Aku terkurung dalam kamarku sendiri, gelap, bau, hidupku seperti burung didalam sangkar. sungguh aku sangat takut hidup seperti ini tapi apa daya aku tidak bias bebas dari jeratan iblis itu, iblis yang menyerupai hyung kandungku sendiri, dia yang dulu penyayang, baik tapi sekarang telah hilang, sekarang dia berubah menjadi sosok iblis yang sangat menyeramkan buatku, dulu sosok iblis itu adalah appaku tapi setelah appaku meninggal hyungku yang menggantikan menjadi sosok iblis itu, menjadi bos mafia yang sangat di takuti di korea maupun di japan. Aku terkurung disini sejak umurku 9 tahun, dan aku sudah berumur 19 tahun, apa yang bisa kalian bayangkan jika kalian terkurung didalam kamar yang gelap selama itu? Takutkah? Atau ingin mati? Buatku hidup ataupun mati sama saja, tapi aku percaya suatu saat nanti ada seseorang yang akan menolongku. Aku lupa mengenalkan diriku namaku Cho kyuhyun, dan sosok iblis itu hyungku bernama Cho yunho, aku dan hyungku berbeda 5 tahun. Sudah tidak terhitung lagi berapa luka yang ada di tubuhku. Aku mendengar suara derap langkah seseorang aku tau itu siapa.

CKLEK..

Aku mendengar ada yang membuka pintu, ingin sekali aku bangun tapi untuk bangunpun tubuhku seperti mati rasa, aku hanya bias tergeletak lemah di atas ubin yang dingin ini tanpa kasur,bantal,guling, maupun selimit.

"Ck, dasar pemalas cepat kau bangu, dan ini makananmu" seru orang itu. Dia memang memberiku makan tapi tanpa piring, sendok maupun garpu karna dia akan membuang makanan itu ketubuhku sendiri.

"n-ne hyung" jawabku lemah, kulihat dia sudah jalan pergi dan menutup pintunya. Aku pun bangun untuk duduk walaupun seluruh tubuhku sakit semua, tapi aku harus makan agar tetap hidup, aku pun makan-makanan yang ada diseluruh tubuhku. Jijikkah? Mungkin itu yang akan mencul di benak kalian, tapi inilah hidupku, aku berharap tidak ada orang lain yang hidup sepertiku. Aku pun mengalihkan pandanganku ke jendela, jendela yang sangat suram buatku karna jendela itu berwarna hitam pekat tidak ada sinar mataharipun yang masuk ke kamar ini. Setidaknya aku ingin sekali melihat pemandangan diluar, tapi itu tidak mungkin, karna bagi hyunhku aku hanya pembawa sial, dan tidak ada yang boleh melihatku seorangpun. Terkadang aku berpikir kenapa hidup ini tidak adil buatku, kenapa mereka bias merasakan bahagia bersama keluarganya, sedangkan aku tidak bias, aku ingin seperti mereka merasakan kebahagiaan, tapi itu sulit untukku. Mungkin hidupku sudah ditakdirkan untuk terus terkurung selama-lamanya.