Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto.
*o*o*o*o*o*
Hari itu
Aku menunjukkannya
Semua ekspresiku,
Sebagian yang dia bisa tahu dari diriku.
Pemarah,
Egois,
Menganggap dirikulah yang terhebat,
Aku berlagak seperti pendekar
Yang tidak tertarik kepada apapun
Bahkan dia sekalipun,
Aku tidak tertarik.
Tapi, semua itu terpatahkan.
Senyum itu,
Hati yang baik,
Wajah yang cerah,
Sentuhan yang lembut...
Aku merasa hangat.
Seakan-akan apa yang telah meninggalkanku,
Kini kembali lagi.
Tuhan, apa kau mengirimkanku seorang malaikat?
Gadis yang selalu mendekatiku,
Memintaku untuk melihatnya terus-menerus,
Bahkan memintaku untuk mencintainya balik.
Gadis ini,
Apa kau mengirimkanku gadis ini, untuk menjagaku?
Untuk menggantikan yang diatas sana, disisi-Mu?
Aku mencoba untuk menunjukkan rasa sayangku kepadanya,
Tapi aku sadar...aku tak bisa.
Sekali-dua kali, aku terus mencoba.
Hingga akhirnya aku menyerah.
Aku meninggalkannya.
Malam itu, aku berdiri tepat dibelakangnya.
Aku bisa melihat tubuh mungil yang selalu ingin bersamaku ini.
Aku bisa merasakan emosinya,
Penuh kesedihan,
Air mata mengalir dari wajahnya.
Aku berkata "terima kasih" lalu aku membuatnya pingsan,
Lalu kugeletakkan tubuh mungil itu di bangku taman,
Padahal ia menyuruhku untuk menetap,
Dia berkata padaku jangan pergi,
Bahkan dia menawarkan diri untuk pergi bersamaku.
Tapi malam itu...aku dikuasai oleh kebencian,
Keinginan untuk balas dendam.
Aku tidak sadar ada rasa lain yang mendatangiku saat itu.
Apalagi kalau bukan cinta?
Ingin sekali aku memeluknya, sebagai ucapan selamat tinggal.
Tapi aku sadar, aku tak bisa.
Maka aku meninggalkannya disitu, sendirian di malam yang dingin.
Dua tahun aku berkelana,
Mencari kekuatan,
Berusaha tegar dengan kata-katanya.
Hingga pada hari itu, aku melihatnya kembali.
Aku melihat kembali gadis yang Engkau turunkan kepadaku,
Dia tumbuh dewasa,
Wajahnya semakin cerah,
Tambah manis.
Aku memanggil namanya,
"Sakura-chan."
Dia menoleh perlahan.
Hingga melihat padaku sepenuhnya
Aku bisa merasakan,
Kebencian yang sangat besar dari dirinya saat melihatku
Tapi aku juga bisa merasakan...
Cinta juga masih menghiasi dirinya...
Apa kau masih setia menungguku, kasih?
Sepertinya salah.
Dia mencoba membunuhku atas apa yang telah kuperbuat.
Apa salahku, hei gadis?
Apa aku membuatnya menangis?
Apa aku menyakiti hati kecilnya, sampai ke lubuk?
Apa aku membuatnya gelisah?
...
Apa dia terus memikirkanku?
Aku pun pergi lagi. Menjauh darinya.
Aku hilang.
Lagi.
Dan dia menangisi kepergianku.
Lagi.
Dan, itu semua kejadian dulu...
Hari ini...
Aku begitu menyesal.
Kenapa aku meninggalkannya?
Kenapa aku menjauh darinya?
Kenapa...
Aku ingin sekali memeluknya.
Aku rindu padanya.
Kuharap dia juga rindu padaku.
Tapi aku yakin...
Dia pasti sudah membenciku.
Benci kepadaku...
Yang menolak setiap kali dia mengajakku pulang.
Tuhan...
Mengapa kau tidak membuatku mencintainya,
Sekali ini saja?
Tuhan...
Apakah dia masih mencintaiku,
Seperti dulu?
Apakah dia masih menjadi gadis yang kukenal...
Gadis yang ceria, pintar, dan penyayang?
Tuhan...
Tolong katakan padanya...
Aku cinta dia.
