tidak menganggu tidurnya. Aku benar-benar menyukai hal ini. Aku ingin melakukannya dengan tempo yang sangat lama. Tuhan, biarkanlah aku senang sebentar saja.
CKLEK.
Saat itu, pintu dorm terbuka.
.
.
.
To Be Continue
