Somewhere Over The Rainbow

Chapter 1

Ketika semua orang mengatakan cinta itu indah, Chanyeol tidak percaya sama sekali. Buktinya, jika cinta itu indah orangtuanya tidak mungkin bercerai. Jika cinta itu indah kakak perempuan satu-satunya tidak mungkin mati bunuh diri. Chanyeol tidak munafik, karena jika cinta itu indah dia tidak mungkin sesakit bernafaspun rasanya sulit. Tubuhnya seakan mati rasa. Tuhan hanya terlalu sayang dirinya hingga tidak menyuruh malaikat-Nya mencabut nyawanya. Berbaring di ranjang seperti inipun mengingatkannya pada sosok itu.

"Hai Baekhyunie… Apa kau masih takut gelap?" tanyanya menatap langit-langit kamarnya. Itu sticker glow in the dark berbentuk bintang-bintang kecil dan juga sebuah bulan. Chanyeol memang sengaja tidak menghidupkan lampu kamarnya agar bisa melihat cahaya-chaya bintang dan bulan itu.

"Aku merindukanmu. Rasanya sepertimau mati saja. Kenapa Tuhan begitu sayang padaku? Atau memang ingin menyiksaku? Semuanya terlalu kejam padaku. Aku tidak tau harus bagaimana"

BRAK! Pintu kamar itu terbuka kasar. Menampakkan sosok yang langsung membuka tirai jendela. Matahari pagi langsung menyeruak begitu saja.

"Yak! Cepat bangun! Apa yang kau lakukan dalam kamar gelap ini bodoh?! Kita ada kuis pagi ini, jadi cepat mandi sana. Aku akan siapkan sarapan untukmu…"

"Luhan? Apa yang kau lakukan disini?"

"Masih bertanya? Tentu saja membangunkanmu bodoh! Kalau aku tidak datang, kau pasti akan tetap pada posisi itu sampai malam datang lagi. Jadi cepat bangun" ucap Luhan panjang lebar berusaha menarik tubuh besar Chanyeol agar bangun. Sementara Chanyeol berusaha menahan tubuhnya agar tetap pada posisi.

"Ayolah Yeol. Apa kita harus melakukan ini setiap hari dan mengulang yang sama lagi? Masih ada banyak orang di luar sana, tidak hanya ada Baekhyun saja"

"Tapi aku hanya mau Baekhyun-ku"

"Okey. Kalau kau memang hanya mau Baekhyun-mu, cepat bangun dari tempat tidur ini. Dia tidak akan kembali padamu kalau kau hanya menatap bintang-bintang di langit-langit kamarmu…"

"Aku tau Lu. Tapi-"

"Tapi ini sudah dua tahun. Ya aku tau. Kalau kau memang mencintainya, dua tahun itu bukanlah apa-apa Yeol. Jadi cepat bangun dan pergii mandi. Aku akan menyiapkan sarapan dan berangkat bersama…"ucap Luhan mengusap lembut kepala Chanyeol. Kali ini Chnayeol menurut dan langsung masuk ke kamar mandi. Luhan menghela nafas lega. Setidaknya ini lebih cepat dari biasanya. Ya, biasanya dia akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk membangunkan Chanyeol.

"Baekhyun ah, seharusnya kau melihat ini semua. Lihat bagaimana si bodoh Park Chanyeol begitu mencintaimu. Bahkan kamar ini masih sama seperti dua tahun yang lalu…"


Luhan meletakkan makan siangnya dengan kasar. Wajahnya merengut kesal. Berbeda sekali dengan Chanyeol yang biasa saja, seakan tak peduli.

"Kau kenapa lu?" tanya Kyungsoo.

"Apa si idiot ini masih susah dibangunkan?" tanya Kai.

"Ya. Semua memang gara-gara si idiot bodoh ini. Kalau saja dia tidak susah dibangunkan dari tempat tidurnya, aku tidak akan terlambat mengikuti kuis pagi ini. Masih untung Mr. Chou mengijinkan masuk. Karena itu jam kuisku pendek sekali, bahkan aku hanya menjawab dua soal…"

"Aku tidak menyuruhmu membangunkanku" bela Chanyeol pada dirinya sendiri.

"Lalu kau kan tidur sepannag waktu begitu? Seharusnya kau mengerti Yeol, aku bahkan mengorbankan waktuku bersama Sehun hanya untuk mengurusmu…" ucap Luhan membuat Chanyeol mengeraskan rahangnya. Sungguh dia tidak pernah menyuruh Luhan untuk mengurusnya. Itu hanya keinginan Luhan sepihak.

"Aku tidak memintanya. Aku bisa mengurus diriku sendiri"Chanyeol membanting kasar sendok yang dipegangnya.

"Ya kau memang bisa mengurus dirimu sendiri untuk segera mati. Hanya karena Baekhyun kau seperti ini? Kau bisa mencari penggantinya Chanyeol"

"Tapi aku hanya mau Baekhyun. Sudah berapa kali kukatakan padamu Xi Luhan. Tidakkah kau mengerti? Coba saja kau di posisiku dan Sehun di posisi Baekhyun, kau akan tau rasanya" ucap Chanyeol dingin dan tajam. Dia bangkit dari duduknya dan pergi dari sana.

"Apa aku terlalu kasar?" tanya Luhan.

"Tidak. Dia hanya terlalu mencintai Baekhyun. Semua ini memang terlalu menyakitkan kalau mengingat perjuangan Chanyeol dulu…" ucap Kai.

...

Chanyeol berjlan tergesa tanpa peduli orang lain yang akan ditabraknya. Dia bertanya-tanya, tidak adakah yang mengerti dirinya di dunia ini? Tidak kedua orangtuanya, tidak teman-temannya dan tidak cintanya. Chanyeol tidak menyalahkan Baekhyun. Dia hanya menyalahkan dan menyesali keadaan. Kenapa tidak dari awal dia mencoba bersama Baekhyun? Kenapa dia begitu pengecut dan lambat? Kenapa BRUK.

"Jeosonghamnida… Aku buru-buru jadi tidak melihatmu" ucap Chanyeol menyesal tanpa melihat wajah sosok yang ditabraknya dan membantu mengumpulkan kertas-kertas ynag berserakan tersebut.

"Ani, gwaencanha…" jawabnya. Suara itu mengalun lembut di telinga Chanyeol. Membuatnya reflex berhenti mengumpulkan kertas-kertas itu.

"Baekhyun…" gumamnya menatap sosok di hadapannya.

"Ne Chanyeol ssi?"

"A Ani…" jawab Chanyeol menggeleng dan kembali melanjutkan mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan akibat ulahnya. Chanyeol meneguk paksa liurnya yang tertahan di tenggorokan. Rasanya jantungnya ingin melompat keluar karena berdetak terlalu cepat.

"Ini. Maaf sudah menabrakmu…"

"Tidak apa-apa. Terimakasih sudah membantuku…"

"Tidak masalah. Lagi pula juga salahku. Ngg… Bagaimana dengan minum bersama?"

"Ne?"

"Sebagai permintaan maafku. Aku yang traktir…"

"Aah… Ok" jawab Baekhyun dengan senyum manisnya dan Chanyeol ingin sekali menyentuh wajah itu, memeluk tubuh itu-"Kaja" menggenggam jemari itu dan sayangnya itu semua hanya harapan. Baekhyun menerima ajakannya untuk minum bersama saja sudah sangat lebih dari cukup.

"Aku yang pesan…" ucap Chanyeol setibanya mereka di café depan kampus.

"Memangnya kau tau apa yang akan aku pesan?" tanya Baekhyun. "Tentu saja. Milksake strawberry dan pancake dengan toping ice cream strawberry" jawab Chanyeol yakin.

"Ba bagaimana kau tau?" Tanya Baekhyun lagi dnegan mata membola lucu. "Rahasia…"

"Kau tau banyak tentangku ya…"

"Mungkin…" jawab Chanyeol tersenyum tipis. Dia hampir saja menjawab, 'Ya aku tau banyak tentangmu, sayang. Bahkan rahasia terbesar yang coba kau sembunyikan…'. Tapi dia masih berpikir jauh untuk mengatakan itu semua.

"Chanyeol ssi baik sekali. Juga tau apa yang kusuka dan tidak kusuka. Pasti kita dulu berteman dekat ya?"

"Ne. Kita dulu berteman dekat, jadi tidak usah bicara formal denganku…"

"Arasseo…"

Mereka lebih banyak diam setelah pesanan mereka datang. Chanyeol juga lebih suka melihat wajah Baekhyun yang tengah menikmati pancakenya.

'Tidak apa-apa jika hanya seperti ini. Asalkan kita melakukannya setiap hari, sudah lebih dari cukup sayang. Aku mencintaimu…'

TBC