Balik lagi deh sama Lolly, cerita ini sequel dari 'Magical Cat' yang endingnya aku akui memang bener-bener ga nyambung, maaf ya baru dibuatnya sekarang….

Ini juga untuk memenuhi request dari Eca chan, langsung aja deh, please review and enjoy always^^

Untuk tambahan, cerita ini sudah melewati selang beberapa tahun dari kejadian dalam cerita 'Magical Cat' terima kasih^^


Diclaimer : Tite Kubo

My Lovely Shiroo


Di Universitas London…

"Heeiii…." Aku melambaikan tanganku kepada orang yang berdiri di sebelah mobil yang biasa kugunakan.

"Hei…. Apa kabar?" kata pria berambut putih itu.

"Baik… kapan kamu datang?" tanyaku dengan senang.

"Tadi jam dua belas…" jawabnya disertai senyum.

…...

Hai! Sekarang aku sudah kuliah, aku kuliah di London, di universitas yang sama dengan kakakku dulu. Sekarang di sebelahku, terdapat kekasihku sejak lulus SMA, Hitsugaya Toushiro menyetir mobilku menuju café dekat jam yang terkenal di London bernama Big Ben…

"Kamu ada apa kesini, jarang-jarang nih…" tanyaku kepada Hitsugaya.

Diapun tersenyum dan berkata, "Buat acara lusa, kamu lupa?"

"Ya ampun!" aku menepuk dahiku, "Bisa-bisanya aku lupa dengan acara itu…"

"Kita sampai…" Hitsugaya memarkirkan mobilku di tempat parkirnya.

Ya… lusa besok adalah hari kelulusanku sekaligus, hari pertunanganku dengan Hitsugaya, tadinya aku dan Hitsugaya menolak, tetapi seiring berjalannya waktu, kata yang tadinya menolak berubah menjadi menerima.

Aku kenal Hitsugaya sebenarnya sejak kecil, tetapi karena amnesia yang aku alami, aku baru mengingatnya lagi pada saat SMP, aku ingat sekali, saat itu dia menyamar menjadi kucing yang sangat manis. Kakaknya Gin, yang jarang sekali muncul senang sekali mengusiliku, pernah kakakku mengomeli Gin karena mengusili sampai aku menangis

Itu hanya sekedar cerita pendek tentang masalaluku, sekarang aku sedang duduk di sebuah café, memesan pesanan yang akan ku makan nantinya, "Aku Chicago Cheese cake aja, sama minumnya Swedish berry tea.." jawabku sambil menaruh menu yang baru kubaca.

"Ya… itu saja…." Kata Hitsugaya kepada pelayan yang sedari tadi menyatat makanan yang disebutkan.

"Silahkan ditunggu…" jawab pelayan itu ramah.

"Gimana kuliah kamu?" Tanya Hitsugaya langsung mengalihkan perkataan.

"Susah juga sih… tapi untungnya aku lulus, dengan nilai yang cukup memuaskan… aku masuk lima besar!" sahutku dengan senang.

"Waah, hebat dong yaa…" jawabnya sambil tersenyum.

"Makasih…" jawabku tersipu, tak beberapa lama kemudian makanan kami pun datang, ternyata cepat juga yaa…

"Silahkan…" kata pelayan itu masih dengan keramahannya.

Kami pun memakannya tanpa bersuara, karena itu memang tradisi kami agar tidak bersuara selama makan, waktu pun berjalan, makanan yang tadinya banyak, menjadi tidak ada…

"Selesai…" sahutku dengan senang.

"Kamu ini… masih kaya anak kecil, dari dulu ga berubah…" Hitsugaya terkekeh, yang membuatku sedikit kaget dia secara tiba-tiba membersihkan, mungkin sisa Cheese cake yang tadi aku makan, dari bibirku dengan tissue yang tersedia di sebuah piring. Tentunya itu membuatku sedikit tersipu.

"Kamu kenapa?" tanyanya bingung memandangku.

"Ah? Enggak kok…" kataku tertawa sendiri.

"Abis ini aku nemenin kamu buat, nyari buat baju besok… aku disini ga ada kerjaan beneran…" kata Hitsugaya.

"Baju? Udalah… pake yang buat malam perpisahan besok aja…" jawabku santai.

"Kamu tega yaa? Ini kan hari special… masa disamakan dengan hari perpisahan…" katanya.

"Eh… bukan kaya gitu maksud aku Hitsu, kan maksunya supaya ga keluar banyak uang gitu…" akupun mencoba menjelaskan.

"Ga mau, pokoknya aku ga mau kamu pake yang itu…" jawabnya mulai ketus, terkadang dia memang seperti itu.

"Iya deh… Tapi jangan marah dong." Jawabku mencoba melembutkan keketusannnya tadi.

"Berarti ayooo berangkat." Dia langsung menarikku dari kursi yang kududuki.

Sesampainya di tempat baju…

"Shirooo…" aku memanggil namanya yang biasa kupanggil dulu, "sebaiknya kita pulang, kamu tahu kan aku nggak suka keramaian…"

"Ya ampun baru kita sampe…" Dia menghela nafas.

"Maaf Shiro, aku memang ga niat awalnya ke sini…" akupun mengaku.

"Hehe… memang salahku sih, pake memaksamu segala… kamu ikut deh ke rumahku… aku mau ngasih kamu sesuatu." Hitsugaya menarikku lagi, kok dia jadi ling-lung gini, biasanya kan dia tegas.

"Hng? Iya…" aku hanya mengikutinya.

Kita skip saja yaa… tidak banyak pembicaraan yang kubicarakan di mobil dengannya….

Pada saat dia membuka pintu rumahnya yang besar disana terdapat…. Hitsugaya?

"Kamu apakan saja dia?" katanya dengan menatap tajam Hitsugaya, jujur aku bingung.

"Santailah… aku hanya mengajaknya jalan-jalan…" jawab nya yang tiba-tiba berubah menjadi Gin? Inilah yang paling aku takutkan dari keluarga ini, karena mereka punya kekuatan sihir, mereka bisa mengerjaiku kapan saja, termasuk Shiro.

"Hah… Gin?" kagetku secara seketika.

"Iya.. maafkan aku, tadinya aku mau keliling kota tapi dia tidak mau menemani…" jawabnya masih dengan senyum lebarnya.

"Ja-jadi tadi?" aku teringat saat memanggilnya dengan nama Shiro, dan saat membuatnya agar menghilangkan keketusannya, dan juga saat dia membersihkan cheese cakekku dari bibirku.

"Kamu kenapa Momo…" heran Hitsugaya yang asli.

"Gyaaa…" aku histeris menutup mukaku yang sepertinya merona.

"Kamu apakan dia?" Hitsugaya sepertinya mulai panic.

Gin pun menggeleng. "Ayo... masuk." Hitsugaya menarikku yang masih kaku.

Didalam aku disediakan minum, dan aku mulai bicara…

"Shiroo…" kali ini aku memanggilnya seperti biasa, "Dia jahat." Aku menunjuk Gin dengan sebal.

"Emang kenapa dia?" Tanya Shiroo, wah aku ini berubah-rubah, tadi aku memanggilnya Hitsugaya, Shiroo, Hitsugaya, dan Shiro lagi.

"Aku malas mengingatnya." Aku menggeleng-geleng.

"Kamu ingat yang kamu lakukan saat aku makan es krim, saat kita pertama kali pergi bersama?"

"Ha?" kaget Hitsugaya.

"Aku maluuu…" teriakku lagi sambil menutup mataku dengan kedua tanganku.

"Sudah-sudah…" Hitsugaya menepuk pundakku dengan pelan, "Dia kan memang seperti itu dari dulu." Jawabnya senyum, "Tunggu ya."

Diapun menghilang beberapa saat dan kembali lagi membawa sebuah kotak yang cukup besar, "Mamaku membelikan ini untuk kita, aku sengaja tidak melihatnya agar bisa melihat denganmu." Jawabnya duduk di sebelahku.

"Aku ke dapur dulu ya… laper.." Gin tiba-tiba langsung beranjak pergi.

"Ya-ya…." Shiro sepertinya tidak terlalu menghiraukan dia.

Kamipun membuka kotak itu dengan semangat dan kalian tahu apa isi dari kotak itu?

"Wah… bajunya… pink…." Jawabku dengan nada yang sedikit berbinar.

"Baju untuk lusa deh kayanya…" Shiro melihat jas hitam yang berada di bawah tumpukan dari baju pink milik Hinamori.

"Aku suka banget bajunya…" aku memeluk gaun pink berbalut banyak pita tadi.

"Syukur deh…" Shiro tersenyum tulus.

"Besok, ada pesta perpisahan… kamu mau datang Shiro? Lagipula aku belum dapat pasangan…" tanyaku dengan perlahan menatap Shiro.

"Tidak ada yang boleh menjadi pasanganmu selain aku." Kata Shiro tegas.

To be Continue


Akhirnya selesai juga chapter 1. Aku buat ini jadi sekitar dua chapter lagi….

Memang sih untuk chapter satu ini agak gak nyambung sama judulnya, Cuma menurut perkiraanku ini akan nyambung kalau udah chapter akhir, oh ya! Setelah Lolly menyelesaikan cerita ini Lolly akan lebih sering buat cerita bergenre humor, abisnya, setelah dilihat semua fic Lolly yang bergenre romance pada berantakan, hehe… (Padahal hampir semua romance, hehe…) Sebenernya yang humor juga berantakan sih, tapi seenggaknya Lolly lebih suka liat cerita humor Lolly daripada yang romnace -orang aneh- ya udah deh…

Maaf ya, kalau jelek atau ada kesalahan^^

Dan karena sebentar lagi hari valentine aku mau mengucapkan Happy valentine day for all!

Thank you for read, please enjoy and review…..