Belalang Sembah

BoBoiBoy (c) Animonsta Studios

Pairing FangxYaya.

.

.

Fang kadang tidak ingat siapa nama dari ketua kelas SD-nya saat awal menjadi murid transferan. Namun itu bukan masalah baginya, sebab dia tidak pernah berbuat masalah. Nyaris.

Ada satu peristiwa Fang nyaris diseret masuk ke ruang BK karena diajak tawuran bareng kakak kelas. Baru diajak saja kok, belum melakukan. Yah dahulu sih kalau bukan gadis berhijab merah muda muncul di tengah adegan mulainya main tangan antar musuh, awalnya Fang mungkin sudah masuk daftar anak nakal.

"Jangan berani menyakiti adik kelas! Atau aku catat nama kalian!" Yaya mengeluarkan pulpen dengan wajah domba yang disambung per agar bergoyang. Biasanya ngaruh. Banyak yang takut. Bukan takut sama pulpennya, tapi takut sama hasil catatannya.

Tapi kali ini sudah ada satu anak yang menyambar perkakas wajib ancam milik Yaya. Saking gesitnya, Yaya sampai tidak bisa menahan dua material tulis dari kedua tangannya itu. Batang pulpen kesayangannya patah menjadi dua. Notanya dirobek-robek lalu dikemas dan dibanting ke tanah sampai diinjak-injak.

Oke, emosi Yaya meluap saat itu. Pulpen pemberian ibu tercinta yang baru dipakai 3 hari lalu setelah pulpen terdahulunya kehabisan tinta, kini cuma jadi barang rongsokan.

Fang tidak perlu mengeluarkan keringat karena semua sudah habis diserang singa betina seketika.

.

.

"Kalian berdua harus membersihkan halaman sekolah seusai jam pelajaran!"

Perintah pengurus BK dilaksanakan dua insan beda agama itu bersama. Setelah mereka berdua senasib berhadapan dengan suara ganas dari (katanya) veteran militer berotot kekar sampai menguji nyali mereka, kini kedua mereka harus melakukan perintah pesan dari suara berat yang saking nyaringnya sampai mereka harus sedia nampan agar tidak terkena 'hujan'.

"Boboiboy itu siapa sih?"

Pertanyaan Fang terlontar setelah mereka beraksi pada halaman sekolah baru 3 menit. Yaya mengkerutkan dahinya.

"Dia cucu kakek Aba. Anak yang menyempatkan diri liburan disini," jawab Yaya seperlunya. Fang dengan tidak sopannya masih memungut beberapa sampah tanpa melengok.

"Jadi dia belum pernah sekolah disini?"

Yaya sempat terhenti untuk memungut sampah. "Dulu, dia kembali ke kota karena liburan sekolah telah habis. Katanya dia meminta mohon orang tuanya agar dipindah disini."

Orang tua. Julukan dalam silsilah keluarga yang langsung membuat dada Fang berasa kosong. Sudah berapa lama dia tidak pernah mengungkit orang tuanya? Walau baru memasuki sekolah sekitar 2 bulan, itu cukup lama baginya yang masih berumur 12 tahun. Ingat, dia masih SD. Jadi tentu ia bisa merasa kesepian.

Fang hanya diam. Yaya kembali memungut sampah karena Fang tidak lagi membuka mulutnya.

"AAAAA!"

Teriakan histeris terdenga,r yang langsung membuat Fang sigap menolong. Ia menarik kantong putih berisi rongsokan sampah sambil bertanya, "Ada apa, Yaya?"

Wajah gadis di dekatnya pucat pasi.

"Ada..."

Fang memilih diam.

"Ada... belalang sembah..."

Raut wajah kebingungan terpancar dari lelaki dengan rambut acak mirip garap sawah itu.

"Mana?"

Yaya menunjuk sumber langsung. Fang mengerinyitkan dahinya.

"Hanya belalang sembah," sahut Fang dingin. Ia melangkahkan kakinya, berhenti, lalu memungut makhluk hijau dengan dua lengan layaknya sabit rumput itu.

"Tolong jangan dekatkan mereka! Aku benci serangga!" Yaya menjerit takut. Fang tersenyum tipis.

"Dulu sewaktu aku masih di kota, aku pernah memainkan serangga ini. Namanya "Ayo tebak pertanyaanku!"."

Yaya membuka matanya.

"Itu seperti apa?"

Fang meletakkan belalang sembah pada tiang besi terdekat. Serangga tadi dilepasnya, namun belalang hijau itu tidak mau terbang menjauh. Yaya memerhartikan segala gerak-gerik Fang. Takut tiba-tiba Fang melemparkan serangga itu tepat pada wajah manisnya. Kan laki-laki biasanya iseng.

"Jadi seperti ini," Fang mendekatkan wajahnya pada belalang sembah. "Belalang sembah, siapa diantara kami berdua yang paling jelek?"

Kedua tangan sabit tadi bergerak, dan belalang sembah memutar badannya. Fang agak melonggarkan jarak dia dengan Yaya, dan terlihatlah yang ditunjuk sang serangga itu adalah gadis beragama islam disana.

Yaya menggembungkan kedua pipinya disamping Fang yang tertawa.

"Kan? Keren? Ahaha..." Fang tidak kuasa menahan rasa gelinya.

Kini gadis berhijab itu mendekati serangga di depan Fang waspada. Sambil itu ia berbisik, "Siapa disini yang paling payah?"

Sang belalang memutar tubuhnya pada Fang. Yaya tersenyum kemenangan disamping Fang yang kaget karena dirinya dicap 'payah' oleh sang serangga.

"Ih! Ini tidak adil! Sekarang giliranku! Siapa yang paling keren disini?"

Sang belalang menunjuk Yaya. Yang ditunjuk tertawa kemenangan.

"Ahaha! Dia mengakui aku keren!" Yaya tertawa. "Belalang, siapa yang paling baik disini?"

Ia bergerak menuju Fang. Pria berkacamata gaul itu sudah mendengus tanda merasa menang. Namun putaran tubuh belalang hanya di tengah antara Yaya dan Fang.

"Eh apa maksudnya?"

"Tidak ada yang baik. Mungkin," jawab Fang. "Ah, tidak baik bermain dengan binatang."

Yaya melirik wajah Fang yang kesal. Tadi dia sempat menerka pria di depannya ini memang terlihat seperti anak berandalan, namun sisi sifat dan agamanya menekankan untuk jangan berprasangka buruk menilai orang. Sekarang terbukti, bahwa Fang memang orang baik. Buktinya, Yaya secara tidak sadar awalnya sudah berani menghadapi serangga karena pria di sampingnya itu mau menemaninya bermain.

Makanya, Yaya takkan pernah menganggap Fang jahat.

Bahkan sampai ketika Boboiboy dan kawan-kawan lainnya sempat menuduh Fang menculik Ochobot, dia bersikeras untuk tidak mau menuduh Fang orang yang tidak baik.

"Ihh dia itu jahat! Dia pernah tangkap Ochobot!"

"Jangan main prasangka buruk dulu! Tidak baik menilai buruk orang!" tegas Yaya.

Mungkin ketegasannya kurang karena ia takut perasaan balas budi darinya ini akan terdeteksi kawan-kawannya kalau dia tengah mengalami 'cinta monyet'. Makanya, dia hanya bisa membiarkan kawan-kawannya bergaduh mengomentari anak yang jago basket itu. Juga yang penting, yang bisa dia lakukan untuk melindungi Fang adalah dengan menghukum mereka berdua berdiri di kelas dengan mengangkat kursi.

Ah mana mungkin Yaya jatuh cinta. Mungkin hanya sisi kuatnya sebagai wanita pemeluk agama islami saja yang membuat sifat kasih sayang terhadap sesama itu kuat mendarah daging padanya.

Padahal dia ingat setelah peristiwa Fang mendumel akan belalang sembah yang mengecewakannya. Pria itu pernah menanyakan namanya.

"Namamu siapa? Aku Fang."

Dan Yaya menunduk tersipu.

"Namaku Yaya. Salam kenal, Fang."

"Yaya? Nama yang manis. Akan kuingat namamu."

Saat itu, dada Yaya berdebar keras. Tidak pernah ada yang memuji namanya lagi, bahkan Boboiboy sendiri sering lupa dengan nama kecilnya itu.

-End-

A/N: Ide mendadak yang langsung diketik lewat hp! Bahagianya bisa menulis simpel seperti ini /gegulingan

Udah lama sih mau buat prekuel sama sekuel habis episode 7 musim 2 (kebetulan habis nonton tadi siang di channel kesayangan) dan baru kesampaian sekarang. 3 bulan. Oke. Itupun hanya prekuel doang.

Ini nih buat de-aruka yang katanya ngidam pairing ini. Maaf ya gak ada adegan romansu soalnya saya suka salah tingkah sama gadis islam yang cekatan ini. Rasanya menulis dia agresif itu salah, jadi merembet sama OOC nanti x3