Sirzech Lucifer...
Apa yang orang lain pikirkan tentangnya? Seorang Maou Lucifer dengan kekuatan yang overpowered? Pria tampan bersurai merah yang kalem? Atau sosok pemimpin para iblis yang dikagumi banyak iblis wanita? Begitu?
Itu hanyalah pikiran orang lain saja!
Sirzech Lucifer sama seperti para iblis kebanyakan – butuh teman dan juga butuh kasih sayang. Sosoknya yang ramah didepan banyak iblis membuatnya dikenal para iblis, sosok iblis kelas atas yang bahkan tak ada rasa sombong sama sekali terhadap iblis kelas menengah kebawah, serta sosok suami idaman bagi para iblis betina yang sudah dalam usia menikah –
- yah walaupun dia sudah menikah sih...
Tapi kenyataannya dia memiliki satu rahasia besar yang banyak orang lain tidak tahu!
Dia ini Siscon! Kau tahu itu?
Entah kenapa dia mengidap penyakit yang tak bergejala itu. Rasa sayangnya pada sang adik – Rias Gremory terkadang terlalu berlebihan lebih dari rasa sayangnya pada sang istri. Dibalik wajahnya yang terlihat kalem ada wajah lain yang suka tersenyum mesum tatkala ia menjahili sang adik tercinta – Rias Gremory
Dan bahkan sekarang?
Entah ini buruk atau tidak? tapi yang terlihat sekarang Sirzech tengah melakukan sesuatu pada adiknya itu tepat di kamarnya sendiri!
- [Siscon] -
- Ichie Ishibumi [Highschool DxD] -
- M for Incest and Lemon content -
- Smut, PwP, Lime, Hard Lemon, OOC[?], Typo[!], Ejaan yang perlu dibenahi, dll –
"Onii-sama~"
Di sebuah kamar yang terlihat begitu sangat luas, jendela yang belum terbuka menyisakan ruangan yang gelap, kasur empuk yang mungkin cukup untuk empat orang atau bahkan lebih dari itu?
Rias Gremory – gadis bersurai merah Crimson yang terlihat begitu cantik terbaring disana, raut wajahnya seperti seorang gadis dalam keadaan yang begitu terasa nikmat dalam artian berbeda – semburat merahnya bisa dijadikan bukti
"Aahn~"
Desahan yang tertahan kembali keluar dari bibirnya yang begitu manis, tubuhnya serasa lemas tak berdaya – tak ada pakaian satupun yang menutupi tubuhnya kecuali celana dalamnya
Matanya terlihat terpejam seolah menikmati suatu hal yang begitu terasa nikmat, sensasi yang sebelumnya tak pernah ia rasakan kini ia alami tanpa pertanda sedikitpun saat sang kakak kini melakukan sesuatu padanya
"O-Onii-sama~"
Sang kakak – Sirzech Lucifer, kini berada diatasnya dengan tubuh yang tanpa satupun kain yang menutupi, tangan kanannya kini tengah mengelus lembut bagian terlarang sang adik dari luar celana dalamnya yang berwarna senada dengan rambut merahnya. Tersenyum sambil menjilati leher sang adik dengan penuh rasa cinta
Cinta pada adiknya sendiri huh? Itu begitu tabu!
"Ahhmmm~"
*Cup!*
Desahan Rias terpotong ketika bibirnya bersentuhan dengan bibir sang kakak, saling bersentuhan dan saling menyedot satu sama lain. Terasa manis, manis dan begitu terasa menggoda
Lidahnya memaksa masuk kedalam rongga mulut Rias, bermain disana sambil menukar liurnya pada sang adik, mengabsen satu-persatu gigi putih bersih sang adik sembari bermain dengan lidah adiknya yang begitu menggoda
Jujur! Sirzech sudah tak tahan lagi!
"Mmmmhh~"
Desahan Rias tertahan tatkala dadanya yang begitu besar – mungkin D-cup? – diremas kuat oleh Sirzech dengan tangan kirinya. Begitu lembut dan empuk namun berisi, putingnya yang menegang pun serasa menggelitik telapak tangan Sirzech
Tanpa peduli sedikitpun pada sang adik yang terus mendesah keenakan, Sirzech lalu memilin puting merah muda milik Rias dan sedikit bermain dengannya, remasan demi remasan kembali ia lakukan seolah tak puas hanya dengan menggenggam dada besar adiknya itu
Disisi lain Rias hanya bisa pasrah pada keadaan, ciumannya pada sang kakakpun masih belum terlepas, rangsangan yang diberikan sang kakak pada dada besarnya serasa membuatnya semakin terangsang dan membuatnya semakin keenakan
Sensasi seperti ini benar-benar berbeda dibanding ia masturbasi seperti biasanya!
Sesaat setelahnya ciuman mereka terlepas, menyisakan saliva yang masih terhubung antara kedua bibir yang sesaat sebelumnya menyatu itu. Pipi Rias dihinggapi rona merah ketika sang kakak menatapnya dengan begitu lembut
"A-Aaahh~ Kakak~"
Desahan Rias yang terdengar begitu menggoda serasa menusuk didalam rongga telinga Sirzech, tusukan jari telunjuk Sirzech pada Vaginanya begitu terasa nikmat, sesaat tubuhnya mengejang ketika jari yang masuk secara paksa didalam Vaginanya itu maju lalu mundur berkali-kali
"Ri-tan..."
Tusukan jari telunjuk Sirzech pada lubang adiknya semakin dipercepat, desahan demi desahan panjang terus keluar dari bibir sang adik yang begitu menggoda. Bahkan melihat dada besarnya yang bergoyang menggoda pun – Sirzech tak ambil pusing lalu meremasnya dengan kuat
"Aaahh~ Pelan-pelan kak~"
"Nnnnhh~!"
Sirzech tersenyum simpul ketika jari telunjuknya merasa basah, sekilas ia melihat kearah bawah – Vagina sang adik tercinta kini telah basah karena jarinya yang begitu nakal, helaan nafas sang adik pun terasa begitu hangat
"Kakak..."
*Cup!*
Kali ini giliran Rias yang menyerang, kedua tangannya mengalung di leher Sirzech dengan bibir yang ia paksa untuk menyentuh milik sang kakak, kedua bibir itu bertemu dengan lidah yang bermain nakal didalamnya, sedikit air liur keluar dari sudut bibir namun mereka tak peduli sama sekali pada hal itu
Ciuman mesra mereka terlepas sesaat, tatapan mata sang adik tercinta terlihat agak sayu, meski begitu ia sepertinya puas apa yang dilakukan kakaknya, bahkan kedua tangannya kini meremas dada besarnya sendiri dihadapan Sirzech – kakaknya yang mesum
"Ri-tan?"
"Kau tak ingin Penismu bermain disini kakak?"
Rias tersenyum nakal sambil menekan kedua dada besarnya – niatnya mencoba menggoda sang kakak dan itupun berhasil! Sang kakak yang tak tahan lagi pun merangkak maju dan mengarahkan penisnya di belahan dada besar sang adik. Rias yang paham maksud sang kakak pun lalu menjepit penis yang cukup menantang itu dengan kedua dadanya
"Ri-tan~"
Sirzech terlihat begitu keenakan. Kedua dada besar sang adik yang menjepit kejantanannya serasa membuatnya tak tahan untuk terus memaju mundurkan penisnya, bahkan lidah Rias yang terkadang menjilati ujung penisnya terasa begitu geli dan nikmat secara bersamaan
"Bagaimana kak?"
"Sshh~ Ri-tan..."
*Grep!*
Rias sedikit merasa terkejut saat kedua tangan kakaknya kini membantu tangannya untuk lebih menjepit penisnya dengan payudara besarnya. Sensasi yang ia rasakan sebelumnya kini semakin bertambah dan membuatnya terus memaju-mundurkan kejantanannya pada belahan dada sang adik tercinta
Jujur! Ini nikmat sekali!
"Aku tak kuat lagi, Ri-tan~"
Mengerti dengan raut wajah sang kakak, Rias melepas jepitan dadanya pada penis Sirzech. Ia lalu memasukkan penis yang ia sukai itu kedalam mulutnya seolah itu adalah permen yang siap ia lahap, lidahnya yang menjilat ujung penis Sirzech didalam mulutnya serta tangan yang secara perlahan mengocok batang kejantanannya serasa membuat Sirzech tak tahan lagi
"Ri-tan~ aku tak tahan lagi..."
Rias menatap sang kakak dengan genit, kulumannya pada penis Sirzech semakin lama semakin cepat, lidah yang tak henti-hentinya menjilati ujung dan batang penis sang kakak didalam mulutnya serta tangan yang berulang kali mengocok kejantanan sang kakak serasa membawa Sirzech ke awan – melayang dibawa perasaan nikmat yang tiada tara
"Ri-tan~!"
"Mmmmhh~"
Ia akhirnya tak tahan lagi, tubuhnya serasa lemas ketika cairan didalam batang kejantanannya keluar cukup banyak didalam mulut Rias dan tentunya ditelan dengan penuh cinta – bahkan tak ada sedikitpun cairan yang merembes dari sudut bibirnya
"Puuah~"
Rias melepas kulumannya pada penis Sirzech. Senyumnya terlihat begitu menggoda dengan kedua tangan yang kini beralih pada kedua bahu bidang milik Sirzech mencoba menyadarkan sang kakak dari kenikmatan yang ia alami
"Kakak..."
"Ri-tan?"
"Mau langsung main?"
Sirzech mengangguk pelan, segera ia mundur kebelakang dan melepaskan celana dalam sang adik secara perlahan – menampilkan Vagina yang bersih tanpa sedikitpun bulu yang ada, begitu polos tanpa ada seorangpun yang menyentuh sebelumnya selain dirinya
*Glek!*
"Kau yakin Ri-tan?"
"Ada apa denganmu kak? Tentu saja aku yakin!"
Sirzech menelan ludahnya tatkala Rias memantapkan niatnya padanya. Kedua tangannya lalu memegang paha putih sang adik dan mendorongnya kearah Rias agar Vagina Rias terekspos dan terlihat lebih menggoda
"Ri-tan?"
Rias mengangguk mencoba kembali memantapkan niatnya pada sang kakak yang masih terlihat ragu dan kini – Sirzech tak ada keraguan sedikitpun. Penis yang tegang menantang itupun kini berhadapan langsung dengan Vagina mulus milik Rias
*Sleb!*
"Aahnn~"
Rias mendesah pasrah ketika penis Sirzech perlahan masuk setengahnya kedalam lubangnya yang kini tak suci lagi, sedikit tetesan darah meluncur keluar dari sudut Vaginanya serta air mata yang kini mengumpul pada ekor matanya
Sementara Sirzech yang tak tahan melihat adiknya agak tersiksa segera berhenti, tangannya mencoba menghapus air mata sang adik dengan begitu lembut. Raut wajahnya terlihat begitu khawatir
"Daijoubu? Ri-tan?"
Rias mengangguk pelan. Meski awal-awal memang terasa sakit namun ia yakin – setelahnya ia akan merasakan kenikmatan yang tiada tara. Penis sang kakak yang masih menancap di Vaginanya pun kembali menusuk lebih dalam secara perlahan
"Aaaaah~"
*Sleb!*
Rias mendesah panjang ketika penis Sirzech masuk sepenuhnya didalam vaginanya. Terasa begitu penuh dan panas dibawah sana, pikirannya seolah melayang diudara ketika Sirzech mencoba memundurkan lalu kembali memasukkan penisnya dari vaginanya
"Aahn~"
Oh Shit! Ini benar-benar terasa enak!
Rias terlihat menggeliat dengan tangan yang meremas kasur yang kini menjadi alasnya ketika tusukan demi tusukan yang Sirzech berikan pada vaginanya semakin cepat. Tangan Sirzech yang mendorong kedua paha Rias kedepan pun membuat vagina Rias terekspos dan membuatnya lebih leluasa
"Ssssh~ Aahhnn~"
Desisan serta desahan yang tertahan kembali keluar dari bibir Rias, matanya terpejam dengan ekspresi yang terlihat begitu keenakan. Vaginanya yang terus disodok penis Sirzech yang bisa dibilang cukup besar membuatnya mendesah tak karuan
Disisi lain – Sirzech yang menjadi pelaku utama pun hanya bisa memejamkan matanya sambil mengadahkan kepalanya keatas, pinggulnya terus saja maju mundur berulang kali mencoba menusuk, menusuk dan kembali menusuk vagina adik tercintanya yang kini sudah menjadi miliknya
*Cpak!*
Decakan suara yang sedikit becek ketika selangkangan Sirzech menghantam vagina Rias terdengar begitu kuat. Penis Sirzech yang begitu mengacung terus menyodok kedalam vagina Rias berkali-kali hingga sesekali mencapai ujung –
- Dan itu membuat Rias tak tahan!
"Aahn~"
Kedua tangan Sirzech kini beralih pada dada besar Rias yang bergoyang menantang. Remasan demi remasan keras pada payudara besar itu membuat Rias melenguh sekaligus mendesah pasrah. Lubangnya pun terasa sempit seolah ia hampir mencapai puncaknya
"Kak~ Aku tak tahan lagi~ Nnnhh~!"
*Cpak!*
Lagi dan lagi! Tusukan penis Sirzech semakin dalam pada vagina Rias – begitu terasa sempit namun tetap enak dan membuat Sirzech semakin lama semakin gila! Penisnya pun semakin lama semakin keras menghantam vagina Rias yang kini berkedut pertanda ia mati-matian menahan puncaknya...
"Aaaahh~ Kakak..."
Sirzech tersenyum simpul ketika ia merasakan penisnya yang masih didalam vagina Rias terasa basah karena cairan Rias. Tubuh sang adik yang kini tak berdaya pun membuat tegangan tubuhnya meninggi
Kedua tangan Sirzech kini beralih pada pinggul Rias. Tak peduli meski adiknya kini terbaring lemas karena mencapai puncaknya – ia tetap saja berkali-kali menusuk-nusukkan penisnya pada vagina adiknya dengan kuat. Bahkan kedua tangan yang mencengkram pinggung adiknya kini berusaha untuk mempersempit jarak selangkangannya pada vagina Rias
Rias terlihat tersenyum lemah dengan tubuh yang lemas pasrah. Ia paham bahwa kakaknya belum mencapai puncak meski vaginanya kini masih terasa berkedut – bahkan penis yang bisa dibilang cukup besar dan gagah itu mendobrak vaginanya dengan ganas
"aaaah~"
Sirzech tak tahan lagi, semakin dalam ia menusukkan penisnya pada vagina sang adik – maka terasa semakini licin pula. Dari sudut vagina Rias mulai merembes cairan milik Rias yang sebelumnya belum keluar dari vaginanya meski ia sudah mencapai puncak sebelumnya
"Ri-tan~! Aku keluar! Sssh~"
"Keluarkan didalam saja kakak..."
*Croot!*
Sirzech memejamkan matanya dengan wajah yang mengadah keatas. Tusukan penisnya pada vagina sang adikpun mencapai bagian terdalam dari vagina Rias. Dari ujung penisnya ia menyemburkan cairan putih kental kedalam lubang suci adiknya yang kini menjadi kenikmatan satu-satunya
*Bruk!*
Sirzech langsung jatuh dipelukan Rias. Tubuhnya serasa lemas karena puncaknya sendiri. Kepalanya kini berada diantara dua dada yang begitu besar itu lalu Rias? Dia hanya bisa menutup sebelah matanya ketika vaginanya merasakan ada cairan hangat yang begitu asing didalamnya
"Ri-tan..."
"Kakak, mau main lagi?"
"..."
.
.
.
.
*Glek!*
"Rias? Kau yakin seperti ini?"
Sirzech menelan ludahnya dengan kasar, raut wajahnya terlihat tidak begitu yakin meski kedua rona merah pada pipinya menipu dirinya sendiri
Bagaimana tidak? saat ini sang adik tercinta – Rias Gremory tengah menungging padanya dengan tangan yang yang menempel pada dinding sebagai topangan tubuhnya. Jarak antara kedua kakinya sedikit diperlebar membiarkan kedua lubang yang ia miliki kini terekspos –
- dan tentunya membuat Sirzech menelan ludahnya sendiri!
Asal kalian tahu! Mereka kini tak lagi bermain diatas kasur – Rias memilih berdiri lalu menungging kearah Sirzech dengan dinding sebagai topangan tubuhnya daripada harus terus bermain diatas kasur – itu membosankan kau tahu?
"Cepatlah Kak... aku tak tahan lagi..."
Permohonan Rias seakan menjadi rayuan maut bagi Sirzech. Penis yang sebelumnya menumpahkan cairan putih kental itu kini kembali menegang kokoh seolah siap menembus dua lubang yang saat ini tepat berada didepannya
*Grep!*
Kedua tangan Sirzech kini telah berada pada pinggul Rias. Raut wajahnya masih terlihat ragu dengan penis yang terlihat masih enggan untuk menghantam vagina sang adik tercinta
"Kakak?"
"Ri-tan... menurutmu vaginamu lebih dahulu atau kau lebih suka hal yang baru?"
Rias paham maksud sang kakak. hal yang baru yang dimaksud Sirzech adalah menusuk lubang anusnya yang masih perawan juga berwarna merah muda. Rias sebenarnya tidak peduli sih – selagi ia diberi kenikmatan oleh sang kakak, maka ia setuju apapun cara yang diambil sang kakak
"Keputusan ditanganmu, kakak"
"Kau yakin? Ri-tan?"
Anggukan kecil dari sang adik tercinta seolah memantapkan niat sang raja iblis Lucifer, membuat senyum membingkai indah pada wajah tampannya. Penisnya yang kini menegang hebatpun ia arahkan ke lubang pantat sang adik yang masih terjaga
"Aaahnn..."
Desahan lembut keluar dari bibir Rias ketika Penis besar Sirzech mencoba memaksa masuk kedalam lubang anusnya. Terasa begitu sempit dan sedikit agak sakit namun Rias tetap bertahan meski ia kini menggigit bibir bawahnya
Disisi lain, Sirzech kini mencoba mendorong penisnya lebih keras kedalam lubang anus Rias. Semakin dalam dan semakin terasa begitu sempit. Pegangan tangannya pada pinggul Rias pun memaksa tubuh Rias untuk lebih memperpendek jarak, dan...
*Bless!*
"Aaahh~"
Rias mendongakkan kepalanya keatas. Pantatnya terasa begitu penuh dan hangat ketika Penis besar Sirzech masuk sepenuhnya kedalam lubang anusnya. Sedikit terasa aneh namun rasanya berbeda daripada ditusuk dari vagina miliknya
"Ri-tan..."
"Tak apa kakak, lanjut saja..."
*Cpak! Cpak!*
"Aaah~ Aaah~"
Rias kembali mendesah keenakan dengan lidah yang terjulur keluar ketika penis Sirzech keluar masuk didalam lubang anusnya. Sodokan demi sodokan keras terus dilakukan Sirzech dan semakin lama semakin keras!
Dada besar Rias yang menggantung bergoyang seirama ketika sodokan penis Sirzech masuk kedalam lubang anus Rias. Kedua tangannya yang awalnya berada pada pinggul Rias pun kini beralih pada dada besar Rias dan meremasnya dengan begitu kuat – empuk, halus nan lembut
"Aaahhnn~ Kakak~!"
*Sleb!*
Suara yang khas terdengar begitu jelas ditelinga tatkala pinggul Sirzech secara berkali-kali menghantam pantat Rias yang bisa dibilang cukup besar untuk dinikmati. Penis besarnya pun masih menancap pada lubang anus Rias – maju-mundur didalamnya. Semakin dalam dan semakin keras pula tusukan yang dilakukan Sirzech pada lubang pantat Rias
"Aaahn~ Kakak! Aku tak kuat lagi~"
Tangan Rias yang bertopang pada dinding pun mulai melemas, tubuhnya pun secara perlahan jatuh kelantai dan posisi yang masih menungging. Hal itupun memaksa Sirzech untuk mengikuti posisi Rias yang sekarang walau penisnya kini masih saja menancap pada lubang pantat Rias dan maju mundur didalamnya
*Cpak! Cpak!*
Bunyi yang begitu nyaring kembali terdengar jelas, remasan pada dada Rias pun semakin kuat dan semakin membuat Rias tak tahan. Tusukan demi tusukan yang diberikan Sirzech pada lubang pantatnya seakan membawa Rias pada puncak kenikmatan yang tiada tara
"Kakak~!"
"Ri-tan~!"
Rias tak kuasa lagi. Lubang anusnya yang terus saja ditusuk-tusuk Sirzech dengan penis besarnya membuat Rias tak tahan untuk menahan puncaknya lebih lama lagi, tubuhnya pun melemas ketika vaginanya menyemburkan cairan lengket yang khas – pertanda ia mencapai orgasmenya
Disisi lain...
Sirzech kini semakin menggila. Lubang anus sang adik yang kini sudah beradaptasi akan besarnya penis miliknya seakan menjadi kenikmatan yang ia miliki satu-satunya. Remasan pada dada Rias seakan menambah nafsu liar Sirzech sembari terus menusuk-nusuk lebih dalam penis besarnya pada lubang anus sang adik tercinta
"Ri-tan~!"
"Kakak... jangan keluar didalam sana..."
Seakan paham apa yang saat ini dirasakan sang kakak, Rias lalu menyuruh Sirzech untuk tidak keluar di dalam lubang pantatnya. Lantas Sirzech mencabut penisnya dari lubang anus sang adik lalu menusukkannya pada vagina Rias
*Sleb!*
"Aaahhn~!"
Semakin cepat dan semakin cepat! Sirzech seakan gila pada kenikmatan yang ia rasakan saat ini. Bunyi yang terdengar begitu nyaring ketika pinggulnya berkali-kali menghantam pantat sang adik. Penis besarnya seakan berkedut didalam vagina sempit sang adik, tusukan demi tusukan dengan tempo yang sangat cepat seolah membuat Rias pasrah pada kakaknya yang semakin menggila!
"Ri-tan! Aku keluar~!"
*Croot!*
Sirzech menggigit bibir bawahnya. Tusukan penisnya pada vagina Rias mencapai titik yang terdalam lalu menembakkan cairan putih nan kental yang terasa begitu hangat bagi Rias. Batang kejantanannya terasa berkedut didalam lubang kenikmatan sang adik yang saat ini tengah ia masuki
"Haaah... apa itu sudah membuatmu puas Ri-tan?"
"Aku masih mau lagi..."
"Tapi Onii-"
"Kau mau membantah pada adikmu, kakak sayang?"
"Haaah..."
.
.
.
.
Jika Sirzech boleh jujur – mungkin saat ini ia hanya bisa pasrah pada kelakuan adik perempuannya ini...
Bagaimana tidak? entah Rias memang seorang pelacur atau apa? Namun penisnya yang saat ini dihisap bagaikan sebuah lolipop oleh Rias terasa begitu geli. Lidahnya yang menjilati ujung kepala penisnya serta kepalanya yang maju mundur memasukkan penis Sirzech pada mulut Rias
*Plup! Plup!*
"Ri-tan..."
"Um?"
Jujur saja! Blowjob yang dilakukan Rias saat ini benar-benar terasa begitu nikmat. bibir tipis sang adik seakan menambah sensasi tersendiri yang saat ini dirasakan oleh Sirzech – andai jika ia boleh membandingkan Rias dengan istrinya – Grayfia, maka blowjob Rias lah pemenangnya!
Kedua tangannya kini memegang kepala Rias, memaksa kepala sang adik untuk terus memasukkan penisnya pada mulut sang adik lebih dalam. Bibir tipis sang adik yang menyentuh batang kejantanannya serta lidah Rias yang bermain liar dengan kepala penisnya benar-benar membuat Sirzech kewalahan menahan sarat nafsunya
"Ri-tan~ aku tak ingin keluar lebih dahulu..."
"Um?"
Rias melepas kulumannya pada penis sang kakak, raut wajahnya terlihat sedikit merasa penasaran seolah berkata bahwa apa yang kau pikirkan? Atau pertanyaan semacam itu. Ia tahu kakaknya kini mati-matian menahan puncaknya namun yah... sangat disayangkan ia tak bisa menelan cairan sang kakak yang entah mengapa terasa begitu manis dilidahnya.
Sirzech sedikit meringis karena penisnya terus saja di kocok oleh Rias. Terkadang, gadis itu meremas penis sang Kakak karena rasa penasarannya.
"Kita akhiri saja."
Rias langsung menatap Sirzech dengan tatapan terkejut. "Heeee, yang benar saja?" Balas Rias sembari kedua pipinya menggembung kesal, ia tidak lupa meremas penis Sirzech. "Aku kan masih ingin."
"A-aku harus mengerjakan se-sesuatu... Ahh, ja-jangan diremas."
"Ayolah, aku ingin seperti tadi..."
"Ka-kalau ada waktu akan aku-"
Tiba-tiba Rias mendorong tubuh kekar Sirzech untuk rebah di atas ranjang. Gadis itu bersiap kembali untuk memasukkan penis kakaknya ke dalam vagina miliknya.
"Ri-rias!?"
Rias tersenyum, kemudian menurunkan pinggulnya untuk memasukkan penis kakaknya itu. "Aku... Uhhh... Ingin lebih... Ahnn~" Rias menggigit bibir bawahnya menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya.
*Clek*
"Sirzech...sama?"
Kakak beradik itu langsung menatap pintu masuk kamar milik Sirzech. Mereka semua terkejut, tak terkecuali wanita yang masuk ke dalam kamar itu.
"A-apa yang... Kalian berdua lakukan..."
.
..
...
END
...
..
.
A/N: Sebenarnya yang nulis bukan saya, tapi... Hana Natsuki. Saya cuman melanjutkan saja. Ehehehe
Okay maaf kalo ada kesalahan.
