Title: Daisuki Gakuen Romance © Riz-denRiz :)

Characters:

Rizki Uzumaki, Hiden Kirimaru © Eka Rizkiyah,

Naruto Uzumaki, Hinata Hyuuga © Masashi Kishimoto

Genre:

Romantic, heartwarming, friendship, and a little humor.

WARNING:

OOC, TYPO, dan hal-hal gaje lainnya

Made: Indonesia, July 4th 2010


Kalender menunjukkan tanggal 19 Juli. Dan itu berarti tahun ajaran baru dimulai.

"DAISUKI GAKUEN"

"Tengggg.. Tengggg.. Tenggg…" bunyi bel Daisuki Gakuen berbunyi dan gerbang akan ditutup.

"Hwaaaaaa… tunggu pak….!" teriak Riz berlari menuju gerbang.

"Cepat!" tiba-tiba seorang anak perempuan yang dibelakang menarik tangan Riz dan membawa Riz berlari bersamanya.

Riz dan anak itu pun berhasil melalui gerbang yang akan ditutup.

"Fiuhh.. Fiuhh.. haaloo.. Salam kenal" sapa Riz sambil memulihkan nafasnya yang tersengal-tersengal.

" Fiuhh.. Fiuhh.. halo juga" balas anak itu dengan terengah-engah.

"Aku Riz, makasih ya sudah bantu aku" kata Riz memulai perkenalan mereka berdua.

"Aku Hinata. Oh, sama-sama. Aku juga terlambat tadi. Tapi, ku lihat jalan mu agak lambat makanya aku menarik tanganmu. Maaf ya." kata anak berambut panjang dengan mata abu-abu yang indah itu.

"Gak papa kok, tapi karena kamu juga aku sempat melewati gerbang tadi" balas Riz dengan senyum.

"Kamu masuk kelas mana?" tanya Hinata.

"Aku masuk kelas 1-5, Hina-chan" jawab Riz.

"Waahh.. Kita sama donk. Aku juga masuk kelas itu, Ri-chan. Ya udah kita bareng aja yah" kata Hinata dengan senang hati.

Mereka berdua pun menuju kelas 1-5.

Sekolah asrama Daisuki ini termasuk SMA populer di Tokyo. Guru-gurunya tergolong masih muda, siswa-siswa yang di terima pun tergolong siswa berprestasi.

"KELAS 1-5"

"Tap.. Tap.. Tap.." terdengar suara langkah seseorang diluar kelas.

"Sensei datang, sensei datang" semua siswa berlarian ke tempat duduk masing-masing.

Sesosok pria muda memasuki kelas Riz dan Hinata.

"Ya ampuun.. Gantengnyaaaa…." seru anak-anak perempuan yang terpesona dengan guru itu.

Riz dan Hinata yang duduk di bangku paling depan hanya terdiam memandangi guru itu.

"Selamat pagi anak-anak" sapa sang guru dengan senyuman yang menawan.

*penulis: kyaaa… jadi ikutan meleleh membanyangkannya.. XD*

"Selamat pagi sensei" anak-anak membalas sapaan sang guru.

"Kyaaaaa… gurunya keren banget" jerit Hinata dalam hati dan mukanya memerah.

"Sstt.. Sstt.. Sstt.. Hina-chan" desis Riz yang duduk di samping Hinata.

"Iya, ada apa Ri-chan?" tanya Hinata.

"Waaahhhh.. Anak-anak langsung pada semangat setelah ni guru datang. Ckckck" bisik Riz.

"Wkwkwk" Hinata hanya tersenyum-senyum.

"Nama saya Naruto Uzumaki. Baik, langsung saja kita mulai dengan perkenalan. Mulai dari kamu dulu." kata sang guru menunjuk anak yang duduk di paling pojok belakang.

Satu per satu anak memperknalkan diri mereka. Sampai pada giliran Hinata.

Hinata berdiri, "Saya Hinata Hyuuga. Salam kenal" sambil membungkukkan badan.

Di lanjutkan dengan Riz.

"Saya Rizki Uzumaki. Salam kenal"

Pelajaran tentang sejarah negara Jepang dimulai. Sang guru, Naru-sensei menjelaskan dengan rinci. Siswa-siswa sangat menikmati apa yang diajarkan, karena Naru menyampaikannya dengan sangat bijaksana.

Satu setengah jam berlalu dengan cepat, tidak terasa jam pelajaran Naru-sensei sudah habis.

"Baiklah anak-anak, halaman 15 bagian C, tolong nanti dikerjakan di asrama masing-masingya. Dan di kumpulkan pada pertemuan berikutnya. Ja matta" kata sang guru mengakihri jam mengajarnya di kelas Riz dan Hinata.

"Baik sensei" jawab anak-anak murid kelas 1-5 dengan kompak.

Tiba waktu istirahat….

"Ri-chan, ke kantin yuk" ajak Hinata.

"Oke, Hina-chan" jawab Riz.

"Waaahh.. Halaman Daisuke gakuen luas banget, kantinnya ada di seberang pula, lumayan jauh ya dari kelas kita" ujar Hinata memandangi kantin yang ada di seberang kelas mereka dari Jendela.

"Iya.. Kita jadi kan ke kantin, yuk cepetan ntar keburu bel masuk berbunyi" kata Riz menarik tangan Hinata keluar kelas.

"Ya ya.. Santai aja, Ri-chan." balas Hinata dengan jalan terburu-buru karena di tarik Riz.

"Hehehe, maaf Hina-chan" kta Riz.

"Apa kau sangat lapar sekali ya, kok buru-buru banget? Nyahahaha…" ledek Hinata.

"Yeeyyyy… siapa bilang? kita harus cepat donk, ntar mejanya penuh, kan anak-anak disini gak dikit orangnya" jawab Riz.

"Iyaa.. Sudah, sudah.. yuk.. kita langsung aja" kata Hinata melanjutkan jalan mereka.

"Oishi canteen Daisuki Gakuen" Hinata membaca papan nama yang terpasang di atas pintu masuk kantin.

"Wew.. Nama kantinnya menarik juga, mudah-mudahan ada makanan favorit ku. Ckck" kata Riz seraya memasuki kantin.

"Waduuhhhh.. Kayaknya penuh nih" kata Hinata melihat-lihat sekitar.

"Tuh.. Di situ masih ada tempat yang kosong" kata Riz mengarahkan telunjuknya pada meja persegi panjang ke-25 di pojokkan.

*penulis: makluuum, kantinnya lumayan gede jadinya mejanya bnyak. Hehehe*

"Tapi di situ sudah ada seorang anak cowok yang menempati" bisik Hinata.

"Sudahlah Hina-chan, tidak apa-apa juga" jawab Riz menggandeng tangan Hinata menuju meja itu.

"Ri. . Ri-chan" ucap Hinata.

"Permisi.. Kami boleh duduk disini?" tanya Riz pada anak laki-laki itu.

"Ya, silakan aja" jawab anak laki-laki itu dengan santainya.

"Arigatou" balas Riz.

Riz dan Hinata duduk berseberangan dengan anak laki-laki itu.

"Bu, saya pesan ramen ichiraku!" seru Riz berbarengan dengan anak laki-laki itu pada ibu kantin.

Riz dan anak laki-laki itu saling memandang satu sama lain dengan heran.

"Wahh.. Bisa barengan gitu. Hahaha" goda Hinata.

"Mungkin cuma kebetulan aja" balas Riz.

"Hahahaha… iya.. iya.. " Hinata hanya tertawa.

Anak laki-laki itu hanya terdiam.

"Hina-chan, kamu pesan apa?" tanya Riz pada Hinata.

"Aku.. Aku sushi sama takoyaki aja. hehehe" kata Hinata.

*penulis: kantin sekolahnya lumayan serba ada. Wkwkwk*

Tak berapa lama pesanan mereka datang. Tapi, hanya ada satu mangkok ramen ichiraku yang dibawakan pelayan kantin.

"Tadi yang pesan ramen ichiraku siapa?" tanya pelayan.

"Saya! " jawab Riz dan anak laki-laki itu berbarengan lagi.

"Ini porsi ramen terakhir" kata si pelayan.

"Buat saya saja, bu" kata Riz.

"Tidak bisa! Ramen itu buat ku. Aku sudah datang lebih dulu" kata anak laki-laki itu memulai perdebatan.

"Yeeyy.. aku yang pesan duluan" balas Riz.

"Kata siapa? Kita kan pesannya barengan" kata anak laki-laki itu lagi.

"Kamu kan laki-laki harusnya mengalah donk" kata Riz menjurus.

"Ya sudahlah, aku mengalah saja daripada nanti aku dibilang gak gentle rebutan sama cewek" balas anak laki-laki itu dingin.

"Tapi…gak jadi dehh.. ramennya buat kamu aja" kata Riz tiba-tiba berubah pikiran.

"Tidak usah, buat kamu saja" kata anak laki-laki itu.

"Ya ampuuunnn.. tadi rebutan sekarang malah main oper-operan. ckckck" Hinata ikut bicara.

"Kalau begitu, terimakasih" ucap Riz seraya menerima mangkok ramen dari pelayan kantin.

*penulis: kasian ibu pelayannya ya, jadi berdiri lama-lama gara-gara pada berdebat. Wkwkwwk*

"Saya pesan ramen biasa aja" kata anak laki-laki itu pada ibu pelayan.

"Maaf yaaa… Tapi, sekali lagi terimakasih" balas Riz tersenyum.

"Ya, tidak papa. Sama-sama. Kamu suka ramen ichiraku juga?" tiba-tiba anak laki-laki itu bertanya.

"Ya, itu adalah makanan favorit ku" jawab Riz.

"Sama, itu juga makanan favorit ku" kata anak laki-laki itu.

Pesanan anak laki-laki itu datang. Mereka pun melahap makanan masing-masing.

"Sruuuutt.. Sruuuut.. " terdengar suara Riz dan anak laki-laki itu menyeruput mie ramen di mangkok masing-masing.

Tidak berapa lama makanan di mangkok dan piring mereka sudah tidak tersisa.

"Aku duluan ya.. " kata anak laki-laki itu tersenyum pada Riz dan Hinata lalu meninggalkan mereka berdua.

Riz dan Hinata hanya menatap dia.

"Heyy, Ri-chan.. Ternyata kamu punya kesamaan ya sama anak laki-laki yang tadi. Wkwkwk" kata Hinata menggoda Riz lagi.

"Ahh.. Sudah ku bilang, hanya kebetulan" balas Riz mengerutkan wajahnya.

"Aku hanya bercanda kok Ri-chan. Hehehe. Oh iya, menurutmu Naru-sensei orangnya gimana?" kata Hinata.

"Naru-sensei? Kok tiba-tiba kamu menanyakan dia? Emm.. Orangnya mengagumkan. Hehehe" jawab Riz.

"Kamu benar.. Naru-sensei sosok yang baik hati, tampan, keren pula" kata Hinata yang wajahnya mulai memerah.

"Heheuu.. Kamu suka ya sama Naru-sensei?" goda Riz.

"Hah? Kamu ada-ada saja Ri-chan" kata Hinata menghindar.

"Ok, ok, eh.. Bentar lagi masuk nih Hina-chan.. Ayo kita cepat balik ke kelas" kata Riz melihat waktu di jam tangannya.

"Iya benar! Daripada kita di marahin bu kepsek yang katanya killer itu. Ntar dikira kita bolos pelajaran lagi" balas Hinata.

"Haghaghag.. Iya ya, ku dengar kakak-kakak kelas bilang bu Tsunade emang agak galak" kata Riz seraya bergegas meninggalkan kantin dengan Hinata.

Mereka berdua kembali ke kelas dan menyelesaikan pelajaran di hari pertama sekolah itu.

Hari mulai gelap, siswa-siswa dan guru-guru Daisuke gakuen masuk ke asrama masing-masing. Kebetulan Riz dan Hinata sekamar.

Sebelum mereka tidur ..

"Hina-chan, apakah kamu benar-benar menyukai Naru-sensei?" tanya Riz serius.

"Ah.. Eh.. Em.. Tetapi.. dia guru kita, Ri-chan" jawab Hinata dengan suara yang pelan.

"Ternyata benar ya?" tanya Riz lagi.

"Sejujurnya iya, tapi sepertinya tidak mungkin" kata Hinata lesu.

"Sudahlah Hina-chan, tenang saja. Itu bukanlah suatu kesalahan, semuanya sudah di takdirkan. Aku pasti mendukungmu" kata Riz menatap Hinata dengan senyuman.

"Terimakasih Ri-chan, kamu memang sahabat terbaik ku" ucap Hinata langsung memeluk Riz.

"Hahaha, iya, iya.. Sama-sama Hina-chan. Kamu juga sahabat terbaik ku" balas Riz.

"Sepertinya sudah larut malam, kita harus cepat tidur agar tidak kesiangan besok" kata Hinata seraya meraih selimut.

"Ya, benar. Selamat malam Hina-chan" kata Riz menuju tempat tidurnya.

"Selamat malam juga Ri-chan" balas Hinata sebelum memejamkan matanya.

Mereka berdua terlelap. .

Hari-hari dilewati dengan suka cita persahabatan antara Riz dan Hinata. Pelajaran sejarah Jepang pun menjadi pelajaran favorit mereka berdua.

*penulis: kayaknya bukan tertarik dengan pelajarannya tapi trtarik ama gurunya. Naru-sensei. Hwahahaha. XD*

Perasaan Hinata pada Naru-sensei semakin dalam. Hinata merasa diperhatikan oleh Naru. Sebagai sahabatnya Riz juga mengetahui hal itu.

Hari yang cerah sudah menanti mereka..

"Ayo bangun Ri-chan. Cepat siap-siap, hari ini ada pelajaran olah raga dari Yamato-sensei" ujar Hinata menepuk-nepuk tubuh Riz yang masih tergeletak di tempat tidurnya.

"Hoammzz.. Astagaaaa.. Kau benar! Kalau terlambat bisa-bisa kena hukuman lari mengelilingi lapangan Daisuki gakuen yang luas banget itu" jerit Riz terbangun dari tidurnya.

"Makanya cepetan!" desak Hinata.

"Oh, yayaya.. Makasih ya Hina-chan, udah ngingetin" kata Riz bergegas.

"Ya, sama-sama. Ku tunggu di depan ya" kata Hinata berlalu.

"Ok" jawab Riz.

Riz segera bersiap-siap, memakai seragam, lalu mengambil roti dalam lemari makanan dan mengunyahnya.

"Aku sudah siap. ayo, kita ke lapangan sekarang" ajak Riz.

"Ayo, sambil jogging aja sekalian. Hehe" kata Hinata.

"Okay, okay.. Haha" kata Riz menerima usulan Hinata.

Di lapangan Daisuke gakuen. . .

"Anak-anak… Hari ini materi pelajaran bola basket" ujar Yamato-sensei mengawali.

"Baik sensei" seru anak-anak serempak.

Anak-anak 1-5 pun mempelajari tekhnik bermain basket bersama Yamato-sensei. Setelah bimbingan selesai, anak-anak di perbolehkan main basket sendiri atau beristirahat di pinggir lapangan.

Ternyata di lapangan seberang juga ada anak-anak yang sedang bermain baseball.

Riz dan Hinata yang sedang istirahat sejenak duduk memandangi permainan baseball.

"Heyy! Ri-chan, Ri-chan.. Bukankah itu anak laki-laki yang pernah semeja dengan kita di kantin dulu?" kata Hinata mengagetkan.

"Mana Hina-chan?" tanya Riz sambil memperhatikan satu per satu pemain baseball.

"Itu tuh, yang itu.. " Hinata menunjuk ke arah pemain yang sedang bersiap dengan pemukul bola.

"Iya, benar! Dia laki-laki itu" seru Riz kaget.

"Dia yang pernah berebut ramen ichiraku di kantin denganmu. hahaha" Hinata mulai meledek lagi.

"Huhuhuhu. Benar" ucap Riz.

"Ohh.. Ternyata dia kakak kelas kita, Ri-chan" ujar Hinata.

"Kakak kelas? Memang kelas berapa?" tanya Riz.

"Sepertinya kelas XI karena yang mengajar mereka Kakashi-sensei" kata Hinata.

"Iya juga ya.. " kata Riz melihat ke arah Kakashi-sensei yang berdiri di pinggir lapangan.

"Wahh.. Sepertinya dia banyak punya fans juga" Hinata mengalihkan pandangan ke sisi lapangan baseball.

"Haghaghag.. Coba lihat. Kok kayaknya pada aneh semua ya. Wkwkwk" ujar Riz tertawa.

"Huahahaha.. Iya, ada-ada aja fansnya teriak-teriak histeris gitu." kata Hinata ikut tertawa.

"Ehh.. Ternyata jam pelajaran olah raga bentar lagi habis nih, ayo siap-siap ganti" kata Riz.

"Iya, Ri-chan" kata Hinata.

Waktu istirahat tiba..

"Ke kantin yuk, Ri-chan" ajak Hinata.

"Wahh.. Hari ini aku harus mengembalikan buku ke perpustakaan nih" ujar Riz seraya membawa tumpukkan buku.

*penulis: maaf scene riz ke perpusnya gak ada, aku lupa, dan bingung mau nyelipin scenenya dimana*

"Oke deh, aku akan menemanimu, sini ku bantu bawain setengahnya" kata Hinata tersenyum seraya mengambil beberapa buku dari tangan Riz.

"Hwehehe, makasih banget Hina-chan" ucap Riz sambil berjalan menuju perpustakaan Daisuki gakuen bersama Hinata.

Sesampainya di perpustakaan Daisuki gakuen..

"Waaww.. Kayaknya bukunya komplit nih" kata Hinata terkagum-kagum karena baru pertama kali memasuki perpustakaan Daisuki gakuen.

"Aku mau ngembalikan buku dulu disana ya" kata Riz menunjuk ke meja seorang ibu di sudut ruangan.

"Ya, baiklah. Aku juga lihat-lihat sebentar ya" kata Hinata berjalan menuju rak penuh tumpukkan buku di sudut ruangan yang lain.

"Okay!" seru riz singkat.

Di sudut ruangan yang Hinata datangi raknya penuh dengan sekumpulan Novel..

"Sepertinya novel itu menarik" kata Hinata menjangkau novel yang berada di rak paling tinggi.

"Ahhh.. Tidak sampai!" keluh Hinata.

"Aku harus bisa, aku penasaran.." Hinata menaiki rak-rak yang ada dibawah untuk menggapai novel itu.

Tapi.. Tiba-tiba.. Kakinya tergelincir..

*penulis: nekat juga sih ya ni anak. Wkakakak..*

"Aaaa... " jerit Hinata.

Sesosok pria dari belakang berlari ke arah Hinata.

Dan.. "Hap..!" tubuh Hinata berhasil ditangkap oleh pria itu.

"Kenapa ini? Kok rasanya gak sakit ya? Bukankah tadi aku terjatuh" kata Hinata dalam hati dan mencoba membuka matanya.

"Hina-chan.. " desah si pria yang menolong Hinata.

"Se.. se.. sensei.. " kata Hinata dalam dekapan kedua lengan sang sensei.

Mereka berdua saling menatap dalam.

"Dag.. dig.. dug.. " degup jantung Hinata berdetak kencang.

Pandangan sepasang mata biru yang indah begitu tajam dan menusuk jantung membuat Hinata tidak tahan, sehingga wajahnya terlihat merona merah.

"Hina-chan?" ucap Naru-sensei membuyarkan lamunan Hinata yang berada dalam dekapan kedua lengan Naru.

"Eh..ah..em.. Sensei.." Hinata tersadar dan menjadi salah tingkah.

"Ehh.. Maaf Hina-chan" Naru-sensei melepas rangkulannya menjadi ikutan salah tingkah.

"Sankyuu, sensei" ucap Hinata.

"Sama-sama" balas Naru-sensei dengan senyuman.

"Kenapa sensei tiba-tiba saja ada disini? " tanya Hinata.

"Ohh.. tadi saya sedang mencari-cari buku di rak sebelah sana, lalu tiba-tiba saya mendengar kamu menjerit dan saya langsung mendatangimu" jelas Naru-sensei.

"Hina-chaaaan!" teriak Riz berlari ke tempat Hinata berdiri.

*penulis: waduh-waduh, telat datangnya nih si mba. Ckck*

"Ri-chan.. " kata Hinata menoleh.

"Apa kau baik-baik saja Hina-chan?" tanya Riz.

"Aku..aku baik-baik saja" kata Hinata.

"Naru-sensei?" kata Riz heran melihat pria muda berambut kuning berkilauan yang berdiri di samping Hinata.

"Ri-chan, jaga dia ya. Dan kamu, Hina-chan, harus lebih hati-hati" kata Naru-sensei berpesan.

"Ba..baik sensei" kata Riz.

"Sekali lagi arigatou gozaimasu sensei" ucap Hinata sambil membungkukkan badan.

"Ya. Selamat tinggal anak-anak, saya harus mengajar dulu" balas Naru-sensei seraya meninggalkan kedua orang bersahabat itu.

*penulis: guru yang rajin, blum bel berbunyi udah menuju kelas yang ingin di ajarkan, padahal masih jam istirahat. Wkwkwkwk*

"Wew.. Apa yang tadi terjadi Hina-chan?" tanya riz penasaran.

"Itu..itu.. Hehehe.. Nanti saja ya saat di asrama ku ceritakan" jawab Hinata tersipu-sipu.

Mereka berdua kembali ke kelas.

"Sungguh kejadian yang sangat berkesan" ujar Hinata dalam hati sambil berjalan tersenyum-senyum.

Saat mereka sudah di asrama lagi..

"Hina-chan, ayo ceritakan kejadian saat di perpustakaan yang itu.. " kata Riz sudah penasaran sekali.

"Hehehe.. Sabar Ri-chan.. Ok, akan ku ceritakan. Ehem.." kata Hinata ingin memulai.

"Tunggu dulu" cegat Riz.

"Lho? Ada apa lagi Ri-chan? Bukankah kamu sudah tidak sabar mendengarkannya?" tanya Hinata.

"Aku mau ambil cemilan dulu. Hehe" kata Riz berdiri.

"Jahh.. Dasar.. Wkwk" kata Hinata hanya tertawa.

"Ok! Sekarang aku sudah siap" ujar Riz sambil mengunyah pop corn.

*penulis: jahahaha.. Kayak lagi nonton film aja. XD*

"Begini.. Waktu di perpustakaan aku melihat sebuah novel yang tampak sangat menarik" kata Hinata memulai ceritanya.

"Terus.. Terus.." kata Riz sambil mengambil pop corn.

"Novel itu ada di rak paling atas, Ri-chan. Aku tidak sampai meraihnya. Lalu aku menaiki rak yang ada di bawahnya agar lebih tinggi" sambung Hinata.

"Lalu kok kamu bisa sama Naru-sensei?" tanya Riz tidak sabar.

"Sabar, sabar.. Hehe.. Aku kan belum selesai, Ri-chan." kata Hinata sambil ikutan makan pop corn.

*penulis: wah, kayaknya seru nih cerita sambil Makaan.. Makaaan.. Ikutaannn.. wkakakak.. XD*

"Maaf.. Hehehe.. Aku sangat penasaran" ujar Riz.

"Baiklah, ku terusin ceritanya. Itu karna aku terjatuh saat mengambil novel. Lalu ada sensei yang datang tiba-tiba dan menolong ku" lanjut Hinata menyelesaikan ceritanya.

"Ohh.. Wew.. Hebat!" seru Riz.

"Ri-chan, Ri-chan.. Ayo kita tidur. Selamat malam Ri-chan" kata Hinata mengakhiri percakapan mereka di malam itu.

"Yaa.. selamat malam juga Hina-chan" kata Riz sambil berjalan ke tempat tidur.

~~~TBC~~ :)

Readers, Maaf kalau masih gak memuaskan, saya masih newbie, senpai-senpai sekalian.. (_ _)
RnR please :)