Dangerous Choice
Di tengah malam yang gelap sesosok manusia terus berlari dan berlari tanpa tujuan, dengan air mata yang terus mengalir dari mata lavender khas Hyuganya dan hati yang hancur oleh penderitaannya selama hidupnya . Tidak adakah orang yang peduli dan menyayanginya ? Tidak ada . Dia adalah seorang gadis malang yang selalu gagal dalam hidupnya . Dia tidak sukses dalam cintanya, orang yang dicintainya pergi dengan perempuan lain. Dia tidak sukses dalam keluarga, ayahnya selalu menganggap dia lemah. Dia tidak sukses dalam kariernya, ia bukan ninja terkuat di angkatannya. Dia tidak sukses dalam pergaulan, orang-orang dan keluarganya hanya menganggapnya pengganggu.
Tidak peduli seberapa keras ia berusaha, orang-orang selalu menganggapnya lemah .
Intinya ia hanyalah seorang yang gagal dalam semua bidang, tanpa teman seorangpun .
Kini hatinya hancur , hancur berkeping-keping, apalagi mengingat kejadian-kejadian beberapa waktu yang lalu.
Peristiwa yang menghancurkan hidupnya yang sepertinya begitu indah .
Flash back:
"Hinata," kata Hiashi Hyuga tenang, tapi ekspresinya menunjukkan kemarahan yang besar.
"Y.. ya a..ayah?"jawab Hinata penuh rasa takut, tubuhnya bergetar hebat .
"Apa-apaan kau ? Kau.. pewaris Hyuga terhormat dengan pemuda Uzumaki jinchuuriki miskin itu.. di depan mataku … apa-apaan itu? Mau sampai kapan kau permalukan namaku … nama Hyuga, hah ? " caci Hyuga Hiashi kepada putrinya
"Ja..jangan hina Na..naruto-kun a..ayah la..lagipula ka..kami hanya be..berpelukan .." kata Hinata meskipun ia takut, takkaan dibiarkannya seorangpun menghina kekasihnya .
"Jangan hina dia ? Kalau begitu sebutkan baiknya jinchuriki itu ! Dia hanyalah sampah dibandingkan kita, Hyuga . Kotor dan urakan, serta kebodohannya apa bagusnya dia? Lagipula berpelukan ? Seorang pewaris Hyuga yang terhormat melakukan hal menjijikan itu dengan seorang jhincuriiki hina itu ! Apanya hanya, hah! " hardik Hiashi murka karena anaknya berani melawannya
"Dia jauh lebih baik dari pada klan kita yang hanya mengandalkan keturunan dan uang, angkuh , dan arogan, ayah ! Lihatlah sejarah! Apakah kita pernah berguna untuk desa ini ? Tidak pernah! Setidaknya Naruto-kun berguna dan rela berkorban bagi desa ini dibandingkan klan kita yang hanya meninggikan darah,keturunan!" jawab Hinata, penuh amarah mendengar hinaan ayahnya terhadap kekasihnya tercinta
Plakk ! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Hinata
" Dasar anak durhaka ! Baiklah, mulai sekarang kau bukan anakku, bukan seorang Hyuga lagi! Sekarang anakku hanya Hanabi saja !Manusia lemah sepertimu memang lebih pantas dengan pemuda jinchuriki sampah itu ! Sekarang pergi di sini , cepat ! Lebih baik kau segera pergi daripada terus di sini mencemari nama dan harga diri klan Hyuga dengan tingkahmu !" hardik Hiashi murka .
"Baik, aku pergi dari sini,dari klan kotor ini! Naruto-kun pasti menerimaku ! Lagipula sejak awal keberadaanku memang tak diharapkan di sini, bukan!" kata Hinata seraya berlari meninggalkan Hiashi dan rumahnya, menuju rumah pria yang sejak kemarin menjadi kekasihnya, Naruto Uzumaki .
Gadis 15 tahun itu terus berlari dan berlari, menuju apartemen kekasihnya itu . Sekarang keinginannya hanya bertemu kekasihnya, karena sekarang memang hanya ia yang di miliki Hinata . Tanpa permisi Hinata segera membuka pintu apartemen kecil itu, berharap dapat segera bertemu pujaan hatinya itu, namun ia melihat sebuah kenyataan pahit ketika pintu terbuka .
"Naruto…" saat pintu terbuka Hinata mendapati dua insan tengah berciuman dengan mesra, kekasihnya Naruto Uzumaki, dan … Sakura Haruno, teman seangkatannya
"Hinata…" kata Naruto, kaget setengah mati mendapati kekasihnya di ambang pintu dengan air mata berlinangan di pelupuk matanya, kekecewaan dan kesedihan yang besar menghinggapinya . Inilah balasan pengorbanannya yang besar kepada Naruto , mendapati Naruto bercinta dengan wanita lain
"Ma..maaf, ini salah paham …" kata Naruto, mengejar Hinata, berusaha menjelaskan, tapi Hinata sudah berlari meninggalkannya, terus berlari dan berlari, menghiraukan teriakan Naruto dan sekitarnya .
End Flash back
Sekarang Hinata masih berlari dan terus berlari tanpa memperhatikan tujuan, entah sudah berapa lama ia terus berlari, tanpa peduli akan kaki dan paru-parunya yang sakit, ia terus berlari sampai akhirnya di tengah malam yang gelap dan dingin , hingga ia akhirnya menabrak sesosok tubuh dan terjatuh
"Hyuga ..." kata suara dingin itu .
Dan Hinata merasa kaku, ketakutan sekarang kembali menghampirinya, menggantikan kemarahan, kekecewaan, penyesalan, dan kesedihannya
Lututnya terasa lemas dan badannya mulai bergetar dengan hebat
Sekarang ia berhadapan dengan sosok yang di tabraknya, sang missing nin S class, The Last Uciha, Sasuke Uciha
Hinata berusaha lari, tapi tubuhnya tak bisa bergerak
Hinata tahu, ia tidak akan mungkin sanggup menghadapinya, dan ia juga tahu, sebentar lagi ia pasti mati ...
Tapi ... bukankah itu yang terbaik? Apa lagi yang bisa diharapkannya ?
Kembali dan meminta maaf pada Hiashi ? Hiashi pasti membunuhnya .
Membunuh Naruto ? Ia tidak sanggup, karena apapun yang terjadi ia masih mencintai Naruto
Sekarang sudah tak ada lagi yang ia punyai . Bukankah mati aadalah pilihan terbaik ?
Lagi pula sudah tak ada, tepatnya tak pernah dan tak akan pernah ada yang mempedulikannya
Sekarang satu-satunya harapan Hinata adalah semoga sang Uciha melakukannya dengan cepat, tanpa rasa sakit
Dan sang Uciha terakhir terus mendekat ...
Dan Hinata merasa semuanya menjadi hitam
Inikah kematian ?
TBC
