Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Rating : T
Pairing : Naruhina, Saihina
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Warning : OOC, Miss Typo, Canon, dll
This chapter special for Nerazurri

.

.

.

.

Ryuka Kagare (Miss Lavender) present

.

.

.

.

Suasana di pagi hari yang cerah dengan awan putih bersih yang menggantung di langit. Seorang pemuda berjalan di tengah hutan menuju sebuah desa. Desa tempat kelahirannya, desa yang menjadi saksi akan sejarah hidupnya. Konohagakure.
Langkah pemuda itu yang semula pelan kini semakin cepat seiring dengan terlihatnya gerbang desa Konoha yang seakan melambai-lambai padanya. Memanggil dan menyuruhnya agar terus mendekat.
Rambut kuning jabriknya bergerak seiring langkahnya yang semakin cepat bahkan nyaris berlari. Mata biru cerahnya memancarkan sebuah kelegaan dan senyum ceria kini kini terukir dibibirnya.

"Konoha, aku pulang!" seru pemuda itu saat menapakkan kakinya memasuki gerbang desa.

"Naruto! Kau pulang? Selamat datang!" dua shinobi yang bertugas menjaga gerbang desa Konoha menyapa pemuda yang dipanggil Naruto itu.

"Hehehehe... begitulah." Balas Naruto sambil memberikan cengiran andalannya.

"Melaporlah dulu pada Hokage, beliau pasti senang melihatmu pulang." Ucap salah satu penjaga itu.

"Baiklah!" dengan semangat yang menggebu-gebu, Naruto berlari menuju menara Hokage. Tentu saja untuk bertemu dengan salah satu orang yang paling dirindukannya selama berada jauh dari Konoha.

.

.
Brakk!
"Tsunade baa-chan!" Suara cempreng Naruto yang melengking keras disertai gebrakan pintu yang terbuka. Menandakan betapa semangatnya Naruto untuk bertemu dengan sang Hokage yang dipangginya 'baa-chan' itu.

"Uhuk! Uhuk!" terdengar suara orang terbatuk-batuk yang sepertinya tersedak minuman. Ah, mungkin karena suara gebrakan pintu yang mengagetkannya.

"Naruto! Bocah kurang ajar! Gara-gara kelakuanmu aku tersedak dan menumpahkan botol sake milikku!" teriak Tsunade, sang Hokage setelah sembuh dari rasa kagetnya.

"Huu...salah sendiri kau minum sake. Sudah tua, tapi masih saja seperti itu." Cibir Naruto .

"Kau!" belum sempat Tsunade meluapkan emosinya, Sizune,asisten Hokage masuk ke ruangannya tanpa permisi.

"Kudengar Naruto-kun pulang. Ah, rupanya kau disini Naruto-kun." Sapa Sizune pada Naruto.

"Hehehehe... Sizune nee-chan lama tak jumpa."

"Hah... bocak tengik ini, baru datang saja sudah membuat masalah." Gerutu Tsunade.

"Dasar nenek menyebalkan, aku kan tidak tahu kalau kau sedang minum sake. Kenapa menyalahkanku?"

"Sudahlah. Kalian ini. Sudah tiga tahun tidak bertemu, setidaknya akurlah sebentar. Naruto-kun, bukankah kau lelah setelah menempuh perjalanan jauh? Istirahatlah di apartemenmu. Kau pasti merindukan tempat itu bukan?"

"Umh! Aku memang cukup lelah. Baiklah! Aku pergi dulu. Jaa..." naruto menutup pintu dan melangkah meniggalkan kantor Hokage menuju apartemen miliknya yang sudah lama ditinggalkannya.

.
.
.
.

Seorang gadis berambut panjang berwarna hitam kebiruan dan bermata lavender sedang menyiram bunga di pekarangan belakang kediaman Hyuuga. Senandung merdu dan pelan terdengar dari bibir mungilnya.

"Hinata-sama." Suara bariton khas pria terdengar dari arah belakangnya. Pria berambut cokelat panjang berdiri dibelakang gadis Hyuuga itu. Mata lavender miliknya memperhatikan setiap gerakan sang gadis Hyuuga. Dimulai dari cara gadis itu menyiram bunga, senandung merdu yang keluar dari bibirnya, lengan yang meletakkan alat penyiram tanaman, dan senyum manis yang menghiasi bibir mungilnya saat bertemu pandang dengannya. Sesaat, dia terpukau pada kecantikan alami gadis itu.

"Neji nii-san? Ni-san?" Hinata melambaikan tangannya di depan wajah Neji.

"Aah! Maaf." Ujar Neji menutupi rasa gugup yang tiba-tiba melandanya.

"A-ada apa Nii-san?"

"Dia... Telah kembali. Tidakkah kau ingin menemuinya?" ucap Neji langsung pada topik yang ingin disampaikannya.

"Siapa?" Hinata memiringkan kepalanya menandakan bahwa ia tidak mengerti arah pembicaraan Neji.

"Naruto."

Dengan satu kata sebagai jawaban dari Neji mampu membuat hati Hinata kembali berdenyut.

"Kau tak ingin menemuinya?"

"Tidak sekarang."

"Kenapa?"

"..."

"Kau tak siap bertemu dengannya? Kau takut pada perasaanmu sendiri? Atau.."

"Aku akan menemuinya. Tapi bersama Kiba dan Shino." Hinata pertanyaan Neji tegas.

"Aa... Begitu, baiklah. Siang ini, saat jam makan siang di kedai Yakiniku, datanglah bersama mereka. Ada reuni untuk menyambut kepulangannya. Atau kau ingin datang bersama teman spesialmu itu?"

Blush!

"A-aku datang bersama Kiba-kun dan Shino-kun." Rona merah menjalar dipipi gadis itu setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Neji padanya.

.

.

Suasana di kedai Yakiniku terasa ramai saat Hinata menapakkan kakinya memasuki kedai tersebut. Bersamaan dengan Kiba dan Shino, Hinata mulai berjalan menuju salah satu meja yang berada di kedai itu. Meja yang terdapat para anggota Rookie sembilan dan... yah, termasuk pemuda dengan rambut kuning jabrik, pemuda yang selama ini menjadi acuan hidupnya, motivatornya, pahlawannya, dan cinta pertamanya. Cinta pertama? Huh! Rasanya ingin tertawa miris mengingat pernyataan cintanya tiga tahun yang lalu saat ia bertarung antara hidup dan mati mengorbankan nyawanya demi melindungi pemuda itu. Aneh memang, untuk apa dia melindungi orang yang jauh lebih kuat darinya. Sia-sia? Mungkin tidak. Karena setidaknya dia telah menyatakan perasaan yang ia yakini bertepuk sebelah tangan. Sungguh ironi. Hinata hanya tersenyum miris mengingat kepingan memori masa lalu yang tiba-tiba muncul dalam benaknya. Tanpa sadar, Hiata menghentikan langkahnya.

"Hinata.. Hinata... Hey! Kau masih disini kan?" Kiba melambaikan telapak tangannya di depan wajah Hinata.

"A-ah! I-iya Kiba-kun?" gelagapan Hianata menyahut panggilan Kiba setelah tersadar dari nostalgia singkatnya.

"Kau ini, di tempat ramai seperti ini masih bisa melamun. Dasar kau ini..." Kiba menggelengkan kepalanya melihat tingkah Hinata yang menurutnya aneh. Sementara Shino hanya terdiam.

"Ayo, mejanya sudah dekat." Kiba melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena rekan satu timnya itu diikuti Shino dan Hinata dibelakangnya.

"Hei kalian! Disini!" teriakan penuh semangat itu berasal dari pemuda enerjik, Rock Lee.

"Hinata-chan, duduklah disini." Tenten menepuk tempat duduk yang kosong disampingnya. Isyarat agar Hinata menempati tempat itu.

Hinata duduk dengan anggun disebelah Tenten. Ternyata semua anggota Rookie sembilan telah berkumpul. Kecuali Uchiha Sasuke yang memutuskan tidak akan pernah kembali ke Konoha. Dan yang menggantikannya adalah Sai.
Hinata memandangi teman-temannya yang terlihat bahagia. Ino dan Sakura yang terlihat antusias membicarakan sesuatu yang tidak ia pahami, Kiba dan Lee yang bertengkar kecil, Chouji yang asyik menikmati Yakiniku, Shikamaru yang menguap dan terlihat bosan. Shino yang terdiam sambil memperhatikan serangga kecil di tangannya, Tenten yang terus bercerita kepada Neji yang terlihat menyimak dengan tingkat antusiasme yang rendah, Sai dengan senyum palsunya, dan... ketika pandangannya tanpa sengaja bertatapan langsung dengan sepasang mata berwarna biru safir, Hinata langsung menundukkan kepalanya.

'Naruto-kun. Kami-sama, sanggupkah aku?'

.

.
TBC

.

.
A/N:
Halo semua, saya author baru di ffn. Salam kenal semua... XD
Sebenarnya udah lama nongkrong di ffn, tapi enggan bwat update fict. Dikarenakan kesibukkan dan minimnya tingkat rasa kepercayaan diri saya buat apdet T.T
Fict ini aku persembahkan khusus buat Nera-san yang udah nanyain fict ini selama hampir setahun. Gomen ne Nera-san~. Ini akun baru saya, akun lama (Miss Lavender) gak bisa dibuka T.T
Saya tahu fict ini tidak bagus, gaje, ide pasaran, abal, banyak typo, dan segala keburukan lainnya. Tapi... bolehkah saya meminta review dari readers semuanya? Saya tidak melarang siapapun untuk menjadi silent reader, tapi jika berkenan..

Review

P

L

E

A

S

E