Chapter 1
Sweet Lips
Jeon Jungkook
Kim Taehyung
Park Jimin
And ect.
…
VKook n YoonMin
…
…
Happy Reading
Nama ku Jeon Jungkook. Namja tampan keren yang sangat digilai para yeoja, oops..
Maaf tapi kenyataannya memang begitu bukannya aku sombong.
Aku akan bercerita tentang hari-hari ku saat 'dia' pertama kali datang dalam hidupku.
Semua berawal dari pagi hariku yang damai..
Toktoktoktoktoktoktok!
Tadinya..
Aku tahu betul siapa yang mengetuk pintuku dengan tidak berperi kemanusiaan seperti itu.
Mungkin kalau pintu itu hidup, dia sudah lama pergi dari rumahku, karena demi Tuhan hampir tiap hari selalu seperti ini.
Aku memilih menutup telingaku dengan bantal daripada menanggapinya.
Toktoktoktoktoktoktoktok!
"Jungkook bangun!"
Aku semakin mengeratkan selimut yang ku pakai. Ya tuhan ingin sekali menjadi tuli saat in-
Sst Jeon bicara mu_-
Yeah, semua karena eomma ku ini, orang yang paling tidak peka terhadap anaknya sendiri.
Bukankah dia tau aku begadang main PS semalaman?bahkan ia melihatnya sendiri.
Dan sekarang dia malah menyuruhku bangun.. hell!
"Jeon Jungkook bangun atau eomma akan membakar semua Komik yadongmu!" aku menyibak selimutku malas, lalu berjalan dengan setengah-mungkin seperempat-hati menuju pintu coklat disana. Komikku itu susah didapat, dan eomma ku ter'sayang' ini mau membakarnya?
Tidak lagi, asal tahu saja eomma ku ini tidak pernah main-main dengan ucapannya. Buktinya minggu lalu ketika aku tak mau mencuci sepatuku sendiri, eomma bilang akan menjadikan jersey chelseaku lap rumah. Awalnya ku pikir dia bercanda tapi saatku pulang dari rumah Jimin, aku melihat jersey ku di jadikan lap kamar mandi. huh yang benar sajaa...
"Yak! Jung-" aku membuka pintu, baru saja eomma akan mengetuk pintuku untuk ke berapa puluh kailnya. melihat kearahnya, antara sadar dan tidak. Ayolah mataku masih enggan membuka.
"Iya iya iya aku sudah bangun eomma.." aku mengucek mata sebentar, menyingkirkan kotoran kehijauan yang menumpuk di sana, lalu menguap lebar. Ok memang sedikit jorok tapi ini perlu, untuk mengembalikan kesadaranku, 25% setidaknya.
Berhenti membayangkannya, kalian juga pasti pernah melakukannya.
Namja cantik dengan rambut kemerahannya.
Ah, benar kurasa ia sudah tidak ingat umur. Sayangnya harus ku akui sebagai eommaku. Aku mengacak rambut kecoklatanku, kesal.
"Eomma bisakah membangunkannya biasa-biasa saja, bahkan pintu kamarku tidak dikunci kenapa harus berteriak didepan kamarku" bisa kulihat eomma mengerutkan keningnya, dia nampak berpikir keras.
Ck, sekarang aku tau kenapa otak ku ini bekerja secara 2G. Menurun dari eomma toh. Kenapa saat melahirkan anak, orang tua sering menurunkan sifat-sifat jeleknya juga? adil sekali Tuhan menciptakanku.
"Kyungie dimana dasi ku?" Suara itu memecahkan suasana diantara kami, berasal dari bawah. Suara yang sangat kami kenal, suara Appa.
Sedetik kemudian eomma langsung tersadar dari blanknya. Lalu manatapku tajam.
Tak!
"Appo" aku mengelus kepala berhargaku ini. Dengan seenaknya eomma menjitak kepalaku dengan spatula merah kesayangannya. Eomma itu tipe eomma sadistic.
"Yak! Aku tau kau berpikir macam macam tentangku Jeon Jungkook ! Cepat sana mandi, kalau 15 menit ka-"
"Kau tidak turun aku tidak akan memberimu sarapan dan uang jajan" aku memotongnya cepat, aku memutar bola mataku malas, lagi-lagi ancaman yang sama. Hampir setiap hari aku mendengarnya, bagaimana aku tidak hapal? Heol..
"Jeon Jungkook!"
Brrak!
Aku menutup pintu kamarku, Yeah, aku buru-buru masuk kamar sebelum gagang spatula mendarat di jidatku lagi. Juga tak ingin mendengar ocehan panjangnya lebih lama, bisa-bisa telingaku konslet.
Aduh, sabar ya pintu nasibmu buruk sekali menjadi pintu di rumah keluarga Jeon ini. Ckck..
Dengan cepat aku mandi. Tidak sampai 7 menit aku sudah selesai, cepatkan?. Langsung saja aku keluar dari sana hanya menggunakan bathrobe. Aku kelihatan seksi asal kalian tau. Air yang menetes di rambutku yang basah. Jungkook kau terlalu rupawan. Memuji diri sendiri sesekali tak apakan?
Sayangnya anak tunggal keluarga Jeon ini mengartikan 'sesekali' sebagai setiap saat ia melihat pantulan dirinya di kaca. Kaca jendela, mobil bus, bahkan spion sepeda roda tiga milik anak rekan kerja appanya pun jadi.
Narsis is Jungkook style.
Aku membuka lemari, mengambil seragam.
Blazer merah gelap dengan lambang sekolah di Bagian kiri atas, kulit putih, rambut coklat yang kubiarkan menggantung menutupi keningku. Lalu aku menatap pantulan cermin.
"Kau sangat mempesona Jeon Jungkook" mengelus dagu, lalu melancarkan wink andalanku di depan cermin.
Well, sedikit banyak aku merasa bersyukur mempunyai eomma secantik dirinya.
Sedikit eyeliner, lipbalm dan sempurna 'kau yang terbaik Jeon'
Aku menyampirkan ransel biru di bahu, lalu berjalan keluar kamar. Aku tidak ingin mendengar lengkingan suara yang setara dengan auman singa itu.
Kau berlebihan Jungkook
Sweet Lips
Tap-
Aku menghentikan langkahku. Merotasi bola mata malas melihat 2 orang yang sedang melakukan french kiss.
"Ekheem" kedua orang yang sedang beradegan 17+ itu terlonjak mendengar dehemanku yang tidak bisa dibilang pelan.
Heh..mereka nampak kaget. Tepatnya namja tan berambut hitam yang menjabat sebagai kepala keluarga Jeon, dia terlihat sangat gugup, berbeda dengan eomma yang terlihat biasa-biasa saja.
Kontras sekali.
Aku memilih melupakannya dan menghampiri mereka dimeja makan. Duduk di samping kanan
eomma. Bukan hal aneh lagi bila melihat adegan-adegan seperti itu di rumah, terlalu sering.
.
.
Ia menyendokan nasi goreng kimchi di piringku.
Keluargaku ini memang agak berbeda dengan keluarga kebanyakan, appa dan eomma sama-sama Namja.
Yah, kadang aku juga berpikir bagaimana aku bisa ada. Apa mungkin eomma..
Lupakan, lebih baik aku cepat berangkat dari pada melihat, sesuatu yang seharusnya tidak kulihat.
"Apa kau mau diantar appa?"
Takk
Aku menghentikan kegiatan makanku, aku menatap 'pria bod- appaku datar, dia hanya akan begini kalau ketahuan melakukan 'itu' didepanku.
"Ani " jawabku sesingkat mungkin. Aku melanjutkan acara makan nasi goreng kimchi ini dengan enggan.
Plakk!
"Appo~eomma! "Ini lagi!
"Jeon Jungkook Bicara yang sopan pada appa mu !" Aku merutuki eomma.
Aish.. aku sudah menjadi anak durhaka, bahkan tak terhitung yang keberapa kali aku mengumpatinya pagi ini.
"O-oh yasudah " balas appa singkat, ia menggaruk tengkuknya yang aku pastikan tidak gatal.
Dilihat dari manapun appa memang sangat keren ku akui. Dia tinggi, kaya, tampan.
Aku sangat yakin yeoja manapun akan mengemis untuk one night stand dengannya, tapi Kenapa dia harus berakhir dengan eomma? Yang jelas jelas memiliki 'batang' sama dengannya.
Entahlah, biarkan itu urusan mereka. Sebenarnya aku juga masih bingung dengan orientasi seksual ku sendiri.
Tapi sejauh ini aku masih suka melihat model yeoja majalah dewasa dengan bikini dan g-stringnya membuka selangkangan mereka lebar-lebar di depan kamera. Whoo.. nampaknya aku harus mendownload vidio nanti malam, mengingat ini hari selasa. Jadwal dimana versi baru dari vidio blue model ***** akan keluar.
"Aku selesai, terimakasih makanannya" walaupun aku anak yang susah diatur tapi aku masih menghargai masakan buatan eomma.
.
.
.
"Jadi kau tak ingin appa antar Kook?" Baru aku ingin memakai converse biruku, tapi appa malah bertanya lagi. Aku menolehkan kepalaku sejenak, sekedar memberi perhatian.
"Appa aku bilang tidak ya tidak, aku bukan anak sekolah dasar lagi!" ucapku kesal, moodku sedang tidak baik pagi ini. Aku berdiri, hendak pergi. Dari sudut mataku bisa kulihat ekspresi appa yang tampak kecewa.
"Haahh..." aku menghela napas sebelum berbalik dan mencium pipi namja tinggi itu cepat. Agak susah sih dengan tinggi ku yang hanya 177 cm dan appa yang 186 cm, jadi aku harus berjinjit setiap kali akan menciumnya. Melelahkan...
"Maaf aku tak bermaksud begitu, aku hanya.. hanya sedang badmood jadi-" aku mencebikkan bibirku dengan mata mengerling ke kiri dan pipi memerah. Hey, jangan menertawakanku, aku hanya akan berlaku seperti ini pada appa dan eomma.
"Ne appa mengerti berangkatlah nanti kau telat" appa mengusak rambutku, dia tersenyum.
Huufft...syukurlah.
Aku pura-pura merengut melipat tanganku di dada dengan pipi yang di gembungkan.
"Appa rambutku jadi berantakan lagi kan" bukannya minta maaf dia malah tertawa. Apa sih yang lucu? Rambut keren ku jadi berantakan begini.
"Ey, anak appa manis sekali eoh~" aku jadi menyesal telah minta maaf padanya. Ingin sekali aku melempar kepalanya dengan pot bunga ibu Lim, tetangga ku yang suka ngomel-ngomel sendiri kalau kedapatan melihat duffy, anjing kesayangannya memakan sampah dari tong orang.
"Aku tampan appa bukan manis,memang aku yeoja?! sudahlah aku berangkat saja, huh" aku pun pergi dari sana, dengan mood yang lebih buruk pastinya.
Selalu seperti ini kenapa aku dibilang imut, manislah oleh kedua orang tua ku? Jelas aku namja. Asal kalian tau saja, aku sudah menambah piercing dan memberi kesan bad boy di setiap penampilanku, tapi mereka selalu bilang "Uri Kookie~akan selalu terlihat manis mau seperti apa juga" cih, menjengkelkan sekali.
Astaga, saking sibuknya dengan pikiranku aku baru sadar sekarang aku sudah naik kedalam bus.
Aku sedikit memijat pelipisku. Lalu aku mengambil iPhone dan earphone putihku dari saku. Memilih lagu yang setidaknya bisa menaikkan mood jelek.
"Sky cord- Tsuji shion" -volume 78. Kurasa bisa sedikit menenangkan pikiran kacau ini. Aku memejamkan mataku sejenak, saat suara petikan gitar gadis Jepang itu mengalun di telingaku.
Sweet Lips
At school
"Jungkook! "
"Itu Oppa"
"Hyung!"
"Sunbae!"
Baru sampai depan gerbang saja namaku sudah di elu-elukan heboh.
Siapa yang tidak kenal 'Jeon Jungkook' namja populer dengan segudang bakat. Bukannya aku sombong tapi ini kenyataan. Jeon Jungkook si Ketua klub seni, kapten sepak bola sekolah, Aktor utama disetiap drama sekolah, dan masih banyak lagi.
Prestasiku terlalu banyak aku sampai lupa. Aku hanya tersenyum tampan pada para fans ku.
Aku bisa melihat para yeoja dan Namja itu menggila saat ku memberikan wink pada mereka.
Haha.. susah ya jadi orang keren.
.
.
Huung.. aku menatap malas kearah sekumpulan yeoja dan namja uke.
uke?
Jelaslah dilihat dari segi manapun aku ini adalah seme sejati. Tinggi, kuat, mata tajam, hidung mancung... stop! kurasa kalian juga tau bagaimana rupaku.
Sejenakku menghela napas sebelum melewati orang orang gila itu.
Ya ampun, jangan pikir aku jahat tapi memang keadaan mereka seperti itu.
Kadang aku hanya bergumam.
"Ah aku haus" maka bisa belasan botol minuman berjejer didepanku, padahal ku yakin saat itu aku hanya bersura sekecil mungkin, apa karena mereka memiliki pendengaran super? Atau saat valentine.
Itu benar-benar hari terburuk sepanjang tahun. Tahun lalu aku sampai dipanggil ssaem karena menyebabkan kelas berantakan karena murid-murid yang ingin memberiku hadiah secara langsung.
Heol.. apa mereka tidak punya kerjaan lain selain menstalk ku setiap saat?
Aku menggeleng singkat sekedar mengembalikan kesadaranku.
"Huuft..." aku berjalan santai , semoga mereka tak menyadari kehadira-
"Sunbae!" Terlambat mereka melihat ke arah ku dengan tatapan emmm.. bagaimana ya? Mungkin kalau ini komik maka mata mereka akan berbentuk dua hati besar, ada juga yang hampir pingsan.
Ckckck.. pesona seorang Jungkook memang tak bisa diragukan. Aku tersenyum pada mereka menampilkan sepasang gigi kelinciku.
Sedetik kemudian..
"Kyaaa~Oppa tersenyum padaku"
"Ani dia tersenyum pada ku!"
"Aku!"
"Aku!bukan Kau!"
Hal seperti ini yang paling malas ku hadapi, aku tersenyum pada mereka semua, bukan dikhususkan satu orang.
Heuh.. Selalu begini, berakhir dengan keributan.
"Oppa tersenyum padaku berarti dia suka padaku!" Yeoja dengan rambut panjang sepinggang itu menatap nyalang namja rambut coklat didepannya.
"Ani Hyung yang duluan tersenyum padaku!dasar jalang!"balas namja itu tak kalah sengit, ya tuhan aku hanya ingin masuk sekolah dengan tenang, bukannya harus melihat perdebatan tak berguna ini.
"HENTIKAAAN!" Seketika semua diam dan menutup telinga siapa yang tak akan ke berisikan mendengar suara melengking yang setara dengan paus biru.
ok abaikan pemikiran absurd itu ku.
Suara itu berasal dari namja pendek dengan rambut hitam dan kaca mata berbingkai kotak ciri khasnya.
Satu-satunya orang yang kuanggap sebagai 'sahabat' di sekolah ini, karena memang hanya dia yang teman yang ku punya sejak sekolah dasar.
Meskipun populer tapi banyak yang segan berteman denganku. Poor me~
"Kalian berisik sekali! Apa kalian tidak bisa melihat Jungkook ingin masuk kelas! Hah!awas, awas!" namja itu, Jimin menarik lengan ku untuk keluar dari disambut surakan kecewa dari para 'fans'ku.
/bayangin penampilan Jimin pas predebut/
"Kook kenapa kau selalu merepotkan ku?" Ujarnya dengan nada menggerutu, aku hanya tersenyum.
"Mianhae Jimin-ah" aku merangkul nya, banyak murid yang mengira aku dan Jimin pacaran, tapi tidak. Banyak yang tidak orang lain tau tentang Jimin, dibalik kaca mata super tebalnya itu terdapat wajah manis yang sangat menggoda iman, mungkin sudah lama aku akan 'main' kalau tidak ingat dia adalah temanku.
.
.
At class
Kelas XI-2 adalah kelasku dan Jimin, saat ku masuk anak yang lain tidak ricuh seperti yang tadi, karena kelas XI-2 ini cenderung cuek, terlalu malah.
Pelajaran pertama Shin songsaengnim. Guru bidang sejarah. Sepanjang kelasnya dia hanya akan mengoceh tentang kerajaan, kebiasaan, adat, bahkan kerajaan yang ia ceritakan aku tak pernah ingat.
Aku menumpukan kepalaku pada meja, saat ssaem memulai dongengnya.
3 menit
5 menit
10 menit
Sreegg!
Cukup ini batasku,
"Ada apa Jungkook? " Aku berdiri. Seisi kelas menatapku datar, well ini memang kebisaanku.
"Aku ingin ke kamar mandi ssaem" ucapku lembut..
..plus ekspresi memelas ala-ala malaikat baik hati. Siapa yang tidak luluh coba?
"...baiklah" jawab lelaki paru baya itu, dalam hati aku merasa bersyukur bisa keluar dari kelas yang memuakkan ini.
Jadi murid populer bukan berarti harus jenius kan? aku juga manusia biasa yang memiliki kekurangan.
.
.
.
Aku membuka resleting celanaku dan.. kalian tau kan apa yang akan kulakukan dikamar mandi?
"Haah.."
Setelah menuntaskan tujuan utama ku ke kamar mandi. Aku menuju wastaffel untuk cuci tangan.
"Astaga-" Aku mendekatkan wajahku ke cermin, menatap horor ke arahnya.
.
.
.
Jerawat. Ish, aku membenci penyakit aneh itu, sungguh. Satu tonjolan kecil di pipi kanan ku sekarang ini sangat amat menggangu.
Pulang sekolah aku harus maskeran.
Setelah ini lebih baik aku pergi kemana ya, tak mungkin aku ke kelas dan mendengarkan dongeng itu lagi. Kantin?atau rooftop?
Ah! Mungkin halaman belakang sekolah ide bagus.
Srret!
Aku mengeringkan tanganku dengan tisu lalu.
Deg
"A-aah.."aku merinding saat seseorang meniup tengkukku.
"Aakh!" Orang itu menggigitnya.
Sial siapa yang berani melakukan ini padaku.
"Henti-khanhh!" Kenapa malah desahan yang keluar, kemana suaraku disaat seperti ini !? Aku bisa merasakan deru nafasnya di tengkuk ku. Sangat dingin.
Aku membelalakan mataku saat tangannya...
"Ahngg!"
.
.
.
.
.
Segini dulu~
Hi inget Je? /nggaaa/
Repost lagi ni cuma sekarang Je Buat jadi Vkook
No masalah kan ya?
Duh, kemaren Je tuh dah ngedrop karena sider, tpi sekarang bodo ah
Ahahaha, biarkan sider berkarya hahahahhahaha.
Iya ff nya Je pindahin ke wp sama aj sih wkwkwk
Ff ini ga bakal repost kalo ga ada my beloved selir*plak* Addicted sayang~
Sini kaka remes dlu *ambigu" yaallah* bsk kaka beliin tiket konser nonton bts y, tunggu Suga lamar kaka tapi ya de*apainiapa*
Edit ff d ffn lewat hp tuh kerja keras bgt ya:') Je ampe ngulang 8 kali baru bisa:')
Semoga di kelas 11 nnti dbliin note book:')
#prayforme2k16
So, jst tht. Kalau kalian mau hargain ff ini biar berlanjut mungkin kalian bisa menulis kritik/saran/req adegan di kolom review
Annyeong bae~
