Title: Different
Pair: ChanHun (Chanyeol-Sehun)
Other pair: temukan saja di dalamnya
Genre: YAOI of course, INCEST, romance
Rate: M
ChanHun
.
.
.
.
.
Ketika mendengar Ibu bercerita tentang masa lalu, kini aku mengerti kenapa hyung tidak pernah mau bicara atau bermain denganku saat masih kecil.
Hubungan Ayah dan Ibu tidak pernah disetujui oleh Grandma Nenekku dari pihak Ayah. Keluarga Ayah adalah keluarga pebisnis sukses yang kaya raya. Saat hyung masih berada dalam kandungan Ibu, Ibu terpaksa tinggal bersama Ayah di rumah Grandma karna pernikahan yang terlalu mendadak akibat Ibu hamil lebih awal.
Ibu tertekan dan menahan batin selama tinggal di rumah Grandma karna Grandma tidak pernah setuju Ibu menjadi menantunya. Namun, Grandma telah memutuskan bahwa hyung tetap akan menjadi pewaris karna bagaimanapun juga hyung adalah cucu pertamanya.
Ibu tidak sedikitpun bahagia mendengar bahwa putra pertamanya akan menjadi pewaris. Sampai akhirnya hyung lahir ke dunia, Grandma benar-benar memberikan segala kemewahan dan kekuasaan untuk cucu pertama yang nantinya akan meneruskan bisnis hebat keluarganya.
Grandma memberikan semua yang hyung inginkan. Ibu senang karna hyung tetap menjadi anak yang baik dan terdidik. Hyung tetap menyayangi Ibu meskipun Grandma sering menghina Ibu di depan hyung. Ibu senang karna hati hyung masih terbagi untuknya.
Tidak diduga, Ibu hamil untuk yang kedua kalinya. Ibu mengandungku yang beriringan dengan munculnya pelik. Grandma sudah terlalu menyayangi cucu pertamanya, dan dia tidak mau lagi menerima cucu baru dari rahim Ibu. Ibu membujuk Ayah untuk keluar dari rumah Grandma.
Awalnya Ayah setuju untuk ikut Ibu. Mereka berdua membawa hyung juga diriku yang masih berada dalam kandungan Ibu keluar dari rumah Grandma, pindah ke suatu tempat dimana Ibu memilih rumah yang sederhana. Sampai aku lahir, Ayah masih bekerja di tempat yang tidak senyaman perusahaan keluarga Grandma.
Hyung tetap merasa senang karna masih bersama Ibu, tapi ia murung karna meninggalkan semua kemewahan yang biasa diberikan oleh Grandma. Hanya beberapa mainan mahal dari Grandma yang berhasil Ayah bawa untuk hyung.
Aku berusia empat tahun dan hyung berusia sebelas tahun. saat itu aku dengan samar mengingat sering mengajaknya bermain namun hyung selalu mengabaikanku. Ketika aku memegang mainan mahalnya yang diberikan oleh Grandma, hyung akan merebutnya dari tanganku dan memainkannya sendirian.
Ibu bilang ia sering menangis melihat sikap hyung yang berubah sejak mereka keluar dari rumah Grandma. Hyung menjadi sosok yang murung dan jarang tersenyum. Ibu juga sedih karna sepertinya hyung tidak suka dengan kehadiranku sebagai adiknya.
Datang hari dimana Ayah tidak sanggup lagi hidup serba kekurangan bersama Ibu, dia memutuskan untuk kembali ke rumah Grandma yang memang masih menunggu Ayah untuk kembali dan menjalankan perusahaan. Ia berkata, Itu adalah saat dimana Ibu benar-benar terpuruk. Ibu harus mencari pekerjaan untuk menghidupi aku dan hyung, untuk menghidupi kami bertiga.
Tapi tiba-tiba suatu malam, Grandma datang ke rumah membawa sebuah surat untuk Ibu tanda tangani. Yaitu surat cerai dari Ayah. Ibu setuju untuk tanda tangan karna Ibu bilang juga telah sakit hati pada keputusan Ayah pergi meninggalkan kami. Lalu hal yang membuat Ibu tidak setuju adalah ketika Grandma memutuskan untuk membawa hyung ikut bersamanya. Itu adalah keputusan sepihak karna Grandma merebut hyung secara paksa sampai Ibu menangis mengejar mobil mewah Grandma yang telah pergi jauh membawa hyung.
Aku menangis. Ibu menceritakan semuanya padaku justru dengan senyuman tegar yang berbanding terbalik dengan tangisanku. Sampai sekarang aku dan Ibu hanya tinggal berdua tanpa ada hubungan lagi dengan keluarga Ayah. Hyung ataupun Ayah juga tidak pernah menghubungi kami sama sekali.
Dari cerita itu aku mengerti mengapa hyung tidak mau berbicara sedikitpun padaku ketika kami masih kecil. Hyung telah silau pada kemewahan yang ditawarkan oleh Grandma.
.
.
.
.
.
Ini adalah hari ulang tahun Ibu. Setelah merayakannya bersama dengan memakan kue tart yang lezat buatan toko kue langganan Sehun, Ibu menyuruh Sehun untuk istirahat karna Sehun memang baru saja pulang kuliah. Akhirnya Sehun menuruti Ibunya, dia masuk ke kamar dan segera membersihkan diri sebelum nantinya akan tidur.
Tapi setelah Sehun selesai, tidak sengaja dia mengintip sang Ibu yang masih duduk di sofa ruang tengah apartemen sederhana mereka. perlahan Sehun dapat mendengar suara isakan tangis yang pelan berasal dari Ibunya.
Iya, Sehun tau pasti Ibunya merasa sangat rindu pada hyung atau mungkin juga rindu pada Ayah ─entahlah. Ia sering menemukan Ibunya yang menangis diam-diam karna beberapa sebab yang terkadang tidak bisa Sehun tebak. Itu lah yang membuat Sehun berjuang untuk belajar dengan rajin hingga terus mendapatkan beasiswa selama ia bersekolah dan mengurangi sedikit beban Ibunya.
Sejujurnya Sehun tidak pernah merasa rindu atau apapun yang menjurus ke arah perasaan menjijikan pada Ayah dan hyungnya. Justru Sehun membenci mereka yang tidak mau lagi menganggap Ibu dan dirinya berada di dunia ini. Sehun selalu berharap dan berdoa pada Tuhan agar tak lagi bertemu dengan Ayah, Grandma, dan hyung.
Sehun berjanji akan membuat Ibunya bangga pada dirinya, Sehun bertekad untuk membahagiakan Ibunya tanpa bantuan orang lain.
ChanHun
Sehun keluar dari toko kue langganannya. Setiap pulang kuliah biasanya dia akan membelikan kue untuk Ibu. Dia harus berjalan cepat karna langit terlihat mendung, sepertinya akan hujan dan Sehun akan cepat demam jika terkena hujan.
Kaki rampingnya sampai di depan pintu flat apartemen yang terlihat sangat nyaman dari luar. Sehun masuk ke dalam, "aku pulang~" ucapnya. Dia melepas sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah yang sudah tersedia. Namun matanya terpaku heran pada sepasang sepatu hitam mengilat yang terlihat mahal.
Itu produk Lacoste karna Sehun bisa melihat logo khas di sepatu itu. siapa yang datang? Ia jadi penasaran dan akhirnya melangkah masuk ke dalam. Sehun baru sadar ia mendengar suara tangisan Ibunya yang terisak pelan ─seperti biasanya jika sang Ibu menangis.
Tubuhnya langsung terpaku menemukan Ibunya tengah berpelukkan dengan sosok pria berkemeja putih dengan tinggi yang begitu semampai juga terlihat tubuhnya yang besar (atletis) sehingga Ibunya nampak tenggelam dalam pelukan pria itu. Ibunya menangis tersedu-sedu sambil mengusap punggung pria tersebut.
"Ibu? Apa-apaan ini?" suara Sehun sedikit meninggi karna ia betul-betul bingung dengan situasi yang terjadi sekarang.
Wanita cantik itu refleks melepas pelukannya dengan si pria. "Sehun, kau sudah pulang rupanya. maaf Ibu tidak mendengar suaramu" Ibunya masih menangis sambil menggenggam erat tangan pria itu. sebenarnya siapa dia? Dalam hati Sehun bertanya-tanya, apakah ia pacar Ibunya?
Tapi Sehun kini dapat melihat wajah pria itu yang juga membalas tatapan Sehun. Raut wajahnya yang tampan ─sudah pasti pria ini masih muda, rambut kecoklatan, matanya yang sedikit lebih besar dari orang Korea pada umumnya... Sehun seperti pernah melihat pria ini namun ia lupa pernah melihatnya dimana.
"Ibu, siapa dia?" Sehun bertanya kembali.
Tatapan Ibunya berganti-ganti memandang pria itu lalu memandang Sehun lalu kembali memandang pria itu, Ibunya seperti gugup dan bingung.
"jelaskan padaku, Ibu" tekan Sehun sekali lagi.
"Sehun.." panggil Ibunya lembut, "..ia adalah hyungmu, kau masih ingat kan?"
Bagai tersambar petir─ oh bukan, itu memang petir sungguhan yang menggelegar diluar sana karna sekarang hujan lebat turun tiba-tiba. Sehun mengatupkan rahangnya dengan tatapan nanar ke arah pria tegap yang masih setia membalas genggaman tangan Ibunya. Tanpa sadar Sehun mengepalkan kedua tangannya sampai buku-buku jarinya memutih.
"dia datang kesini untuk bertemu kita, Sehun" Ibunya meneteskan air mata lagi lalu beralih menatap pria yang ternyata adalah hyung Sehun. "entah apa lagi yang harus Ibu katakan, Ibu sangat sangat merindukanmu, putra sulung Ibu" Ibu kembali memeluk hyung dengan erat namun sambil bernapas lega karna dapat bertemu lagi dengan putra pertamanya setelah bertahun-tahun terpisah.
Dalam pelukannya, hyung menatap mata Sehun lagi. Sehun tidak dapat menebak apa maksud dari tatapan hyung karna Sehun pun tidak peduli. hyung datang lagi atau tidak dalam kehidupan Sehun dan Ibu itu ada pengaruhnya untuk Sehun. Persetan dengan putra sulung pewaris kekayaan yang sudah kembali, Sehun memilih masuk ke kamarnya tanpa berkata apapun lagi.
Malas melihat momen temu kangen Ibu dan hyungnya.
Malas menatap wajah hyung terlalu lama karna Sehun membencinya.
Iya, membenci Park Chanyeol.
.
.
.
.
.
Chanyeol duduk di lantai kayu yang hangat itu, tubuhnya sedikit membungkuk karna kini ia menyandarkan kepalanya dengan nyaman di atas pangkuan Ibu sementara kedua lengannya memeluk erat pinggang sang Ibu seakan tidak mau dilepaskan selamanya.
Ibu tersenyum sesekali mengusap rambut kecoklatan putra sulungnya, betapa ia rindu pada Chanyeol yang sudah tidak dia temu bertahun-tahun. "tidak disangka kau tumbuh sebesar dan setampan ini" ujar Ibu.
"berkat doa dari Ibu" hanya itu jawaban Chanyeol.
"mengapa kau baru menemui Ibu sekarang?" raut wajah Ibu berubah menjadi sendu, senyumnya mengendur.
Chanyeol terdiam pada awalnya, bingung harus menjawab apa lagi. ia adalah anak yang durhaka, anak yang tidak pantas menerima doa dari Ibunya, bahkan tidak pantas disayang lagi oleh Ibunya. "aku minta maaf, Bu"
Ibu tidak menjawab, hanya menikmati helai kecoklatan Chanyeol yang begitu halus menjuntai. Sudah lama ia mendamba mengusap rambut putra sulungnya ini.
"aku lupa pada Ibu karna terlalu sibuk dengan ambisiku, maafkan aku. aku berjanji akan menjadi anak berbakti untuk Ibu mulai dari sekarang" Chanyeol meneteskan air matanya.
"apa maksudmu, nak?"
"aku berhasil mencapai impianku, Bu. kini aku pewaris perusahaan Grandma dan Ayah. Maaf selama ini aku tidak berani menemui Ibu karna aku takut pada Grandma. Ampuni aku, Ibu"
Ibu memakluminya, Ibu sudah mengerti sejak kecil apa yang sebenarnya Chanyeol mau. Yang Chanyeol mau adalah kemewahan yang diberikan oleh Grandma padanya. "tidak ada Ibu yang tidak mengampuni anaknya. Ibu sangat menyayangimu"
"terimakasih, Ibu. Aku juga sangat menyayangi Ibu.. aku merindukan Ibu" Chanyeol memeluk pinggang Ibunya semakin erat.
"Ibu juga sangat merindukanmu sayang" kini tangan Ibunya mengusap punggung Chanyeol dengan lembut sehingga membuat Chanyeol terhanyut.
Sementara Sehun dapat mendengar itu semua dari dalam kamar. Sehun tidak tau Chanyeol datang kesini dengan niat yang tulus atau tidak. Sehun benci ini semua, kenapa hyungnya tiba-tiba saja muncul dan mencuri perhatian Ibu? Sehun tidak mau cinta, perhatian, serta kasih sayang Ibunya terbagi untuk hyung.
ChanHun
Tengah malam itu Sehun keluar dari kamar karna ingin minum susu. Dia lupa minum susu karna terlalu sibuk mengutuk kedatangan Chanyeol. Sekilas dia melihat sepatu Chanyeol masih terletak di tempat yang sama di depan pintu utama. Apakah dia menginap? Sial sekali jika benar begitu.
Sehun menoleh pada sofa ruang tengah, jika tidak disitu dimana lagi Chanyeol akan tidur? oh tentu saja, di kamar Ibu. Ia melangkah ke depan pintu kamar Ibu lalu membukanya dengan pelan serta hati-hati agar Ibu tidak terbangun. Sehun mengintip, dan benar Ibunya sedang tertidur nyaman dalam pelukan Chanyeol di sebelahnya.
Sehun kembali merasa kesal, dia menutup pintunya lagi lalu ke dapur untuk benar-benar mengambil susunya kali ini. ia membuka kulkas, mengambil botol berukuran 1 liter berisi susu coklat kesukaannya kemudian menuangkannya ke gelas yang sudah Sehun siapkan.
Setelah selesai meminum susu, Sehun mencuci gelasnya. Ia akan kembali lagi ke kamar, namun tiba-tiba sosok Chanyeol sudah ada di hadapannya saat ini.
Tanpa sadar Sehun memperhatikan Chanyeol keseluruhan. Chanyeol lebih tinggi darinya ─tentu saja─ dan itu membuatnya sangat sakit hati. Chanyeol memiliki tubuh yang atletis, wajah yang tampan, penampilan yang berkelas meski hanya dengan kemeja putih biasa seperti ini. namun Sehun sadar, ini lah perbedaan antara dia dengan hyung.
Hyung itu di atas langit, dan Sehun hanya menapak di bumi. Perbedaan mereka sangat lah jauh.
Semakin dilihat maka Sehun akan semakin benci, jadi dia memilih berlalu pergi melewati tubuh jangkung Chanyeol. Namun tanpa diduga Chanyeol menahan tangan kiri Sehun, menariknya cukup kuat hingga tubuh ramping Sehun ikut berbalik lalu jatuh dalam pelukannya.
Tubuh besar ini, hangat...
"aku minta maaf" suara berat Chanyeol yang membuat Sehun bergidik terdengar tepat di telinga Sehun. "maukah kau memaafkan aku?"
Sehun terhenyak. Dipikirnya Chanyeol hanya akan minta maaf pada Ibu, Chanyeol datang kesini karna hanya ingin bertemu Ibu, tapi ternyata dia juga minta maaf pada Sehun sekarang.
Tiba-tiba memori masa kecil mereka berkelebat di otak Sehun. Hyung yang selalu mengabaikannya, tidak mau berbagi mainan, selalu menepis tangan mungil adiknya, juga tak mau berbicara sama sekali padanya. Sehun menggigit bibir bawahnya menahan kekesalan mendalam. Ia masih tidak bisa, ia masih sakit pada kenangan pahit itu.
Hatinya remuk.
Dengan sekuat tenaga Sehun mendorong tubuh Chanyeol menjauh darinya, lalu akhirnya tangan kanan Sehun dengan mudah menampar keras pipi kiri Chanyeol. Bahkan suara tamparan itu cukup menggema hingga ke ruang tengah yang tidak jauh dari dapur.
Chanyeol merasakan panas berdenyut pada pipinya, ia perlahan kembali menatap Sehun. Adik kecilnya kini sudah tumbuh besar dengan wajah yang lebih mirip Ibu, sehingga menurut Chanyeol Sehun jadi terlihat cantik dalam taraf seorang laki-laki.
Tatapan Sehun padanya adalah tatapan kebencian, kemarahan, dendam, sedih, sakit hati, serta kekecewaan yang Chanyeol tebak pasti terasa hingga jauh ke dalam jiwa Sehun. Ia sungguh menyesal membuat sang adik menjadi benci padanya seperti ini.
Sehun tidak mau berbicara apa-apa pada Chanyeol karna memang selama ini mereka tidak pernah saling bicara bahkan sejak Sehun baru dilahirkan ke dunia. Jadi dia berbalik untuk masuk ke dalam kamarnya lagi, mengunci pintunya rapat-rapat.
Chanyeol terhenyak, jadi beginikah rasanya diabaikan? Ini lah juga apa yang dulu Chanyeol lakukan terhadap adik kecilnya, Sehun.
Tapi Chanyeol tidak tau bahwa Sehun merasakan satu bentuk emosi lagi yang terpendam. Yaitu perasaan rindu.
.
.
.
.
.
Ini hanya selingan di sela-sela ngelanjutin Who will be the father?
Gue nulis ini karna ngeliat dua keponakan gue yang dibesarkan dari dua latar belakang keluarga yang berbeda. tentu saja mereka ga akan saling jatuh cinta seperti Chanyeol dan Sehun nantinya. Tapi gue sedih ngeliat mereka yang tidak akrab, padahal sudah jelas mereka kakak-adik kandung.
Tentu saja ini juga bakal gue lanjut.
I love you all, mind to review?
