New Prince Of Tennis With Girl

Disclaimer : Konomi Takeshi sensei. Kalau punya Saya, RyoSaku jadian dan Atobe direbutin sama Sanada/Tezuka.

Summary : Bagaimana kalau Sakuno dan Tomoka kembali membantu di Tennis Camp? Dengan Team tennis yang lebih kuat lagi! U-17 Japanese Selection Camp, here we go.

Warning : straight, shonen-ai, AR (Alternate Reality), OOC, typo, gaje, Manga spoilers! dll

Pairing : Straight KinSakuRyo, shonen-ai SanaAtoTezu dll

Timeline : Setelah Chapter 49 hal. 8 New Prince Of Tennis, kedepannya AR. Di fic ini mereka dikasih waktu istirahat seminggu, jadi abis Chapter 49 yang perang bantal, mereka gak langsung ketemu sama 1st Stringer tapi istirahat/main. 1st Stringernya juga baru datang seminggu setelah chapter 49 hal. 8, jadi hal 9 kebelakangnya lumayan berbeda. Tapi sebenarnya saya juga bingung, pas hal. 7 itu mereka baru satu hari apa udah berhari-hari. #author ribet. Kalau ada yang tidak mengerti timelinenya, silahkan baca New prince Of Tennis di MangaFox dan kalau ada yang tahu, udah berapa hari itu, kasih tahu saya ya :D

Note : U-17 Japanese Selection Camp saya pendekin jadi U-17 Camp.


~ Taman, 07.30 ~

"Mou, Obaachan. Apakah benar tidak apa-apa Aku membantu disana? Aku tak ingin merepotkan Senpai-tachi."

Seorang gadis beramput coklat panjang dikepang, melirik kanan dan kirinya dengan cemas. Handphone yang berada didepan telinga kanannya dipegangnya dengan erat. Beberapa kosakata terbata-bata ia ucapkan. Gadis itu terlihat sangat panik dan gugup. Membuat orang-orang yang berpapasan dengannya meliriknya kebingungan. Membuat sang gadis semakin panik.

Tiba-tiba…

Gadis itu terpekik kencang, handphone-nya terlempar ke sembarang arah, tubuhnya yang tak kuat dengan adrenalin tubuhnya yang tiba-tiba terpacu –yang sangat jarang terjadi- terkulai lemah. Wajahnya siap 'berciuman' dengan tanah. Hampir tak ada seorang pun yang sempat bereaksi untuk menangkap tubuhnya.

Hampir.

0-0

Ryuzaki Sakuno, cucu dari Ryuzaki Sumire yang merupakan pelatih tennis Seishun Gakuen, membuka matanya perlahan, kebingungan merasakan tidak ada area ditubuhnya yang sakit. Bukannya seharusnya dia merasakan sakit karena terjatuh?

"Ryuzaki-san, daijoubu?" sebuah suara asing menyadarkannya dari lamunannya. Sakuno mendongak, bertemu pandang dengan penyelamatnya.

"Siapa?" bisik Sakuno, masih terlalu terkejut dengan segala yang terjadi. Pemuda berkacamata itu tersenyum, "Aku Kimijima Ikuto dari U-17 Camp, aku ditugaskan untuk menjemputmu, Ryuzaki-san." Jawab pemuda tersebut.

Sakuno mengangguk mengerti, dibantu Kimijima, Sakuno melangkah pelan-pelan menuju kursi yang berada didekat mereka. Bernafas lega, Sakuno berusaha rileks. "Ano, apakah kita berangkat sekarang atau …" sebuah tangan terjulur didepan wajah Sakuno, tangan itu terkepal, seperti sedang menggengam sesuatu, lalu kepalan tersebut terbuka, memperlihatkan benda yang sangat dikenal Sakuno. Handphone pink-nya!

"Arigatou!" ucap Sakuno riang, sembari menyambar handphone-nya. "Hn." Balas sang pemilik tangan dingin. Sakuno mendongak, menemukan wajah yang asing, wajahnya tidak terlalu ramah, sehingga Sakuno segan bertanya mengenai dirinya, jersey yang dipakainya cukup sebagai informasi kalau dia adalah atlet U-17 Camp.

"Kau sudah membaik?" Tanya pemuda tersebut, Sakuno menggangguk. Pemuda berwajah kurang ramah melirik Kimijima yang membalasnya dengan anggukan.

"Nah, Ryuzaki-san, kalau begitu mari kita ke rumahmu untuk mengambil barang-barangmu."

Sakuno mengangguk, dibantu kedua pemuda yang memposisikan diri berada disamping kanan-kiri Sakuno, mereka menuju kediaman Ryuzaki.

0-0

"SAKUNO!" Sakuno hampir tersandung ketika mendengar teriakan yang sangat mengejutkan itu, walau seharusnya dia sudah terbiasa. Didepan rumahnya, Osakada Tomoka sudah siap dengan tas besarnya.

"Tomo-chan," dengan sedikit berlari Sakuno menghampiri dan memeluk sahabatnya. Tomoka mengernyit bingung, kenapa sahabatnya bersikap aneh seperti ini? Dia melirik kedua orang yang berada dibelakang Sakuno, keduanya memakai jersey yang sama.

"Siapa kalian? Dari tim Tennis mana?" tanyanya penasaran. Pemuda yang berwajah ramah tersenyum padanya, membuatnya sedikit blushing. "Aku Kimijima Akito dari U-17 Camp. Aku diperintahkan untuk menjemput kalian berdua." Jelasnya, Tomoka mengangguk mengerti, namun tak urung dia melirik pada seseorang yang berada disamping Kimijima, "Dan kau?" liriknya curiga, hening, hampir 5 menit tak ada suara. Tomoka mulai kesal. "Ck, kalau tak mau menjawab ya sudah. Ayo, Sakuno. Kau pasti belum menyiapkan apapun. Kimijima-san dan temannya mari masuk."

Kedua gadis cheerleader bergandengan tangan masuk kedalam halaman, Sakuno dengan sedikit bergetar mencari kunci dan membuka pintu, kedua atlet U-17 mengekor dibelakang.

0-0

"Silahkan duduk. Akan kusiapkan teh dan kudapannya." Ucap Sakuno ramah, berjalan menuju dapur. Tomoka sudah beranjak dari tadi menuju lantai dua, untuk membantunya menyiapkan pakaian dan sebagainya.

"Terima kasih, Ryuzaki-san. Tapi tidak usah, kita harus segera bergegas. Kalau bisa setengah jam kau sudah siap."

Sakuno berhenti melangkah, saking terkejutnya, dia sedikit berteriak. "EH? Benarkah? Kalau begitu permisi." Segera Sakuno menuju kamarnya. Dan dalam kisaran waktu 30 menit, terdengar kekisruhan di kediaman Ryuzaki.

0-0

"Sudah siap?" Tanya Kimijima, Tomoka mengangguk pasti terlihat sangat bersemangat seperti biasanya sedangkan Sakuno masih cemas, takut-takut ada barang yang lupa ia bawa. Kimijima tersenyum melihat tingkah laku Sakuno. "Jemputan baru akan datang tiga menit lagi. Silahkan, lihat-lihat kembali barang bawaanmu."

"Ti… Tidak usah, aku yakin aku sudah membawa semua yang kuperlukan." Ucap Sakuno, terdengar getaran disuaranya, tanda ia gugup.

"Baiklah kalau begitu, sebaiknya kita menunggu didepan pagar saja." Berusaha menahan tawa, Kimijima membuka pintu. Tomoka dan Sakuno keluar beriringan, atlet berwajah tak ramah yang keduanya tidak tahu namanya, mengikuti.

0-0

Tepat tiga menit, sebuah mini bus muncul dari belokan, mengarah menuju mereka. Tepat ketika pintu depan berada didepan mereka, bus berhenti dan pintu depannya terbuka secara otomatis. Seseorang keluar dari bus, tanpa mengeluarkan suara, memasukkan tas Sakuno dan Tomoka kedalam bagasi. Kimijima membantu kedua gadis masuk kedalam bus.

Sakuno mengerjapkan mata berkali-kali. Dari apa yang dijelaskan Neneknya ditelepon beberapa waktu yang lalu, yang menjemputnya adalah 1st U-17 Team, dan tak menyangka kalau orang-orangnya seperti ini.

Berusaha megacuhkan pikiran-pikiran aneh yang tiba-tiba muncul dipikirannya, Sakuno mencari dua buah kursi kosong untuknya dan Tomoka. Namun,

Apakah dua kursi yang tersisa di bus terpisah?

Oh, god. Dia harus duduk dengan salah satu anggota team?

Sepertinya Tomoka juga menyadarinya, keduanya saling pandang. Bingung.

"Mmm… ano, Ryuzaki-san, kau bisa duduk disamping yang berhoodie," Kimijima menunjuk seorang pemuda yang memakai tudung jaket, jari jemarinya memainkan jeruk, pandangannya menatap keluar jendela, dia tidak terlihat buruk. ".. Dan Osakada-san kau bisa duduk dengan Akiba-san." Kimijima menujuk kembali ke seorang pemuda, dia memakai topi terbalik –seperti Shishido-san dari Hyoutei- dan matanya tertutup, namun Sakuno yakin dia tidak tertidur. "Dia seperti Yanagi-san dari Rikkai" pikir Sakuno, sedikit khawatir mengetahui sahabatnya duduk dengan orang seperti Akiba-san.

"Oke, bye Sakuno." Walau sedikit kecewa tidak bisa satu bangku dengan Sakuno, Tomoka yang memang selalu kelewat ceria, dengan santai berjalan kearah Akiba yang sepertinya tidak peduli. Well, hampir semua atlet tidak ada yang melihat dua kali kearah kedua pendatang, tak ada yang peduli ataupun tertarik.

Sakuno duduk disamping pemuda berhoodie, diliriknya sang pemuda beberapa kali, dia tampak cuek dan mungkin tidak tahu ada seseorang yang duduk disampingnya, beberapa menit kemudian pemuda itu menutup matanya dan dengan nyaman menyender dibangkunya.

"Mungkin dia sudah tidur?" batin Sakuno, "Mungkin sebaiknya aku juga tidur agar tidak kelelahan saat sampai," dan Sakuno memejamkan matanya, dan langsung terlelap menuju ke alam mimpi. Tak mengetahui kalau pemuda disebelahnya tidak tidur dan sedang menatapnya. Pemuda itu menggumam, suara terdengar riang, "Sa-chan, hm?"

To be Continued


LOL

Gimana? Menurut reader menarik gak? Saya campurin shonen-ai sama Straight ada yang gak suka? Saya kurang suka Ryoma yaoi sih, dan memang saya suka straight Sakuno, jadinya saya pairingin mereka, walau gak begitu suka *TezuSaku lovers*.

Terima kasih banyak bagi yang meluangkan waktu untuk membacanya, dan saya semakin berterima kasih bagi yang meninggalkan review :)