Ma igatsen sind ka (I miss you too, Estonian)
Disclaimer : Hetalia – Axis Powers © Himaruya Hidekaz
Summary : Ketika Eduard mendapat kabar bahwa seseorang yang hingga saat ini masih merindukannya juga merindukan dirinya.
Pairing : EstoniaxFem!Fin.
Warning : Rate T, OOC, AU!, kata-kata yang bikin naik darah, genderbender, bahasa translatean.
A/N : Fict ini untuk Challenge B -nya United Fandom bulan September 2014. Ramagrochowska itu cewe jadi aye nulis dari sudut pandang cowo yaitu APH Estonia.
Selamat membaca, jangan lupa RnR, ya?
.
.
.
Di malam yang sunyi, seorang laki-laki berambut pirang dengan poni yang menutupi keningnya, sepasang bola mata berwarna biru kehijauan yang terbingkai sempurna oleh kacamata serta berwajah tirus ini hanya menatap sebuah layar.
Layar yang penuh dengan tulisan yang sudah ia ketik sejak sejam yang lalu.
Ia tinggal menambahkan beberapa kata lagi lalu jari-jarinya menari diatas key board dan pikirannya hanya tertuju pada sebuah tulisan yang akan ia posting ke dalam blognya yaitu mochi-and-professor-jomb.t*mblr (ini link boongan, loh) dan ia memegang mouse lalu mengarahkannya pada sebuah tulisan 'POSTING'.
Dan...
TING!
Ada sebuah message yang masuk ke blognya, dan beruntung tulisan tadi sudah diposting di blog kebanggaan laki-laki tersebut. Lalu ia membuka tab baru dan melihat pesan yang berisi :
Kepada kak Eduard yang terhormat,
Saya boleh curhat, ga?
Sudah beberapa tahun belakangan ini, saya menyukai seorang cowo, dia kakak senior saya. Dia pintar, berpengetahuan luas, alim, sayang teman, disayang dosen, manis, berkacamata tapi saya bingung mau mendekatkan diri sama kakak senior saya seperti apa karena dia itu cuek dan tidak terbuka kalo soal cewe. Saya harus berbuat apa, kak Eduard? Saya cinta banget sama dia, padahal saya udah punya pacar tapi pacar saya udah melakukan hal yang menyimpang (punya perasaan sama cowo) tapi saya tetap kepikiran sama kakak senior saya itu. berikan aku solusi yang mujarab, ya kak?
Terima kasih, Anonymous.
Pesan dari seorang Anonüümne (Anonymous, Estonian)?
Bales ga ya?
Bales ga ya?
Tapi kalo engga dibales nanti Anonnya ngambek.
Bales aja deh—
Kepada Anon yang tidak memberitahu namanya,
Saya jawab ya.
Jadi kalo kamu suka sama dia, kamu harus buktikan. buat dia peka (jiahhh), buat dia jadi tahu kamu dan mengenal kamu lebih jauh. Kan sekarang kamu bisa melakuakan pendekatan lewat media sosial yang ada seperti yang lain tapi kalo misalnya kamu terhalang soal itu, lebih baik kamu bertanya pada temannya.
Kamu harus melakukan itu jika kamu cinta sama dia.
Soal pacar kamu, kamu milih kakak seniormu itu apa pacarmu? Kalo misalnya pacar kamu udah melakukan hal yang menyimpang seperti yang kamu sebutkan tadi, mending kamu tanya alasan sama pacar kamu. Kalo tidak ada jawaban yang jelas mending kamu bicarakan lagi soal hubungan kamu sama pacar kamu. Kamu berhak melakukan itu karena kamu tidak ingin bersama dengan cowo yang sudah menyimpang jauh. Semangat ya anon.
Cheers,
Eduard von Bock
Pesan itu terkirim dan muncul di pagenya.
Kesan pas gue nulis dan menjawab pesan soal cinta kayak barusan, gue udah berasa kayak Professor cinta-lah, dewa cinta-lah, psikolog cinta-lah, dan lain-lain.
Padahal gue sendiri adalah jones yang masih suci, ya gue belum pernah pacaran seumur hidup gue. Tapi gue akan berusaha untuk menyukai cewe, bukan cowo.
Sebenarnya blog tentang 'cinta humor ngenes' ini gue buat untuk iseng-iseng karena hobi gue adalah main blog. Kalo hobi gue modus sana sini seperti Alfred F. Jones, Francis Bonnefoy, Antonio Fernandez Carriedo bahkan Gilbert Beilschmidt, mungkin blog ini engga bakalan ada (IYA IYALAHHHHH).
Tapi gue juga mikir—
—Gue inikan udah bikin blog ini semenjak kelas 8 SMP dan sampai gue berada dibangku kuliah di Hetalia University. Tapi eh tapi kesannya sih gue kayak merasa sok benar dan tau seperti apa itu pacaran dan menikah, tetapi gue aja belum punya gebetan apalagi pacar bahkan calon istri.
JRENGGGGGGGG
Gue melihat pesan baru dan sepertinya itu dari Anon yang tadi.
Dan gue membukanya—
Maaf kak, saya lupa memberi inisial saya, inisial saya TV.
Saya memang sudah melakukan pendekatan pada kakak senior saya itu tapi saya sempat menyerah dan kali ini saya harus melakukannya karena saya sudah meminta saran pada seseorang yang berpengalaman seperti kak Eduard.
Eh kakak, soal pacar saya itu. baru saja saya menerima pesan dari L*NE-nya dia kayak gini :
'TV, maaf ya aku sudah tidak cinta lagi sama kamu. Aku harap kamu dapat memakluminya'
Kak Eduard, aku mau ketemu sama kakak dikampus. Kakak jam 3 sore masih ada dikelas kakak, kan? Nanti aku ke kelas kakak.
Sign,
TV.
Sepasang bola mata berwarna biru ke hijauan itu melihat pesan terakhir, si Anon ngajakin gue ketemuan.
Duh, gimana nih—
—Oke, tenang Eduard. Lo engga phobia sama cewe tapi gue hanya belum terbiasa bertemu cewe dan bertemu empat mata selain sahabat kecil gue,
Yaitu Tiina Väinämöinen.
Setiap hari gue berharap untuk bertemu dengannya tetapi gue tidak ada harapan karena dia sudah ada yang punya.
Well, gue jadi ingat kata-kata Francis Bonnefoy, yaitu :
'Jika tidak dapat gadis manis, cari dan gebet seorang cowo manis'
Ya ampun, gue tau gue ngenes dan masih suci. Tapi eh tapi—
—EEEHHHHH GUE INI MASIH NORMAL, TAU!
Kemudian gue menutup laptop berwarna hitam itu lalu membuka smartphone dan—
'Eh Eduard, besok jadi, kan? Aku sudah tidak sabar untuk besok'
Lalu gue membuka SMS tersebut dan si pengirim pesan tidak menyebutkan namanya.
Tadi gue dapat pesan di blog secara Anonymous dan sekarang dapat SMS tanpa nama.
Lama-lama gue jadi penasaran dan membalas pesan itu,
'Ini siapa ya? kamu kenapa?'
Si pengirim SMS itu mengirim pesan kepada Eduard.
'AKU ORANG YANG SELALU MENUNGGUMU, MENUNGGU KAPAN KAMU DAPAT MENCINTAI DIRIKU!'
JREEENGGGGGG!
Tenanglah Eduard von Bock, pasti ini SMS nyasar, coba gue bales lagi.
'MENUNGGU APAAN? LO SIAPA SIH SEBENARNYA?!'
Marukaite Chikyuu~
Suara smartphone gue berdering dengan sebuah lagu yang cukup terkenal di dunia Hetalia dan itu adalah telepon dari si pengirim SMS misterius barusan.
Angkat ga, ya?
Angkat ga, ya?
kalo engga diangkat nanti gue makin penasaran.
Well, kalo begitu,
ANGKAT!—
Kemudian gue memencet gambar berwarna hijau dan mendengar suara anak perempuan.
"Eduard, ini aku!"
Suara tersebut mengingatkan gue pada seseorang.
"Eduard, ini aku, Tiina!"
Tapi itu tidak mungkin suaranya Tiina, jam segini pasti Tiina bersama pacarnya atau lagi menelepon pacarnya.
"Halo, Eduard?" suara itu terus-terusan memanggil nama gue.
Suara perempuan lembut ini,
Membuat gue agak sedikit merinding.
"Sudah lama aku tidak mendengar suaramu, Eduard, aku rindu padamu"
GLEK!
"K-Kamu si-siapa?" tanya gue terbata-bata.
"HAHAHAHAHA" si penelepon itu pun tertawa, "Suaramu masih sama rupanya, aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu—" ucap si penelepon itu yang makin membuat gue jadi penasaran.
Lalu gue menggaruk kepala gue yang tertutupi oleh surai pirang tua, "Apa?"
"—Karena aku rindu kamu, aku ingin bertemu denganmu besok dikelasmu, jam 3 sore."
"Eeh tapi" jawab gue agak terbata-bata, "Tapi kamu siapa?" tanya gue pada si penelepon dengan bingung.
"Nanti kamu akan tau sendiri besok, Kaipaan Sinua." Ucap si penelepon pelan lalu penelepon itu sudah menutup teleponnya.
Lama-lama gue jadi penasaran sama si penelepon misterius ini, ngomongnya bikin orang penasaran.
Jangan-jangan ini modus baru lagi, hush tapi mana mungkin ada penjahat yang bilang kangen sama orang kayak gue?
Kaipaan Sinua? Itukan bahasa Finlandia-nya aku kangen kamu kan? Gue belum lupa karena dari kecil si Tiina selalu mengatakan itu sama gue.
Malam-malam begini, gue malah rindu pada masa kecil gue deh—
—Terutama Tiina Väinämöinen.
'Ma igatsen sind ka, Tiina Väinämöinen,' ucap gue dalam hati sambil berharap sesuatu yang baik untuk besok.
.
.
.
To Be Contiuned
.
.
.
A/N : tadinya pengen bikin FF ini jadi oneshoot tapi ada kelanjutannya. /pundung/
Väänata Mälestusi masih belum aye lanjutin, makanya aye lagi bikin FF ringan kayak gini dulu.
Kira-kira penelepon misterius itu siapa, ya? yang punya jawaban silahakan Review/PM
Mind to RnR? Danke.
