Cuap-cuap author:

Hai semua, apa kabar?

Author lagi hepi nih coz idolanya author akhirnya resmi jadi presiden. Untuk merayakan hal itu, author bikin fict spesial ini. Mungkin bagi readers yang ngga ngikutin perkembangan Pemilu 2014 agak-agak bingung sama cerita ini. Soalnya isinya plesetan istilah-istilah politik selama proses Pemilu 2014. Tips dari author kalo kalian bingung, coba deh googling karena dagelan-dagelan politik ini author rangkum dari berita-berita di internet.

Btw, bagi readers yang kemarin ikutan nyoblos en ternyata pilihan kita beda, mohon jangan terlalu serius nanggapin fict author ini ya. Percayalah, author cuma bercanda en ngga ada maksud ngejelek-jelekin siapapun. Peace!

Anyway, feel free kalau mau PM saya.

Happy reading.

Disclaimer : Hetalia punya om Hide, saya cuma terinspirasi aja kok!

Summary : Untuk memeriahkan pelantikan bosnya yang baru, para nations Hetalia diundang buat ikut lomba ala 17 Agustusan. Gimana hebohnya mereka? Chekidot aja!

.

.

.

.

.

Inauguration

Preambule

"Hah? Ajak nation Hetalia main 17 Agustusan!?" tanya Indonesia.

Tubuh berkulit sawo matang yang sedang berdiri tegap itu terheran-heran. Sosok kurus lagi ndeso yang sedang duduk di kursi kehormatan di hadapan sang pemuda personifikasi Nusantara, yang tak lain dan tak bukan adalah bos barunya itu, tersenyum dengan senyuman yang khas. Sosok kurus berjidat lebar itu mulai saat ini resmi menjadi bos barunya Indonesia setelah proses serah terima jabatan dengan bos Indonesia terdahulu yang baru saja selesai dilaksanakan.

"Iya, ajak semua nations," ujar sang bos baru, "ajak lomba ala 17-an di halaman istana." lanjutnya.

Indonesia masih terheran-heran. Baru kali ini dalam sejarah per-Hetalia-an seluruh nation diundang untuk menghadiri inauguration alias pelantikan sang bos baru sekaligus mengundang mereka semua untuk berpartisipasi dalam lomba ala 17-an.

"Pak, kalau mereka ngga mau ikut lombanya gimana?" tanya Indonesia khawatir.

Maklumlah, biasanya bule-bule gitu kan agak-agak jaim. Kalau bule-bule itu ngga jaim pasti udah ikutan acara TV Bule Gila!

"Ngga lah, mesti mereka mau, wong diajak seneng-seneng mosok ngga mau?" ujar sang bos dengan logat Jowo yang khas.

Indonesia tahu bos barunya ini memang agak-agak 'beda' dengan bos-bosnya yang dulu-dulu. Agak-agak anti mainstream and out of the box gitu. Ketika bos yang dahulu sibuk berkutat dengan berkas-berkas di balik meja dan menunggu laporan dari anak buah, bos barunya ini malah sering 'blusukan', tapi blusukan dengan menjadi dirinya sendiri, ngga nyamar jadi tukang becak atau kernet angkot juga sih. Ketika bos yang dahulu sibuk gonjrang-gonjreng main gitar nyanyiin lagu slow, bos barunya ini asyik nongkrong di konser Metalica atau Lamb of God sambil ngacungin salam metal tiga jari. Ketika bosnya yang dahulu curhat sana-sini bahwa dia merasa tersinggung ketika para pendemo membawa kerbau dan menamai sang kerbau serupa nama dirinya, bos barunya ini cuma menanggapi dengan santai sambal ngomong, "Aku Rapopo" waktu difitnah habis-habisan oleh lawan politiknya. Dan yang paling unik dari bos barunya ini adalah beliau hobby bergumul dengan rakyatnya. Mungkin itu juga kenapa sang bos minta diadakan acara lomba ala 17-an sewaktu perayaan inauguration nya. Maksudnya supaya dekat dan berbagi kesenangan dengan rakyatnya. Namun kalau yang disuruh ikut lomba adalah para nation Hetalia, apa kata dunia?

Indonesia ingat, bos barunya itu pernah berpidato bahwa politik itu penuh keriangan. Politik itu di dalamnya ada kegembiraan. Politik itu ada kebajikan. Politik itu adalah suatu pembebasan. Mungkin hal inilah yang mendorong sang bos baru untuk merayakan momen inauguration sebagai momen berbagi kegembiraan ke seluruh rakyat dan ke seluruh penghuni jagad Hetalia.

Kalau dipikir-pikir memang pemilihan bos baru Indonesia kali ini terasa penuh warna, berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Istilah-istilah macam Terstruktur, Sistematis dan Massif (TSM), bocor, blek kempein, Roro Jonggrang dan Tangkuban Perahu, mencla-mencle, Adipura vs Kalpataru, dll jadi populer, bahkan masuk trending topic di jagad Twitter. Tahun 2014 ini pulalah terjadi keajaiban alam dimana rakyat yang mayoritas golput permanen alias mereka yang ngga milih kandidat calon bos, tiba-tiba berubah dan akhirnya menyalurkan aspirasinya. Dan pada pemilihan bos kali ini baru terjadi yang namanya inauguration.

Btw, tahu inauguration? Kalau bahasa keren ala-ala birokrat sih bilangnya 'sertijab' alias serah terima jabatan. Intinya pejabat lama menyerahkan jabatannya pada pejabat yang baru. Kalau dalam konteks bosnya Indonesia, bos lama menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya pada calon bos baru yang 5 tahun ke depan akan memimpin negeri Zamrud Khatulistiwa itu. Selama ini, pergantian bosnya Indonesia tak pernah diwarnai inauguration di mana bos lama menyambut penggantinya secara terhormat, demikian pula sebaliknya bos yang lama dilepas secara terhormat. Zaman bos-bos sebelumnya boro-boro ada seremoni inauguration. Dalam sejarah, pergantian bosnya Indonesia di negaranya tidak pernah berlangsung dalam suasana yang damai. Justru sebaliknya, selalu diwarnai situasi konflik. Pergantian bos pertama ke bos kedua pada 1967, disusul bos kedua ke bos ketiga pada 1998, bos ketiga ke bos keempat pada 1999, berlanjut pada bos keempat ke bos kelima pada 2001, dan terakhir dari bos kelima ke bos keenam pada 2004, rakyat ngga melihat inauguration serah terima jabatan. Rakyat malah disuguhi absennya bos lama dalam upacara pelantikan bos baru. Bahkan, rakyat tak jarang malah disuguhi sebuah ekspresi kebencian, dendam, dan luka.

Padahal dalam kacamata seorang Indonesia, seorang bos tidak boleh melihat penggantinya sebagai lawan politik, jika kebetulan dia berasal dari partai politik yang berbeda. Sebab, apabila seorang bos melihat proses suksesi kepemimpinan nasional dari kacamata politik, maka besar kemungkinan dia tidak akan mendukung penggantinya, dan justru berpikir bagaimana cara untuk mengganjal dan membuat pemerintah baru berjalan terseok-seok. Seorang mantan bos, sudah selayaknya memposisikan diri sebagai "bapak bangsa", sebagai lumbung ilmu dan kearifan bagi bos penerus. Pengalaman memimpin negara besar seperti Indonesia, sangat berarti bagi bos-bos di masa mendatang. Dengan pengalamannya, dia bisa memberi perspektif pemikiran secara jernih dan objektif, yang akan memperkaya pengetahuan bos baru dalam merumuskan kebijakan terbaik bagi rakyatnya. Makanya, Indonesia sangat berharap pergantian bos kali ini menjadi momentum lahirnya sebuah tradisi baru. Sebuah tradisi yang mempertontonkan semangat saling menghormati dan menghargai, tradisi yang mampu melepaskan sekat-sekat politik dan kepentingan, serta tradisi yang akan membuat persatuan dan ikatan kita sebagai bangsa semakin kokoh.

Ah, kenapa Indonesia jadi orasi politik begini? Nanti readers jadi keder.

"Baik, Pak." ujar Indonesia setelah berkontemplasi beberapa jenak.

Pemuda Asia Tenggara itupun beranjak pergi untuk melaksanakan perintah pertama bos barunya, yaitu melaksanakan lomba 17-an ala Hetalia.

...

...

...

Let The Games Begin

"Terima kasih bagi para nations yang telah bersedia untuk uhuk-dipaksa-uhuk memenuhi undangan." kata Indonesia agak canggung di depan podium membacakan sambutan bagi hadirin.

Hari itu semua terasa istimewa. Istana megah itu dihiasi macam-macam bunga beraneka rupa yang cantik. Di halaman istana yang luas itu dibuat tenda besar untuk menampung para undangan, termasuk para nations Hetalia. Di hadapan Indonesia yang sedang berpidato, telah berkumpul para nations Hetalia. Ada nation yang masih eksis sampai zaman sekarang macam Germany, Hungary, Italy, Greece, dll, sampai nation yang udah ngga eksis lagi kaya Prussia, Roma Antique dan Germania. Semuanya kumpul bersama para undangan. Animo masyarakat yang hadir pun cukup besar. Mereka memenuhi lapangan bagian luar, tumpah ruah hampir ke badan jalan depan istana, bahkan ada yang nekad nangkring di atas pohon. Usut punya usut, setelah diselidiki, katanya mereka penasaran nonton lomba 17-an yang diikuti oleh para bule. Jarang-jarang dapat hiburan topeng monyet gratisan!

"Dalam rangka memeriahkan inauguration tahun 2014 ini, kami akan mengadakan lomba-lomba menarik sebagai berikut…" lanjut Indonesia sambil memegang secarik kertas.

"Lomba makan hati, lomba balap cepet-cepetan nikah, lomba panjat pinang dibelah dua, lomba tarik hati gebetan, lomba belah duren, lomba mewarnai hati yang kelam, lomba memancing di air keruh, hah!?…"

Alis Indonesia berkerut demi mendengar nama-nama lomba yang aneh itu. Begitu juga para hadirin yang langsung berbisik-bisik, bingung dengan pidato yang dibacakan Indonesia.

"Oh, maap, sodara-sodara, saya salah baca, ini tadi status FB-nya protokoler yang lagi galau karena abis diputusin pacarnya, tehehehe…" Indonesia cengar-cengir gaje.

Makanya kalau lagi baca pidato yang serius, jangan disambi baca FB!

"Wuuuu…" hadirin menyoraki.

"Ada 6 lomba, yaitu lomba makan kerupuk, balap karung, panjat pinang, masak, kelereng dan memasukkan pensil ke dalam botol." papar Indonesia serius.

"Penampilan seluruh nations yang ikut berpartisipasi akan divoting oleh penonton, nation mana yang paling disukai penampilannya oleh penonton, dia yang akan keluar sebagai juara umum."

"Dan hadiah bagi juara umum adalah menginap semalam di rumah Indonesia, tapi di kamar mandi…" Indonesia kembali mengernyitkan alis. Begitu pula para hadirin.

Sang pemuda berambut ikal itu menoleh ke arah belakang mencari sosok protokoler istana yang bertanggung jawab terhadap naskah yang dibacanya. Sosok yang dicari itu malah cengar-cengir sambil menunjuk-nunjuk ke arah bawah, "baca lanjutannya di bawah…" bisiknya.

"Maaf, maksudnya berhadiah kencan sehari dengan Indonesia, plus akomodasi tiket commuter line untuk jalan-jalan keliling jabodetabek,…heh!?" Indonesia kembali bingung dengan teks yang dibacanya. Kembali ia menoleh ke sosok sang protokoler. Namun sang protokoler malah nyengir sambil mengacungkan jempol.

"Shit, apa maksudnya nih!?" Indonesia berbisik berang. Emangnya doi barang, dijadikan hadiah bagi nation yang juara. Sorry dorry morry! "Gue ngga mau!" semprotnya pada sang protokoler sambil tetap bisik-bisik.

Sang protokoler, sambil masih mesem-mesem, berusaha menenangkan Indonesia dan menyuruh pemuda ikal itu melanjutkan pidatonya.

"Plus voucher masuk Dunia Fantasi di Ancol, voucher makan di warteg terdekat, dan pulang ke bandara diantar naik bus Damri…wanjir!" lanjut Indonesia. Doi geleng-geleng keki, "Sialan si protokoler, gue dikerjain!" batinnya.

Indonesia yang keki berat langsung balik badan ke arah sang protokoler lalu mengacungkan tinju seolah berkata, "Awas, pulang gue tunggu loe!"

Sang protokoler istana langsung deg-degan demi melihat wajah ganteng Indonesia yang berubah jadi sangar. Walaupun terlihat kalem, cool dan 'nrimo apa adanya, ternyata Indonesia bisa galak juga.

"Baiklah, untuk menyingkat waktu mari kita mulai saja dengan lomba pertama, yaitu lomba makan kerupuk!" ujar Indonesia riang, padahal dalam hati masih sebel.

Hadirin bertepuk tangan riuh. Para nations kontestan yang akan ikut lomba segera memasuki lapangan.

Di lapangan sebelah kanan panggung tampak tali panjang direntangkan. Di sepanjang tali itu tergantung kerupuk bolong-bolong berwarna putih berdiameter 15 cm. Dari kanan ke kiri tampak Romano, Japan, Iceland dan Norway sebagai peserta lomba. Peraturannya simple saja, siapa yang paling duluan menghabiskan kerupuk dalam waktu 2 menit, dia yang akan keluar sebagai pemenang. Tampak seorang juri tengah menjelaskan peraturan lomba pada masing-masing kontestan yang didampingi penerjemahnya. Setelah masing-masing kontestan paham dan terlihat mengangguk-angguk-entah mengangguk karena mengerti atau karena latah ikut-ikutan aja- barulah sang juri mempersiapkan stop watch.

"Yak, mulai!" ujar sang juri semangat. Peluit tanda lomba mulai ditiup.

Hadirin dan masyarakat yang menonton tampak antusias. Mereka bertepuk tangan sambil menyemangati para bule yang dengan bodohnya mau aja dipaksa ikutan lomba 17-an. Entah kenapa mereka jadi terlihat culun.

Di sudut paling kanan tampak Romano yang sedang bersungut-sungut dengan muka ditekuk tujuh. Personifikasi negeri mafioso dengan ahoge di bagian poni depan itu sebel karena kerupuknya diikat terlalu tinggi. Padaha kan secara postur tubuh, doi ngga tinggi-tinggi amat, apalagi sampai disamakan dengan Germany atau Russia. Apa doi musti minum HiLo dulu biar nyampe? Doi langsung berprasangka buruk bahwa dirinya sedang dicurangi supaya kalah dari lomba.

Japan sang personifikasi negeri matahari terbit selalu formil dalam segala kesempatan. Padahal dalam kondisi lomba kaya gini, ngga perlu juga berformil-formil-ria. Rupanya sang pemuda berambut hitam berponi itu menganggap lomba makan kerupuk itu seperti upacara minum teh, pakai acara nunduk-nundukin badan khas negeri sakura. Bisa ditebak, sampai waktu habis kerupuknya masih utuh!

Iceland, sang personifikasi negara Nordik yang terletak di sebelah barat Laut Eropa adalah seorang pemuda yang selalu memancarkan aura dingin. Entah karena memang bawaan oroknya selalu tampil cool, atau memang negaranya yang terletak di belahan bumi utara dan banyak salju membuat sifat personifikasinya itu ikut-ikutan cool. Alhasil kerupuk yang akan dimakannya terkena efek cool sensation yang terpancar dari auranya sehingga beku kaya es batu. Iceland pun jadi ngga bisa makan kerupuknya. Sampai peluit dibunyikan pertanda waktu habis, sang kerupuk masih utuh tak tersentuh sedikitpun.

Ssstt…ternyata Norway, pemuda cool asal negara Nordik, yang juga bersaudara dengan Iceland itu diam-diam memakai magic sehingga kerupuknya bisa habis dalam sekejap tanpa susah-susah mengunyah en belepotan. Mungkin dimakan sama troll dan fairies yang ngga kelihatan.

"Pemenangnya adalah…Norway!" ujar sang juri sambil mengangkat tangan kiri Normay tinggi-tinggi.

"Curang! Curang! Curang!" Romano yang ngga terima kekalahannya langsung protes.

"Si Norway curang pake ilmu sihir! Gue ngga terima! Pokoknya lombanya harus diulang! Gue menggugat!" sang italiano mafioso itu jerit-jerit sambil nunjuk Norway.

Demi melihat anak buah plus yayangnya jejeritan dengan muka mau nangis, Spain jadi ngga tega dan ikutan ngebelain Romano.

"Iya, gue dukung lomba makan kerupuk diulang!" teriak Spain membahana. Tiba-tiba cowok latin yang hobby main Matador itu menyeruak dari barisan penonton sambil membawa kapak.

Romano menoleh ke arah oyabun yang diam-diam ditaksirnya itu dengan ge-er. Jantungnya berdebar karena ternyata sang conquistador membelanya.

"Tapi makan kerupuknya di piring, pake nasi, opor ayam dan rendang bikinannya Indonesia, tehehehe…" tambah Spain nyengir.

Sedetik kemudian, melayanglah kerupuk es batu milik Iceland ke jidat Spain.

Italy yang juga saudara dari Romano turut membela kakaknya, "Ve, aku juga dukung fratello! Pokoknya fratello harus menang!"

Portugal, sesama anggota Iberian Brothers, bersaudara dengan Spain juga ikutan memberi dukungan, "Iya, percuma menang kalau dengan cara curang!"

Walah, ini kenapa jadi kaya Koalisi Merah-Kuning-Hijau di langit yang biru ya?

Akhirnya karena koalisi ini berkoar-koar berisik, mereka diberi peringatan keras oleh ketua juri bahwa keputusan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Jika mereka membuat kegaduhan lagi maka mereka akan diusir dari ruang sidang-eh salah-dari halaman istana.

"Udah, jangan nangis lagi, ini buat kamu," Spain membujuk Romano yang masih cemberut dan memberinya permen, sebagai penghibur.

Namun permen itu ditepisnya. Rupanya Romano masih belum legowo dengan kekalahannya. Menyadari anak buahnya yang sangat istimewanya itu masih ngambek, Spain mencoba menghiburnya dengan memberi tebak-tebakan ngasal.

"Menang tapi sombong itu namanya jumowo, kalah tapi menerima itu namanya legowo, kalau kalah terus ngga terima namanya apa hayo?" tanya Spain pada Romano.

Romano ngga menjawab, hanya melirik sinis.

"Itu namanya Romanowo, tehehehehe..." jawab Spain garing.

Sedetik kemudian sebuah hp merek Sungsam melayang dan mendarat di jidat Spain.

"Ngga usah sok ngelucu deh, Spain bastard!" kata Romano ketus.

Demi melihat Romano yang masih cemberut, akhirnya Spain memberinya kado teristimewa.

"Walaupun ngga jadi juara lomba, kamu tetap jadi juara di hatiku…" bisik sang oyabun ala Raja Gombal.

Romano hampir saja menampar sang personifikasi negara passion itu karena masih saja berusaha meledeknya, ketika tiba-tiba sang pemuda berambut ikal itu mendekat dan melabuhkan bibir lembutnya. Ya, Spain mencium bibir Romano. Pemuda Italia itu terbelalak kaget. Ia tak menyangka Spain akan menciumnya di muka umum. Namun Spain tak peduli dan melanjutkan aksinya. Romano yang tengsin berat meronta-ronta berusaha melepaskan bibirnya. Namun tangan berkulit eksotis milik Spain merengkuh erat wajahnya tak mau menghentikan ciumannya.

Hadirin-terutama kaum fujoshi-menjerit heboh. Senang rasanya mendapat fan service gratisan. Indonesia yang berdiri di podium bersebelahan dengan sang bos baru cuma bisa face palm.

Dasar bule gila, batinnya!

TBC~