Our Secret
Genre : Romance/Friendship
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate : T
Warning GaJe Inside...Don't like? Don't read
Hope you like it!
.
.
.
-Tayuya POV-
Mengapa cinta selalu datang tiba-tiba...yang membutakan siapa saja yang mendapatkan cinta dan terpesona karenanya...Ini mungkin saja mimpi, mungkin juga kenyataan yang bermula saat aku berumur 16 tahun. Inilah kisah cintaku dengan guruku...
.
-Kimimaro POV-
Mengapa cinta selalu datang tiba-tiba...yang membutakan siapa saja yang mendapatkan cinta dan terpesona karenanya...Ini mungkin saja mimpi, mungkin juga kenyataan yang bermula saat aku berumur 22 tahun dan memutuskan untuk bekerja di sebuah kota kecil yang jauh dari keramaian. Inilah kisah cintaku dengan muridku...
.
.
.
-Tayuya-16 years old-
Kriiiiiiiing...jam bekerku kini menunjukan pukul 6.00, dengan malasnya aku bangun dan meninggalkan tempat tidur penghubung dunia nyata dengan dunia kapuk (mimpi). Sejujurnya aku masih ingin melanjutkan tidurku karena kemarin aku kurang tidur karena terlalu sibuk menonton box office hingga tengah malam.
"Cih, dasar jam beker sial.", gerutuku sambil melempar jam itu ke tempat sampah.
"Arrrgggh...kepalaku pusing, aku rasa aku akan tidur seharian di UKS", gerutuku lagi sambil memegang kepalaku yang sakit karena kurang tidur.
Aku mulai mengambil handuk dan mandi, lalu kukenakan seragamku. Namaku Yakushi Tayuya , umurku 16 tahun dan aku bersekolah di Oto High School, satu-satunya sekolah yang ada di kota kecil Otogakure yang hampir menyerupai desa tepatnya. Hobiku bermain seruling dan aku rasa aku "sangat" berbakat memainkannya, aku punya selusin koleksi seruling di rak bukuku dan semua itu merupakan harta tak ternilai bagiku. Setelah selesai berpakaian, aku merapikan rambutku dan mengambil tasku, lalu aku turun ke lantai 1 untuk sarapan tentunya. Terlihat Kaa-san yang sedang sibuk membuatkan bekal untukku. Kaa-san adalah seorang single mother yang sangat kukagumi, Tou-san menceraikan Kaa-san saat umurku 5 tahun gara-gara wanita itu dan juga anaknya yang berwajah baby face dan si pinkie yang merupakan hasil perkawinan Tou-san dan wanita itu , walaupun Kaa-san memaafkannya, tapi aku tidak ! Melihatnya saja waktu mereka bertandan ke rumah kami setahun yang lalu membuatku muak, terutama si pinkie kecil itu, yang telah merebut kasih Tou-san yang seharusnya menjadi milikku !
"Yu-chan...kau bisa mengambil roti untuk sarapan di kulkas, Kaa-san mau berangkat kerja dulu, jangan lupa dikunci pintunya.", jawab Kaa-san yang bekerja sebagai guru sekolah dasar, Oto Elementary School dan penulis buku cerita anak-anak. Gaji Kaa-san yang sebagai guru SD hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup kami, Tou-san tidak lagi mengirimi kami uang karena Kaa-san menolaknya karena itu akan merepotkan Tou-san, jadi Kaa-san bekerja sambilan sebagai penulis buku cerita anak-anak, dan untuk membantu perekonomian, aku juga kerja part time di sebuah cafe kecil.
"Hmm...rotinya tersisa cuma 2 iris.", gumamku sambil mengambil roti yang tampilannya "menyedihkan" ini dan mulai mengacak-acak kulkas untuk mengambil selai cokelat.
"Cih, selainya habis...", gerutuku sambil mengorek-ngorek botol selai, berharap masih tersisa sedikit selai.
Setelah itu aku kembali menelusuri kulkas dan menemukan sebotol susu. Kulihat bagian bawah susu yang ternyata belum expired. Paling tidak masih ada keberuntungan di tengah kemalangan. Lalu, aku memanggang 2 iris roti itu di tooster, kemudian mengolesinya dengan selai cokelatku.
"Huh, sarapan kali ini hanya 2 iris roti yang menyedihkan, paling tidak masih ada susu untuk diminum.", kataku sambil menghela nafas.
"Aku harap Kaa-san ingat untuk membeli roti dan selai untuk sarapan besok.", desahku.
Setelah itu aku mengambil tasku dan berjalan ke pintu keluar. Aku tinggal di sebuah apartemen kecil tak jauh dari cafe kecil tempatku bekerja. Lalu aku berlari kecil menuju stasiun yang akan membawaku ke OHC, disana terlihat temanku, Kin dan Sasame, yang sepertinya sudah menungguku sejak tadi.
"Yu-chan...lama amat sih.", jawab Sasame yang langsung menarik tanganku ke dalam kereta.
"Iya, nanti kita ketinggalan kereta loh.", jawab Kin yang sudah ada di dalam kereta lebih dulu.
"Maaf, Kin, Sasame, tadi aku bangun kesiangan, gara-gara menonton box office kemarin malam.", kataku.
"Ah sudahlah, by the way...Tayuya-chan sudah tau belom? Katanya ada guru kita yang pensiun dan guru yang akan menggantikannya ternyata masih muda banget, katanya dia datang dari Konoha loh.", jawab Kin dengan berapi-api.
Aku pun masih cengo melihat Kin dan Sasame yang sedang ber-KYAAA-KYAAA dengan penuh semangat.
"Dan berta baiknya...guru itu mungkin akan menggantikan guru matematika kita loh.", kata Sasame dengan penuh semangat api sambil menggoyang-goyangkan pundakku.
"A...aku nda tau, kenapa ada orang yang mau bekerja di kota kecil seperti ini, apa lagi orang itu berasal dari Konoha, enggak bisa dipercaya.", jawabku sambil mendengus.
"Eitsss...aku dengar, sejak dulu ia ingin menjadi guru dan terutama mengabdi di kota-kota kecil yang pendidikannya ketinggalan jauh dari kota besar seperti Konoha.", jawab Kin.
"Uwaaa...malahan makin nda bisa di percaya, kelihatannya mencurigakan.", jawabku sambil mengernyitkan dahi, mana ada yang mau bekerja di kota kecil seperti ini.
"Jadi penasaran kan? Hari ini apa dia ada yah?", kata Sasame dengan genitnya, lalu seketika kereta berhenti di stasiun yang kami tuju.
"Sampaiiii...", kata Kin seketika berdiri dan mengambil tasnya.
Kami pun keluar dari kereta dan berjalan menuju sekolah yang tak jauh dari stasiun tempat kami berada. Setelah mengambil sepatu dan buku di dalam loker, kami berdua berjalan ke ruang guru yang kebetulan searah dengan kelas kami.
"Belom datang yah?", pikirku.
"Palingan Cuma gosip. Mana ada orang yang mau bekerja di kota kecil begini, adanya orang sini yang mau ke kota", pikirku lagi
"Wah sepertinya belom datang, nanti kita juga ketemu kok.", jawab Kin.
Kin melihatku dengan tatapan heran yang sedang mengintip ruang guru, mataku sibuk menjelajah ruangan itu untuk menemukan guru baru itu.
"Tayuya ingin pergi ke Konoha yah?", jawab Sasame sambil menepuk punggungku.
"Ah...iya...", jawabku, sejak dulu aku ingin sekali pergi kesana, kudengar disana ada universitas musik, aku ingin melanjutkan sekolahku kesana dan Kaa-san sudah menyetujuinnya setelah berdebat hebat.
"Kalo ketemu, kau mau nanya tentang Konoha kan? Ehh...tuh lihat-lihat !", kata Kin sambil menunjuk ke arah belakangku.
"Apa?", jawabku sambil melihat ke belakang.
"Dibelakang-dibelakang !", teriak Sasame kegirangan.
Terlihat sesosok pemuda yang mungkin tak jauh umurnya dari kami, pemuda berambut perak dengan belahan zig-zag dan bermata jade, seketika mata hazelku terpana melihatnya.
"Tampan..."
"Maaf, saya guru baru disini dan saya mau ke ruang guru, bisakah..."
"Bi...bisa-bisa, silahkan, maaf menghalangi jalan sensei.", jawab Kin dan Sasame yang segera menarikku yang kini membatu di depan ruang guru, lalu kami menunduk dan mempersilahkannya masuk. Ia hanya membalasnya dengan senyuman yang semakin membuat kami melayang.
.
Di dalam kelas...
"Bagikan printnya...", jawab Guren-sensei yang sedang mengajarku.
"A...apa-apaan nih, deg-deggannya nda mau berhenti...", jawabku sambil memegang dadaku.
"Rasanya sekarang mau lari ke ruang guru deh.", jawabku yang kini lemas di mejaku yang kini penuh aura cinta yang menyeruak dari dalam diriku.
"Yakushi-san, kau tidak apa-apa?" Jawab Juugo-san yang melihat tingkah gajeku.
"Ehh...ti...tidak apa-apa kok, Juugo-san.", jawabku yang kini melihat expresi cemas dari mukanya.
.
.
.
-Kimimaro-22 years old-
Tak kusangka akhirnya aku memilih untuk bekerja menjadi guru di sebuah sekolah di kota kecil, Oto, dan kini aku sedang duduk di kereta yang akan mengantarkanku ke kota kecil itu. Setelah aku lulus dari kuliahku di Konoha University dengan jurusan Matematika, aku memilih untuk magang di kota kecil tersebut, karena aku tidak suka dengan keramaian di Konoha dan juga menjauh dari wanita berambut merah yang selalu mengejarku, Karin, yang juga notabene sebagai pacarku. Kini aku sampai di kota kecil ini dan aku tinggal di apartemen dekat dengan sekolah tempatku bekerja.
Don't wanna run on your command
Don't wanna keep on coming back
Don't wanna swallow all your lies
Terdengar suara Hpku yang berdering, dengan malasnya ku keluarkan Hpku dari tas ranselku dan kulihat tulisan di layar HP tersebut.
Karin
Kulihat dan mendesah malas setelah melihat nama wanita itu dan ku jawab panggilan darinya, jika tidak aku akan diterornya sampai aku mengangkat panggilan darinya.
"Hai, Karin...", jawabku.
"Kimi-Kun...aku rindu sekali...kenapa kau memutuskan untuk bekerja di kota kecil itu? Bukankah banyak sekolah yang mau menawarkanmu pekerjaan di Konoha ?", jawab Karin dengan manjanya.
"Sudah kuputuskan untuk bekerja disini dan itu final.", jawabku tegas, aku sudah muak dengan suara gadis ini, ingin cepat-cepat ku matikan Hpku.
"Kimi-Kun...", jawab Karin dengan nada manjanya. Keretapun berhenti dan terdengar suara dari dalam kereta bahwa kereta telah sampai.
"Hn...ya sudah, keretaku sudah sampai, aku matikan Hpnya yah.", jawabku sambil mematikan HP.
"Hhhh...dasar wanita, merepotkan...", desahku sambil keluar dari kereta.
.
Hari ini adalah hari pertamaku kerja, dan aku tidak ingin telat dan merusak citraku sebagai guru di hari pertama, jadi aku sudah mempersiapkannya sejak kemarin. Aku pun berjalan menuju sekolah dan kulihat tatapan siswi maupun siswa yang tengah berbisik, terutama siswi-siswi yang tengah berbisik dan menatap mukaku dengan semburat merah di pipi mereka, akupun membalas sapaan mereka dengan tersenyum kecil dan itu cukup membuat pipi mereka merona merah. Akupun berjalan menuju ruang guru dan terlihat gadis berambut pink tua menghalangi jalanku. Kulihat teman gadis itu yang berambut panjang hitam dan oranye memberi isyarat kepada gadis pink itu dan gadis itu menoleh ke arahku.
"Cantik..."
Gadis itu terkejut melihatku dan mempersilahkanku untuk masuk, kulihat gadis pink itu dengan cermat dan kulihat mata hazelnya yang menawan, membuat hatiku berdetak...ah...apa ini...dia adalah muridku, tak sepantasnya aku menyukainya.
"Maaf, saya guru baru disini dan saya mau ke ruang guru, bisakah..."
Sebelum aku menyelesaikan kata-kataku, gadis itu langsung menjawab dengan panik.
"Bi...bisa-bisa, silahkan, maaf menghalangi jalan sensei.", jawab mereka sambil menunduk dan mempersilahkannya masuk. Kini perhatianku terfokus dengan gadis bermata hazel itu.
"Arigatou...", jawabku sambil tersenyum yang sukses membuat dia tersipu, lalu mereka berlari (sepertinya) ke kelas mereka.
Lalu aku masuk ke ruang guru yang notabene kebanyakan berisi hampir makhluk setengah manula. Salah satu dari mereka datang menghampiriku, dilihat dari wajahnya dia hampir berumur sama sepertiku.
"Oh, jadi kau guru penggantinya, baik guru-guru dan para siswa-siswi membicarakanmu loh, sepertinya kau akan terkenal disini.", kata pemuda perak dengan rambut ponytail kebawah. Aku hanya mengernyitkan dahiku mendengar perkataannya.
"Oh, aku lupa memperkenalkan diri, namaku Yakushi Kabuto, guru ilmu alam, kuharap kita bisa akrab, akulah yang akan mengantarkanmu ke ruang kepala sekolah."
"Hn, namaku Kaguya Kimimaro, seperti yang kau tau, aku akan menjadi guru matematika, mohon bantuannya.", kataku sambil menunduk, lalu aku mengikutinya ke ruang kepala sekolah.
Sesampainya di depan ruang kepala sekolah, ia menghentikan langkahnya dan berbicara sangat pelan, hampir seperti berbisik.
"Hmm...Kaguya-san, aku ingin memberitahu satu hal sebelum bertemu kepala sekolah, kuharap kau harus memperhatikan lidahmu, berpikirlah sebelum berbicara, karena kepala sekolah ini...sedikit...emosional...tapi aku rasa kau bisa menghadapinya, berusahalah, aku hanya bisa mengantarmu sampai sini.", katanya sambil menepuk pundakku.
"Err...emosional?", kataku sambil mengernyitkan satu alisku.
"Yah begitulah, beliau orang yang sedikit...susah...namanya Orochimaru-Sama, aku akan mengawasimu di luar.", katanya.
Lalu akupun mengambil satu tarikan nafas panjang dan mengetuk pintu. Terdengar suara berat yang berarti mempersilahkan aku untuk masuk. Akupun perlahan-lahan menggeser pintu masuk dan terlihat seorang lelaki paruh baya, berkulit pucat memandangiku tajam. Aku melangkahkan kakiku ke dalam ruangannya yang begitu banyak lukisan ular dan kotak-kotak bening penuh ular yang sepertinya peliharaannya.
"Orang aneh...", pikirku.
"Hmm...jadi kau yang bernama Kaguya Kimimaro, senang bertemu denganmu, silahkan duduk Kaguya-san.", katanya sambil mempersilahkan aku untuk duduk.
"Arigatou Gozaimasu, Orochimaru-sama.", kataku sehormat mungkin.
"Sangat jarang seorang dari kota besar seperti Konoha yang bekerja di kota kecil ini, apalagi itu adalah seorang pemuda sepertimu, aku saya yakin banyak sekolah-sekolah di kota yang akan mempekerjakanmu.", katanya sambil memulai topik pembicaraan.
"Iya, saya sudah putuskan untuk bekerja di kota kecil ini, karena sudah menjadi tujuan saya untuk mengabdi dan memajukan pendidikan, terutama di kota-kota kecil yang kini sedang kekurangan pengajar.", jawabku tanpa rasa tegang.
"Hmm...alasan yang bagus, saya menyukai anda yang tidak tegang berbicara padaku dan menjawab pertanyaanku hingga membuat saya terkesan, saya sangat senang jika ada pemuda seperti anda yang memiliki pikiran seperti itu."
"Arigatou...Orochimaru-Sama.", jawabku.
"Dan sepertinya anda tau dimana dan kapan anda akan memulai aktivitas mengajar.", katanya.
"Ya, saya akan mengajar hari ini di kelas 9-C, saya akan melakukan yang terbaik.", jawabku.
"Hmm...kau sepertinya pemuda yang cerdas dan bisa membimbing siswa-siswi OHS kearah yang lebih baik, kau boleh melanjutkan aktivitas mengajarmu.", katanya sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.
"Hn, iya...sekali lagi...Arigatou.", kataku sambil membalas salamnya, kami menjabat tangan lalu akupun keluar dari ruangan kepala sekolah itu.
Diluar ruangan terlihat Kabuto yang tengah menguping pembicaraan kami sejak tadi dengan wajah harap-harap-cemas. Ia lalu menghampiriku dan sepertinya akan menghujaniku dengan berbagai pertanyaan.
"Bagaimana disana? Kau tidak kena semprot?", katanya sambil mengajakku berjalan ke ruang guru.
"Hmm...tidak, beliau hanya lelaki paruh baya yang aneh.", jawabku.
"Hahahaha...beliau itu maniak ular, di rumahnya banyak sekali koleksi ular-ularnya, tenang saja itu tak berbisa kok, tapi dulu pernah ularnya kabur dari sangkarnya, sekolah akhirnya diliburkan dan kami sibuk menangkap ular yang lepas itu.", katanya sambil menerawang, sepertinya itu pengalaman yang buruk sekali.
"Tapi tak apalah, begitu-begitu beliau orang yang baik, walau sedikit aneh dan susah di mengerti.", jawabnya.
Sreeeg...terdengar suara pintu terbuka dan muncul pemuda berambut coklat muda dengan membawa banyak kertas-kertas yang kini mendekat ke arah kami.
"Sensei, ini kertas-kertas yang anda minta.", jawabnya ke arah Kabuto.
"Oh, arigatou...Yukimaru.", jawab Kabuto sambil mengambil kertas-kertas itu.
"Hmm...Yukimaru, bisakah kau antar Sensei Kaguya ke kelasmu, ia yang akan menggantikan guru matematika yang lama.", jawab Kabuto.
"Hai, sensei.", jawab anak itu.
"Nah, Kaguya-San, dia adalah Yukimaru, salah satu murid 9-C yang akan kau ajar nanti, dia akan mengantarmu ke kelas.", Jawab Kabuto.
"Hn...", jawabku.
Lalu aku mengikuti anak ini sampai ke ruang kelas 9C, seketika kelas yang tadi riuh ramai mendadak tenang. Kulihat ketiga gadis yang menghalangi jalanku di ruang guru, terutama gadis bermata hazel itu. Aku berjalan menuju papan tulis dan mengambil kapur, lalu menulis namaku.
KAGUYA KIMIMARO
"Hn, Hajimemashite, saya rasa sudah banyak yang tau kalau saya akan menggantikan guru matematika yang lama, namaku Kaguya Kimimaro, saya berasal dari Konoha, Dozo Yoroshiku.", kataku memperkenalkan diri dengan simpelnya.
Kulihat ambil daftar nama dan mengabsen satu persatu murid-murid 9C hingga sampai ke salah satu nama yang membuatku menarik.
Yakushi Tayuya
Gadis bermata hazel itu berdiri dan duduk kembali, menandakan bahwa ia hadir di kelas.
"Hn...namanya Yakushi Tayuya yah...", gumamku.
.
.
.
-Tayuya-
Aku benar-benar kaget saat guru itu masuk ke kelas, apa lagi di pelajaran terakhir, aku memutuskan untuk bertemu dengannya sepulang sekolah ini.
"Tuh kan apaku bilang ! guru tampan itu akan mengajar di kelas kita.", kata Sasame berbisik ke arahku.
"Hush, awas ketahuan, sepertinya dia guru killer.", jawabku melihat raut muka guru baru itu yang tidak bersahabat.
.
Sepulang sekolah aku menolak ajakan kedua temanku untuk pulang sekolah, dengan alasan aku akan pulang bersama ibuku yang kini tengah mengajar di Oto Elemetary School. Akupun menunggu kelas sepi dan keluar paling akhir, cepat-cepat ku berlari ke arah ruang guru dan mengintip dari balik jendela, kulihat guru baru itu tak ada di ruangan tersebut, aku mendesah pelan dan berjalan ke lokerku. Saatku keluar dari gedung sekolah, kulihat guru baru itu hendak keluar juga lalu aku mencoba berbicara dengannya.
"Hmm...ano sensei...", jawabku malu-malu.
"Hn...ada apa ?", jawabnya.
"Sensei datang dari Konoha yah?"
"Iya.", jawab sensei baru itu.
"Katanya karena ingin mengabdi ke kota kecil yah?
"Iya, ternyata disni memang bagus, jauh dari keramaian dan udaranya masih segar karena sedikit polusi, bintangnya juga indah disni.", jawabnya lagi dengan sedikit senyuman.
"Jauh dari keramaian? Memang benar sih, disini populasinya sangat sedikit, kebanyakan dari mereka malah merantau ke kota-kota besar, tapi Sensei Kaguya yang dari kota besar malah merantau kesini...udara di Oto memang segar, karena kota ini dekat dengan pegunungan...dan bintangnya indah? Perasaan bintang bisa dilihat kapan saja di malam hari. Apa maksudnya ini...orang aneh", pikirku.
"Err...kau baik-baik saja? Namamu Yakushi Tayuya kan?", jawabnya sehingga membuyarkan lamunanku.
"Ah...hai sensei, aku keponakan dari Sensei Kabuto.", jawabku.
"Oh ya, hn...ya sudah, hari ini aku sangat terburu-buru, mengingat banyak yang aku persiapkan sebagai guru baru.", jawabnya.
"Jaa...Mata ashita.", jawabnya sambil berlalu.
"Mata Ashita sensei.", jawabku dengan penuh semangat.
Setelah melakukan percakapan pendek dengan Kaguya sensei akupun memutuskan beranjak dari gedung sekolah, kulihat kebelakang karena sepertinya ada seseorang yang memperhatikanku.
"Kau menyukai sensei baru itu yah...", jawab lelaki yang dari tadi membuntuti Tayuya sejak ia pergi dari kelas sampai bercakap-cakap dengan Kaguya-sensei
aku pun meninggalkan sekolah dan berlari ke stasiun.
"Cih, gara-gara terlalu lama di kelas, aku bisa terlambat kerja part-time.", desahku.
"Harusnya aku langsung saja menemui Kaguya sensei.", sesalku.
.
Sesampainya di cafe tempatku bekerja sambilan, aku langsung memakai seragam cafe di ruang belakang. Dan sesosok gadis berambut hitam panjang datang menghampiriku. Ia adalah kakak dari Sasame dan pemilik cafe kecil ini.
"Tayuya...kau telat 2 menit loh."
"Gomen, Kotohime-Nee, tadi aku dipanggil oleh sensei di sekolah.", jawabku.
"Hahaha...kau berulah lagi yah? Kudengar ada sensei baru yang tampan pindahan dari Konoha yah?", jawabnya. Seketika pipiku langsung memerah.
"Ah...iya nee-chan.", jawabku sambil tersipu.
"Wah-wah, sampai kau yang cuek ini tertarik padanya, pasti ganteng banget yah, aku jadi ingin melihatnya", jawabnya seketika terdengar suara lelaki yang terbatuk-batuk.
"Ah tenang saja Kamikiri-kun, aku hanya bercanda kok.", jawabnya.
"Huh, kau ini, dari pada bergosip tentang lelaki, lebih baik urus pengunjung yang baru datang.", jawab Kamikiri yang merupakan pacar Kotohime-nee.
"Yu-chan, kalau ada masalah dan tips-tips mengenai cinta, aku bisa bantu kok.", jawab Kotohime-nee.
"Hai, nee-chan.", jawabku.
.
Setelah shiftku selesai, aku memutuskan untuk segera pulang, aku berlari kecil menuju apartemen kecil yang merupakan tempat tinggalku dan Kaa-san. Kulihat Kaa-san belum juga pulang, untungnya aku sudah makan malam di cafe. Lalu aku mandi dan setelah mandi kulihat wajahku di cermin. Kulihat alisku yang berantakan, dan jerawat yang muncul di dahiku. Kuputuskan untuk merapikan alisku dengan mencabutnya satu-satu. Terdengar suara pintu rumahku terbuka dan langkah kaki, aku rasa Kaa-san sudah pulang.
"Tayuya, kenapa kau cabut alismu?", jawab Kaa-san yang kini masuk ke kamarku.
"Aku mau merapikannya Kaa-san.", jawabku
"Wah di dahimu ada jerawat, jerawat naksir ya? Jadi sudah ada orang yang kamu sukai ?", jawab Kaa-san yang kini memperhatikan perilakuku yang tidak biasanya.
"Eh..Kaa-san..."
"Jerawat yabg artinya naksir, ditaksir, menolak dan ditolak itu sudah ada sejak zaman Kaa-san remaja loh." , jawabnya sambil menunjuk letak jerawat-jerawat yang ia jelaskan.
"He...", aku menatap Kaa-san, aneh, lalu Kaa-san pamit dari kamarku dan mempersilahkan aku untuk melanjutkan aktivitasku.
"Ada yang seperti itu yah? Kok aku enggak tau...aneh ya, padahal enggak ada orang yang aku sukai...tapi perasaan apa ini saat melihatnya...rasanya aku...", gumamku sambil memegang dadaku dan menatap wajahku dicermin.
Sekarang ini aku semakin berpikir, aku ingin terlihat lebih cantik walau cuman sedikit, aku ingin Kaguya-sensei mengatakan aku cantik, walau itu terlalu berlebihan sih, karena aku ingin lebih di perhatikan olehnya.
.
.
.
-Kimimaro-
Aku sangat terkejut karena aku mengajar di kelas tempat gadis hazel itu, Tayuya, berada, apalagi saat ia menghampiriku dan berbicara padaku, dadaku berdebar kencang seperti saat aku masih di bangku sekolah. Aku banyak berpikir tetangnya saat berjalan menuju apartemenku. Untungnya apartemenku dekat dengan sekolah, itu sangat membantuku, mengingat aku selalu bangun kesiangan yang merupakan penyakitku sejak di bangku sekolah. Sesampainya aku di apartemenku, terlihat gadis berambut merah dengan kacamata merah berdiri di depan pintu masuk apartemenku.
"Kaguya sensei.", panggilnya dengan nada yang dibuat cute.
"Hn...Karin-chan, sudah berapa lama kau berdiri disini.", jawabku.
"Sudah kuduga, pasti dia akan menemuiku.", pikirku.
"Aku barusan datang kok, sedikit susah menemukan apartemenmu, walau di kota kecil seperti ini.", jawabnya dengan nada sedikit meremehkan di bagian "kota kecil".
"Hn...ayo masuk, nanti masuk angin loh.", jawabku sambil membuka pintu apartemen.
"Kau mau minum apa Karin, karena aku baru pindah kemarin, aku belum sempat membeli apa-apa, cuma ada air putih.", jawabku.
"Terserah sensei saja.", jawabnya.
"Jangan panggil aku sensei, jadi ingat dengan kerjaan.", jawabku sambil mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih dari dispenser.
"Liburan musim panas ini jalan-jalan yuk, aku akan ambil cuti kerja.", jawabnya sambil mengambil segelas air yang aku berikan padanya.
"Kita akan pergi ke Kusagakure.", jawabnya sambil membolak-balik majalah desain yang sejak tadi ia baca.
"Kusa ?...itu kan rumah orang tuamu?"jawabku sambil menyeruput air yang aku bawa.
"Iya, temui orang tuaku donk, eh...sudah waktunya aku pergi.", katanya sambil melihat jam tangannya.
"Oh, cepat sekali...", jawabku dengan penuh kelegaan.
"Iya, jadwalku padat sekali sebagai asisten desainer, maaf aku datang tiba-tiba, aku ingin menjadi yang pertama datang ke apartemenmu.", jawabnya sambil mengambil tasnya.
"Maaf gak kuantar, kamu tak apa-apa kan?"
"Enggak apa-apa kok, sudah yah, aku pergi dulu.", jawabnya sambil keluar dari apartemenku.
Akupun kembali ke ruang tamu dan membereskan gelas yang tadi Karin pakai, kulihat majalah yang sejak tadi Karin baca, "Wedding Organizer"...Akupun mendapat firasat jelek mengenai majalah yang ia tinggalkan, karena Karin bukan orang ceroboh yang meninggalkan barang, aku yakin ini tanda dari Karin mengingat kami telah pacaran selama 3 tahun.
"Aku harap keinginan Karin tidak terwujud.", jawabku sambil melempar majalah itu ke tong sampah.
.
.
.
End of Chapter 1
Behind The Scene
.
Hyaaa...This's the First TayuxKimi in Bahasa Indonesia .
Ane demen banget sama pair kedua orang ini, walau sepertinya sedikit gaje sih.
Dan semua karakter di fic ini adalah chara Naruto dari desa Oto, yang pingin tau dengan jelasnya silahkan lihat daftar charanya di Naruto Wikia ^^
.
Thanks all, maaf kalau cerita ini sedikit pendek dan gaje, ane males banget ngetik panjang-panjang :p
ditunggu kritik dan saran, RnR please .
