Disclaimer : Bangtan bukan milik saia, mereka milik Bighit dan orang tua mereka.

Warning : ini gaje, abal, typo sebagian dari hidup

..

.

Astray Ring

.

.

Kicau burung meramaikan pagi indah hari ini, begitu pula dengan suara yang asalnya dari namja bersurai orange yang menyibukkan diri mencari sesuatu. Sesekali ia akan meremas jari-jarinya dan menggigit bibir bawahnya. Entah apa yang dicari.

"Bagaimana ini? Bagaimana jika dia tahu ah Jiminie babbo" Gumamnya dengan memukul-mukul pelan kepalanya

"Jangan dipukul begitu, nanti kau bisa jadi lebih bodoh" ucap seorang namja lain bersurai hijau, membuat si orange yang sebenarnya Jimin terlonjak kaget.

"Hyung kau mengejutkan ku" ucapnya sedikit mengelus dadanya

"Kau terlalu sering melamun dan khawatir akan suatu hal yang tak penting Jimin" tegurnya

"Bagaimana bisa kau bilang ini tidak penting hyung" rajuk Jimin

"Apa yang kau cari? Jika tak penting biarkan" Tanya si hijau Yoongi

"Ini penting hyung! Yang hilang itu ci-" Jimin segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya, membuat Yoongi menatapnya.

"Apa yang hilang?" Tanyanya memastikan

"Bu-bukan apa-apa kok hyung hehehehe, aku harus membuat sarapan" jawab Jimin dan melesat keluar kamar.

'Untung tidak jadi keceplosan' batin Jimin mengelus dada, Ia melangkah menuju dapur dan mutuskan untuk mencarinya saat Yoongi sudah berangat ke studio, akan lebih aman begitu mengkin?

.

.

.

"Jimin" panggil suara yang menyadarkan Jimin dari lamunannya

"Eh iya hyung?" Tanya Jimin

"Berhenti melamun dan makan sarapanmu, nasi itu tak akan habis dengan sendirinya" ucap Yoongi dan melanjutkan sarapannya begitu pula dengan Jimin

"Hyung, hyung tidak akan pernah meninggalkanku kan?" Tanya Jimin seusai sarapan

"Apa lagi kali ini? Siapa yang mengatakan hal aneh padamu?" Bukan jawaban yang diberikan, melainkan sebuah pertanyaan baru dari Yoongi dengan nada sedikit sinis. Jimin hanya menundukkan kepalanya, ia tahu ini akan berakhir dengan pertanyaan baru dari Yoongi. Yoongi yang melihat keanehan Jimin selama lima hari ini hanya menghela nafas, dia mengacak surai orange Jimin

"Jangan pernah bertanya hal yang jawabannya sudah pasti Jimin"

Seulas senyum di tunjukkan Yoongi padanya, Jimin sedikit lega mendengarnya

"Um... hati-hati hyung, saranghae" ucap Jimin dan mengecup pipi Yoongi dan Yoongi membalas mencium kening Jimin sebelum dia berangkat bekerja.

"Baiklah aku akan mencarinya kembali dan harus kutemukan" ucap Jimin pasti

"Setidaknya aku masih memiliki dua jam sebelum ke supermarket dengan Jin hyung" monolognya dan kembali menyibukkan dirinya mencari bendanya yang hilang.

.

.

.

"Hyung, singkirkan kerutan dahimu, itu menganggu. Jangan berpikir terlalu keras nanti lapar." ucap namja dengan surai blonde mengarah bleaching yang baru saja masuk ke dalam studio.

"Oh kau Joon." Balas Yoongi pada Namjoon yanga baru saja masuk dan disusul sapaan dari Hoseok

"Jimin masih aneh hyung?" Tanya Hoseok

"Entah biarlah. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu, saat ku tanya dia diam. Sedikit aneh. Meski mode biasa sudah aneh, tapi kali ini lebih aneh." Curhat Yoongi

"Mungkin dia sedang... itu hyung?" Balas Namjoon

"Sedang apa?" Yoongi mengerutkan alis bertanya

"Itu hyung pms" lanjut Hoseok

"Kau bodoh Jimin itu namja, bukan yeoja" geram Yoongi sedikit kesal

"Maybe he is pregnant?" Ucap Namjoon asal sebelum memfokuskan diri pada nada-nada di komputernya. Yoongi hanya menatapnya diam seribu bahasa, siapa tahu temannya yang terkenal dengan 'sexy brain'nya itu benar. Yoongi harus mencoba satu hal ini. Ya harus.

.

.

.

"Jimin, sudah ku katakan jangan percaya pada hal-hal seperti itu" ujar namja manis lain sambil sibuk memilih barang-barang

"Tapi hyung bagaimana jika sungguhan?" Tanya Jimin dengan sedikit renggekan

"Tidak Jimin. Tidak akan." Jawab Seokjin meyakinkan

"Mana mungkin dia akan meninggalkanmu jika kau menghilangkan cincin pernikahan kalian, jadi berhenti percaya mitos seperti itu." imbuhnya

"Hyung pernah mengalami hal ini sebelumnya?" Tanya Jimin padanya

"Tidak. Tidak akan pernah, memangnya siapa yang mau menghilangkan cincin pernikahan sepertimu? Babbo. Aku tidak mau Namjoon meninggalkanku jadi aku tak akan pernah menghilangkannya. Jika perlu akan ku lem dengan lem setan cincin ini di jariku." Jelas Seokjin pajang lebar. Jimin hanya memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Katanya jangan percaya, sekarang dia sendiri yang percaya. Lalu yang benar bagaimana?

"Tak ada gunanya bercerita padamu hyung" ujar Jimin dengan mencebikkan bibirnya

"Apa katamu?" Tanya Seokjin meminta pengulangan

"Sudahlah lupakan hyung, lupakan" ucap Jimin dengan mendorong trolley belanjanya.

Selesai dengan acara belanjanya mereka memutuskan untuk membeli es krim. Dihari yang cukup panas es krim adalah hal yang tepat untuk di santap. Mereka berjalan ke arah kedai dekat super market. Tiba-tiba seseorang mencekal tangan Jimin, membuat Jimin berhenti dan menolehkan kepalanya dan yang ia temukan adalah

"Kau, dia akan meninggalkanmu dengan wanita lain dan akan membuangmu begitu saja" peramal yang kemarin menghampiri Jimin sekarang mampir lagi, bahkan dengan perkataan yang membuat Jimin shock.

"Maaf, nona cenayang yang hebat berhenti membicarakan hal ini. Semua karanganmu ini mempengaruhinya" ucap Seokjin dengan melepas pegangan peramal itu

"Aku bukan mengarang sebuah cerita noona, ini fakta dan nyata. Lihat saja apa yang dilakukan suamimu dikantor" imbuh sang peramal membenarkan perkataannya

"Sudah kita pergi Jimin" Seokjin langsung menarik Jimin pergi, Jimin yang masih terdiam hanya menerawang perkataan cenayang tadi. Bagaimana jika Yoongi benar akan meninggalkannya? Tidak. Tidak bisa. Jimin terlalu mencintai mint Yoongi-nya.

"Jin hyung..." panggil Jimin

"Jimin stop believing that nonsense" ujar Seokjin dengan nada penekanan

"Bagaimana jika dia meninggalkanku? Aku tidak mau hyung" rengek Jimin dengan mata sedikit berair, Seokjin mendesah keras bingung karena Jimin dengan mudahnya percaya pada peramal aneh yang berasal dari planet antabrantah

"Hah.. okay kita cek Yoongi lalu kita pulang bagaimana?" Tawarnya dan langsung diangguki Jimin

.

.

.

Pemandangan yang didapatkan Jimin saat dia berada di depan lift adalah Yoongi di atas seorang yeoja. Jimin melihatnya dengan mata membola dan mencerna kejadian di depannya bahwa Yoongi di Atas Seorang Yeoja.

"Yo-yoongi hyung" ucap Jimin terbata. Yoongi mendengar namanya di sebut dan menoleh ke atas, ia terkejut melihat Jimin berdiri di depannya dengan mata berkaca-kaca

"Jimin kau disini?" Tanya Yoongi tanpa berpindah posisi

"Jimin..." panggil Seokjin yang baru saja masuk setelah di tinggal Jimin untuk masuk terlebih dahulu, ia menggantungkan kalimatnya karena melihat posisi Yoongi

"Hiks... Yoongi babbo!" Teriak Jimin dan berlari keluar gedung tanpa menghiraukan teriakan dari Yoongi ataupun Seokjin.

.

.

.

Yoongi memijat pelipisnya pelan, dia sudah lelah mendengar pidato gratis dari Seokjin. Yoongi sudah menjelaskan segalanya dari awal bagaimana caranya dia bisa berakhir diposisi seperti itu, tapi hey Yoongi suami siapa? Kenapa dia yang marah?. Yoongi melihat Namjoon yang baru keluar dari ruangannya, ia mengernyit melihat Seokjin ada di sana sambil berpidato di depan Yoongi. Pandangan Namjoon bertemu dengan mata Yoongi dan terjadi perbincangan antara mata mereka. Namjoon mengerti, ia melangkah maju mendekati princessnya-membalikkan tubuhnya- lalu menciumnya, awalnya penolakan tapi sisanya menikmati. Yoongi langsung melenggang pergi sebelum melihat hal yang lebih lagi, Jimin-nya masih diluar dan harus ia temukan bagaimana jika seorang pedofil membawa Jimin-nya pergi? Yoongi bisa menghancurkan satu kota nanti.

"Sudah tenang?" Tanya Namjoon dan di balas anggukan

"Kenapa memarahi Yoongi?" Tanyanya lagi

"Ceritanya panjang, satunya anak kecil, satunya terlampau dingin" jawab Seokjin ditengah menyembunyikan rona merah pipinya.

"Baiklah berhenti mengurusi masalah mereka, lebih baik mengurus masalah sendiri saja bagaimana hm?"

.

.

.

Tak sulit bagi Yoongi untuk menemukan Jimin, surai orange dengan sweater biru warna yang mudah ditemukan bukan?

"Jimin"

Jimin tak perlu mendongak untuk mengetahui siapa yang memanggilnya, ia mengeratkan pelukannya pada lututnya dan menenggelamkan wajahnya.

"Jimin, yang kau lihat tadi hanya sebuah insiden" ucap Yoongi dan duduk di samping Jimin, sekarang mereka ada di taman, duduk di kursi favorite Jimin. Merasa tak ada jawaban dari Jimin, Yoongi menarik Jimin hingga dia dalam pangkuannya, Jimin menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Yoongi.

"Saat yeoja tadi akan berjalan keluar dari lift, heelsnya yang terlampau tinggi itu tersangkut dalam lubang pintu gesernya. Tiba-tiba dia mearik tanganku sedangkan aku masih fokus membaca chatmu Jiminie" jelas Yoongi dengan mengusap belakang kepala Jimin. Jimin menggelengkan kepalanya dan menggumamkan sesuatu tak jelas

"Aku tak bisa mendengarmu Jimin. Don't be a cry baby, ka- akh" ringis Yoongi saat merasakan lehernya digigit, ia segera menjauhkan wajah Jimin dari lehernya dan dihadiahkan wajah pout ngambek milik Jimin. Bagaimana Yoongi bisa marah? Wajah imutnya itu selalu menghalangi Yoongi marah. Yoongi mengigit gemas hidung Jimin

"Kau menyebalkan hyung. Jangan dekati yeoja manapun" protes Jimin dan melirihkan suaranya pada kalimat ke dua

"Aku... aku... hiks... aku takut kau meninggalkanku hyung. Aku janji akan kutemukan lagi cincinnya hiks..." lanjutnya disertai isakan kecil

"Cincin apa?" Tanya Yoongi

"Aku menghilangkan cincin pernikahan kita hyung. Lihat hilangkan?" Ucap Jimin dengan mengangkat jari kanannya dan menunjuk jari manisnya

"Hahahahahahaa Jiminie hahaha" Yoongi tertawa terlampau bahagia hingga membuat Jimin menatapnya heran

"Hyung!" Teriak Jimin kesal dengan memukul bahu Yoongi

"Kau bodoh Jimin benar-benar bodoh. Kau memasukkan cincin itu kembali pada kotaknya bukan? Saat kau akan perform dengan Hoseok tiga bulan yang lalu, kau melakukan diet dan cincinnya menjadi longgar di jarimu dan kau memutuskan untuk memasukkannya kedalam kotaknya lagi bukan?" Jelas Yoongi panjang lebar dan menyentil dahi Jimin. Jimin membulatkan matanya baru saja dia sadar atas kejadian itu dan ia tertawa mengingat kebodohannya sendiri.

"Jadi siapa yang membuatmu berpikir bahwa aku akan meninggalkanmu? Dan dari mana asalnya pemikiran itu hm?" tanya Yoongi

"Dari seorang peramal dia bilang kau akan meninggalkanku karena aku menghilangkan cincin pernikahan kita" jawab Jimin

"Dan kau percaya begitu saja? Jimin jangan percaya pada orang-orang seperti itu lagi okay?" Ucap Yoongi pada Jimin dan dibalas anggukan serta pelukan dari Jimin

"Okay kita pulang, bangunlah" ucap Yoongi agar Jimin berdiri dari pangkuannya, namun Jimin malah merapatkan dirinya

"Ah baiklah-baiklah piggy back ride saja" ucap Yoongi kalah dan sorakan kemenangan berasal dari Jimin.

"Hyung, aku jadi ingat saat pertama kita bertemu, aku juga menggigit tanganmu dan berakhir seperti ini juga" ucap Jimin disertai tawa kecilnya.

"Seharusnya kau melihat wajah bodohmu saat kau mengigit tanganku" ucap Yoongi berjalan dengan Jimin di punggungnya

"Hyung berhenti memanggilku bodoh, karena kau lebih bodoh dari ku hyung" protes Jimin tak terima

"Ya, karena aku mencintai cutie babbo Jiminie ini"

.

.

.

.

END

A.N :

Cerita sedikit tak apa kan? Hehehehe... akai kembali dengan ff absurd dan tidak jelas ini. Kali ini pairnya yoonmin, ini karena saia kalah dari teman saia dan yang kalah harus buat ff yoonmin (mungkin akan chaptered) dan ini hasilnya ^^ semoga feelnya terasa hehehhe, dan semoga ff ini menyenangkan ^^ Thankyou! sudah membaca minna-sama / reader-nim ^^

Review?