...

~ Four Season ~

..An Alternate Universe Fanfiction..

Cast : Jung Yunho, Jung Changmin

Warn : Typo's, OOC, Boys Love, Don't Like? Don't Read!

Story 1 of 2

...

..

.

.

.

Spring

Musim semi yang selalu ditunggu-tunggu Persefone ketika Hades membawa ia pergi ke alamnya.

Menikmati kesengsaraan di sana dalam buaian cinta abadi sang Dewa Dunia Kelam..

"Siapa dia, hyung?"

Suara lembut dan rendah yang terdengar ceria itu selalu menyapa telinga si rambut Burgundy ketika ia berhasil menjerat hati seseorang.

"Kenalkan, namanya Chullie.."

Si rambut Burgundy itu menarik seseorang di sampingnya ke hadapan si rambut Almond..

Almond..

Entah mengapa si rambut Burgundy itu selalu mengumpamakan lelaki manis di hadapannya dengan Almond.

Almond yang renyah dan manis..

Seperti tawanya yang renyah dan wajah manisnya yang tak lekang dimakan usia.

10 tahun bersama, namun si Almond tetap terlihat muda dan manis dalam balutan sandang apapun.

Dan juga, warna rambutnya yang sewarna Almond..

Membuatnya terlihat bagai putra mahkota negeri ginseng..

"Kalian tampak serasi.."

Si Almond memberi acungan jempolnya pada si rambut Burgundy.

"Terima kasih.." ucap seseorang yang diperkenalkan oleh si Burgundy dengan suara yang tak mau kalah riang oleh Almond. Rambut lurus sebahunya yang membuatnya terlihat seperti Princess.

Si Princess.. Sebut saja begitu kekasih Spring dari si Burgundy..

"Ini musim semi, hyung..."

"..."

"Saatnya aku pergi. Bye.."

Si rambut Burgundy hanya menatap penuh arti pada lambaian tangan Almond.

"See you in Summer! (Sampai Jumpa di Musim Panas!)" teriak Almond pada Burgundy yang nampak menjauh.

Dan tak butuh waktu lama bagi Burgundy untuk memaknai kalimat Almond.

Bahwa mereka..

.

.

Pasti akan bertemu lagi.

.

..

...

...

Summer

"Kau tidak pulang ke Seoul, Min?"

Seorang mahasiswa tingkat akhir dengan warna rambut cokelat senada kayu Ebony itu terlihat sedang memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper.

Dan pertanyaan yang terlontar dari si rambut Ebony hanya dibalas dengan gelengan kepala yang terlihat lemah, tak bergairah.

"Tidak rindu pada 'Summer Love' yang kau banggakan itu?"

Si rambut Almond yang sedari tadi menengadahkan kepalanya ke langit cerah di jendela apartmennya kini memandang sengit ke arah si Ebony.

"Dia bukan Summer Love (Cinta di Musim Panas), Kyu.. Dia hanya.."

Si Ebony menantikan dengan sabar kelanjutan kalimat yang menggantung si Almond.

"Friend or Foe (Kawan atau Lawan).. Entahlah!"

Si Ebony lanjut menatap miris sahabat satu universitasnya itu.

"Kalau bukan Summer, kapan lagi kau akan bertemu dengannya? Menghabiskan waktu berdua dengannya.."

Si Almond menggeleng keras meralat.

"Bertiga, Kyu! Dengan pacarnya di Summer.."

Si Ebony menghela nafas sekali sebelum menurunkan kopernya ke bawah ranjang.

"Lalu apa yang akan kau lakukan di sini? Bermuram durja di bawah terik matahari melalui jendela apartemen yang hiruk pikuk manusia di bawah sana?" Si Ebony melontarkan kalimat yang terdengar mengejek, namun itulah kenyataan.

"Mungkin Summer Camp (Kemah Musim Panas).." jawab si Almond yang kini memperhatikan lalu lintas di depan apartemennya yang terlihat cukup jelas dari kamar lantai 10 itu.

"Dengan Mrs. Nortrin dan segala aktivitas Yoga dan Voodoo?! Oh kau sungguh gila, Min!"

"Any idea (Ada ide)?"

Si Almond membalikkan tubuh tinggi langsingnya menghadap si Ebony yang memperhatikannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Terima saja tawaran Majalah itu!"

"Holy Shit! Menjadi model untuk seragam SMA... Lagi?!"

Si Ebony terkikik geli mendengar umpatan Almond.

"Akui saja! Kau memang awet muda, Brother!" si Ebony menepuk bahu Almond sekali sebelum mendorong travel bag-nya keluar kamar.

"See you in the next season, Brother!"

Suara si Ebony yang khas meninggalkan Almond dalam kesendirian.

Dan Almond pun mulai membuka jurnal pribadinya di internet.

.

.

.

Four Season..

Dimana dalam Spring kau bersama Princess.

Dalam Summer bersama Mother Cooking.

Dalam Autumn kau bersama Pangeran Muda.

Dan kau memilih sendiri pada saat Winter...

.

.

Kau pernah mengatakan sekali kepadaku.

Dan aku tak pernah tahu kepada siapa saja kau mengatakan hal ini.

Jika saatnya kau lelah nanti, kau hanya akan bersandar pada satu orang yang Tuhan pilihkan untuk menemanimu di semua musim.

.

.

Tapi kapan kau akan merasa lelah?

Bagaimana jika saat kau lelah, ternyata Tuhan belum memberimu seseorang yang kau inginkan?

.

.

Four Season..

.

.

Summer ini aku memberimu kesempatan untuk berdua saja dengan kekasih yang paling kau cintai di antara kekasihmu di lain musim.

.

.

I really hope you to happy without me...

.

..

...

...

Autumn

Si rambut Burgundy menatap kesal pada kalender Masehi di meja kerjanya.

Melihat pada tanggal yang sudah memasuki awal musim gugur, ia meraih kalender itu dan melemparkannya hingga terhempas ke pintu ruang kerjanya.

"Bahkan Summer sudah berakhir.. Tapi kau tak kunjung pulang.." gumam si Burgundy entah pada siapa.

Tok Tok Tok

"Permisi Sajangnim, Tuan Muda Taemin ingin menemui Anda.."

Si Burgundy hanya menatap datar pada sang asisten yang kini membawa masuk seorang pria manis dalam balutan khas Pangeran.

"Aku lelah"

Dua kata..

Cukup dua kata itu yang mampu membungkam bibir pria manis dengan rambut serupa jamur berwarna legam.

Dan di antara kekasih-kekasih Burgundy di setiap musim, sang Pangeran inilah yang paling muda namun pengertian luar biasa.

"Kau mau kita mengakhiri hubungan ini?" tanya sang Pangeran Muda dengan senyum manis menghiasi wajah cantik alaminya.

"Berikan aku satu alasan, agar bisa menerimanya.." lanjut sang Pangeran Muda yang membuat si Burgundy merasa tak tega pada wajah manis dan polos di hadapannya.

"Aku hanya lelah. Itu saja.."

"..."

"..."

Keheningan menyeruak dalam ruangan serta sanubari kedua pihak.

Sampai pada akhirnya sang Pangeran Muda merasa muak pada waktunya yang terbuang sia-sia.

"Baiklah.. Sampai bertemu Next Autumn"

Sang Pangeran Muda sudah akan meraih gagang pintu ketika si Burgundy kembali membuka suara.

"Tidak akan ada Next Autumn.. Karena aku ingin benar-benar berakhir.. I'm Really Sorry.."

Dan sang Pangeran Muda yang mendengarnya hanya bisa menahan nafas dengan lelehan air mata di pipi.

"Good Bye, then.. (kalau begitu, Selamat Tinggal)"

.

..

...

...

Winter

Si Burgundy melangkahkan kaki-kaki panjangnya menuju suatu tempat yang rutin ia kunjungi saat musim dingin.

Hingga matanya menangkap siluet seseorang di antara kerumunan para lelaki maniak beer di sebuah Cafe di seberang Burgundy berdiri saat ini.

Sebab, Cafe itu berkaca transparan hingga si Burgundy bisa melihat segala aktivitas di dalam sana.

Seakan lupa pada tujuan awalnya menuju rumah dongeng, Burgundy kini malah menyeberangi jalan memasuki Cafe yang tidak terlalu terkenal itu.

"Changmin-ah!"

Panggilan lantang dari si Burgundy membuat seluruh mata yang ada di Cafe tersebut menoleh padanya sambil memandang heran.

Dan alangkah terkejutnya si Burgundy ketika ia melihat sosok yang ia panggil barusan ternyata tengah berkumpul bersama pria-pria manis lainnya yang tak lain dan tak bukan, adalah kekasih-kekasihnya di setiap musim.

Padahal, jika ditelisik ulang reka kejadian.

Dari seberang jalan, seharusnya Burgundy dapat melihat jelas ketiga pemuda cantik yang duduk menghadapnya.

Berbeda dengan sosok yang baru saja dipanggilnya, yang memang duduk membelakanginya sejak awal si Burgundy berada di seberang jalan.

.

.

Tapi mengapa hanya satu sosok itu saja yang direkam alam bawah sadarnya?

Mengapa hanya satu sosok itu saja yang mampu ia kenali bahkan dari kejauhan sekalipun dalam bentuk bayang-bayang nyata?

.

.

Beberapa detik yang membunuh menjadi saksi bisu tatapan Burgundy pada sesosok yang ia umpamakan seperti Almond.

"Yunnie/Yunho-yah/Hyungie"

Ketiga pria manis di hadapannya serempak memanggil dengan nama panggilan yang mereka berikan masing-masing untuk si Burgundy.

Dan seolah ada magnet besar yang membawa Burgundy mendekat pada sosok yang amat ia rindukan sepanjang Summer, bahkan hingga Winter menyapa.

Almond, ingin sekali si Burgundy menyentuh rambutnya yang sudah tumbuh sedikit panjang itu.

"Aku yang mengumpulkan mereka di sini.. Dan maaf Changmin, aku juga ikut mengundangmu.. Karena kupikir, Yunho bersamamu saat Winter.." ucap kekasih Burgundy di kala Spring yang Almond juluki sebagai Princess.

Dan perkataan Princess barusan berhasil menohok perasaan Almond hingga membuatnya tersenyum meringis mendapati kenyataan..

.

.

Bahwa Almond tak pernah bersama Burgundy di musim apapun..

.

.

Sebab ia hanya bertemu Burgundy di saat musim panas.

Karena biasanya di kala itu ia menjadi model majalah remaja yang dimiliki oleh Mother Cooking, kekasih Summer si Burgundy yang memang handal memasak.

"Sudah kukatakan padamu, kalau Changmin ini kuliah di Amerika. Jadi tidak mungkin ia bersama Yunnie!" bela kekasih Burgundy di kala Summer yang memiliki rambut pirang dengan kulit putih porselen.

"Sekarang ada Yunho hyung di sini.. Jadi kurasa, aku tidak dibutuhkan lagi.. Bye semuanya!"

Dengan suara lembutnya yang lemah, Almond berucap sambil memakai jaket kulitnya yang sempat ia sampirkan di bangkunya beberapa detik tadi.

"Wait!" si Burgundy menahan lengan Almond ketika akan melewatinya.

Membuat keduanya saling bertatapan untuk pertama kalinya sejak 3 musim terakhir mereka bertemu.

"Wait me, Please.." suara rendah Burgundy membuat Almond tersenyum lemah ke arahnya.

"Mereka mengundangku hanya untuk meminta penjelasan mengenai hubungan kalian yang kandas. Jadi, buat apa aku di sini? Aku tidak memiliki hubungan apapun dalam percintaan rumit kalian.."

Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah diucapkan Almond pada Burgundy.

Dan sayangnya, kalimat panjang itu hanya untuk menampik tangan si Burgundy di lengan Almond..

Sebelum Almond pergi meninggalkan Cafe itu dengan langkah panjang...

.

..

...

...

No Season

Langkahnya terseok menuju kamar mandi dan berhenti tepat di depan wastafel yang bercerminkan dirinya di pantulan kaca.

Ia tertawa menyedihkan melihat tampilan dirinya sendiri.

"Bahkan aku tidak sempat mewarnai rambutku lagi di setiap musim.. Masih tetap sama..."

.

.

"Burgundy.."

Ia mengambil handuk kecil di laci atas wastafel yang bertuliskan nama Jung Yunho dalam bordiran halus yang rapi.

Cukup lama ia memperhatikan jahitan tangan yang rapi itu..

Dan lagi-lagi merasa rindu pada sosok yang membuat jahitan tangan tersebut pada hampir semua handuk kecil dan sapu tangan miliknya.

.

.

Ia tertawa lagi.

Kali ini tertawa menyayat hati ketika mengingat kebersamaannya bersama sosok itu..

Sosok dengan warna rambut serupa Almond yang sangat manis dan sering mengumbar canda.

"Kau dimana, Changmin-ah? Kenapa akhir-akhir ini kau tak pernah pulang ke rumah?"

.

.

"Apa kau lupa siapa hyung yang membiayaimu sekolah?"

.

.

"Apa kau lupa padaku?"

.

.

"Apa kau lupa kalau kau masih memakai marga Jung pada namamu?"

.

..

...

...

Author's Note:

Burgundy : Dark Red Color, warna merah kehitaman, Perumpamaan untuk Yunho

Almond : Perumpamaan untuk Changmin

Spring : Musim Semi

Summer : Musim Panas

Autumn : Musim Gugur

Winter : Musim Dingin