.
.
.
Naruto: Masashi Kishimoto
Pair: NaruSaku Ever
Warn: OOC, Typo, AU, Etc.
Rate: T+ Semi M
.
.
.
Basketball Player
.
.
.
Enjoy it!
Naruto Namikaze, seorang pemain basket terkenal asal Jepang. Ia bermain untuk Royal Konoha bersama beberapa pemain hebat lainnya seperti Kiba Inuzuka, Sasuke Uchiha, Shikamaru Nara, Neji Hyuuga, serta Sai Shimura. Dan sekarang ke semua pemain tersebut sedang bertanding melawan Kumo di pertandingan uji coba untuk turnamen musim panas.
"Kalian siap?" seru Naruto kepada pemain lain.
Mereka semua mengangguk paham lalu membubarkan diri menempati posisi mereka masing-masing. Yah walaupun posisi mereka acak-acakan.
Dibangku penonton, terlihat dua orang wanita sedang duduk menyaksikan para pemain dari Royal Konoha bermain, salah satu dari kedua wanita tersebut terkagum-kagum dengan sang Kapten—Naruto.
"Sakura, bagaimana pendapatmu tentang Naruto Namikaze itu? Dia tampan kan?" tanya wanita berambut pirang pucat kepada wanita yang berada di sebelahnya.
Wanita yang di panggil Sakura hanya menoleh sebentar lalu menatap kembali lapangan basket, "Jujur saja, aku kagum dengan permainan mereka. Walaupun posisi mereka acak-acakan, tapi bisa mencetak skor yang lumayan."
"Aku tidak menanyakan Teamnya, Sakura."
Sakura hanya mengangkat bahunya tidak peduli dengan kata yang keluar dari bibir Sahabatnya itu, "Yang terpenting Konoha bisa menang," ujar Sakura antusias saat Konoha mencetak Skor kembali.
"Menyebalkan," cibir Ino. "Oh ya bagaimana hubunganmu dengan Gaara?"
Sakura menoleh sambil menautkan kedua alisnya, "Apa maksudmu? Aku dan Gaara? Kita berdua hanya teman kampus, bukan sepasang Kekasih yang bermesraan saat pertandingan Basket dimulai." Sakura mencibir kelakuan Ino yang dengan seenak jidatnya bermesraan di bangku pemain bersama salah satu pemain Royal Konoha.
Ino sendiri hanya tertawa geli mendengar cibiran yang keluar dari mulut Sakura, "Jadi, kalau bukan Gaara, siapa lagi? Naruto?"
"Yang—"
"Naruto-kun tidak pantas dengan kau rambut gulali!" seru seseorang dari belakang kedua wanita tersebut. Sontak Sakura dan Ino menoleh ke belakang, "Hanya aku, Shion Kusanagi yang boleh berdekatan dengan Naruto-kun." Klaim gadis yang beranama Shion tersebut. "Naruto-kun akan terpesona dengan kecantikanku ini." Dengan sombongnya, Shion menampilkan rambut pirang pucat panjangnya serta tubuh Seksinya.
Sakura hanya mengangkat bahunya kemudian mengalihkan perhatiannya ke lapangan basket tersebut, "Aku tidak peduli dengan itu," ujarnya sambil memperhatikan setiap pemain Royal Konoha bermain, "Kalau kau mau mendapatkan Naruto, silahkan saja. Aku sendiri tidak peduli, itupun kalau Naruto mau. Pig kita pergi dari sini aku tidak mau berurusan dengan seorang yang sombong seperti ini." Ino hanya menganggukkan kepalanya lalu berdiri bersama Sakura.
"Kau hanya iri saja pada tubuhku yang bagus ini, dasar gulali."
.
.
Time Skip
.
.
"Kita menang lagi di laga persahabatan, kalau begini kita bisa memenangkan kejuaraan yang ada." Seru Kiba.
"Diamlah Kiba atau aku akan mengambil Hinata darimu!"
Permainan mereka telah berakhir dengan kemenangan Royal Konoha, dan sekarang ini semua pemain berada di ruang ganti. Semuanya berkumpul termasuk sang pelatih—Kakashi Hatake.
"Selamat atas—"
"Wahh, aku gagal dapat Full Combo lagi. Padahal aku sudah ahli di level Expert, tapi kenapa selalu gagal sih?"
"Naruto, diamlah atau akan aku lempar Smartphone milikmu itu." Ujar Kakashi datar, kemudian Naruto menyimpan kembali Smartphone miliknya di tas dan menatap Kakashi, "Ehem! Selamat untuk kalian yang berhasil mengalahkan Team peringkat 5 di Jepang. Naruto bisakah kau menaruh Smartphonemu itu?" Naruto kembali memasukkan Smartphonennya. "Lalu sebagai gantinya aku akan mentraktir kalian di Café milik Naruto."
Semuanya mengangguk senang kecuali Kiba yang berteriak tidak jelas. Sementara Kakashi hanya berjalan pergi keluar dari ruang ganti tersebut.
Naruto berdiri lalu berjalan mendekati Sasuke, "Sasuke, bagaimana keadaan Naruko? Apa dia sangat manja?" tanya Naruto, pemuda pirang itu sedikit Khawatir bila adik kembarnya itu berbuat hal yang aneh-aneh terhadap Sasuke.
Sang Uchiha ini hanya menggelengkan kepalanya saja, "Ia terlihat lebih dewasa dan keibuan dari sebelumnya, mungkin karena di sedang hamil."
Naruto hanya tersenyum saja lalu menyodorkan Bro Fist kepada si Raven tersebut, "Aku akan mempercayakannya padamu, adik ipar."
Sasuke menerima Bro Fist Naruto, kemudian tersenyum menghilangkan wajah datarnya yang selalu ia keluarkan, "Tidak masalah, kakak ipar. Aku akan menjaga adikmu."
"Ngomong-ngomong, nanti saat anakmu lahir, kau mau menamainya siapa?"
"Menma."
"Sasuke, kau mau anakmu dimakan oleh Naruto? Menma kan nama bahan di makanan Ramen?" Naruto dan Sai hanya tertawa kecil mendengar ejekan Kiba yang dilontarkan untuk Sasuke.
"Biarkan saja. Kalau perempuan?" Naruto kembali bertanya lagi.
"Satsuki."
"Itu versi perempuan dari Sasuke." Kiba kembali mengejek Sasuke namun ini di sertai tawanya yang meledak. "Kau kalau menamai—" mulut besar Kiba di sumpal Handuk oleh Neji.
"Diam atau aku akan menarik Hinata dari kehidupanmu." Ancam Neji, Kiba hanya menggelengkan kepalanya saja, "Bagus, kalau kau bisa diam aku tidak akan menganggu kencan kalian."
"Merepotkan."
Sai hanya tersenyum ramah seperti biasa, lalu membuka ponselnya dan mengirim pesan terhadap Ino Yamanaka—sang kekasih yang baru beberapa bulan ini menjadi pasangan Sai.
"Teman-teman aku pulang terlebih dahulu. Kerja bagus semuanya. Jaa~" pamit Sai yang sudah keluar dari ruangan tersebut.
"Aku juga ada kencan dengan Temari nanti, jadi aku pamit. Terima kasih atas kerja samanya semua." Kali ini Shikamaru keluar untuk menemui Kekasihnya.
Sekarang tinggal empat orang yang berada di dalam ruangan tersebut, "Neji, aku mau minta Izin—"
"Oke, tapi jangan terlalu larut!" Neji dan Kiba keluar dari ruangan itu, "Terima kasih kerja samanya, Naruto, Sasuke."
"Nah, Sasuke-kun kini tinggal kita berdua~"
"Naruto, kau mau aku tendang atau aku lempar di tong sampah!" ujar Sasuke sarkas.
"Mou~ dingin sekali sih~"
"Sialan! Kau itu banci atau lelaki sih!? Aku akan menemui Naruko!"
"Tunggu, jangan tinggalkan aku Sasuke-kun."
"Pergilah! Dasar Jomblo!"
.
.
.
Sakura sekarang sedang berada di sebuah café yang tidak jauh dari Stadium lapangan basket tersebut. Ia duduk di dekat jendela sembari memperhatikan orang yang berlalu-lalang sesekali ia menyeruput Chocolate Milkshake.
"Hoo, jadi si gulali ada di sini? Kenapa kau berada di café Naruto-kun? Kau mau mengotori pemandangan di sini," ejek Shion yang berdiri di depan Sakura.
Gadis musim semi itu hanya menghela nafas lelah, lalu kembali menyeruput Milkshake-nya. Sakura tetap duduk santai seolah ia tuli saat Shion mengejeknya.
"Dasar gadis gulali! Ayo teman-teman aku akan traktir kalian!" semua teman-teman perempuan Shion kegirangan saat gadis pirang tersebut mentraktir mereka. Beberapa saat setelah duduk di salah satu bangku, Shion mulai bergosip.
Krincing
"Naruto, pergilah ke tempatmu, kau menggangguku saja!" usir Sasuke yang baru saja masuk ke dalam café Namikaze.
Naruto masih menggoda Sasuke di belakangnya, "Hey, inikan Caféku. Kenapa kau yang mengusirku?"
"Lalu kenapa kau menggodaku, padahal aku sudah mempunyai istri, dasar jones!"
"Aku tidak jones, dasar pantat ayam!"
Mereka berdua saling jual-beli ejekan sebelum kemudian Shion berdiri dan datang mendekati Naruto, dengan sifat kecentilannya gadis itu menggoda Naruto bersama dengan teman-teman perempuan lainnya.
Sakura yang berada disebelah jendela hanya menghela nafas lalu kembali menyeruput minumannya, "Dasar centil!" gumam Sakura.
Naruto sendiri kuwalahan menghadapi para gadis yang menjadi Fansnya. Sementara itu Sasuke sudah menghilang ke dalam ruangan manejer.
"Te-tenanglah kalian, satu persatu ya."
"Kyaaa….Naruto-kun memang tampan~!"
Naruto tertawa kikuk mendengar para gadis tersebut memuji ketampanannya. Sementara itu Shion menyeringai kemudian berseru. "Hey Gulali lihatlah ini!" seru Shion kepada Sakura.
Gadis musim semi itu sendiri hanya menoleh dan menatap datar Shion dan Naruto yang sekarang ini berdekatan.
"Kau tidak akan mendapatkan Naruto-kun, dasar gulali!" ejek Shion kemudian mencium pipi Naruto, membuat pemuda itu bersemu merah.
Sakura mengangkat sebelah alisnya kemudian berdiri dari tempatnya duduk, wanita itu berjalan menuju Naruto. Setelah berada di depan Naruto, Sakura hanya menyeringai, "Sungguh hebat, Naruto!" puji Sakura lalu menarik kerah baju yang dipakai Naruto, kemudian Sakura mencium tepat di bibir Naruto membuat Shion serta komplotannya menatap Sakura dengan tatapan terkejut.
"He-hey! Lepaskan Naruto-kun dari bibir—"
"Mama~!"
Sakura melepas ciumannya lalu menatap seorang anak kecil dengan rambut pirang serta mata Emerald sama seperti Sakura. Wanita itu menggendong bocah kecil tersebut. "Shinna-kun, bagaimana keadaanmu?" tanya Sakura lembut.
Shinnachiku tersenyum lebar, "Aku baik-baik saja, Mama. Tadi Ruko-baachan mengajariku menulis dan membaca."
Sakura kembali menyunggingkan senyumnya saat anak semaata wayangnya menceritakan kegiatannya dengan Naruko—kembaran Naruto. "Anak pintar, itu sapa Papamu dulu." Bocah 5 tahun tersebut kembali berlari kecil menuju Naruto yang masih di kelilingi oleh gadis centil.
"Yo, Jagoan! Bagaimana harimu?" Naruto menyapa Shinnachiku dengan senyuman sama lebarnya seperti bocah itu.
"Sasuke-Jiichan sangat dingin, dia tidak bisa di ajak ngomong." Ujarnya sambil menggembungkan kedua pipinya membuat para gadis centil itu menatap penuh binar ke Shinnachiku, "Papa, siapa mereka?" tanya Shinnachiku polos.
Naruto menatap Sakura dengan penuh harap, sementara Sakura sendiri tersenyum 'manis' kepada Naruto. "Me-mereka adalah teman-teman Mama, sudahlah ayo kita main dengan Sasuke!" seru Naruto sambil melempar anaknya ke udara, membuat Shinnachiku tertawa geli.
"Aku tidak mau Naruto!" Sasuke keluar dari dalam ruangan bersama istrinya, Naruko Uchiha.
Naruto menatap Sasuke dengan tatapan memelas, "Ayolah, adik ipar~! Sekali saja."
"Tidak!"
Oke kita tinggalkan mereka berdua yang bertengkar, dan beralih ke Shion serta teman-temannya, "Ini bohongkan?" tanya Shion tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Ini benar-benar bohongkan?"
"Tidak…." Sahut Sakura yang berjalan mendekati Shion, "… ini adalah realita, Shion. Aku sudah bilang dari tadi kalau 'aku tidak peduli dengan itu'. Kau termakan omonganmu sendiri, gadis genit. Naruto dan aku Sahabat sejak kecil, jadi tidak aka nada yang bisa memisahkan kita kecuali Maut yang datang." Sakura tersenyum kemenangan, "Satu lagi, seharusnya kau yang pergi dari café ini. Mengotori pemandangan saja."
Senjata makan tuan.
"Naruto!"
"Hm?"
"Kau harus bersiap, karena Shinnachiku akan mendapatkan adik."
Kedua lelaki yang sangat dicintai Sakura membulat, mereka kemudian tertawa senang dengan berita yang diberikan oleh Sakura.
"Surprise yang bagus, Love." Ujar Naruto sambil memeluk Sakura serta Shinnachiku.
.
.
.
The End
.
.
.
Mungkin hancur…-,-
Pikiran juga banyak '-')
Tapi, aku bisa menghibur Reader sekalian ^^a maaf kalo jelek.
Okey, Shinn Out! Bye
