.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Prompt: Time / From: Yola-ShikaIno

Natsukashii

.

Natsukashii 懐かしい: (adj) of small thing that brings you suddenly, joyous back to fond memories, not with wistful longing for what's past, but with an appreciation of the good times.

.

Netra brunettenya bergulir pelan menelusuri selasar kediaman Hyuuga. Tersebutlah Tenten, wanita yang berhasil mengukir namanya di hati sang kulkas berjalan Konoha, Hyuuga Neji. Ia masih tak jemu menduduki dirinya di atas tatami halaman belakang mansion, menikmati semilir angin senja yang menerobos epidermisnya, sekaligus menghidu aroma menenangkan dari bunga sakura yang bersemi di mansion itu.

Waktu bergulir tiada ampun. Ia terus melaju tanpa memandang keadaan. Terlebih saat perang itu terjadi. Belum sempat pasangan muda ini menikmati kebersamaan mereka lebih banyak layaknya pengantin baru lain, Neji sudah harus pergi lantaran ditugaskan untuk membela tanah air mereka tercinta.

Jika saja Neji bukanlah jendral yang turut andil dalam peperangan di negeri seberang, mungkin ia tak akan pulang hanya tinggal nama. Bagaimana Tenten tidak terpukul dengan kabar kematian suami tercinta di medan perang? Sedang dirinya mengandung buah hati mereka yang kelak menjadi penerus Hyuuga.

Pedih. Hatinya merasa teriris.

Nyatanya saat putera mereka lahir, ia membesarkannya seorang diri tanpa kehadiran Neji di sisi. Meski ia bersama keluarga besar Neji yang selalu ada untuknya, tetaplah putera mereka membutuhkan sosok seorang ayah. Bukankah itu miris?

Waktu dan keadaan terlalu jahat pada mereka yang mengharap kebersamaan satu sama lain.

Ia tersenyum kecut kala mengingat Momiji—putera mereka bertanya mengenai keberadaan Ayahnya. Tenten bahkan tak tahu harus berkata apa. Lidahnya seakan kelu untuk menjelaskan bagaimana kebenaran yang terhampar di hadapan mereka pada Momiji. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya untuk menyembunyikan seluruh fakta megenai keberadaan Ayahandanya yang terkubur di atas pualam kelabu.

Ia sempat ragu dengan kehidupannya.

Tenten menggeleng, ia harus meneruskan seluruh sisa hidupnya. Demi Momiji. Demi mendiang suami terkasihnya, Neji. Harus.

Walau bagaimanapun juga, hakikatnya mereka sebagai manusia adalah meninggalkan atau ditinggalkan. Mengenang atau dilupakan. Sebelum fana jadi abadi.

Wanita itu mengembuskan napasnya, menatap kembali hamparan langit yang kan berubah gelap berhiaskan gemintang. Lantas beranjak dari tempatnya berada, kembali masuk ke kediamannya. Meninggalkan sesosok bias bermanik lavender yang sedari tadi memerhatikannya, tersenyum padanya.

"Bahagialah Tenten, Momiji. Aku mencintai kalian."

Setelahnya, sosok bias tersebut menghilang ditelan gelapnya malam. Menjadi bagian dari gemintang yang terus memerhatikan dua orang yang begitu dicintainya.

Fin