Disclaimer
Masashi Kishimoto
Square Enix
.
.
.
.
.
Peringatan
Yang buruk-buruk ada disini
.
.
.
.
.
Minggu itu disebuah apartemen tua.
Sasuke sedang menikmati paginya. Membaca buku yang entah apa namanya, dengan secangkir kopi hitam yang masih mengepul dihadapannya, sepertinya berencana menghabiskan hari liburnya dengan bersantai seharian.
Sasuke memang tidak berniat melakukan sesuatu apapun. Dia sudah bisa membayangkannya, seharian bermalas-malasan pasti akan terasa sangat nikmat. Meskipun dia tidak terlalu berharap bisa mendapatkannya, saat dia mendengar pintu depannya didobrak secara paksa. 'Tentu saja.'
Dia kedatangan seorang tak diundang yang menerobos masuk tanpa permisi. Dia sudah tau siapa pelakunya, yang bahkan tidak perlu dilihatnya. Dia sudah terlalu hafal dengan siapa yang sering kali menerobos apartemennya, karena hanya ada satu orang didunia ini yang berani menerobos wilayahnya tanpa takut disiksa sampai mati olehnya.
Hah. Sesuai dugaannya, sepertinya hari ini tidak akan berjalan mulus sesuai dengan harapannya.
Dia mengangkat pandangannya keatas saat mendengar langkah kaki yang berjalan kearahnya. Dipandanginya seseorang yang tidak memiliki sopan santun itu, yang berhenti tepat dihadapannya "Bisakah setidaknya kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" katanya sedikit kesal
"Aku baru membeli beberapa film menarik yang kutemukan beberapa hari lalu," -juga merupakan satu-satunya yang berani mengabaikan perkataannya terang-terangan. Benar-benar satu-satunya.
Siapa lagi kalau bukan Lightning Farron yang hebat.
Sasuke memutar memutar bola matanya saat perkataannya tidak digubris. Menghela nafas. "Lalu?" sahutnya malas kepada wanita itu.
"Mau menontonnya?"
"Film seperti apa?" tanyanya tidak tertarik.
"Ini," menunjukkan beberapa film yang membuat matanya iritasi.
"Tidak." Langsung, singkat, padat, dan jelas.
Yang benar saja, apakah dia benar-benar serius mengajakku menonton film seperti itu? dia pasti sudah gila.' Dia tidak pernah tahu kalau wanita dingin sepertinya memiliki selera untuk film seperti itu.
"Kenapa?" tanya wanita itu cepat, jelas kesal dengan tanggapan singkat itu.
"Tidak kenapa-kenapa," jawabnya asal.
"Jawab dengan benar!" Merebut buku yang sedang dipegangnya.
'Menyebalkan!' Menatap tajam mata biru indah dihadapannya beberapa saat, sebelum (lagi-lagi) menghela nafas, mencoba bersabar. Dengan nada jengkel yang tidak berusaha ditutup-tutupi, dia menjawab, "Kau lihat, aku sedang membaca, jadi kembalikan!" merebut kembali bukunya.
"Aku tahu kau sedang membaca, kau pikir aku buta, hah!? yang kumaksud adalah, apa alasanmu untuk tidak mau?" Wanita itu berkacak pinggang, mulai sedikit tidak sabar.
'Tentu saja karena pilihan filmmu yang menggelikan itu!' dia ingin sekali meneriakkan kata-kata itu, tapi sepertinya bukan pilihan yang bijak. Dari daftar hal-hal yang ingin dilakukannya, menyinggung seorang Lightning Farron selalu berada diurutan paling akhir.
Dia menganggapnya menggelikan pun bukan tanpa alasan, pasalnya film yang ingin ditonton wanita itu adalah film dengan genre yang paling dia benci, COMEDY ROMANTIS
'Dari sekian banyak film, kenapa dia harus berakhir memilih film Comedy Romantis? kenapa tidak yang lain saja?'
Sasuke selalu mengira wanita seperti Lightning adalah tipe yang menyukai film-film ber-genre Action, atau yang paling mungkin film tentang psikopat yang menampilkan banyak pembunuhan, karena dia sepertinya tipe yang menyukai hal-hal berbau pembantaian sadis, ditilik dari tabiatnya sehari-hari. Tapi ini? masih sulit dipercaya.
"Tuli?"
Ck.
"Aku hanya tidak mau menyia-nyiakan hari liburku yang berharga, itu saja," Memutuskan untuk tidak mengemukakan alasan sebenarnya. Meskipun ini juga yang sebenarnya, tapi tentu saja bukan yang utama.
Ruangan itu menjadi hening setelah kata-kata itu meninggalkan mulutnya.
Sasuke hanya mengangkat bahunya cuek saat Lightning tidak merespon, dia sudah terbiasa diabaikan oleh wanita itu, jadi tidak masalah. Kembali melanjutkan acara membacanya yang sempat terganggu. 'Mungkin dia akhirnya memutuskan untuk menyerah,' batinnya. -Salah memahami situasi.
Hendak membalik halaman bukunya, ia mulai merasakan sesuatu yang aneh saat aura disekitarnya berubah menjadi lebih dingin dan gelap.
Semua aura negatif ini tentu saja mengarah kepada satu-satunya orang lain yang bersamanya diruangan ini.
Dilihatnya wanita yang berdiri dihadapannya itu menunduk dengan tubuh gemetar dan aura gelap menyelimuti sekitarnya.
Sasuke mulai memiliki perasaan tidak enak akan situasi ini. Tapi meskipun begitu, dia benar-benar belum paham, apa yang membuatnya seperti ini, "Light, kau baik-baik saja?" Ia bertanya hati-hati.
Lightning diam tak menjawab.
Sasuke jadi mulai sedikit khawatir dengan diamnya wanita itu. Dan saat dia hendak bertanya lagi, dia mendengar wanita itu berbisik rendah.
"Menyia-nyiakan waktu?"
Kali ini giliran Sasuke yang diam. Bingung. 'Menyia-nyiakan waktu?' mengulangi pertanyaan itu dalam hati, mencoba menerka maksudnya.
Dan setelah diam beberapa saat, wanita itu kembali melontarkan pertanyaan yang meski kali ini lebih seperti untuk dirinya sendiri, "Menemaniku menonton film hanya menyia-nyiakan waktu?" Auranya semakin suram.
Celaka. Jadi itu...'
"Light, tenangkan dirimu, oke? Maksu-" Ia yang mencoba untuk menenangkannya langsung terpotong dengan perkataan keras berikutnya dari si wanita.
"Jadi maksudmu menghabiskan waktu bersamaku hanya menyia-nyiakan waktumu!? begitu!?"
Wanita itu mengangkat kepalanya dan memelototinya seolah dia adalah hama yang harus dibasmi, dan dalam sekejap Blazefire sabre sudah ada digenggamannya.
Sasuke yang melihat itu sontak terkejut, "Lightning, kau tidak mungkin serius kan!?" tak percaya, betapa beberapa patah kata bisa membuatnya murka seperti ini.
"AKU SERIUS!"
Beruntung Sasuke menghindar tepat pada waktunya saat Lightning mencoba menebasnya, terlambat sedikit saja dia pasti sudah terbelah menjadi dua. Tapi sayangnya sofanya tidak seberuntung dirinya.
"Apa kau sudah gila!?" Tanyanya sambil balik memelototi wanita itu.
"DIAM!"
Lightning terus menyerangnya seperti tak ada hari esok. Dan setiap kali dia menghindar, barang-barang diapartemennya satu-persatu menjadi korban amukan si pinky.
Sasuke yang melihat ini, merengut kesal.
Ini benar-benar harus segera dihentikan. Kalau tidak, apartemennya juga akan hancur. Dan dia tidak ingin hal itu terjadi. 'Sial, semuanya karena film-film laknat itu!' batinnya benci.
Saat Lightning hendak menyabetnya lagi dengan Gunbladenya, Sasuke langsung menghentikannya dengan mengangkat kedua tangannya, menyerah. "Baiklah-baiklah, aku minta maaf, aku tidak pernah bermaksud seperti itu, oke!?" katanya tidak tulus.
Wanita itu sama sekali tidak terpengaruh dengan permintaan maaf palsunya, dan kembali menyerangnya. Sasuke yang tidak melihat pilihan lain, akhirnya memutuskan untuk benar-benar menyerah. 'Baiklah.' "Aku akan menemanimu menonton film itu!"
Dan yang mengejutkan, hampir seketika setelah dia melontarkan kata-kata itu, Lightning langsung menghentikan serangannya dan semua aura gelap dan ekspresi negatif yang sebelumnya hinggap diwajahnya lenyap tak tersisa, digantikan oleh ekspresi berseri-seri versi wanita itu (datar).
'Dia langsung tenang setelah aku mengatakan akan menemaninya?' Matanya berkedut melihat perubahan super cepat ini. 'Entah aku harus merasa lega atau apa,' batinnya sweatdrop.
Lightning menghampirinya dan menyeretnya kembali ke sofa yang sudah terbelah dua akibat ulahnya itu. "Bagus, nyalakan," menyerahkan kantong plastik berisi film-film terkutuk itu padanya, dan mendudukkan dirinya dengan nyaman disampingnya sambil tetap menenteng senjatanya, berjaga-jaga.
Sasuke mendengus melihat itu. Dan baru saja akan menghela nafas, sebelum menghentikannya, 'Aku sudah terlalu banyak melakukannya untuk pagi ini, dan sepertinya masih akan bertambah lagi.'
"Oh iya, satu lagi..." Menghentikannya yang hendak meraih remote tv.
"Apa lagi?" tanyanya malas.
"Jika kau pernah berfikir untuk melarikan diri sebelum film-film ini selesai," mengarahkan Blazefire Sabre padanya, dan perlahan-lahan menurunkannya sampai berhenti tepat diatas selangkangannya. ".." Matanya menatap dingin pada selangkangannya, seolah itu adalah musuh bebuyutannya. "Ku kuliti 'BURUNGMU' hidup-hidup," bisik wanita itu sadis. Menggigit telinganya ringan, sebelum menarik diri dan kembali menyamankan diri disampingnya seolah tidak terjadi apa-apa.
Sasuke mencoba yang terbaik untuk menahan mulas yang tiba-tiba merasukinya.
"Baik-baik, aku mengerti."
Sialan dia dan lelucon mengerikannya.
