****Rain by Yuki Jaeger ****
.
Hai Minna-san, aku Author baru dan Reader lama disini. Ini pertama kalinya aku buat cerita. Maaf kalau banyak kesalahan yang aku buat.
Declaimer: Masashi Kishimoto
Pairing: NaruSasu
Warning: Shonen-Ai, OOC, Gaje, Typo(s), EyD yang kacau dan segala kekurangan lainnya.
P.s:
Don't Like Don't Read
.
** A Kiss in the Rain **
.
Di depan sebuah gedung Konoha High School berdiri seorang laki-laki berkulit putih pucat dengan sepasang iris onyx yang indah. Laki-laki bernama Uchiha Sasuke itu berdiri menghadap kedepan berharap hujan yang sejak tadi turun, cepat berhenti. Dia tidak ingin terlalu lama berada di Sekolah yang katanya angker ini. Ia memang tidak mempercayai rumor itu, tapi tetap saja ia tidak mau berada di sekolah ini terlalu lama.
Hari sudah beranjak sore namun hujan tidak kunjung berhenti juga, malah semakin deras. Dia ingin sekali memaki kakaknya yang dengan seenak jidatnya mengeluarkan payung dari dalam tasnya tanpa sepengetahuannya, yang semakin membuat ia ingin mengantung kakaknya saat ini adalah kakaknya yang tidak bisa dihubungi sejak tadi. Lengkap sudah penderitaannya. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh kakaknya sampai-sampai untuk mengangkat telpon saja tidak bisa.
"Kuso!" umpat Sasuke pelan sambil memasukan telpon genggamnya kedalam tas. Dia menyerah untuk menghubungi kakaknya. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Menerobos hujan? Entahlah, Sasuke tidak yakin dengan pilihan itu. Fisiknya terlalu lemah untuk itu, kalau pun dia nekat, besok pagi dia pasti akan terbaring di rumah karena sakit. Dia tidak ingin mengotori absennya dengan adanya celah ketidakhadiran, dia ingin sempurna untuk daftar kehadirannya.
"Kau mau bersamaku, Teme?" tanya seseorang dari belakang pemuda Uchiha itu. Sasuke menolah kesosok pemuda yang seumur dengannya itu. Pemuda itu memiliki dua iris mata berwarna biru langit serta rambut secerah matahari yang sangat bertolak belakang dengan cuaca saat ini. Pemuda itu menyodorkan sebuah payung yang cukup besar untuk dipakai berdua, senyum lebarnya senantiasa menghiasi wajahnya. Kelihatannya pemuda itu baru selesai dari aktifitas klub basket yang ia ikuti.
"Tidak," tolak Sasuke, dia bukan orang yang suka menerima bantuan dari seseorang apalagi dari sahabat yang merangkap sebagai rivalnya.
"Kau mau menunggu sampai malam, Teme?" tanya laki-laki bernama Uzumaki Naruto itu. "Tempat ini angker loh," ucapnya lagi mencoba menakuti sang Uchiha.
"Hn," jawab Sasuke dengan kalimat atau kata yang ambigu.
Naruto menghela nafas pelan, ia tidak begitu memikirkan jawaban yang Sasuke lontarkan, bahkan itu hanya seperti guraman biasa. Ia menarik pemuda Uchiha itu kedalam payungnya dan mengajaknya pulang bersama. Ia bahkan tidak peduli dengan protesan yang keluar dari kedua bibir tipis itu.
Naruto dan Sasuke sudah bersahabat sejak kecil, tidak jarang mereka berkelahi, karena sifat mereka yang sangat bertolak belakang, dilihat dari ciri fisik mereka saja sudah tahu. Naruto seperti siang dan Sasuke seperti malam. Sasuke sosok yang dingin dan Naruto sosok yang hangat.
.
** Yuki Jaeger **
.
Hujan masih senantiasa mengguyur daerah Konoha, bahkan lebih lebat dari sebelumnya. Disebuah jalan setapak, terlihat dua pemuda yang kira-kira seumur berada di bawah sebuah payung yang sama. Saat ini keduanya sedang berada di samping lampu lalu lintas, menunggu berubahnya lampu hijau menjadi lampu merah bersama beberapa orang atau beberapa pasangan yang entah kenapa mengeluarkan aura pink blink-blink (?). Sasuke memutar bola matanya bosan, ayolah ia muak dengan suasana ini.
"Kau kedinginan?" tanya Naruto sambil menoleh kesamping kirinya. Dapat ia lihat pemuda Uchiha itu memeluk tubuhnya sendiri dengan wajah bosan yang kentara, wajahnya yang biasa terlihat angkuh itu juga terlihat sedikit lebih pucat dari biasanya.
"Hn," dua huruf dengan makna ambigu atau malah tidak ada artinya sama sekali itu lagi-lagi keluar dari mulut Sasuke. Pemuda itu ingin cepat-cepat kembali kerumahnya dan bercinta dengan kasur hangatnya, apalagi di cuaca dingin seperti ini.
"Jawabanmu itu bahkan tidak ada di dalam kamus Bahasa Jepang," ucap Naruto sedikit kesal. "Pegang ini!" perintah pemuda pirang itu sambil menyerahkan payung yang dari tadi ia pegang.
"Memangnya kau pernah belajar, Dobe," ucap Sasuke mengejek sambil memperhatikan Naruto yang melepas jaket oranye yang pemuda itu pakai.
"Hey, kau meremehkanku, Teme!" ucap Naruto kesal, bagini-begini ia belajar kalau ada pr dan ulangan, meski nilainya selalu pas-pasan. Hal itu dikarenakan setelah lima menit ia membuka buku, ia kan jatuh tertidur.
Pemuda Uzumaki itu mengambil payung dari tangan Sasuke dan menyodorkan jaket yang sebelumnya ia gunakan pada pemuda Uchha itu. Beberapa detik, tapi tidak ada reaksi dari Sasuke, laki-laki bermata onyx itu hanya memandang jaket itu kemudian memandang Naruto secara bergantian.
"Aku tidak mau memakainya, warnanya norak!" ucap Sasuke cuek mengalihkan pandangannya pada mobil-mobil yang sejak tadi berlalu lalang tanpa henti.
"APA!?" ucap Naruto kesal, tidak bisakah Sasuke untuk kali ini tidak bersifat menyebalkan dan menghargai niat baiknya. "Ini warna favoritku, Teme!"
"Memengnya aku pedu-" dengan sekali hentakan tangan, Naruto memaksa Sasuke memakaikan jaketnya tanpa menyadari beberapa orang yang memperhatikan mereka dengan tatapan yang aneh dan ada juga beberapa siswi yang memandang mereka dengan cekikikan ditambah kamera ponsel yang siap merekam kejadian itu.
Setelah beberapa saat akhirnya Naruto berhasil memakaikan jaket itu pada Sasuke, tapi akibatnya wajah mereka yang menjadi begitu dekat membuat mereka merasakan hembusan nafas satu sama lain. Semburat merah pun langsung menjalar dikedua pipi mereka saat mereka menyadari posisi mereka yang bisa dibilang ekstrim itu.
Dalam sekejap mereka langsung menjauh diri mereka satu sama lain, meski begitu semburat di pipi mereka masih tidak menghilang juga.
.
** Yuki Jaeger **
.
Sepanjang perjalanan mereka lalui dengan keheningan semata, kedua pemuda itu masih merasa canggung dengan kejadian yang baru beberapa menit lalu terjadi. Hujan sudah mulai sedikit mereda meski masih bisa dibilang lebat.
"Terima kasih," ucap Sasuke ketika ia sampai di depan rumahnya sendiri.
"Tidak ada bayaran untukku?" tanya Naruto mencoba menghilangkan rasa canggung yang terjadi dengan sedikit bercanda.
"Kau tidak ikhlas?"
"Tidak, mulai sekarang jadilah kekesihku, maka aku tidak akan memungut biaya darimu!" ucap Naruto tersenyum jahil.
"Ap-," Pemuda berambut reven ini ingin protes, namun sebuah kecupan ringan mendarat dibibirnya menghentikan niatan itu.
"Aku mencintaimu sejak dulu," ucap sang pelaku kecupan tersebut sambil berlari meninggalkan Sasuke yang wajahnya sudah memerah tidak jelas karena malu atau marah. "Bye... aku tunggu jawabanmu besok!" teriak Naruto yang wajahnya juga memerah dari kejauhan.
.
** OWARI **
.
***** Omake *****
Malam hanya, Sasuke sedang berbaring dikasur kamarnya. Tiba-tiba sebuah pesan masuk dalam handphone nya.
From: Dobe
To: Teme
Sasuke, apa jawabanmu?
.
From; Teme
To: Dobe
Bukankah kau menyuruhku untuk menjawabnya besok?
.
From: Dobe
To: Teme
Tapi, aku tidak menerima kata 'tidak'.
.
Sasuke memejamkan matanya secara perlahan, ia memutuskan tidak memebalas pesan itu. "Aku tidak bisa mengatakan 'tidak'," guram pemuda itu sebelum ia jatuh kealam mimpi.
