A/N : Akhirnya, fict Akatsuki ini jadi juga! Dari Requestnya lil'shiro-kun yang tampaknya sekarang udah ganti nama ya? Ehehe… Shiro-kun, moga-moga suka yah! Plus kalian yang membaca, semoga suka! XD Oh, ya, mengingatkan bahwa di sini akan ada narator, yaitu sayaa!! Tapi tentunya tidak sering-sering, ntar menghancurkan cerita --a Happy Reading all!!

Desclaimer : Masashi Kishimoto

WARNING! OOC di mana-mana. Huehehehe…

Text (italic) : Teks nya narator


Akatsuki's Story

Prolog

Pada suatu hari yang indah di sebuah hutan… Maksudku, terlalu indah, tapi… terlalu sepi. Padahal di hutan ini ada markas Akatsuki. Mari kita intip apa yang sedang terjadi dengan mereka.

"Ya ampun… akhir-akhir ini kita itu sudah malas-malasan begini," ujar Pein, sang leader Akatsuki di tengah-tengah rapat mereka.

"…"

Jelas saja tidak ada yang membalas omongan Pein, memperhatikan saja tidak.

Pertama, Deidara sedang membuat tanah liatnya dengan bentuk yang aneh-aneh.

Kedua, Sasori sedang membetulkan kugutsunya menjadi model barbie yang paling digemari anak-anak perempuan di dunia.

Ketiga, Itachi sedang membuka foto albumnya, yang tentunya, berisikan foto adiknya tersayang. Plus! Nyengar-nyengir gjb. –menyeramkan!-

Keempat, Kisame sedang bermain dengan pacarnya yang ada di dalam akuarium. Yap! Seekor ikan.

Kelima, Hidan sedang berdoa dengan (sok) seriusnya.

Keenam, Kakuzu sedang menghitung uang kas Akatsuki yang tentunya, semakin hari makin menipis.

Ketujuh, Zetsu sedang berkonfrontasi dengan dirinya sendiri, memperebutkan daging yang akan mereka (?) makan nanti malam.

Kedelapan, Tobi sedang menari-nari tidak jelas di kursinya sambil bernyanyi, "Lalala… Tobi is a good boy… Tralala… trilili…"

Dan yang terakhir, dan yang paling parah… Konan sedang menatap Pein sampai-sampai air liurnya menetes. Entah dia bengong atau memikirkan hal yang… ehem… begitulah.

Pein frustasi melihat kelakuan para anggotanya yang semakin hari semakin menjadi ini, jadi dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

BRAK!! Ia menggebrak meja. Tapi ternyata tidak ada 1 pun yang menggubrisnya. Parahnya, yang duduk di sebelahnya, Konan juga tidak sadar juga dari dunianya. Dan parahnya, membuat meja itu retak, sehingga Kakuzu nglirik ke arahnya. Hanya melirik. Dia khawatir uang kas Akatsuki udah tidak akan cukup lagi untuk membeli meja baru.

Akhirnya Pein mendapat suatu ide. "WOI SEMUA!!" teriak Pein frustasi.

Masih saja tidak ada yang menanggapi. Akhirnya ia menemukan sebuah ide. Entah akan berhasil atau tidak.

"Grr… YANG MENANGGAPI AKU KASIH TANAH LIAT C4 1 KARUNG!!" seru Pein.

Deidara menoleh.

'Oh… berhasil?' batin Pein.

"YANG MENANGGAPI AKU KASIH 100 KOTAK BONEKA BARBIE LIMITED EDITION!" seru Pein lagi.

Sasori menoleh.

"YANG MENANGGAPI AKU KASIH FOTO SASUKE UCHIHA 10 ALBUM!" tambah Pein.

Itachi menoleh.

"YANG MENANGGAPI AKU KASIH IKAN SEKOLAM!!" seru Pein mulai senang karena usahanya akhirnya berhasil juga.

Kisame menoleh.

"YANG MENANGGAPI AKU KASIH UANG BUAT JAZIRAH KE ARAB!" seru Pein mulai agak khawatir.

Hidan menoleh.

"YANG MENANGGAPI AKU KASIH 1 MILYAR RYO!" seru Pein benar-benar khawatir.

Kakuzu (jelas) menoleh.

"YANG MENANGGAPI AKU KASIH DAGING 1 TON!" seru Pein mulai lelah.

Kakuzu menoleh.

Pein mikir sebentar, "YANG MENANGGAPI ADALAH ANAK BAIK!"

Tobi menoleh, "Tobi anak baik!"

"YANG MENANGGAPI…" Pein sedikit menarik nafas dulu, "AKU CIUM!" lanjutnya.

Konan menoleh, "SERIUS?!"

Yang lain muntah-muntah.

"Ehem…"

Setelah merasa semua sudah memperhatikannya, Pein mulai berbicara lagi.

"Kalian semua itu ya. Kalau tidak diberi sesuatu tidak mau mendengarkan ya?" ujar Pein sweatdopped.

"Yah! Leader! Kaya nggak tahu kita aja," ujar Deidara sambil nyengir, "Mana tanah liatku?" ujar Deidara senang.

"Aku sudah nanggepin loh, mana boneka barbieku?" ujar Sasori.

"Dari mana kau bisa dapet fotonya otouto?! Jangan bilang kau stalkernya?!" ujar Itachi kaget.

"Enak aja!" protes Pein.

"Yah, terserah. Yang penting aku dapat fotoku!" ujar Itachi sambil mengulurkan tangannya dengan telapak tangan terbuka. Mau minta maksudnya.

Hidan tiba-tiba saja beranjak pergi.

"Nah, aku mau siap-siap untuk ke Arab dulu," ujarnya senang.

"Woi! Dengerin dulu kalau mau ke sana!" ujar Pein kesal.

"Apa? Penjelasan apa lagi?" tanya Hidan sedikit kecewa dan kembali ke tempat duduknya.

Sebelum Pein sempat menjawab, di depannya tiba-tiba berdiri seseorang yang matanya berubah menjadi koin emas, "MANA DUITNYA!!" seru Kakuzu lantang.

"SABAR OY! Dasar mata duitan kau!" ujar Pein sweatdropped sambil menjauhkan Kakuzu darinya, "Hus! Hus! Duduk sana!"

Kakuzu dengan kecewa sekali kembali duduk.

"Asik! Nanti aku mau makan banyak!" ujar Zetsu putih.

"Aku akan makan lebih banyak lagi!" ujar Zetsu hitam.

"Aku makan lebih… dan lebih banyak lagi daripada kamu!" balas Zetsu putih tidak mau kalah.

"Aku makan lebih… lebih… lebih… lebiiiiiiiiiiiihhhhhhh!! Banyak lagi daripada kamu! Ha! Rasakan itu!" balas Zetsu Hitam.

"Aku Lebiiiiiiiiiiiiiiiii…………………………" tarik nafas dulu, lalu lanjut lagi, "iiiiiiiiiiiiiiiii…………………….." tarik nafas lagi, lalu lanjut lagi, "iiiiiiiiiiiiiiiiiii……………………….h…" Nafasnya akhirnya habis, Zetsu putih pingsan.

"Ya ampun…" Pein geleng-geleng.

"Udah dikasih masih bisa tengkar juga dia… parahnya sama dirinya sendiri!" batin Pein.

"Asik!! Tobi anak baik!"

Yang satu itu tidak masalah, pikir Pein. Tapi yang di sebelahnya ini…

"Pein-saan… kisushite!!" ujar Konan sambil (ikh) mencondongkan bibirnya ke arah Pein.

"WEK!!"

Langsung saja dihalangi dengan tangannya.

"Hiiiiiii!!" Pein merinding, begitu juga yang lain yang melihatnya.

"Aah… kok gitu sih?" ujar Konan dengan genitnya.

"SEBENTAAR!! HENING DULU!" seru Pein.

-HENING-

"Ehm… begini, karena akhir-akhir ini kita malas-malasan, jadi…"

"Alaah… Paling kita disuruh latihan gak guna," potong Kakuzu.

Yang lain mengangguk.

"DIAM DULU! KAKUZU! AKU POTONG GAJIMU BARU TAHU RASA!"

Kakuzu langsung diam seribu bahasa.

"Ehm… begini. Karena itu, aku akan memberi kalian liburan."

Yang lain sudah cerah wajahnya.

"TAPI!"

Wajah yang lainnya mendung kembali.

"Masing-masing dari kalian harus menceritakan tentang orang tua kalian dan hal menarik lainnya," ujar Pein.

Serentak semua berteriak, "APUAAAAA?? GAK MAU!!"

"Bagi yang mau melakukannya, hadiahnya tadi aku kasih," ujar Pein sambil menjulurkan lidahnya.

"OKEEEEEEE!!" langsung saja mereka serempak. Ternyata kalau niat mereka bisa serempak yah?

"Sampai minggu depan!" ujar Pein sambil nyengir penuh kemenangan, tapi ada 1 hal yang ia khawatirkan.

Ternyata beginilah ceritanya. Pein sudah janji sama anggota lainnya akan memberi hadiah-hadiah yang luar biasa itu. Tapi… bagaimana dia akan mendapatkannya? Yah… mari kita tunggu saja cerita berikutnya! Adios!!

-Prolog- End


A/N : Yah, sementara baru itu saja ;) Kesenangan baru mulai di chapter berikutnya!! XD Oh, ya. Shiro-kun, aku bilang pendek saja, tapi ternyata ber-chapter juga. Hehe… Review yah mina!! XD