Title:

I Won't Let You Go

Disclaimer:

Naruto milik Masashi Kishimoto

Fict ini milik Vee

Genre:

Romance and Family

Pair:

SasuNaru as main pair

Dan banyak sekali slight pair nantinya. Emmm mungkin sih, hehehe

Warning:

YAOI (Boys Love), OOC, Typo(s). Borring.

By : Versya (Vee)

.

.

CHAPTER 1

.

.

Terlihat seorang pemuda berambut pirang dengan model rambut acak memegang kertas dan memberengut tanda berpikir keras.

"ne.. Ruko~chan.. setelah ini kamu mau kemana?" suara sang pemuda pirang menginterupsi keheningan. Ditolehkannya pendangan ke samping kirinya.

"pulang.. kemana lagi.." jawaban terdengar dari mulut seorang gadis remaja yang juga berambut pirang panjang dan sedang mengemasi barang-barangnya yang berserakan di meja.

"bukan itu Ruko-chan~~ tapi setelah lulus ttebayo, Ruko-chan mau kemana? Aku akan berusaha supaya bisa satu sekolah dengan Ruko-chan ttebayo" jawab sang anak laki-laki dengan senyum lima jari yang ceria.

"untuk kali ini.. Ruko akan mengikuti Naruto-nii kemanapun nii-chan akan mendaftar.." jawab Ruko dengan senyum mengembang semakin mempermanis paras cantiknya.

Mendengar jawaban dari lawan bicaranya yang sangat menyejukkan hati, tak ayal membuat Naruto –nama pemuda pirang- semakin mengembangkan senyum cerianya.

"benarkah? Wuaah~~ Ruko~chan memang yang terbaik-ttebayo" sahut Naruto dengan senyum merekah dan kembali memandangi kertas yang dibawanya.

'aku harus masuk ke sekolah terbaik di konoha, aku tidak mau membuat Naruko~chan menyia-nyiakan bakat dan kepintarannya hanya untuk mengikuti ku-ttebayo'

"Yosh.. aku akan mendaftar ke konoha senior high school-ttebayo.." teriak Naruto dan melipat kertas yang ditangannya.

"eh?" Naruko sang gadis pirang yang menjadi lawan bicara Naruto, memandang ke arah saudara kembarnya yang masih tersenyum lebar.

"aku ingin Ruko~chan mendapatkan tempat belajar yang terbaik" seru Naruto lagi dan memamerkan senyum cerianya.

Naruko yang melihat tingkah sang kakak pun hanya bisa merona.

"baka aniki~~ apa nii~chan yakin bisa masuk kesana.. test nya sangat sulit asal nii~chan tahu" balas sang gadis dan beranjak dari kursi untuk selanjutnya melangkah meninggalkan sang kakak yang masih memasukkan peralatan sekolahnya.

"TENTU SAJA DATTEBAYO! Aku akan selalu bersama Naruko~chan dan melindungi Ruko~chan" semangat Naruto seraya melangkah menyusul sang adik yang semakin menjauh.

Mendengar penuturan sang kakak yang sangat konyol baginya hanya mampu membuat Naruko tersenyum dan melirik sang kakak yang telah berhasil menyusulnya.

"arigatou nii~chan" lirih Naruko yang masih bisa didengar oleh Naruto. Naruto pun hanya tersenyum menatap sang adik dan mengacak-ngacak rambut pirang panjang sang adik.

.

.

Senja telah membayang di ufuk barat. Sinar keemasannya memancar ke segala penjuru. Termasuk ke sebuah rumah sederhana yang memiliki papan nama NAMIKAZE.

Menyisir rumah sederhana dan luas tersebut. Terdapat seorang gadis berambut pirang panjang yang sedang mengamati kolam ikan di teras belakang rumahnya. Sedangkan disampingnya, nampak wanita berambut merah panjang yang sedang asyik membaca buku.

"okaa~san.." panggil sang rambut pirang tanpa mengalihkan iris sapphirenya dari kolam ikan.

"hm.." sahut sang rambut merah yang juga tak mengalihkan perhatiannya dari buku yang ada ditangannya.

"Ruko bosan selalu dibayang-bayangi niichan, kaa~san" keluh sang gadis lirih dan menatap dalam sang 'kaa-san'.

Sang rambut merahpun juga mengalihkan perhatiannya ke arah putri semata wayangnya. Ditutupnya buku yang tadi begitu mengambil seluruh perhatiannya.

"maksud Ruko-chan apa?" Tanya Kushina –si rambut merah- lembut pada sang putri.

"Naru-nii selalu ada disekitar Ruko, dengan sifat cerianya.. Naru-nii selalu dengan cepat mendapatkan teman.." Naruko pun mengungkapkan keluh kesah yang selama ini mengganggu pikirannya.

"Ruko juga ingin merasakan memiliki teman sebanyak Naru-nii, Kaa-san.." lanjut sang pirang menatap ibunya dengan wajah memelas.

Kushina menatap putrinya dengan kernyitan di dahinya. "eh? Bukankah Ruko-chan juga sudah memiliki banyak teman ttebane?" Tanya Kushina dalam bingungnya.

Naruko menggeleng cepat, menanggapi pertanyaan Kushina. "mereka berteman dengan ku karena aku adalah saudara kembar Naru-nii, bahkan Hinata juga berteman dengan ku karena dia menyukai Naru-nii.." jelas Naruko kemudian.

Naruko kembali memandang Kaa-san nya dengan raut wajah memelas.

"Kaa-san.. aku juga ingin memiliki teman karena mereka memang ingin berteman dengan ku.. apa itu mungkin?"

Kushina menghela nafas pelan. Ia tak tahu jika ternyata putrinya mengalami beban mental seperti ini.

Walaupun Naruto dan Naruko adalah saudara kembar. Mereka memiliki kepribadian yang berbeda. Naruko dengan sifat cerianya yang mudah menyedot perhatian orang lain. Dan Naruko dengan sifat tenangnya yang kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Jika dalam tempat baru Naruto bisa mendapat 10 teman dalam satu waktu, maka Naruko bisa mendapat 10 orang yang akan menggumamkan betapa dinginnya seorang Namikaze Naruko.

"tentu saja.. tentu saja Ruko-chan akan mendapat teman yang banyak dattebane.." balas Kushina dengan memandang lembut sang anak.

"hm.. jadi Ruko-chan mau apa?" Tanya Kushina selanjutnya.

Naruko nampak ragu-ragu ingin menyuarakan isi hatinya.

"kaa~san.. bisakah.. ngg~~"

"…"

"ngg~~ bisakah Ruko berbohong pada niichan?"

"…" Kushina terdiam dengan penuturan sang anak. Jujur saja dia terkejut dengan permintaan putrinya.

"…"

"kenapa harus berbohong Ruko-chan?"

"Ruko tak pernah dapat teman yang tulus pada Ruko, kaa~san.. mereka semua mendekati Ruko karena nii-chan" Naruko menyuarakan alasannya lagi. Seolah mengingatkan Kushina bahwa dia begitu tersiksa dengan peran tersebut.

Kushina hanya terdiam memandang putri semata wayangnya.

"Ruko-chan akan berbohong tentang apa pada Naru-chan?" Tanya Kushina pada akhirnya.

"yah, hanya sedikit sandiwara jika Ruko-chan akan bersekolah di tempat yang sama dengan aniki, tapi pada akhirnya Ruko-chan bersekolah ditempat lain Kaa-san.. Ruko benar-benar ingin tahu bagaimana rasanya memiliki teman karena Ruko adalah Ruko.. bukan karena Ruko adalah saudara kembar Naru-nii" jelas Naruko panjang lebar.

Sang rambut merah panjang pun nampak memikirkan kata-kata sang anak. Menimang-nimang apa saja resiko yang akan terjadi dengan keputusannya nanti. Bagaimanapun Kushina tahu, seberapa sayangnya Naruto pada Naruko.

Karena ajaran sang Tou-san pada waktu kecil, membuat Naruto tumbuh dengan sifat over protektif yang tinggi pada keluarganya.

.

"Tou-can.. Tou-can.." seru bocah lelaki dengan rambut pirang pada lelaki dewasa dengan rambut yang sama.

"ne.. ne.. Naruto.. ada apa?" sahut sang lelaki dengan senyum yang berkembang lebar.

"Tou-can.. lihat Nalu beltambah tinggi ttebayo.." adu Naruto kecil pada Tou-san nya dengan tangan yang mengacung pada goresan yang ada di pohon belakang rumahnya.

Di dekat pohon terlihat, seorang wanita dewasa berambut merah sedang mengukur tinggi badan seorang gadis kecil berambut pirang.

"Tou-can lihat? Nalu lebih tinggi dibanding Rluko-chan" bangga Naruto.

Minato –nama sang Tou-san- nampak tersenyum kecil. Terlihat dari matanya yang menyipit.

"Ne wakatta.. sekarang Naru sudah besar."

"tentu saja ttebayo!" seru Naruto riang.

"nah karena sekarang Naru sudah besar, Naru harus bisa menjaga Kaa-san dan Naruko-chan saat Tou-san bekerja"

"eh? Kenapa Nalu halus menjaga Kaa-can dan Rluko-chan, Tou-can?" bingung Naruto kecil.

"karena Naruto adalah lelaki.. seorang lelaki harus bisa menjaga semua yang dicintainya.. apa Naru menyayangi Kaa-san dan Ruko-chan?"

"tentu saja ttebayo.. Nalu saying Tou-can, Kaa-can, Rluko-can, Baa-chan, Ji-can.. Nalu sayang semuanya ttebayo.."

"kalau begitu, Naru harus bisa menjaga dan melindungi mereka"

"Yosh.. Nalu akan selalu melindungi Kaa-can dan Rluko-chan.." teriak Naruto kecil dengan mengangkat tinggi tinjunya ke udara.

"nah Naru, sebagai seorang lelaki.. Naru harus menjaga dan menepati janji Naru.."

"Ha'i.. Wakatta Tou-can.."

.

"nee~~ Okaa~san.. boleh yaa?" Naruko mencoba membujuk sang Kaa-san yang hanya terdiam.

Kushina pun akhirnya tersadar dari kilas balik yang baru saja memenuhi pikirannya.

"baiklah.. kemana Ruko akan sekolah?"

"sekolah asrama di tokyo Kaa~san.." sahut Naruko cepat ketika mendengar persetujuan dari Kaa-sannya.

"jika Tou~san mengijinkan ttebane" balas Kushina dan tersenyum lembut.

Meskipun belum secara penuh mendapat ijin dari Kaa-sannya. Naruko yakin dia akan mendapatkan ijin penuhnya nanti. Tinggal menunggu sang Tou-san pulang.

.

A few month later

.

"maafkan aku nii~chan, sayonara" ucap Naruko pada Naruto yang masih bergelung dengan selimutnya.

"…"

.

.

"kaa~san.. aku tidak melihat Ruko~chan dikamarnya?" Naruto mengawali hari dengan bertanya pada sang Kaa-san yang saat ini tengah menyiapkan sarapan di meja makan.

"duduklah dan segera sarapan Naruto" balas sang Kaa-san.

"hari ini adalah hari pertama sekolah.. apakah Ruko~chan terlalu bersemangat dan meninggalkan ku? Tapi ini masih terlalu pagi.." masih dengan sederet kalimat yang mengganggu pikirannya, Naruto duduk dan mulai menyantap makanannya.

"…"

"…"

Merasa tidak mendapat tanggapan dari orang tuanya Naruto pun menyuarakan protesnya. "Kaa~san.. Tou~san.. kenapa kalian diam saja? Dimana Ruko~chan?"

"habiskan makan mu Naruto"

"tapi Tou~san.."

"tidak ada bantahan Naruto!" sentak Kushina yang mulai menujukkan sifat gaharnya.

"H-ha'i~~ Kaa~san"

.

.

"OKAA~SAAN!" teriakan nyaring terdengar dikediaman NAMIKAZE.

"wah sopan sekali anak Kaa~san.." Kushina yang berada di beranda belakang pun langsung menyahuti teriakan keras anaknya.

Mendengar sahutan Kaa-san nya dari arah beranda belakang rumah, Narutopun langsung melesat. Mendapati sang ibu yang sedang menutup buku yang baru saja dibacanya.

"apa maksudnya ini Kaa~san? Aku tidak menemukan Naruko dimana pun selama sekolah! Aku menanyakan pada pihak sekolah dan mereka mengatakan bahwa tidak ada nama Naruko di daftar siswa! Bisa Kaa~san menjelaskan ini ttebayo" serang Naruto tak sabar sesaat setelah sampai di samping sang Kaa-san.

'apa dia benar-benar Naruto? Me-mengerikan' batin Kushina ngeri, karena baru pertama kali ini melihat Naruto dalam mode marah.

Meskipun Naruto bukanlah anak laki-laki yang baik. Tapi dia tak pernah menunjukkan marahnya sampai seperti ini. Meskipun Kushina sudah memperkirakan akan kemarahan Naruto, tetap saja dia tidak menyangka jika ketika marah Naruto sangat mengerikan.

"Maa~~ maa~~.. kaa~san tidak tahu apapun.. kau bisa menanyakannya pada Tou~san nanti.."

'maafkan aku anata' batin Kushina merasa bersalah telah mengkambinghitamkan sang suami.

"Aku memang bodoh kaa~san.. tapi aku tidak cukup bodoh untuk menelan bulat kebohongan kaa~san! Baik! Terus saja diam kaa~san" sentak Naruto dengan nafas memburu.

Tatapannya masih tajam, hingga akhirnya Naruto berlalu menuju kamarnya.

BLAM

Dan suara bantingan pintu pun menyadarkan Kushina dari rasa terkejutnya. Dengan tergesa Kushina menuju ke ruang keluarga dan segera mengangkat telepon rumah untuk menghubungi sang suami.

"moshi-mos-"

"a-anata.. cepatlah pulang.. Naruto.. Naruto marah besar"

.

Tokyo

.

Tampak seorang gadis pirang yang sedang membenahi rambutnya yang dibuai angina.

"whoaaah~~ hari pertama yang menyenangkan tanpa Naruto~niichan…"

"kau benar-benar kejam berkata seperti itu Na-ru-ko.. hmm" sahut seorang pemuda dengan rambut pirang panjang yang terlihat lebih pucat.

"nee nee Dei~nii.. gomennasai.."

"aku tahu ini kali pertama kau mengawali hari tanpa Naru, tapi tetap saja.. kau tahu? Naru pasti sedang mencari mu.. hmm" ucap sang pemuda dengan ekspresi menerawang. Seolah sedang membayangkan Naruto yang sedang kebingungan mencari Naruko.

"aku tahu Dei-nii, besok aku akan menghubungi Naru-nii dan menjelaskan semuanya.. hehee" cengir Namikaze bungsu.

"lakukanlah sesuka mu, hmm.. aku akan pulang, jaga dirimu baik-baik Ruko-chan.. jika terjadi sesuatu segera hubungi aku, hmm"

"wakatta.. arigato na Dei-nii.. kau memang sepupu ku yang baiiiiik sekali.."

"aku tahu, hmm"

.

.

TOK TOK TOK

"Naruto~~ makan malam sudah siap.." panggil Kushina yang masih berusaha membujuk Naruto untuk keluar dari kamarnya.

"…"

"Naruto? Apa kau tak mendengar Kaa-san?"

"…"

CEKLEK..

"eh? Tidak terkunci?" heran Kushina yang mendapati kamar Naruto yang tak terkunci, padahal dari siang tadi Naruto terus mengunci kamarnya.

"Naruto?" Kushinapun memasuki kamar sang anak lebih dalam dan mengedarkan pandangannya.

"…"

Merasa tak mendapat jawaban apapun, membuat Kushina mengernyitkan keningnya. Langkahnya mendekati kasur sang anak yang nampak rapi.

Saat sedang mengedarkan ruangan Naruto, matanya menangkap sebuah amplop di meja belajar Naruto. Didekatinya amplop tersebut dan membacanya.

"A-ANATA!" teriak Kushina histeris.

Drap Drap Drap

"Ada apa shina~koi?" dari ujung pintu nampak Minato yang masih dengan nafas terengah dan raut wajah khawatir.

"Naru-Naruto.." adu Kushina seraya mengcungkan kertas yang tadi berada di dalam amplop.

Untuk Kaa-san dan Tou-san

Naru sudah tahu dimana Ruko-chan berada.

Saat Tou-san dan Kaa-san menemukan surat ini, berarti Naru sedang dalam perjalanan menemui Ruko-chan.

Kaa-san dan Tou-san tidak perlu khawatir. Naru sudah membawa seluruh tabungan Naru. Naru akan bersekolah di sekolah yang sama dengan Ruko-chan

Naru pergi Tou-san.. Kaa-san..

Dengan begini Naru akan menepati janji Naru untuk selalu menjaga Ruko-chan

Naru sayang Tou-san dan Kaa-san

"hhhh~~ ano gaki.." desah Minato. Namun tak ayal, senyumnya pun mengembang.

.

.

"Tadaima~~ Tokyo..

.

.

TBC

Hallo..

Vee bawa ff SasuNaru lagi

Hehe, tapi untuk Chap awal belum ada scene SasuNaru nya, ini masih genre Family

Chap 2 nanti baru akan terungkap inti dari fanfict ini.

Nah, Vee mau tahu respon dari mina-tachi dulu.. hehe

Maaf jika ada typo dan cerita tak sesuai atau segala macam ketidak nyamanan kalian.

Terimakasih telah membaca FF Vee,

Vee masih butuh kritik dan saran dari kalian semua.

Jika berkenan boleh dong? Hehehe

Akhir kata

Salam Vee