Lucky
Sebelumnya credits buat fujimaki tadatoshi-sensei yang udah nyiptain kurobasu, anda hebat. ;w;)b aku cuma yang punya cerita ini (dan sebelumnya 'YOU' juga credits buat Fujimaki-sensei). Ini baru fanfic ke-dua yang aku bikin, jadi aku masih pemula desu ._.) kalau ada kesalahan ketik, bahasa (ga sesuai eyd) , ooc hountoni gomenasai . Mudah-mudahan fic ini dapat dimengerti dan menghibur yaa~~ selamat membaca :3
Ps: ini cerita based on khayalanku sama temenku waktu di asrama, jadi kalau ada kemiripan nama, karakter, tokoh, dan cerita itu hanya kebetulan belaka yaw :3
-story-
Reader's POV~
"hei (first name)-chan, kamu mau ikut tidak?"
"kemana?" Pipipip ah bagus ternyata dia senang dangan jawabanku.
"kita kencan buta sama anak Shutoku yuk, kami kurang orang satu lagi nih,"
"ga mau." Ah yang ini harus pilih jawaban yang mana?
"ayolah~ (first name)-chan, mau yaa... daripada main dating simulation di psp mulu kayak gitu,"
"gapapa, Aru-kun pasti lebih ganteng daripada mereka."
"apa sih itu? Ah, Always Forgeting Me yaaa, hmm ah (first name)-chan aku punya tawaran bagus!"
"apa itu?"
"kalau kamu ikut kencan buta ini, aku belikan dating simulation lain."
"apaan lagi Miki-chan?" dating simulation baru? Hmm aku mau oni-san conflict: passion orange.
"oni-san conflict: passion orange, kamu suka si Tsubasa itu kan?" aku melepaskan pandanganku yang dari tadi tertuju pada layar psp kepada Miki-chan. Ia terlihat senang karena aku tertarik dengan tawarannya
"ok, deal. Passion Orange inget, jangan Brilliant Yellow yaa!"
"oke deal," lalu ia memelukku senang.
"kapan kita kencan buta?"
"sekarang!" lalu aku diseret keluar sekolah bersama dengan 3 anak lainnya yang memang dari awal mau ikut kencan buta.
-skip-
"Taka-chan! Disini," panggil Miki kepada temannya.
"Mi-chan! konnichiwa~ ini semua temanmu?"
"iya~~"
"konnichiwa minna~" kata seorang laki-laki dengan rambut hitam belah tengah itu. "watashi wa Takao Kazunari~ ettou, ini teman satu tim basket di shutoku~" lalu mereka semua mengenalkan namanya masing-masing. Aku tak terlalu ingat nama mereka semua, tapi ada satu orang yang mencolok mataku.
"shin-chan, ayo kenalkan dirimu juga dong~" orang yang dipanggil shin-chan itu lalu memperkenalkan namanya dengan ogah-ogahan.
"midorima shintarou." Midori? Hijau? Dia membawa palang stop, untuk apa ya?
Miki dan teman-teman memperkenalkan diri, kalau aku? Aru-kun masih menunggu di layar psp ku, aku ga tega ninggalin dia, jadi aku diperkenalkan oleh Miki-chan. Kami semua sepakat untuk pergi karaoke [baca: takao dan miki mengajak karaoke]. Selama berjalan aku masih bermain game namun juga memperhatikan si mahkluk hijau itu, unik juga.
-di tempat karoke-
"yosha minna! Ayo kita bernyanyi bersama-sama!" kata Takao-san dan Miki-chan bersamaan, mereka saling merangkul dan bernyanyi bersama. Aku merasa terganggu disini, bisa-bisa aku tak bisa pilih jawaban yang tepat bila di tanya Aru-kun, nanti dia bisa membenciku. Aku keluar dari ruangan karaoke dan duduk di sebuah cafe yang bersebrangan dengan tempat karaoke.
Haaah, sudah tenang disini~ yosh kembali ke Aru-kun. Tak sampai beberapa menit aku duduk disitu, si lelaki berambut hijau datang dan duduk di depanku. Mungkin aku bisa mengajaknya bicara,
"hei Midori-san,"
"siapa nanodayo?" ia tak memandangku dan mencari sumber suara.
"aku di depanmu," sigh, semua orang yang baru bertemu ku pasti begini.
"hwaaa! Se-sejak kapan kamu disitu nanodayo?" akhirnya ia melihatku yang tetap tak melepaskan pandangan ku dari psp.
"lebih dulu daripada mu yang jelas," hmm? Sepertinya psp ku butuh istirahat, lebih baik aku matikan dulu dan mengobrol dengannya.
"kamu mengingatkan ku pada seseorang nanodayo," katanya masih kaget dengan keberadaanku.
"seseorang? Siapa?"
"teman satu tim basket ku di teiko nanodayo," hmm? Rasanya ada saudarku yang masuk smp Teiko dulu.
"oh, Midori-san ceritakan tentang sekolah mu,"
"Namaku Midorima, bukan Midori Nanodayo,"
"aku tak pintar menghafalkan nama, karena rambutmu hijau... Midori,"
"Midorima!"
"Midori,"
"Midorima!"
"Midorima," kataku mencoba mengacau.
"Midori! Aaaarggghhhhh!" rambut hijau kena jebakan betmenn ohohoho~
"baiklah Midori-san, ceritakan sekolahmu,"
"Aku bilang Midorima nanodayo," lalu ia menggebrak meja yang membuat ice lemon tea ku tumpah dan membasahi psp ku.
kami berdua hening melihatnya, aku melihat Midorima, hening. Aku melihat psp ku, hening. Kami saling bertatapan dan..
"AAAAAHHHHHH! ARU-KUN! PSP! AAAAHHH! Memang dasar aku koneknya lama, aku baru mengelap psp ku dan kucoba nyalakan, namun tidak bisa nyala. Midorima menarik psp ku, mencoba mengelapnya dan menyalakannya tapi tetap mati.
"A-akan aku ganti nanoda—"
"AAAHHH! Aru-kun! sebentar lagi ending!" aku merebut kembali psp ku dan memeluknya seperti ibu yang tak sengaja menjatuhkan bayi nya. Aku melihat Midorima dengan tatapan 'salahmu!' namun Midorima hanya membenarkan kacamatanya dan menghadap ke arah lain.
"hikss... hikss..." hhmmm... kalau di komik, pasti cowo akan lemah kalau cewenya nangis kan? Aku berpura-pura menangis meratapi psp ku, aku bisa melihat keringat dinginnya mengucur deras.
"ja-jangan menangis nanodayo, dilihat banyak orang disini nanodayo," ia panik menenangkanku.
"hikss... hikss..."
"aah ka-kamu Capricorn bukan?"
"hikss.. iya, kenapa?"
"lucky item mu ha-hari ini pensil nanodayo, lucky color mu hijau nanodayo, lucky number kamu 6 yaa nanodayo. Ini pensil simpan aja, jangan nangis yaa nanodayo," ia berusaha menenangkanku dengan cara itu? Lucu juga hahaha.
"hikss... huweee gamauuu! Aru-kun!"
"Aru? Ah, ba-baiklah Nanodayo! Aku akan ganti dan kasetnya juga aku ganti nan-nanodayo!" yes berhasil. Ohohohoho~
"sungguh?" kataku berhenti menangis dan memegang kedua tangannya yang berada di atas meja.
"su-sungguh, nanodayo," ohohoho~
"baiklah, besok minggu kita janjian disini jam 10 untuk pergi beli yang baru bareng yaa!"
"i-iya nanodayo," katanya legah karena aku sudah selesai menangis. Kami berdua lalu kembali diam dan menunggu mereka selesai karaoke. Aku tertidiur karena lelah berpura-pura menangis seperti tadi. Lalu aku merasa ada yang mengelus pundak ku dan berbisik di kupingku,
"hei (last name), bangun nanodayo. Yang lain sudah mencari kita,"
"nggg... ah iya." Aku melihat jam dan sekarang menunjukan jam setengah 8 malam.
Kami lalu berjalan ke arah dimana yang lain menunggu. Kami semua berpamitan dan pulang ke rumah masing-masing.
"(last name) rumahmu dimana?"
"di *peep*,"
"ya sudah ayo nanodayo,"
"kamu mau mengantarku pulang?"
"iya, tapi jangan salah paham ya! Rumah kita searah, iya searah nanodayo!" ah, tsundere ternyata dia.
"baiklah," lalu ia mengantarku pulang namun kita hening di jalan. Karena bosan aku sambil bermain game ponsel.
"yang mana rumahmu?"
"ah itu, sudah sampai ternyata."
"sudah, kenapa ga masuk kalau gitu nanodayo?" lalu aku menarik ujung lengan bajunya.
"nee, mau temani aku masuk untuk menyalakan lampu dulu?" aku tidak suka gelap.
"ba-baiklah nanodayo. Daripada kamu ketakutan dalam gelap nanodayo," lalu kami masuk dan menyalakan lampu.
"ah, nyala,"
"heeee? Ini rumahmu nanodayo? Berantakan sekali!"
"ah, aku malas membersihkannya."
"orang tua mu mana nanodayo?"
"ibu ku kerja diluar kota," aku memberikannya isyarat untuk keluar dengan aku keluar duluan.
"kalau barang dimana-mana kamu bisa tersa-NDUNG!" bug! Ia tersandung rak sepatu saat mau keluar mengikutiku. Karena aku pas didepannya, ia mendorongku dan membuatku jatuh sehingga ia menimpaku.
"ittai midori-san!" kataku yang masih menutup mata karena refleks. Saat aku membuka mata, kami jatuh berhadapan. Posisi ku seperti tiduran sedangkan ia seprti... menyerang? Ya mungkin, kalau di komik sih begitu. ia hening dan menatap mataku cukup lama, karena aku merasa canggung, ku angkat kacamatanya, ku colok saja kedua matanya.
"ittai nanodayo!" lalu ia duduk di depanku sambil mengucek matanya. Karena aku merasa bersalah melihatnya, aku merangkak untuk mendekatinya dan menyingkirkan tangannya untuk bisa melihat apa matanya merah atau tidak.
"Midori-san?" lalu aku memperhatikan kedua matanya. Aku bisa melihat mukanya memerah mungkin karena jarak kami yang terlalu dekat.
"(last name)?"
"mata Midori-san merah. Gomene,"
"daijobu nanodayo, aku pulang dulu nanodayo. Jaa ne," katanya membenarkan kacamata dan menepuk kepalaku lalu pergi. Aku naik ke kamar untuk mempehatikannya dari atas, rupanya kita tidak searah jadi ia harus kembali ke jalan tadi. Midorima-san orang yang baik, tapi tsundere yaa.
-skip-
"(first name)-chan~ makasih yaa kemaren mau ikut, minggu besok ayo kita pergi bareng beli game itu,"
"tidak bisa," balasku sambil membaca komik.
"kenapa?" katanya melihatku bingung.
"aku mau pergi dengan Midori-san,"
"ka-kalian berdua kencann?!" Miki berteriak di kelas yang membuat teman-teman lain memperhatikan kami berdua
"hush, jangan berisik. Bukan kencan, Cuma membeli psp baru dan game lain. Kalau mau membelikan ku oni-chan conflict lebih baik berikan aku uangnya biar aku dan Midori-san yang beli,"
"lalu kamu mau pakai apa nanti untuk kencan?" sepertinya ia tak mendengarkanku
"celana dan kaus. Gampang kan?" hanya Midori-san ini yang pergi bersama ku.
"eeeh? Tidak boleh! Pakai yang lebih bagus lagi, lebih feminime! Kalau bisa yang ia suka,"
"maksud mu semua pakaian ku jelek?" kataku pura-pura tersinggung.
"tidak juga, ah besok sabtu aku akan datang ke rumahmu untuk mengajari apa yang harus kamu pakai dan lakukan!"
"tidak usah rep—"
"(first name)-chan! Taka-chan sudah menungguku sekarang di depan stasiun, temani aku yuk,"
"tida—"
"ada Midorima-san loh!" Midori?
"baiklah,"
-skip-
"Shin-chan, kami berdua pergi ke sana sebentar ya," lalu Midori-san hanya menatap mereka berdua.
"osh Midori-san," sapaku pada Midori-san
"Midorima nanodayo"
"baiklah, kalau begitu Midori-kun"
"apa bedanya nanodayo?" katanya kesal.
"yang tadi pake –san sekarang pake –kun. Beda," kataku lalu mengacungkan jempol.
"aaaaaah, susah bicara dengan mu nanodayo. Ngomong-ngomong ini." Katanya memberikanku boneka kelinci warna pink.
"ini apa?"
"hari ini lucky item mu boneka kelinci ukuran 40 cm dan lucky color mu pink nanodayo. Biar kamu tidak sial seperti kemarin nanodayo," katanya lalu membenarkan kacamata.
"lucky item?" aku memerinya, kuberi nama usagi-san saja.
"iya, untukmu nanodayo. Bu-bukan aku khusus memberikanmu nanodayo! Hari ini lucky item ku boneka panda, jadi sekalan beli nanodayo!" ia menunjukan boneka pandanya padaku.
"aah, arigatou." Lalu aku tersenyum dan memeluk usagi-san. Ia hanya membenarkan kacamatanya dan kami berdua berdiri tanpa saling bicara.
"nee, Midori-kun," tiba-tiba aku terpikir ucapan Miki-chan tadi
"apa?" katanya membenarkan kacamata.
"kamu suka perempuan yang pakai kaus atau rok?"
"dua-duanya bagus-bagus saja nanodayo," ah berarti aku harus pakai kaus dan rok.
"oh," lalu kami kembali diam lagi. Tak sampai beberapa menit, ia bicara lagi.
"Takao kemana nanodayo? Sudah jam berapa ini ia tidak kembali?"
"Miki-chan juga, ayo kita cari." Saat aku mau berjalan, Midori-kun menarik tanganku.
"jangan jalan sendiri Nanodayo!" lalu ia menggandeng tanganku seperti seorang kakak yang takut adiknya menghilang.
"..."
"bukannya aku ingin menggandengmu nanodayo, cu-cuma kalau kamu hilang ditengah orang banyak begini, repot mencarinya na-nanodayo," aku bisa melihat wajahnya merah sampai ke kuping. Hihi, orang tsundere itu lucu juga. Aku ditabrak oleh seseorang sampai usagi-san jatuh.
"Midori-kun, Usagi-san jatuh." Sepertinya Midorima-kun tidak mendengar kata-kataku. Aku melepas tangannya sebentar untuk mengambil usagi-san yang jatuh, Midori-kun juga tak sadar aku melepaskan tangannya. Saat aku sudah mau mendapatkan usagi-san , usagi-san ditendang orang. Aku mengejar jatuhnya dan mengambilnya. Saat aku berbalik badan, Midorima-kun tidak ada dimana-mana.
"Midori-kun?" aku berjalan memutar sambil memeluk usagi-san pemberian Midorima itu.
"Midori-kun?" aku mulai panik dan berlarian sana sini untuk mencarinya. Saat aku sudah sampai di suatu sudut, aku tak bisa menemukan Midorima-kun dan hanya bisa berdiri di tempat memeluk usagi-san karena lelah. Lalu aku merasa kedua pundakku ditepuk dari depan dan aku mengangkat kepalaku,
"Kamu ini kemana saja nanodayo? Kamu membuatku khawatir,"
"aku mengambil usagi-san tadi ja—"
"lain kali panggil aku dulu nanodayo,"
"aku sudah panggil kamu tidak denga—"
"kamu sendiri kan akhirnya yang repot nanodayo, sudah jangan sedih seperti tadi nanodayo," lalu ia mengelus kepalaku. Sedih? Aku kan hanya lelah.
"Midori-kun, aku tadi tidak sedih," kataku menatapnya bingung. Ia juga menjadi tampak bingung dan mulai canggung
"lalu kenapa menunduk di tengah jalan nanodayo?"
"aku hanya lelah," lalu memasang wajah datar. Ia berhenti mengelus kepalaku dan jongkok memunggungi ku. Aku bisa melihat kupingnya yang memerah karena malu.
"Midori-kun, terimakasih sudah mengkhawatirkan ku," ia lalu memandangku dan hening sesaat.
"a-aku tak menghawatrkan mu nanodayo, Cuma kita ini teman nanodayo," katanya lalu berdiri dan membenarkan kacamata. Setelah itu, kami menyerah mencari mereka dan seperti kemarin Midorima-kun mengantarku pulang.
"jaa, sampai ketemu besok minggu," kataku melambai.
"jaa, jangan lupa bereskan rumah mu. Lucky item mu besok poster idol, lucky color mu putih. Hati-hati di rumah sendiri nanodayo,"
"iya okka-san," lalu aku masuk rumah. Aku masih bisa melihatnya lewat jendela, membenarkan kacamata lalu pulang. Lucu juga si Tsundere satu ini yaa.
Chapter 1. END
Bersambung yawww~
Gimana cerita ini? Ahiru-chan ga biasa nulis cowo nya tsundere sih, jadi mungkin agak aneh. Aku juga baru pertama kali nulis tentang cewe yang gamers gini sih, gomen ya kalo aneh ._.`). oh ya, tadi ada beberapa game yang kusebut, ada yang tau nama aslinya :3 ? Ah, mohon review yaa, supaya aku bisa perbaiki kalau ada kesalahan disana sini. Chapter selanjutnya silahkan ditunggu~ :3
