Summery : Dia kesepian, dia ditipu, dia ditinggalkan. Apa lagi yang akan ia rasakan? Kata ayahnya, ibunya pergi untuk bekerja diluar negeri. Kakaknya sibuk bermain dengan teman-temannya. Ini hanya segelintir cerita tentang remaja tanggung dengan segala hormon yang mereka miliki.

Note : Kalian bebas membenci atau menyukai fic ini karena sy tidak memiliki wewenang untuk mengatur kalian.

Warning : OOC,typo seperti ranjau, EYD berantakan, jauh dari kata sempurna. Dan maaf ya bagi beberapa pihak, saya disini menggunakan beberpa 'merek' buat mendukung alur dari fic ini. Saya nggak ada maksud apapun, ini semua demi mendukung jalannya fanfic ini semoga nyaman bacanya.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing :[ Naruto x Sakura]

Rated : M

Pangeran Gitar Putih

Sakura POV

Dengan style baju kesual aku melangkahkan kakiku ke sebuah restoran cepat saji, sore ini aku ada janji dengan kedua sahabatku. Yah kami sering menghabiskan waktu untuk nongkrong atau hangout bersama seperti sekarang aku melihat sahabatku yang berambut coklat cepol dua dan berambut pirang ikat empat tengah melambaikan tangannya kearahku dengan semangat. Aku pun langsung berhamburan menghampiri mereka.

"Wah.. kalian sudah lama?" Tanyaku antusias mereka tersenyum dan menggeleng bersamaan "Belum kok kami baru saja sampai.." Aku memicingkan mataku curiga pasalnya sudah ada dua nampan berisi berger dan dua minuman diatas meja.

"Kalian berbohong.. buktinya kalian sudah pesan duluan.." Aku memasang wajah manyun. Mereka berdua terkekeh melihat ekspresiku. "Sakura kau kan tau kalau disini restoran cepat saji jadi pesan dulu, baru kami duduk dan menunggumu lagian kan malu kalau datang kesini hanya duduk lama sampai kau datang" Balas sahabatku Tenten gadis yang bercepol dua.

"Hm.. baiklah kalian tunggu aku, jangan makan dulu sebelum aku kembali.." Candaku pada mereka. Tenten dan Tamari tersenyum bersamaan dan mengibaskan tangannya padaku. Setelahnya aku langsung berjalan ke tempat pemesanan makanan. Tak lama kemudian aku datang membawa satu nampan berisi ayam goreng tepung beserta satu nasi dan satu minuman soda.

"Nah.. maaf membuat kalian menunggu.." Kataku kikuk. Aku langsung mendaratkan bokongku ke tempat duduk yang tersisa. Kami duduk ditempat yang dekat dengan jendela kaca besar jadi, jika ada orang yang ingin masuk kerestoran atau orang yang sekedar lewat didepan restoran terlihat jelas oleh mata kami.

Sakura POV End

"Tak apa Sakura, Santai saja.." Temari mengibaskan tangannya pada Sakura ia tersenyum memaklumi. "Oh ia besok hari pertama semester satu kan?" Tenten mencari topik pembicaraan tanganya beralih pada sedotan minumannya. "Iya nggak terasa kita udah kelas XI aja.." Temari terkekeh pelan ia mulai menggigit burger pesananya.

"Apa kita akan sekelas lagi ya?" Sakura menimpali. Ia mengeluarkan ponselnya dari tas yang dibawanya. "Entahlah aku dengar kelas kita dirombak, siapa yang jadi peringkat tiga besar akan dipindahkan ke kelas unggulan.." Temari menjawab dengan lesu itu artinya ada kemungkinan kalau mereka bakalan pisah kelas mengingat Sakura temannya mendapat peringkat tiga dikelas.

"Itu artinya Sakura-chan akan pindah donk.." Lesu Tenten dengan dengusan tidak suka. "Tenang saja Itu belum tentu terjadi kan?" Sakura menyakinkan matanya melirik sekilas orang yang berlalu lalang didepan restoran. "Ia setidaknya kita masih satu sekolah.." Temari menimpali kemudian mereka tertawa bersamaan.

Setelahnya mereka mengobrol banyak hal. Mulai dari target nilai yang ingin dicapai, bergosip tentang cara guru mengajar dan pada akhirnya mereka membahasa tentang cowok tampan idaman.

Setelah makan bersama temannya Sakura pulang dengan berjalan kaki maklum rumah dan retoran tadi hanya berjarak berkisar satu kilo meter dari rumahnya. Ia tinggal disebuah apartemen yang padat penduduk, rumahnya dilantai lima untungnya apartemen itu memiliki lift jadi jika ia sedang malas untuk naik atau turun menggunakan tangga ia bisa menghemat energinya dengan menggunakan lift.

Ditrotoar masih ada beberapa orang yang berlalu lalang walau hari sudah semakin sore. Sakura berjalan dengan memplototi ponselnya, ia sedang berbalas pesan dengan salah satu temannya. Karena terlalu berfokus pada ponselnya ia tak sengaja menabrak bahu pejalan kaki yang berpapasan dengannya.

Sakura yang merasa risih langsung menghentikan kegiatannya, ia menyimpan ponselnya di saku jaket bomber yang ia pakai. Matanya kini berfokus ke depan, dari arah berlawanan ia melihat seorang pria dengan helaian rambut berwarna pirang memakai baju kaus berwarna orange cerah dengan telinga tersumpal oleh headset dan membawa wadah gitar berwarna hitam dipunggungnya .

Harus Sakura akui kota Kohoha sangat banyak menyimpan pria-pria tampan yang berkeliaran di jalan khususnya di sekitaran apartemen padat penduduk yang menjadi tempat tinggalnya. Jadi tak heran jika Sakura sering melihat ada pria dengan tampang keren berpapasan dengannya ditrotoar.

Mata mereka tidak sengaja bertemu pandang, Emerald milik Sakura bertemu dengan Safir si-pria pirang namun sedetik kemudian si-pria membuang muka ke samping. Sebelah alis Sakura terangkat akibat tingkah pria yang berjalan kearahnya, semakin dekat semakin jelas lekukan wajah pria pirang yang Sakura lihat. Setelahnya mereka berpapasan dan saling melewati satu sama lain.

Sakura sudah selesai menyetrika baju sekolahnya untuk besok dan sudah selesai mempersiapkan tas sekolahnya. Ia berjalan ke kamar mandi untuk menggosok giginya dan mencuci kaki. Setelahnya dengan mengenakan baju tidur ia naik kekasur dan menarik selimut tebal hingga menutupi lehernya perlahan matanya terpejam dan ia mulai tertidur dengan lampu kamar yang masih menyala terang.

"Ne.. Sakura-chan ayo waktunya tidur.." Seorang wanita paruh baya dengan menggunakan daster dan rambut bagian depan terikat dengan roll rambut membujuk anaknya yang masih asik menonton televisi untuk tidur. Jam menunjukan pukul setengah Sembilan malam itu waktunya untuk putri kecilnya tidur.

Anak yang disebutkan namanya tadi berlari memeluk ibunya. "Ayo Ka-san Saki sudah mengantuk.." anak kecil yang berusia tiga tahun itu memeluk leher ibunya erat dengan mata terpejam dan mulut sedikit menguap. Sang ibu bernafas lega dan langsung menggendong anaknya menuju kamar tidurnya.

"Ka-san ayo ceritakan dongeng buat Saki.." anak dengan helaian rambut berwarna merah muda itu memohon pada ibunya untuk didongengkan sebelum ia tidur. "Baiklah Ka-san akan ceritakan tentang kisah seorang putri yang cantik dan baik hati" Sang ibu berujar semangat dengan senyum mengembang diwajahnya.

"Wah.. cerita putri yang baik hati ya.. Saki suka ayo cepat cerita Ka-san.." Sakura yang tadi sudah dalam posisi terlentang di kasur kembali duduk setelah mendengar judul dongeng yang akan ibunya bawakan.

"Ka-san akan cerita setelah Saki pakai selimut.." Printah ibunya membuat gadis balita itu dengan cepat menarik selimut yang ada diujung kakinya dengan tangannya yang mungil naik hingga menutupi lehernya. "Sudah Ka-san ayo cepat cerita.." Rengak Sakura.

Mebuki terkekeh kecil melihat tingkah putrinya yang lucu. Ia mengambil posisi duduk menyender di samping putrinya.

"Baiklah Ka-san mulai ya." dengan tangan mengelus-elus pucuk kepala anaknya Mebuki mulai bercerita "Pada suatu hari disebuah kerajaan yang sangat jauh.. hiduplah seorang putri yang cantik dan baik hati, dia adalah anak kedua dari raja yang berkuasa. Karena kecantikannya yang luar biasa membuat beberapa orang iri dengannya. Termasuk kakak tertuanya yang tak suka jika adiknya dikatakan lebih cantik darinya." Mebuki memberi jeda ia melihat anaknya yang sudah terlelap dengan dengkuran halus. "Yah.. Sakura baru saja Ka-san cerita kamu sudah tidur.."

Ia mengecup dahi anaknya dan mengelus helaian rambut yang sama dengan suaminya itu, setelahnya ia berdiri mematikan lampu dan berjalan kearah pintu. "Selamat malam sayang.. maafkan Ka-san.."

Sakura terhentak ia membuka matanya, ternyata itu hanya mimpi dimana ia mengingat hari terakhir dirinya bersama ibunya. Keringat membanjiri pelipis dan dahinya kenangan terakhirnya dengan orang yang paling dirindukannya.

"Ka-san cepat pulang.." Setetes air mata meluncur dipipinya yang mulus. "Sampai sekarang aku tidak tau kelanjutan dongeng Ka-san.." Ia meringkuk di tempat tidur matanya melirik sekilas jam dinding yang terpajang di hadapan ranjangnya. Rupanya masih jam 5 pagi.

"Kalau sudah begini aku tidak bisa tidur lagi.." Guman Sakura. Tak ingin terlarut dalam kesedihan ia bangkit dan duduk dimeja belajarnya. Mengambil buku tebal boilogi ia mencoba membaca BAB respirasi belum sampai dua puluh menit Sakura tidak kuat ia terus saja menguap dan akhirnya ia jatuh terlelap dengan tangan sebagai bantalan kepalanya.

Naruto Scene

Naruto yang baru saja berpapasan dengan Sakura memilih untuk duduk dihalte entah kenapa ia merasa bersalah karena tidak menyapa gadis musim semi itu dengan sopan tadi. Ia memegangi dada bagian kirinya berusaha untuk mengendalikan detak jantungnya yang berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Aku kenapa? Kenapa perasaanku begini , rasanya aneh.." Naruto bergumam pelan. Belum pernah ia merasan hal ini lagi setelah hampir tiga bulan yang lalu saat ia masih memiliki seorang kekasih.

"Apa aku suka dengannya?" Ia bergumam lagi. Bus datang dan berhenti tepat dihadapannya namun Naruto tidak ada niatan untuk menaiki transportasi umum itu. Ia berdiri dan melanjutkan jalannya lagi dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya Naruto berjalan dengan percaya diri.

Helaian rambut pirang itu basah akibat si-empunya sehabis keramas, tangan kekarnya mengambil handuk putih kecil dan mengosokkannya asal dikepalanya agar rambutnya cepat kering. Ia kemudian rebahan diranjangnya yang empuk mengerjapkan matanya ia masih kepikiran dengan sensasi aneh yang dirasakannya tadi sore.

"Kenapa aku seperti ini? Payah.. aku harus minta maaf padanya besok, sikapku benar-benar seperti pengecut tadi sore.. semoga besok ketemu lagi.." Naruto menutup matanya dengan sebelah tangannya, ia masih bertelanjang dada hanya menganakan bokser bergambar katak berwarna hitam.

Naruto tahu kalau Sakura adalah siswi popular di sekolahnya semenjak ia pindah ke KHS awal ujian akhir satu bulan yang lalu, ia bahkan sempat beberapa kali berpapasan dengan Sakura baik di kantin, perpustakaan, lapangan bahkan toilet tak luput juga.

Awalnya Naruto mengira kalau Sakura adalah gadis yang cuek dan judes tapi lama-kelamaan karena teman sebangkunya naksir berat sama Sakura dan sering bercerita mengenai gadis musim semi itu ia jadi tau kalau Sakura adalah gadis yang manis dan baik. Dan akhir-akhir ini Naruto jadi penasaran dengan dunai Sakura ia mulai menstalker media sosial Sakura mulai dari facebook sampai Instagram tak luput juga.

Naruto terkejut melihat betapa populernya Sakura dimedia sosial tercatat sudah lebih dari lima puluh ribu orang yang mengikuti kegiatan Sakura dimedia sosial.

"Kenapa dari kemarin dia belum accept permintaan pertemananku.." Naruto saat ini sedang online di media sosial ia membuka akun instagramnya dan mengetik nama Sakura di kolom pencarian tak lama kemuadian munculah akun yang dicarinya Naruto bernafas lesu karena akun Sakura bersifat privat maka ia tidak bisa melihat postingan Sakura.

Tak ingin bergadang lebih larut Naruto memilih untuk tidur agar besok ia tidak kesiangan pergi ke sekolah.

Pagi hari

Sakura yang tengah tertidur lelap terganggu dengan sebuah aroma harum yang mengusik indra penciumannya. Mau tak mau ia membuka perlahan matanya, direnggangkannya tubuhnya yang pegal akibat posisi tidur yang nengkurep dimeja belajarnya.

"Bau enak apa ini? Aku jadi lapar.." Sakura dengan rambuat acak-acakan mengusap matanya ia masih merasa mengantuk. Diliriknya jam dinding dikamarnya yang sudah menunjukan jam setengah delapan pagi tak mau ambil pusing, persetan kalau ia terlambat ke sekolah toh sekarang hari pertama semester baru jadi paling hari ini hanya ada perkenalan guru dan mata pelajaran yang baru. Sakura menghiraukannya, mendengus pelan ingin mencari tau sumber bau yang membangunkan tidur cantiknya.

"Apa kakak sudah pulang ya.." Gumamnya sembari berjalan keluar kamar. Belum sampai lima langkah Sakura mendengar suara barang jatuh dan pecah. Ia bergegas menuju dapur, sesampainya disana Sakura melongo rupanya ada mahluk abstrak yang menginvlansi dapur beserta ruang makan.

"Baka Yahiko apa yang kau lakuan!? Itu gelas kesayangan Saku.." Pria dengan rambut berwarna merah muda krimis dan berwajah baby face itu berseru histeris. Dengan masih menggunakan celemek berwarna pink unyu pria itu membantu temannya memunguti beling pecahan gelas tadi berharap ia bisa menyembunyikan barang bukti sebelum diketahui oleh adiknya.

"Maaf Sasori aku tidak tau kalau gelas ini milik Saku.." Yahiko dengan tampang menyesal memunguti sisa-sisa kekacauan yang dibuatnya.

Deidara yang sedari tadi duduk manis dikursi sambil menggali harta karun (baca: ngutil) melirik sekilas gadis yang berdiri diambang pintu masuk dapur. "Nah.. itu Sakura, selamat pagi Sakura sayang.." Serunya dengan suara banci yang cempreng.

Semua penghuni dapur yang terdiri dari 5 orang abstrak itu menoleh bersamaan ke arah pintu dapur. Sasori yang paling kentara perubahan ekspresinya, wajahnya seketika pucat melihat penampakan adik kesayangannya itu berdiri berdecak pinggang.

"Wah.. Sakura selamat pagi.." Sapa ramah Konan, satu-satunya wanita diantara mereka berlima. "Aku tidak ikut-ikutan.." Deidara mengangkat tangannya pertanda menyerah.

Tanpa membalas sapaan Deidara dan Konan, Sakura justru berlari menghambur ke arah kakaknya yang berdiri kikuk di depan pentry. "Sasori-ni.." Sakura memeluk erat tubuh kurus kakanya yang sudah hampir seminggu tidak ia lihat.

"Ehh.. Sakura-chan.." Sasori terkejut mendapat pelukan dari adiknya tak mau membuat Sakura sedih ia membalas pelukannya. "Woi.. udahan donk peluk-pelukannya Sasori kau membuat aku cemburu.." Deidara merenggut kesal walaupun ia tau kalau Sasori itu kakak kandung Sakura tapi tetap saja ia merasa cemburu pada Sasori karena mendapat pelukan dari Sakura orang yang ditaksirnya.

"Arah.. ampek pohon toge berbuah sekalipun, Sasori nggak bakalan restuin banci kyak kamu jadi pacarnya Sakura Dei.." Yahiko yang sudah selesai membereskan kekacauannya ikut duduk disamping Deidara.

"Seiring berjalannya waktu hatinya yang sekeras batu pasti bakalan luluh juga.. percaya deh.." Dengan percaya dirinya Deidara membalas uacapan Yahiko.

"Hiks kakak kok baru pulang? Rumah ini sepi selama seminggu nggak ada kakak, aku kangen.." Sakura melepaskan pelukannya pada Sasori kini matanya berkaca-kaca akibat genangan air mata yang coba ditahannya agar tidak menangis.

"Maaf ya Saku.. gara-gara kakak sibuk syut buat youtube, kakak jadi nggak bisa pulang buat masakin kamu.." Sasori mengelus helaian rambut Sakura yang senada dengan warna rambutnya.

Setelah mendapat jawaban demikian Sakura memanyunkan bibirnya lagi-lagi alasan itu yang keluar dari mulut kakaknya. Yah seperti yang sudah-sudah Sasori selalu bilang kalau dia sibuk membuat video untuk blog dan canel youtube konyol miliknya, jadi Sakura sedikit kesal rupanya kakaknya lebih memilih bermain blog serta beryoutubers 'ria' dari pada menemani Sakura dirumah.

Walaupun kakaknya membuat video yang menurut Sakura konyol dan tidak mendidik, tapi berkat ke kreatifitassannya bersama ke-empat temannya sekarang kakak berwajah baby facenya itu sangat populer dilalangan remaja perkotaan dan memiliki penghasilan sendiri berkat iklan dan barang endorse dari beberapa brand pakaian ternama yang memanfaatkan kepopuleran kakaknya.

Semua teman Sasori memandang iba Sakura. Iya mereka memang sudah mengenal Sasori dan Sakura sejak tiga tahun yang lalu jadi mereka tau betapa manjanya Sakura kepada kakak laki-lakinya itu.

"Makanya Sakura ayo ikut lagi di blog kita.. kau tau setelah video perdana kita yang kemarin bersamamu mendapat respon yang bagus dari viewers, mereka semua bertanya tentangmu dikolom komen.." Deidara dengan mode sok cool walau kentara sekali logat bancinya meyakinkan Sakura untuk bergabung kembali bersama tim kakaknya untuk menjadi youtuber.

Konan, Yahiko dan Nagato diam menunggu respon Sakura. Berterima kasih pada mulut ember Deidara yang dengan gamblangnya tidak bisa membaca situasi nyeroscos begitu saja. Sedangkan Sasori menghadiahi Deidara sebuah jitakan dikepala pirangnya seketika benjolan dengan diameter 7,5 cm menghiasi kepala Deidara.

Mereka dulu memang pernah membuat sebuah video bersama Sakura dengan judul '7 tipe cewek idaman' setelah di publish ternyata banyak respon positif yang bermunculan dan hampir setengah dari viewers menanyakan siapa gadis musim semi yang ikut dalam video itu. Mendadak Sakura menjadi populer juga, tak sampai satu minggu banyak pengikut yang memfollow akun media sosial miliknya. Bahkan ada beberapa akun instagram baru yang bermunculan mengatas namakan Akasuna Sakura.

Semenjak itu juga Sakura menolak dengan keras untuk ikut membantu pembuatan video youtube kakakknya. Ia merasa risih dengan banyaknya orang yang mulai menjadi heaters pembully dirinya di media sosial.

Bersambung..

Ini baru prolog ya.. jadi ikuti terus kelanjutannya. Readers bisa klik kolom follow atau favorite buat fanfic ini.. (aku akan berfokus pada kehidupan Sakura dan Naruto agar fic ini tidak ngelantur kemana-mana kyak fanfic yang udah aku publis kemarin:v )

Aku harap ada masukan atau saran buat fic ini biar lebih berkembang dan lebih bagus kedepannya.