Berdasarkan kostum pekerjaan (dlc) mereka masing - masing dan kehidupan masa modern. Ling Tong itu katanya bekerja sebagai ahli mekanik dan aku bingung dia harus kerja dimana. Jadi aku pilih tempatnya bengkel. Fic ini BL, oke :v!
Dynasty Warriors by Koei || Fanfic by me
Happy Reading and Enjoy, Minna!
I'm a Man Who Can Be His Boyfriend
Hari sudah malam sekitar pukul sepuluh malam. Seorang lelaki keluar dari kafe dimana ia bekerja. Ia berjalan melewati dua tempat dimana dua teman dekatnya bekerja. Ia tahu bahwa kedua teman dekatnya itu sering bertengkar dan mereka berdua adalah musuh sekaligus teman. Lu Xun mengeluarkan buku catatannya dan menulis di kertas. Setelah menulis ia merobek kertas itu dan ditempelkan dengan perekat. Menempel diantara dua tembok. Yang bertuliskan 'jangan pernah datang ke tempat ini walaupun jika sudah pernah atau nyawa kalian akan terancam'. Memang aneh seseorang melarang orang - orang datang ke tempat lain tapi itu karena kejadian yang dilakukan Gan Ning dan Ling Tong.
Gan Ning bekerja di pom bensin dan Ling Tong bekerja di bengkel. Dua tempat itu bersebelahan. Gan Ning dan Ling Tong hampir selalu bertemu setiap saat. Suatu hari Ling Tong sedang sibuk bekerja karena banyak pengunjung yang ingin memperbaiki kendaraan. Sedangkan pengunjung yang ingin mengisi bahan bakar tidak banyak. Langsung Gan Ning mendatangi Ling Tong. Menarik rambut Ling Tong dan menonjoknya. Ia kesal dengan apa yang dilakukan Gan Ning dan langsung membalas perbuatannya dengan menonjok lawannya itu. Ling Tong dan Gan Ning bertengkar dalam waktu yang terlalu lama dan susah dihentikan saat itu namun kebelah dua pihak akhirnya berhenti bertengkar karena beberapa pengunjung yang berani untuk menyudahi mereka bertengkar. Tapi bukan hanya kejadian itu saja, masih banyak kejadian lain mereka bertengkar yang beberapa kejadiannya membuat pengunjung merasa bahaya.
Salah satunya saat Ling Tong dan Gan Ning bertengkar di pom bensin. Ada kotak berisi wadah minyak. Ling Tong mengambil wadah minyak untuk membanjur Gan Ning dengan minyak namun tergelincir dari tangannya dan wadah itu nyaris tumpah mengenai pengunjung yang baru turun dari mobilnya. Bahkan saat mereka bertengkar lagi di bengkel, alat mekanik yang Gan Ning pegang untuk memukul Ling Tong malah salah sasaran dan mengenai kepala salah satu pengunjung hingga benjol dan sedikit berdarah. Tentu saja pengunjung itu kesakitan dan marah. Tak jarang mereka mendapat hukuman. Tapi itu tidak menimbulkan efek jera.
Lu Xun pernah beberapa kali melihat kejadian bertengkar dua orang itu. Letak kafe dengan pom bensin dan bengkel itu tidak terlalu jauh jadi Lu Xun bisa melihat mereka bertengkar dari dalam kafe dari kejauhan. Lu Xun ingin menghentikannya. Bahkan jika Lu Xun bisa dan berusaha pun, kemungkinan besar mereka tak akan berhenti. Butuh orang - orang yang mau membuat Gan Ning dan Ling Tong berhenti bertengkar.
Itulah kenapa Lu Xun menempelkan kertas bertuliskan semacam itu. Setelah itu Lu Xun kembali berjalan menuju rumahnya. Beberapa menit setelah Lu Xun melewati bengkel dan pom bensin, Gan Ning keluar dari pom bensin untuk pulang. Tapi ia tidak menyadari ada kertas yang menempel. Kalau Ling Tong sudah pulang sebelum Lu Xun dan Gan Ning.
Keesokan harinya, Lu Xun kembali bekerja. Melayani para pengunjung. Tiba - tiba Ling Tong dan Gan Ning mendatangi kafe dimana Lu Xun bekerja. Mereka bertemu Lu Xun dan Gan Ning langsung menarik tangan kanan Lu Xun. Langsung mereka bertiga berada diluar.
"Lu Xun, kenapa kau menempelkan kertas seperti itu!?" ucap Gan Ning dengan merasa kesal.
"Gara - gara kau jadinya cuma sedikit pengunjung yang datang!" ucap Ling Tong yang juga merasa kesal.
"Oh, jadi kalian sudah tau siapa tahu siapa yang menempelkannya? Fufu kalian bisa menebaknya. Tapi masih ada juga pengunjung yang mau datang ke pom bensin dan bengkel di saat kalian ada di tempat kerja masing - masing."
"Tadi kami berdua sudah bertemu pak tua dan katanya dia tidak menempelkannya."
"Grrr! Kenapa kau bilang Tuan Lu Meng dengan sebutan yang jelek, hah?!"
"Suka - suka aku, week.
"Kalian ini! Harusnya kita membahas kenapa Lu Xun menempelkan kertas itu. Ayo beritahu kepada kita alasannya."
"Karena kalian sering bertengkar bahkan bisa dibilang bertengkar itu adalah kegiatan pokok kalian. Bertengkar di hadapan pengunjung berkemungkinan membahayakan nyawa mereka. Bertengkar ala kalian berdua itu liar."
Gan Ning dan Ling Tong terdiam. "Kenapa kalian jadi bengong begitu? Oi, bicaralah."
"Tapi alasan itu tidak akan membuat kita berhenti bertengkar."
"Itu benar apa yang dikatakan Gan Ning."
"Gimana, sih, kalian ini..."
Lu Xun kembali ke dalam kafe. Gan Ning dan Ling Tong kembali ke tempat kerja mereka masing - masing dan ingin kertas itu tercabut. Ling Tong yang mencabut kertasnya dan dibuangnya ke tong sampah. Saat sedang bekerja, Gan Ning mendatangi Ling Tong untuk meminjam alat yaitu pompa ban. Tapi Ling Tong tidak mengizinkan Gan Ning untuk meminjamnya. Gan Ning kesal dan berusaha memukul Ling Tong yang sedang berjalan berbalik arah dimana Gan Ning berada. Ling Tong tak sadar bahwa jalanan yang dilaluinya sedikit licin. Gan Ning menduga dan sadar Ling Tong akan terpeleset dan dugaan Gan Ning itu benar - benar terjadi, langsung ia menolong Ling Tong. Nyaris Ling Tong terpeleset total. Gan Ning malah tidak jadi memukul Ling Tong.
"Kau tidak apa - apa, kan?"
"Iya, aku tidak apa - apa. Te-terima kasih sudah me-menolongku..."
Ling Tong senang dan wajahnya lumayan memerah karena Gan Ning sudah menyelamatkannya. Lalu ia mengambil pompa ban dan meminjamkannya kepada Gan Ning.
"Katanya nggak boleh. Kenapa sekarang boleh?"
"I-itu sebagai tanda terima kasih, baka!"
"Oh, oke. Nanti aku kembalikan." lalu Gan Ning kembali ke tempat kerjanya sambil membawa alat yang dipinjamnya.
Kali ini Ling Tong merasa aneh karena ia tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Ia hanya paling membenci orang itu. Siapa lagi kalau bukan Gan Ning. Tapi lama kelamaan, meskipun masih sering bertengkar, perasaan benci itu sedikit demi sedikit terhapuskan. Tergantikan oleh sesuatu yang sebaliknya. Perasaan suka. Ia tidak hanya membencinya, tapi juga menyukainya. Perasaan suka seperti apa tapi baru pertama kali ia terpikirkan ia ingin lebih dari sebatas berteman dan bermusuhan. Berarti perasaan suka yang dimaksud adalah perasaan suka ingin seseorang itu menjadi kekasihnya. Ling Tong ingin Gan Ning menjadi kekasihnya. Wajahnya memerah lagi karena malu dan itu di saat memikirkan perasaan dan pemikiran itu.
Beberapa jam kemudian langit sore sudah tampak. Gan Ning ke bengkel untuk mengembalikan pompa ban. Ia berjalan sambil menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Ling Tong. Tapi ia tidak menemukannya. Ia sudah mencarinya kemana - mana bahkan di toilet umum yang ada disitu sekalipun. Jadi Gan Ning meletakkan pompa bannya di ruangan yang penuh mekanik. Saat ia kembali ke pom bensin, orang yang dari tadi ia cari malah ada disitu. Duduk menunggunya.
"Kenapa kau ada disini dan ada apa?" tanya Gan Ning.
"Aku ingin mengambil pompa bannya." kata Ling Tong.
"Lah, sudah aku taruh di bengkel."
Mendengar itu, Ling Tong bangkit dari duduknya dan berjalan menuju bengkel. Tapi Gan Ning menarik tangan kanannya. Ling Tong kaget.
"Ling Tong, besok hari Minggu. Apa kau ada waktu luang?"
"Err... Sepertinya ada. Besok aku kerja hanya sampai siang."
"Aku juga besok kerjanya hanya sampai siang. Bagaimana setelah pulang kerja kita jalan - jalan bersama?"
"Ah... Be-benarkah? Tunggu, kau pasti hanya bercanda! Kau ingin menjahiliku, kan?"
"Nggak, kok. Jika ada tempat yang ingin kau kunjungi, besok kita bisa mendatanginya berdua."
"Nggak mau! Kenapa aku harus jalan - jalan sama orang kayak kamu?"
"Geez, besok jalan - jalan aja bareng aku."
"Terserah, deh."
"Jangan lupa, ya! Besok bawa baju ganti bebas juga."
Sejak dulu Gan Ning sudah menyukai Ling Tong. Tapi dengan membencinya juga. Tapi ia yakin perasaan sukanya kepada Ling Tong adalah yang paling diinginkannya. Gan Ning mengajaknya jalan - jalan tapi ingin tanpa ada kejadian bertengkar dan ingin jalan - jalannya seperti kencan. Bahkan ia berharap bisa menyatakan perasaannya besok. Berharap Ling Tong menerimanya. Bukan perasaan benci, tapi perasaan suka.
Ling Tong langsung pergi dan ia tak percaya apa yang dikatakan Gan Ning tadi. Sebetulnya Ling Tong senang sekali dan ingin menerima ajakannya. Namun tak mudah ia mengungkapkannya. Hari ini Ling Tong sudah menampakkan sifat tsundere-nya dan seterusnya akan begitu jika dia melakukannya. Mereka berdua tidak bisa sabar untuk hari esok.
Lagi demen sama otp ini, heheh... :3 Tunggu chapter selanjutnya!
Please Review! No Flame
