Disclamer : Masashi Kishimoto
We are!
Summary : Uchiha Kiba,Uchiha Lee dan Uchiha Naruto. Tiga bersaudara yang ditinggal kedua orang tua mereka Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura dengan setumpuk hutang! Dapatkah mereka bertiga hidup bahagia dengan kejaran para penagih hutang dan mendapatkan cinta sejati?
kringggggg
jam weker yang terletak di meja disamping ranjang berbunyi dengan nyaring. Berusaha membangunkan pemiliknya yang semalam mengaturnya agar berbunyi pada waktu yang telah ditentukan. Seakan tak mau kalah dengan jam weker, sebuah teriakan nyaring dari arah dapur telah sukses membangunkannya dari alam mimpi.
"Kakak! Sarapan sudah siap!" seru seorang anak laki-laki berambut gaya bob dengan seragam berlambang K yang masih agak acak-acakan dan tidak sedikit tambalan di sana-sini.
"Yaaa" sahut anak laki-laki lain yang bertato garis merah dikedua masih dengan setengah sadar mengerjapkan kedua matanya dan mematikan jam wekernya.
"Naruto! Seragammu sudah kakak tambal. Pakailah" Kata anak berambut bob itu kepada adiknya yang sedang menggoreng telur dan membuat bekal. Untuknya dan kakak-kakaknya. Terlihat dia hanya memakai kaus dalam selama kakaknya menambalnya.
Ya. Mereka adalah Uchiha bersaudara. Keluarga mereka yang amat miskin diperparah saat kedua orang tua mereka pergi dengan meninggalkan setumpuk hutang.
Anak tertua, Uchiha Kiba, dengan ciri khas tato garis merah dipipinya berumur 18 tahun. Tahun kemarin ia lulus SMA dengan nilai yang sangat memuaskan. Tetapi, tidak dapat melanjutkan kuliah karena mereka tidak punya uang untuk itu. Sekarang, ia bekerja serabutan menjadi kuli angkut, untuk menghidupi kedua adiknya.
Uchiha Lee, anak kedua. Mudah dikenali dengan potongan rambut gaya bob-yang biasanya dipotong kakaknya bila sudah panjang dengan menggunakan helm mangkok sebagai penutup dan menggunting rambut yang tersisa-. Sekarang berumur 16 tahun. Kelas 2 SMA Konoha -yang termasuk sekolah elit dikota konoha ini. Keluarga Uchiha, walaupun miskin tapi memiliki keturunan yang cerdas-cerdas dan pintar. Dengan IQ diatas rata-rata, Lee mampu mendapatkan beasiswa dari ia duduk di sekolah dasar.
Uchiha Naruto, bungsu dari 3 bersaudara ini terkenal agak begal dan suka berkelahi. Tapi sebenarnya itu dia lakukan karena teman-temannya mengejek kakak dan orangtuanya. Sekarang berumur 13 tahun SMP Konoha. Ia punya kumis tipis dipipinya walaupun umurnya yang paling muda.
"Ayo semuanya, sarapan sudah siap"
ketiga Uchiha itupun sarapan dengan dua telur goreng yang dibagi tiga, sup miso yang dihangatkan sisa makan malam, dan masing-masing secangkir teh dengan warna coklat pucat karna sudah berkali-kali pakai.
"Kak! Sepertinya Pak tua itu belakangan ini tidak kelihatan ya?" Pak tua adalah sebutan mereka bagi seorang bapak-bapak tua yang selalu datang untuk menagih hutang kepada mereka.
"Yah, begitulah. Pak tua itu sudah kubungkan dengan bonus tahunanku. Sepertinya dia belum akan kembali sampai bulan depan"
"Oh!"
"Hei kak! Sepertinya telur goreng bagianmu lebih besar. Tukaran dong!"
"Ti-dak! Naruto, cepat habiskan sarapanmu. Nanti kita telat"
"Hah! Sudah setengah tujuh!" dengan segera, ia menghabiskan sarapannya dan tersedak.
"Uhuk! Arrrggg airrr" ujarnya dramatis. Kedua kakaknya tak peduli dengan drama picisan buatan adiknya itu.
Lee menyandang tasnya, dan siap pergi kesekolahnya dengan sepeda besar berpedal dua butut hasil kerja keras dia sendiri dengan merakit dari bahan-bahan yang ia pungut di tempat pembuangan sampah.
"Kak tunggu!" jerit Naruto cepat. Menyandang tasnya dan memakai sepatunya lalu duduk diboncengan sepeda Lee, menyebabkan keseimbangan sepeda tersebut agak goyah dan hampir jatuh kalau saja Kiba tidak segera menahannya.
"Ayo cepat kalian pergi, nanti terlambat"
"Iya kak" sahut mereka berbarengan dan pergi diiringi dengan suara bel sepeda yang dibunyikan Lee.
Kiba, yang saat itu akan pergi bekerja, mengunci rumah bobrok mereka dan pergi dengan sepeda tuanya ketempat kerjanya.
"Waktunya kerja!"
"Rock Lee, pulang sekolah ini aku ada kencan. Bisakah kau menggantikanku piket?" tanya seorang gadis bercepol 2 kepada Lee.
"Maafkan aku, Tenten. Hari ini Shikamaru sudah duluan."
"Huh! Shikamaru lagi! Dia memang pemalas!" Tentenpun pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Jujur, dari dulu ia menyimpan perasaan pada gadis berambut cokelat itu. Tapi sepertinya, ia hanya bertepuk sebelah tangan.
Mengenai tentang pembicaraan Tenten dan Lee tadi, sebenarnya Lee membuka sebuah jasa menggantikan murid yang berhalangan tidak bisa piket dengan upah 1000 yen sehari, 4000 yen selama sebulan- karna piket seminggu sekali, berarti sebulan 4 kali- dan diskon bagi yang sudah menggunakan jasanya selama sebulan.
Ini ia lakukan karena peraturan di Konoha High School sangat ketat. Sehingga jika sepulang sekolah tidak piket, akan dikurangi poinnya yang berakibat penurunan menu makan siang, hukuman bahkan skors.
Tidak hanya piket, semua hal dinilai dengan poin. Bisa menjawab soal yang diberikan guru, akan mendapatkan poin.
Sebaliknya, jika melanggar peraturan, poinnya akan dikurangi.
Karena itulah, ia membuka bisnis ini. Selain membantu menambah penghasilan, teman2nya-yang termasuk orang2 kaya dan tidak keberatan membayar lebih- merasa tertolong. Berhubung mereka harus les, atau kencan, atau sekedar malas itu, seperti Shikamaru contohnya.
"Heh miskin! Kau apakan pacarku hah!" seorang anak laki-laki berambut hitam dengan mata lavender, khas keluarga Hyuuga.
"Aku tidak merasa mengganggu Tenten. Lagipula, dia bukan pacarmu" jawab Lee tenang.
Brak!
Kursi kayu coklat yang berada dihadapan Neji telah terguling karna mendapatkan hantaman keras dari kaki pemuda Hyuuga itu.
"Lancang sekali kau bicara begitu. Miskin!" teriaknya sambil mencengkram kerah seragam Lee.
"Hentikan! " suara tegas berwibawa itu terdengar dari lelaki berambut keperakan yang biasa dipanggil Kakashi-sensei.
"Neji! Poinmu dikurangi sepuluh!" kata Kakashi lagi.
Yang dituding hanya diam. Sekali lagi memandang Lee penuh kebencian sekaligus merendahkannya, dan duduk dibangkunya sendiri.
Neji Hyuuga, sudah diketahui membenci Lee dengan sepenuh hati. Itu disebabkan oleh Lee yang selalu menyabet ranking satu, padahal, bukan no 1 adalah hal tabu bagi keluarga Hyuuga. Karena itulah, keluarga Hyuuga selalu membenci keluarga Uchiha. Juga karena Hinata, adik sepupu Neji malah menyukai Naruto yang juga mengalahkan Hinata dalam perebutan juara kelas.
"Baiklah, buka hal 69 bab genetika" sambung Kakashi kepada seluruh murid kelasnya.
Disebuah toko bernama Sabaku Market, terlihat seorang lelaki bertato geris merah dipipinya, sedang mengangkut kotak-kotak dari sebuah truk ke toko tersebut.
"Ayo Kiba! Jangan malas, ! Kau bisa kujadikan pegawai tetapku jika kau rajin" sepenggal kalimat tersebut bagaikan angin sejuk yang menghampiri Kiba. Panasnya kota Konoha bagai tidak terasa baginya. Iapun bekerja ekstra keras karenanya.
Sedang lelaki yang tadi secara tidak langsung telah memompa semangat Kiba adalah Sabaku no Kankurou. Sulung dari keluarga Sabaku ini menatap Kiba dengan senyum terkembang.
"Ayah! Ada pelanggan yang meminta bon" kata seorang gadis berambut pirang panjang, kepada Kankurou. Ia adalah Ino Yamanaka, anak tiri Kankurou bawaan istrinya. Itulah mengapa marga mereka berbeda.
Meskipun anak tiri, Kankuro amat menyayangi Ino bagaikan anaknya sendiri.
"Sebentar, sayang" jawabnya.
Ino hanya tersenyum, sambil menghampiri Kiba yang sekarang sedang menyusun barang.
"Kiba?"
"Ya?"
"Errrr kamu ada acara besok?"
"Besok? Emm sepertinya tidak. Kenapa?"
"Kalau begitu, maukah kau pergi ke Alpha Land denganku?"
sebenarnya, Ino jatuh cinta kepada Kiba. Namun sayang, ayahnya tidak merestui karena Kiba hanyalah kuli angkut. Malah, kalau ia menolak, Ino akan segera dinikahkan dengan Shino. Pemilik Aburame Corp yang sepertinya jatuh hati padanya.
Kiba yang menyadari bahwa Ino sebenarnya menyukainya, malah menjadi rendah diri dan merasa tak pantas dengannya. Padahal, sebenarnya ia juga menyukai Ino.
"Ehem" terdengar sebuah batuk yang dibuat-buat oleh Kankurou. "Sedang apa kamu Ino. Cepat kedalam!"
Ino hanya menuruti sambil menggerutu.
Konoha Junior High School
"Naruto! Tugasku sudah selesai?" tanya seorang anak laki-laki gendut berambut jabrik dengan keripik di tangannya.
"Sudah. Ini dia. Untukmu, kuberikan diskon!"
"Hore! Nih uangnya"
"Naruto-kun. Ini, tolong kerjakan. Ketik yang rapi ya"
"Baiklah, Hinata"
Seperti Lee, Naruto-pun membuka sebuah bisnis. Ia akan mengetik dan memprint out tugas-tugas temannya bagi yang malas mengerjakannya. Selembar 200 Yen.
Tiba-tiba
Brak!
Meja Naruto digebrak. Dan tampaklah sesosok anak laki-laki berambut merah dengan tatapan tajam menuding Naruto.
To be continued
Yey!
Akhirnya bisa publish cerita ini.
Dari dulu Alfa selalu kepikiran buat bikin cerita tentang keluarga miskin tapi pinter dan tertindas heheheh*evil smirk*
gomen kalo ada yang gak suka baik ceritanya atau charanya yang-secara gak sengaja- dibikin jd ooc atau jelek imagenya.
Alfa milih marga Uchiha juga karna marganya cocok dipakai siapa saja*dibakar Kishimoto-sensei*
jadi kalau ada yang gak suka, Alfa minta maaf sekali lagi*sujudsujud*bletak*
trus fic ini kurang dialog? Mungkin karna Alfa pengen ngasih tw k readers ttg keadaannya
akhir kata, kalau ada uneg-uneg, kritik, saran ataupun flame, silakan klik kotak di bawah ini. Flame akan Alfa terima dengan tangan terbuka, paling kalo pedes, Alfa jadiin sambel buat makan*?*bletak!
Ok, review please
