Namaku Ozuka Kagemi. Kelas 1 SMA di SMA Teiko. Hobiku menggambar, mambaca komik dan novel. Juga menonton anime. Aku seorang otaku merangkap fujoshi.
Sekian.
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
This Fic © Shiori Kurotsu
Rate: T for safe~
Genre: Humor, Romance, de el el
Warning! Gaje, OOC, Typos, OC, Yaoi bertebaran di mana-mana, bahasa nano-nano, ga tau humor apa enggak. Tehee~
If you don't like it, it's okay you can click 'back' button. Okay? Because If you don't like don't read.
Senin, 5 Agustus 20xx
Kira-kira sudah 1 bulan sejak dimulainya masa-masa SMA. Dan sudah 2 bulan pula sejak kepindahanku ke Jepang. Aku memang bukan orang asli Jepang. Aku datang dari Indonesia. Aku memiliki nama jepang karena memang ayahku orang Jepang. Jadi, aku itu blesteran Indo-Jepang.
Aku sudah bisa beradaptasi di sini karena memang aku tipe yang lumayan mudah bergaul. Dan lagi, aku suka dengan budaya dan keseharian orang Jepang. Terutama manga dan animenya. Juga yaoinya.
"Kacchan~"
Aku menoleh ke asal suara dan menemukan sahabatku sedang berjalan ke arahku.
"Ke kedai es krim yang baru buka itu yuk~ Itu loh, yang baru buka di depan stasiun. Yang brosurnya ku tunjukkan kemarin," ajaknya dengan suara cempreng yang khas. Bukan cempreng juga sih, hanya nada suaranya tinggi saja. Dan itu bukan karena dibuat-buat.
Yamakura Yuu namanya.
"Kapan? Dan lagi Yuu, bukankah sudah ku katakan, jangan panggil aku dengan panggilan seperti itu. Terdengar seperti kaa-chan (ibu) tau," tanyaku balik. Dan aku menambahkan peringatan kecil agar ia tak memanggilku dengan panggilan memalukan semacam itu lagi. Lagi pula, hey! Aku masih muda!
Ku letakkan buku ;atau bisa disebut speerti itu; yang sedari tadi ku pegang.
"Um~ Kalo hari ini gimana? Senggang enggak?" taguranku diabaikannya. Memang dasar anak itu. Aku hanya bisa menghela nafas jika ia sudah mengabaikanku.
"Sepertinya senggang. Oke deh, hari ini sepulang sekolah ya."
"Yes! Asyi~k!" jawabnya sambil loncat-loncat kegirangan. Entah apa yang ia makan setiap hari, sampai-sampai bisa hiperaktif kebanyakan gula begitu. Tingkahnya itu 11/12 sama salah satu model kenamaan yang sedang naik daun di sekolahku. Yang rambutnya kuning dan hobi nyengar-nyengir enggak jelas. Namanya Kise Ryouta.
Oh iya, aku lupa kalau si model itu adalah satu dari 6 orang populer di sekolahku. Yang grup warna-warni itu. Yang menjadi incaran pikiran nistaku yang dengan seenaknya ku pasang-pasangkan. Ah, beginilah kehidupan seorang fujoshi.
Ada yang tingginya enggak nanggung-nanggung dan berambut ungu. Tingginya 208 cm dan beratnya 99 kg. Murasakibara Atsushi namanya. Raksasa ungu pemakan segala snack dari segala penjuru bumi.
Ada juga Midorima Shintaroou yang berambut hijau lumut dan selalu membawa barang-barang aneh ke sekolah setiap harinya. Dan dia maniak ramalan.
Ada juga yang warna kulitnya abnormal; bukan putih seperti kebanyakan warga jepang, tapi kecoklatan. Dan rambutnya berwarna biru tua. Aomine Daiki. Orang menyebalkan dan sombong. Tapi dia keren kalo lagi sama Kise.
Sudah berapa sih yang kusebutin? Kuning, ungu, hijau, biru tua... Ah, ada satu lagi! Yang warna rambutnya merah. Akashi Seijuurou. Tingginya memang enggak seberapa dibanding yang lain, tapi aura dan warna matanya yang berbeda itu yang membuatnya menjadi orang yang paling keren sekaligus mengerikan disaat yang bersamaan. Aku paling suka dia diantara makhluk warna-warni lainnya.
Terus... ada yang lebih pendek lagi, yang rambutnya biru muda. Tampangnya datar luar binasa, serius. Dan lagi, auranya kadang enggak terdeteksi. Kuroko Tetsuya. Cowok paling imut seantero Teiko.
Nah, ada satu-satunya cewek yang dekat banget sama grup populer itu. Cantik, manis, dan badannya idaman cowok banget. Aish, ngiri deh. Namanya Momoi Satsuki. Rambutnya pink muda. Tapi aku enggak nepsong sama badannya dia. Aku cuma nepsong sama cowok-cowok hot yang sering dia tempelin.
Tuh kan, ngebayangin aja udah bikin aku ngiler.
Eh loh, kenapa malah cerita soal makhluk warna-warni itu sih? Mendingan lanjut baca doujinshi yaoinya. Belom selesai nih. Lagi bagian kissunya~
skip time~
"Jadi ini pr yang harus kalian kumpulkan besok. Jangan sampai lupa atau sensei akan memberikan tugas tambahan sepulang sekolah."
MAMPUS.
Sial, aku ini tipe orang yang gampang lupa! Gah, gimana ini?! Harus minta bantuan Yuu nih, atau aku kena semprot sensei dan dapat tugas tambahan. Enggak, aku enggak mau. Titik!
Teng Teng
Penyelamaat telah berdering. Tanda waktu untuk para murid pulang. Tanda bahwa jam sekolah hari telah berakhir. Aku memang bukan orang yang menyukai belajar. Apapun bentuknya.
Aku dengan segera membereskan buku-buku dan alat tulis yang berserakan di mejaku. Setelah beres, aku langsung menghampiri Yuu. Mengajaknya cepat-cepat pergi ke kedai es krim itu.
"Iya, iya... Sabar Kacchan~ Ini gambarnya belom jadi. Tapi sebentar lagi selesai kok~" sahutnya begitu aku mengajaknya segera pergi.
"Hn." aku menjawabnya dengan malas. Kalau anak satu ini sudah menggambar, pasti harus selesai saat itu juga. Mana gambarnya bagus lagi, bikin iri aja sih. Aku juga bisa gambar, tapi hasilnya enggak bagus-bagus amat menurutku.
Untuk mengisi waktu, aku memperhatikan sekeliling. Oh, Kise-kun itu ada di kelasku rupanya. Untuk apa dia datang ke sini? Ah, kenapa aku harus peduli? Bukan urusanku ini. Tapi kayaknya lumayan juga nih, liat muka uke cantik gitu dari deket. Tapi lebih bagus lagi, kalau dua datengnya bareng si dim. Ah, pasti hot deh.
"Ah, ketemu-ssu~!"
Aku menyerengit bingung saat si pemilik suara melengking aka si uke cantik menunjuk ke arahku. Segera, dia berjalan mendekat.
"Ozuka Kagemi-san?"
Loh, dia tau namaku?
"Hum, ya. Ada keperluan apa ya?" tanyaku balik. Entah kenapa, si model ini tersenyum lebar sekali. Ugh, berapa senti lagi dia bisa melebarkan bibirnya? Dan lagi, untuk apa dia mencariku?
"Loh, Kacchan? Kenapa Kise Ryouta ada di sini?" Yuu yang sepertinya baru saja sadar, menatap bingung ke arahku.
Ah, aku tau. Dia cuma pasang tampang bego. Padahal hatinya udah jerit-jerit bahagia itu pasti. Ngeliat Kise-kun dari jarak dekat emang sebuah keberuntungan. Yuu bukan seperti cewek-cewek di sini yang teriak histeris karena ngeliat model. Bukan. Dia histeris dalam hati karena dia bisa mengamati wajah dan tubuh si model yang kelewat perfect dari dekat. Dan dia pasti lagi mikirin OTP nya dia di grup itu. AoKi aka AomineKise seperti biasa.
"Entahkah. Aku juga ingin tau," jawabku sekenanya sambil tetap memandang ke wajah Kise-kun. Hm, wajahnya kalau dilihat dari dekat, makin kelihatan cantik rupanya.
"Nee Ozuka-san, bisa ikut aku sebentar?" Kise-kun memasang senyum terbaik miliknya sepertinya. Menyilaukan dan entah kenapa...terkesan mempunyai maksud terselubung dalam senyumnya.
"Eh? Tapi aku sudah ada janji dengan-"
"Tidak apa-apa Kacchan! Rugi kalau kau menolak!" lah, Yuu malah yang terlihat bersemangat. Padahal aku yang ditanya. Tapi mengingat sifatnya, percuma saja aku membantahnya.
"Doujin 6927."
"Eh?" pfft- Kise-kun dan Yuu enggak sadar ya, mereka melongo bersamaan. Kalo di foto bisa jadi bahan tertawaan seminggu nih.
"Bayaran karena kau memaksaku. Aku minta printout doujin 6927 yang kemarin ku temukan," jelasku.
"Ooooh... Itu toh! Ku pikir apa! Oke, Oke! Tapi nanti cerita-cerita ya~" tuh kan, sekali dijelaskan Yuu langsung mengerti. Hobi kami berdua sama sih. Tapi Kise-kun masih melongo tidak mengerti. Rasanya jadi ingin memotretnya sekarang juga. Kalau ku jual, mungkin laku mahal.
"Dah..." aku melamabai ke arah Yuu yang sudah mulai menjauh. "Tidak usah dipikirkan Kise-kun. Urusan wanita," jelasku sekenanya sembari tersenyum kecil pada si model. Biarkan saja dia enggak ngerti. Kenapa aku harus peduli?
"Oh, kalu begitu, ayo~"
skip time~
Kenapa Kise-kun membawaku ke arah taman belakang? Sebenarnya ada apa sih?
Deg
U-uwa... kenapa kepala warna-warni itu ada di sini semua...? Ah, sepertinya yang paling pendek dan yang cewek sendiri enggak ada. Duh, aku jadi terlalu semangat nih~ Semoga ada hints-hints!
"Ozuka Kagemi?"
Deg
"Hai?" Kyaaa~ Akashi-kun ada di sini~ Uwa~ bareng grup populer itu lagi~ Biar gampang, kita sebut aja grup itu Kiseki no Sedai atau Generation of Miracle aja ya.
-eh loh? Yang Akashi-kun itu tunjukin kan... Itu bukannya... ITU DOUJINKU~! YEEES~ KETEMUUUU!
"Aa~h! Yokatta~! Di mana kalian menemukan itu? Itu milikku dan hilang 2 hari yang lalu~ Ah, senangnya sudah ketemu~ Itu edisi terbatas soalny~ Makasih~! Bisa berikan padaku~?" aku berteriak kegirangan begitu mengetahui bahwa itu doujin edisi terbatas milikku yang ku beli di AFA ID tahun lalu itu masih utuh, dalam keadaan bagus dan...ADA DI DEPANKU SEKARANG!
"Tunggu sebentar. Jadi barang nista ini benar-benar milikmu? Ugh, kau membuatku mual!" sialan si dekil itu! Kenapa dia pasang tampang eneg dan kenapa juga dia menghina-hina diriku seperti itu?! Boleh aja punya tampang keren! Tapi kalo enggak punya adab sama aja boong!
"Ah~ Mine-chin kemarin mimisan kan begitu melihat isinya, kenapa sekarang bilang bahwa kau mual~?" uh-oh, Murasakibaraa meluruskan sebuah kebohongan rupanya~ Terimakasih ya~ Aish, aku cinta kamu~
"Huh, kalau kau mimisan saat baca itu, enggak usah bohong kali. Ih, enggak banget..." sindirku dengan nada mencemooh. Aku juga memasang tampang iuh-alay-abis ke arah si dekil itu.
"Argh!" Huahaha, si item itu cuma bisa menggerutu sebal~
"Bisa kau jelaskan maksudnya ini apa? Kenapa aku...dan Tetsuya..." kata-katanya menggantung. Aku berani taruhan, dia sekarang pasti malu banget sampai-sampai enggak bisa melanjutkan kata-katanya sendiri. Liat aja mukanya. Aaaah~ Beruntungnya aku bisa lihat mukanya yang merah~ Live lagi~ Foto, foto~
"Kau tanya kenapa? Karena aku suka~" jawabku enteng. Ya suka dong. Kan itu hobiku~ Hobi terselubung sih.
"Tapi kan... Ini agak enggak normal-nanodayo," akhirnya si megane tsundere itu komentar. Dari tadi dia diem aja sih. Liat deh mukanya, kocak banget! Tsuntsun gimanaaa...gitu. Tapi pada dasarnya emang tsundere sih. Tapi Kise-kun juga dari tadi enggak bersuara. Kenapa ya?
"Kise-kun? Kenapa mukamu merah sekali?" tanyaku begitu melihat wajah Kise-kun merona hebat sambil menatap layar ponselnya.
Dengan segera, aku memotret kejadian langka barusan~
"Eng... Eng... Ano... M-momoicchi...mengirimiku pesan-ssu... Katanya... Aku harus memperlihatkan foto ini ke pemilih buku itu-ssu... Tapi ini..." kata-kata mengganting Kise-kun membuatku gemas. Langsung saja ku sambar ponselnya dan melihat gambar yang ingin Momoi-san tunjukkan padaku.
"KYA~~~~! MOMOI-SAN JUGA FUJOSHI? WOW! DOUJIN TERBATAS LAINNYA! MANA AKAKURO LAGI! OH MY GOD!" aku langsung histeris begitu melihat bahwa ternyata foto itu adalah foto cover doujin R-18 dengan OTP ku sebagai pairingnya. Dan lagi, itu satu-satunya doujin yang enggak bisa ku dapatkan! Baik di dunia maya maupun dunia nyata. Entah karena apa, sungguh sulit mendapatkannya!
Kisedai hanya melongo karena teriakan histerisku yang nadanya meninggi beberapa oktaf. Tapi ah, masa bodo~ Yang penting, aku harus segera menghubungu Momoi-san sekarang!
Aku langsung mengetik email Momoi-san di ponselku ;tadi aku sempat lihat di pengirimnya; dan langsung mengetik email.
Aku merasa kalau ponsel Kise-kun diambil paksa dari tanganku. Aku mengangkat kepala dan menemukan Kuroko-kun tengah memogang ponsel hitam itu. Jantungku terasa berhenti berdetak untuk sesaat karena aku terlalu terkejut dengan kemunculan tiba-tibanya.
"Kuroko-kun! Aaaah! Sudahlah!" Aku menggerutu dan melanjutkan mengetik email yang tadi sempat terputus karena Kuroko-kun.
From : Me (ozuka_kagemi gmail . com)
To : Momoi Satsuki (momoisatsuki_00 rocketmail . co . jp)
Ini Ozuka Kagemi, yang memiliki doujin AkaKuro itu. Yoroshiku. Aku sangat terkejut Momoi-san memiliki doujin yang sangat langka itu. Sangat susah untuk mendapatkannya, bukan? Kalau boleh, aku ingin meminjamnya! Aku sangat menginginkannya sejak lama, tapi tidak kesampaian juga. Haha. Dan ternyata Momoi-san punya!
Nanti enggak cuma aku baca. Tapi juga ku scan dan ku printout. Semoga boleh. Hehe
-Ozuka-
Setelah yakin emailku terkirim, aku terdiam saat melihat anak-anak beken itu dalam keadaan mengenaskan. Wajah Kise-kun masih merah padam, Aomine-kun mimisan, Murasakibara-kun menjatuhkan snacknya dan wajahnya memerah, Midorima-kun kacamatanya pecah dan pecahannya berserakan di tanah, Akashi-kun melongo tidak percaya dan wajahnya merah padam, dan Kuroko-kun... eh loh? Wajahnya berbinar-binar?
"Ozuka-san, bukankah ini doujin super langka itu?" tatapan Kuroko terlihat seperti anak kecil yang baru mendapat mainan manararik. Berbinar-binar antusias. Tapi wajahnya tetap datar itu gimana ceritanya? Tapi kenapa Kuroko-kun tau ya?
"Iya! Aku sudah lama menginginkannya, ternyata Momoi-san punya ya... Aku jadi enggak sabar untuk meminjamnya! Ngomong-ngomong Kuroko-kun... kenapa kau bisa tau kalau itu doujin langka?" tanyaku penasaran.
"Karena aku itu fudanshi," pengakuan dahsyat yang disampaikan dengan ekspresi datar.
Aku langsung menerjang Kuroko-kun, "E~h? Serius? Kita sealiran dong! Yey, temenku nambah nih!" seruku girang sambil tetap memeluk tubuh Kuroko-kun.
"Tapi Ozuka-san, bukankah covernya kurang? Aku masih punya yang lebih lagi di rumah. Tapi Akashi-kun dan 'aku' di situ yang sedang berpose seksi lumayan juga."
Covernya kurang? Masih punya yang lebih di rumah? Jangan-jangan...
"Kau enggak puas sama covernya ya, Kuroko-kun? Tapi ini juga sudah lumayan hot kok. Katanya, ceritanya bagus sekali... Dan katanya lagi, isinya benar-benar menyentuh! Aku sungguh ingin lihaaat! Wah, aku pinjam dong! Stok di rumahku sedang kosong. Aku juga punya yang covernya lagi kissu-kissu sambil pegang-pegang. Mau lihat?"
"Iya, kurang. Katanya sih begitu. Boleh, mau pinjam kapan? Oh? Benarkah? A-"
"OZUKA-CHAAAAN"
Perbincangan antara fujo-fudan yang sadang berlangsung seru terputus ditengah karena teriakan membahana seseorang.
Aku menoleh ke arah suara yang sangat dahsyat itu.
Ah, bukankah itu Momoi-san?
"Momoi-san!"
"Oh, kau yang bernama Ozuka Kagemi-chan ya? Wah, enggak nyangka dapet temen fujo lagi~ Apa lagi anaknya cantik sepertimu~" oh, jadi tadi dia masih belom tau mukaku yang mana dan udah manggil dengan embel-embel '-chan'? Wow.
"Makasih, Momoi-san. Eh, tapi gimana caranya Momoi-san bisa tau kalo aku dan para kisedai ada di sini?" tanyaku bingung. Ya jelas lah. Kan aku enggak ngasih tau tempatku berada sekarang. Lagipula, memang tadi aku minta bertemu?
"Oh, itu. tadi pagi Dai-chan memberitauku, kalau pulang sekolah, mereka akan memanggil si empunya itu doujin di taman belakang sekolah," terang Momoi-san.
Aku cuma bisa ber'oh' ria.
"Ngomong-ngomong Momoi-san, aku pinjam doujinnya dong! Aku sudah enggak sabar nih!" aku langsung ingin meminjam doujin itu begitu aku melihat Momoi-san.
"Enggak sabaran rupanya. Ehehehe... Doujinnya ada di rumahku. Mau ikut? Ngomong-ngomong, kemarin aku sembunyi-sembunyi numpang baca doujinmu. Aish, aku waktu itu enggak kebagian yang itu. Cepet banget habisnya..."
"Boleh nih? Ayo! Enggak kenapa-napa kok, Momoi-san. Hei kalia, mau iku-" aku diam mematung saat melihat anak-anak kisedai yang sempat terlupakan karena perbincangan antar fujo-fudan-fujo itu pada tepar di tanah. Aku enggak ngerti apa yang terjadi dan, kenapa mereka bisa seperti itu?
"Tadi mereka pingsan setelah mengetahui bahwa aku itu fudanshi," jelas Kuroko-kun dengan wajah datar. Entah apa yang terjadi, dia bisa membaca pikiranku yang bingung sama keadaannya mereka.
"O-oh...souka..."
.
Nah, gimana nasib para kisedai yang ternyata punya anggota fudanshi?
Apakah mereka akan ikut ke rumah Momoi?
Apakah hari-hari setelah ini bisa mereka lewati dengan normal?
Nantikanlah di chapter selanjutny! Dalam What Heppend Next?
.
A/N:
/nangis/ Ah, seriusan, ini fic abal banget, orz. Alay, lebay, dan ababil , orz orz orz... Tapi dilain pihak, aku seneng chapter 1 ini kelar /nari/
Karena 1 minggu ini pulang jam 10, mari berharap aku bisa post chapter 2 dalam 1 atau 2 hari /pray/ Tapi untuk selanjutnya, aku enggak janji yaa... /dikutuk/
Aku tau, mungkin ada typo bertebaran, charakter yang OOC, plot yang enggak jelas, dan masih banyak kekurangan lainnya. Tapi aku harap, ada yang mau berbaik hari untuk membaca dan meriview fic abal ini.
Kritik, saran/masukan, cacian & makian(semoga enggak ada), flame yang mengerikan(semoga enggak ada), pujian/halah/ akan diterima dengan lapang hati. Aku sih berharap ada riview yang membangun^^ Karena seriously, ini fic abal kuadrat.
Akhir kata, REVIEW PLIESE?
~Shiori Kurotsu~
