Yo! Minna-san. Akhirnya saya bisa selesaiin satu chapter yee! *tebar-tebar bunga* makasih buat kakak Debora yang mau nge-beta fict ini love you :* okeh segini dulu lah curcol saya happy reading! ^^
Disclaimer:
Naruto © Mashashi Kishimoto
K-on! © Kakifly
Warning: AU, OOC, GaJe, dll
Rate: T
Don't like, don't read.
.
Pagi ini Hinata melangkah masuk sekolah dengan wajah sumringah. Ia berjalan sambil bersenandung. Saat ia berpapasan dengan temannya, langsung ia sapa dengan lancar. Tidak seperti biasanya yang bicaranya agak tergagap. Bahkan saat ia berpapasan dengan Naruto.
"Ohayou, Naruto-kun!" sapanya terlalu semangat, membuat pria didepannya menatapnya bingung. Beberapa saat kemudian Hinata baru sadar apa yang ia lakukan dan tanpa disuruhpun wajahnya memerah padam.
"E-h? O-Ohayou Hinata-chan!" jawab Naruto yang ganti posisi jadi orang gagap dan ikut-ikut blushing. Tapi, ia cepat-cepat nyengir lebar seperti biasa sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Hinata melempar senyum canggung pada Naruto sebelum melanjutkan perjalanannya menuju kelas sambil menggerutu, 'Bodoh! Bodoh! Bodoh!'
Sampai di kelas ia duduk di bangkunya dan menaruh tasnya di bangkunya, masih sambil bersenandung. Ia menopang dagunya dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mengetuk-ngetuk meja sesuai irama lagu yang disenandungkannya. Matanya menerawang.
"Mood-mu sedang bagus ya?"
"Baru ditembak sama Naruto ya?"
Tiba-tiba suara yang sangat familiar ditelinganya langsung membuatnya kaget dan hampir melompat dari bangkunya.
"S-Sakura? I-Ino?" katanya masih kaget.
"Haha. Benar ya, kau baru ditembak Naruto?" tanya Ino setengah tertawa melihat Hinata yang salah tingkah.
"T-tidak!" Hinata mengelak. "S-Sakura yang benar. M-mood-ku memang sedang bagus."
Mendengar ini Sakura langsung menatap Ino sambil menjulurkan lidahnya main-main. Ino juga langsung pura-pura ngambek dengan memajukan bibirnya beberapa centimeter. Dan beberapa saat kemudian tawa ketiga gadis itu terdengar menggema di ruang kelasnya yang baru ada 7 siswa di dalamnya.
"Eh, Hinata-chan! Memangnya apa yang membuat mood-mu itu bagus?Baru ditembak Naruto, huh?" goda Ino setelah tawanya mereda.
"I-Ino…" Hinata mulai blushing lagi.
"Yah, dia balik lagi kesitu! Jangan didengarkan Hinata-chan!" Sakura menggembungkan pipinya sambil mengibas-kibaskan tangannya. Pura-pura ngambek lagi dan diakhiri dengan tawa lagi.
"S-sebenarnya.." Hinata memandang keduanya dengan serius, dan suasanya berubah jadi tegang. Ino dan Sakura juga terlihat panik. "Saudaraku dan beberapa temannya akan pindah kesini!"
GUBRAK!
Ino dan Sakura berakhir dengan ber-sweatdrop-ria. Mereka tidak menyangka temannya yang super-sangat-amat-pemalu itu bisa bercanda seperti itu juga. Hinatapun tertawa melihat reaksi dua sahabatnya itu.
"Hmm… memangnya saudaramu dan teman-temannya itu seperti apa sih? Cewek apa cowok? Kok kamu kelihatannya seneng banget?" tanya Ino dengan nada menggoda.
"Mulai lagi dia..." ucap Sakura geleng-geleng kepala sambil meletakkan kedua tanggannya di depan dada.
"Mereka perempuan. Orangnya sangat menyenangkan dan lucu! Kalian pasti senang!" ujar Hinata mantap tanpa gagap.
"Wah, aku jadi penasaran nih!" Mata Sakura berbinar-binar. 'Waahh.. teman baru!'
.
Setelah bel berbunyi, mendadak kelas menjadi ramai. Mereka berjalan ke tempat duduk masing-masing, walaupun beberapa masih mengobrol di tempat temannya. Beberapa menit kemudian wali kelas mereka masuk kelas dan menaruh bukunya di atas meja guru.
Hinata memandang penuh harap pada gurunya. 'Semoga salah satu dari mereka sekelas denganku!'
"Hey, Hinata-chan! Kenapa kau? Kamu naksir sama Asuma-sensei?" tanya Sasame yang duduk di sebelahnya.
"Hus! Ngaco kamu Sasame! Dia tuh naksir sama aku yang paling tampan sedunia ini!" kata Kiba yang duduk di depannya nyengir sambil menepuk-nepuk dadanya.
"Oi! Malah kamu yang tambah ngaco lagi!" balas Sasame sambil menjulurkan lidahnya. Hinata tertawa renyah melihat tingkah temannya.
"A-aku hanya berharap ada s-sesuatu yang baru di kelas i-ini." Hinata masih menatap sensei-nya. Sasame bertukar pandangan bingung 'Ada yang baru?'
"Selamat pagi anak-anak!" Asuma menyapa murid-muridnya, yang langsung dibalas muridnya dengan setengah ogah-ogahan. Asuma berdehem sebelum melanjutkan, "Hari ini kita kedatangan teman baru. Ya kau boleh masuk sekarang."
HInata mengepalkan tangannya bersemangat sambil bergumam, 'Yaiy. Semoga Mugi-chan!'
Mio melangkah memasuki kelas dengan kepala sedikit tertunduk malu-malu. Tangannya meremas-remas rok seragamnya. Ada semburat merah di wajahnya saking malunya.
"Nah, ini dia teman baru kita. Kau boleh memperkenalkan diri!" kata Asuma. Hinata memandang kedepan terlihat agak kecewa. Tapi, ia langsung mengganti ekspresinya jadi bersemangat lagi. Karena Mio adalah salah satu sahabat dari kecilnya.
"O-Ohayou, minna-san! N-namaku Akiyama Mio, aku dari Sakura High School. S-salam kenal!" Mio memperkenalkan dirinya agak gagap seperti HInata. Siswa laki-laki matanya langsung membentuk 'love' melihat Mio yang terlihat sangat cantik dan diberi deathglare dari beberapa siswa perempuan.
"Hmm… Mio kau boleh duduk di sana." kata Asuma sambil menunjuk bangku kosong di samping seorang pria tampan. Wajahnya datar dan ia memandang Mio dengan mata dipicingkan.
Mio yang wajahnya sudah merah semakin merah lagi. Entah karena malu ditatap seperti itu atau takut. Ia merasakan sudah hampir semua mata di kelasnya—yang lebih banyak siswa perempuannya—menatapnya dengan deathglare terbaik mereka. Mio menelan ludahnya sebelum berjalan ke bangku yang tadi ditunjuk gurunya. Ia menaruh tasnya di bangkunya kemudian duduk.
"H-Hai?" sapa Mio takut-takut. Cowok di sampinya hanya mendengus kemudian menatapnya sambil menyeringai, "Hn."
'Rasanya aku duduk di sebelah setan nyasar. Ish, serem banget nih orang.' pikir Mio mengalihkan pandangannya ke depan.
"Mio!" sapa Hinata. Mio langsung menengok ke arah suara tadi dan langsung tersenyum senang melihat orang yang sudah di kenalnya ada di kelas yang sama dengannya. "H-Hinata!"
.
Setelah bel istirahat berbunyi Mio langsung menghampiri Hinata. Mio lega rasanya karena bisa jauh-jauh dari 'setan nyasar' setelah 2 jam pelajaran. Hinata langsung memeluk Mio, kangen. Kemudian melepas pelukannya dan saling bertukar senyum.
"Aku tidak mengira kalau kita bisa satu sekolah, bahkan satu kelas!" ujar Mio semangat.
"B-bukannya Mugi-chan sudah memberitahumu?" tanya Hinata.
Mio menggelengkan kepalanya."Belum… Eh tunggu dulu! Mugi belum masuk kemarin?"
"Kalau kemarin sih baru Ritsu yang masuk, katanya kau dan Mugi sakit benarkah itu?" tanya Hinata.
"Kalau Mugi aku kurang tahu, kalau aku memang sakit demam kemarin." Jelas Mio.
"Ya ampun kau demam? Apa sekarang kamu sudah benar-benar sembuh?" Tanya Hinata lagi sambil menyentuh kening Mio.
"Aku sudah tidak apa-apa kok!" ucap Mio meyakinkan, ia menurunkan tangan Hinata dari keningnya. "Lalu bagaimana dengan Yui?"
"Katanya kemarin rumahnya belum beres jadi ia beres-beres dulu." jawab Hinata.
"Eh, omong-omong, siapa sih orang yang duduk di sampingku? Serem!" kata Mio setelah memastikan si 'setan nyasar' sudah tidak ada di kelas.
"Itu Uchiha Sasuke. Tampan ya?" tanya Hinata dengan nada menggoda.
"H-Hinata!" Penyakit gagap Mio kambuh lagi dan langsung merona wajahnya.
"Oi, Hinata! Kau sudah berpaling dari Naruto dan mengatakan kalau Sasuke tampan ya?" seru Kiba dengan nada menggoda. Dan langsung saja di tertawakan oleh murid-murid yang mendengar ucapan Kiba tadi.
"Apa salahnya bilang Sasuke tampan? Hah, kau hanya iri. Iya kan?" kata Sasame membela temannya. "Lagipula Hinata akan selalu setia pada Naruto, iya kan Hinata-chan?"
Sekarang giliran Hinata yang langsung merah padam wajahnya. Mio ikut tersenyum melihat teman sekelasnya yang akrab. Lamunannya langsung buyar saat Kiba sudah ada di depannya sambil nyengir.
"Hai, Mio-chan! Aku Inuzuka Kiba!" ujar Kiba sambil mengulurkan tangannya. Sebelum Mio sempat membalas uluran tangannya, kiba langsung didorong oleh seorang cowok lagi.
"Yo! Aku Kankurou. Salam kenal!" ucap anak cowok tadi yang bernama Kankurou sambil nyengir. Dan detik berikutnya kejadian yang sama terulang lagi, akhirnya Mio dirubungi oleh cowok-cowok yang ada di kelas.
"Whoa!" seru Ino sambil memandang bingung ke arah kerumunan cowok di dekat papan tulis.
"Ada apa ini? Ramai sekali!" Sakura juga memandang bingung kerumunan itu.
"I-Ino, Sa-Sakura! T-tolong Mio-chan!" Tiba-tiba Hinata sudah berada di depan mereka.
"Wahh! Ino kau punya saingan nih. Hihi…" goda Sakura. Dulu Ino adalah cewek paling 'hot' di Konoha High School. Tapi, sepertinya gelar itu akan segera berpindah tangan pada Mio.
"S-Sakura! Kasihan Mio-chan!" Hinata memandang Sakura dan Ino bergantian dengan tatapan memohon.
"Iya, iya. Serahkan pada kami!" kata Sakura dan di balas anggukan setuju Ino. Dan beberapa menit kemudian Ino dan Sakura sudah berhasil membubarkan kerumunan tadi.
Hinata menghela nafas lega, kemudian berlari kecil menuju Mio.
"Mio-chan! K-kamu tidak apa-apa kan?"Hinata bertanya khawatir pada sahabat sejak kecilnya itu.
"T-tidak apa-apa kok..." jawab Mio sambil menghela nafas lega karena bisa terbebas dari kerumunan cowok-cowok tadi. Ia menengok ke arah Ino dan Sakura mengucapkan terima kasih.
"Iya, sama-sama… Eh, ya, perkenalkan namaku Yamanaka Ino, salam kenal!" ucap Ino.
"I-Iya Yamanaka-san," kata Mio masih gugup.
"Eiiittsss! Jangan panggil Yamanaka-san dong! Terlalu formal. Panggil Ino-chan saja ya!" ucap Ino sambil nyengir lebar.
"Eh, Oh Iya! I-Ino-chan," kata Mio salah tingkah.
"Nah, kalo namaku Haruno Sakura. panggilnya— " kata Sakura terputus karena di sela oleh Ino. "Forehead! Panggil dia Forehead-girl!"
"Ino! Mio jangan dengarkan Ino. Panggil aku Sakura-chan, ya?" kata Sakura mengedipkan sebelah matanya, kemudian memberi deathglare pada Ino. Ino hanya nyengir tiga jari.
"I-Iya Sakura-chan," balas Mio tersenyum.
"Mio-chan!" Tiba-tiba ada yang meneriakkan nama Mio, seisi kelas langsung menengok ke sumber suara. Belum sempat Mio membalikkan badannya tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Mio berteriak karena kaget, "KYAAAA!"
"He-Hei! Mio ini kami!" seru suara lain sambil menepuk pundaknya. Ia menengok dan mendapati Ritsu, Yui dan Mugi sedang menatapnya sambil nyengir. Pipi Mio langsung memerah karena malu.
Langsung saja Mio memukul kepala Yui dan Ritsu. Saat Yui dan Ritsu meringis kesakitan sambil memegang kepalanya Mio menyeringai dan memberi deathglare terbaiknya—yang membuat dua gadis tadi ketakutan dan membuat cowok yang melihat klepek-klepek.
"Mugi-chan!" seru Hinata kemudian memeluk Mugi, Mugipun membalas memeluknya. "Hinata-chan! Lama tidak bertemu ya?"
"I-Iya aku kangen sama Mugi-chan," kata Hinata sambil mengusap air matanya, karena saking senangnya ia sampai mengeluarkan air mata. Mugi hanya tersenyum menanggapinya.
"Mio-chan… Sakit…" rengek Yui pada Mio sambil mengusap-usap kepalanya.
"Kalau begitu jangan mengagetkan aku seperti tadi!" kata Mio.
"Rupanya sisi cool-mu itu sudah kembali, eh?" ucap Ritsu sambil tersenyum menyeringai. Akibat perkataan Ritsu barusan sebuah jitakan kembali mendarat dikepalanya. Ino, Sakura dan Hinata sweatdrop melihat Mio yang tadinya lemah lembut tiba-tiba berubah drastis menjadi galak.
"Eh, kita ke kantin yuk!" ajak Ritsu. Yui langsung bersorak mengiyakan.
"Errr, Hinata, Ino, Sakura mau ikut?" ajak Mio. Sakura mengangguk dan menggandeng tangan Ino, kemudian berjalan terlebih dahulu untuk menunjukan letak kantinnya. Sementara Hinata juga sudah berjalan lebih dahulu bersama Mugi dan Yui.
Sesampainya di kantin, mereka membeli beberapa makanan dan minuman kemudian duduk di salah satu meja makan yang cukup untuk tujuh orang.
"Umm... Aku lupa kita belum kenalan. Aku Yamanaka Ino, dan ini Haruno Sakura. Kalau kalian siapa?" tanya Ino pada yui, Mugi dan Ritsu.
"Aku Hirasawa Yui!"
"Aku Kotobuki Tsumugi, salam kenal!"
"Kalau aku Tainaka Ritsu!"
"Oh... Salam kenal juga!" balas Ino sambil mengangguk-angguk.
"Oh ya! Kalian mau ikut ekstrakulikuler apa?" tanya Sakura, kemudian kembali mengunyah makanannya.
"Memangnya ada apa saja?" tanya Ritsu yang terlihat tertarik dengan topik pembicaraannya kali ini.
"Ada basket, futsal, paskibra, English club, music club, teater terus.. apa lagi ya? Aku lupa." kata Sakura diakhiri cengiran.
"Music club!" seru Yui sambil melotot. Yui menengok ke arah Ritsu, Mugi dan Mio dengan tatapan puppy eyes andalannya. Ritsu dan Mugi terlihat ragu-ragu.
"T-Tidak!" ucap Mio sambil menutup wajahnya.
"Tapi, kenapa Mio-chan?" tanya Yui masih menatapnya dengan puppy eyes.
"A-aku tidak mau kejadian t-tahun lalu… terulang lagi…." kata Mio sambil menunduk. Ritsu dan Mugi menatap Mio dengan tatapan prihatin. Yui juga terlihat sama seperti Mugi dan Ritsu, walaupun kecewa tapi ia tidak akan memaksa Mio. Sementara Ino, Sakura dan Hinata terlihat bingung dengan pembicaraan empat orang yang ada di depan mereka.
"Err, kalau Mio-chan tidak mau tidak apa-apa kok! Sakura-chan, bisa beritahu kami lebih banyak tentang music club itu?" tanya Yui. Tiba-tiba Mio mengangkat sedikit wajahnya, terlintas raut kekecewaan di wajahnya. Mio pikir ia akan 'digantikan'.
"Setahuku club itu anggotanya hanya ada tiga dan hampir di bubarkan karena anggotanya super-sangat-amat sedikit." jelas Sakura, sambil menyeruput jus strawberry-nya.
KRING!
"Eh, Mio, Sakura, Hinata balik ke kelas yuk udah bel tuh! Ini waktu pelajarannya Ibiki-sensei! Telat sedetik, mati kita!" ucap Ino sambil buru-buru bangkit dari tempat duduknya. "Ritsu, Mugi, Yui, kami balik dulu ya sampai nanti!"
Sampai di depan kelas Mio menghela nafas sesaat baru kemudian berjalan menuju tempat duduknya. Ia merasa sangat-amat sial duduk bersebelahan sama orang-cakep-tapi-serem.
.
"S-Sakura, kamu tahu dimana m-music club-nya?" tanya Mio ragu-ragu.
"Ya! Itu di lantai tiga, kamu naiknya dari tangga paling pojok di dekat gudang terus belok kiri nanti ada tulisan 'music room'" ucap Sakura dengan dahi sedikit dikerutkan, ia mencoba mengingat letak ruangan yang sangat jarang ia kunjungi.
"Oh, iya arigatou Sakura-chan! Jaa—" kata Mio kemudian buru-buru mencari ruangan yang baru saja di beritahukan oleh Sakura.
"Kenapa dengan Mio-chan?" tanya Ino pada Sakura sambil menatap bingung punggung Mio yang semakin menjauh.
"Tadi dia nanya ruang music club..." jawab Sakura sambil membereskan mejanya.
"Ruang music club? Di mana letaknya Sakura-chan?" tanya Ritsu yang tiba-tiba muncul.
"E-eh? Itu ada di lantai tiga kamu naik dari lantai dua ketiga-nya lewat tangga yang ada di pojok dekat gudang terus belok kiri." jelas Sakura.
Sementara itu di ruang musik...
"GAH. Kok tidak ada yang datang?" tanya Naruto frustasi sambil celingak-celinguk di depan pintu.
"Memangnya siapa yang mau ikut club bodoh-mu ini, hah?" tanya Sasuke kesal melihat Naruto mondar-mandir seperti setrika. Sasori dan Sai ikut memandang Naruto dengan kesal juga.
"Siapa tahu ada salah satu fans kalian bertiga mau ikut club kita... Biar selamat club kita ini.." kata Naruto masih dengan posisi kepala di balik pintu, celingak-celinguk.
"Bodoh! Mana bisa mereka tahu.. Kita juga baru ikut tahun ini, setelah kau paksa." kata Sasori. "Lagi pula adik kelas satu juga banyak yang belum tahu kita."
"Biasanya fans kalian selalu tahu apa yang kalian lakukan." bantah Naruto. "Dan adik kelas... Bukannya waktu itu kau jadi panitia MOS ya? Pasti mereka tahu dan waktu kita manggung mempromosikan club kita 2 hari yang lalu, aku rasa itu cukup memuaskan dan kenapa tidak ada yang datang sampai hari ini. Argh!" Keluh Naruto panjang lebar, sambil berjalan ke arah Sasori dan duduk di sebelahnya.
Tanpa mereka sadari Mio sedang memerhatikan agak jauh dari ruang club itu, karena saat ia ingin mendekatinya selalu muncul kepala orang berambut kuning kayak duren (baca: Naruto).
Setelah mendengar ucapan terakhir yang mungkin bisa juga disebut teriakan Naruto, Mio mencoba memberanikan dirinya berjalan ke depan pintu tersebut. Ia mengintip ke dalam ingin melihat anggota lainnya, tapi sepertinya nasib baik sedang tidak berada padanya sehingga tubuh Mio seperti ada yang mendorong dan...
T.B.C
a/n: Hore! Selesai chapter pertama! *narigaje* gimana menurut para readers n senpai yang baca? Maaf kalo bahasanya campur aduk kayak gado-gado, terus ceritanya garing krenyes kriuk yah? Ya udah deh curcolnya cukup sampai di sini aja. Kalau begitu, boleh minta kritik dan sarannya? ^^
