KALA
Severus Snape dan Hermione Granger adalah kepunyaan JK Rowling
Rate T, angst/hurt/comfort, AR
Linimasa sesudah Perang Besar, Severus Snape dilukiskan tidak mati, dan menikah dengan Hermione Granger
Inspirasi dari That Time of Year – Sick Puppies Lagu ini juga digunakan sebagai OST serial NCIS, dan sering dipakai saat promo episode ke-200 di mana Gibbs dilukiskan berada di ambang hidup dan mati. Cetak miring itu adalah terjemahan sebagian lirik lagunya. Sila dicari dan diunduh, diputar sambil membaca fiksi ini jika bersedia
-o0o-
Malam tahun baru. Keramaian ada di tengah kota, tapi tidak di lingkungan mereka. Di tengah kesunyian, di tengah kedamaian.
Tahun yang baru lagi. Datang, dan pergi lagi.
Makan malam selesai. Hermione membereskan piring-piring kotor ke dapur, menjentikkan tongkatnya dan semua piring kotor tercuci sendiri. Meja juga beres seketika. Piring-piring yang tadi tersaji, sekarang digantikan dengan sebuah vas bunga.
Severus Snape tak lagi nampak di ruang makan. Pun di ruang tengah.
Hermione menarik napas panjang. Ia sudah hapal di mana.
Berjalan tanpa suara ia membuka tingkap menuju ruang bawah tanah. Rumah mereka berdua tidak cukup besar untuk punya ruang bawah tanah sebesar yang di Hogwarts, tetapi yang ada juga lumayanlah. Paling tidak, ada ruangan untuk meja tulis, untuk lemari penyimpanan bahan-bahan ramuan, untuk lemari penyimpanan ramuan yang sudah jadi, sepetak sudut untuk tungku yang tersambung dengan cerobong asap langsung ke luar.
Kali ini, tungkunya tak menyala.
Tapi ruangannya tak begitu gelap. Ada sebuah lentera diletakkan di sudut meja.
Cahaya samarnya membentuk siluet pada sosok di depan lentera.
Suaminya di depan meja, duduk memangku sebuah buku terbuka.
Hermione hapal benar, Severus tak sedang membaca. Kalau ia sedang membaca, perapian akan dinyalakan agar cukup cahaya.
Lebih terlihat sedang merenung.
Lihat sekelilingmu. Pikirkan apa yang telah kau lakukan.
Didekatinya. Diletakkannya dua cangkir kopi yang dibawanya dari tadi, di meja. Tanpa suara, ia duduk di kursi yang satunya lagi.
Walau dalam remang lentera, gurat-gurat wajah lelaki di hadapannya ini sudah ia hapal benar.
Menjejak garis-garis. Di wajahmu, malam ini.
"Masih saja kau ingat semuanya, Sev?"
Severus mengangkat wajahnya sedikit. Dan mata hitamnya menatap mata cokelat di hadapannya. Tak tajam, tak keras bagai tatapan yang tadi di detik yang baru berlalu. Tapi lunak. Lembut.
Mengangguk pelan, "Aku tak pernah bisa melupakan semuanya, Hermione—" bisiknya. "Terutama saat Albus—"
Hermione balas menatap lembut suaminya, "Aku tahu. Tapi kita semua juga tahu bahwa itu bukan kehendakmu. Bahkan kau menolong Albus untuk keluar dari penderitaannya, bahkan kau juga tahu bahwa itu bagian dari skenario perjuangan kita semua—"
Severus menghela napas. Panjang. Mengusap wajahnya.
Menutup buku di hadapannya.
Hermione menggeser salah satu cangkir kopi lebih mendekat pada suaminya.
"Semua juga tahu itu. Tak ada yang menyalahkanmu. Bahkan Harry—"
Severus tak menjawab. Tangannya bergeser, menyentuh cangkir kopinya, mengangkatnya, mendekatkannya ke bibirnya.
Tapi tak langsung meminumnya.
Hermione mengangkat cangkirnya juga.
"Hanya kau saja yang belum bisa memaafkan diri sendiri, Sev. Kau harus tahu, tak ada seorangpun yang menyalahkanmu. Kau harus bisa memaafkan dirimu sendiri, Severus."
"Aku tak tahu—"
"Perlahan kau akan bisa. Jangan lupa, waktu akan membuat semuanya berlalu—"
Hermione tak berbicara lagi. Severus masih terdiam.
Perlahan ia menyesap kopi di cangkirnya. Perlahan Hermione menyesap kopi di cangkirnya.
Ada jejak rasa gula sedikit di sana. Pahit, tapi ada sedikit rasa manis bersembunyi.
Dan ada teman menghirup kopi bersamanya.
Tahun yang baru lagi. Datang, dan pergi lagi.
FIN
