Nit... nit... nit...

"Dokter, denyut nadi semakin tidak terasa!" kata seorang suster sambil memandang cemas sang pasien.

"Siapkan alat kejut sekarang!" perintah seorang dokter.

"Hai!" jawab sang suster sambil pergi mengambil alat pengejut jantung. Semoga kau bisa selamat! Ucap sang dokter dalam hati sambil menatap lirih sang pasien yang tergeletak lemas tak berdaya dengan berbagai alat yang terpasang ditubuhnya yang saat ini sedang berada diantara hidup dan mati. Ntah pilihan yang mana yang akan diambilnya saat ini. Jika dilihat dari air wajah sang dokter, sepertinya kemungkinan untuk sang pasien hidup sangatlah kecil.

Nit... nit... nit...

Bunyi alat deteksi jantung sangat membuat sang dokter semakin cemas, belum lagi sang suster yang tak kunjung datang juga. Apa yang harus aku lakukan? Kata sang dokter yang mulai putus asa dengan keadaannya saat ini.

"Dok, ini alatnya!" kata seorang suster yang akhirnya datang juga.

"Kalau begitu, sekarang siapkan-" kata-kata sang dokter terputus.

Niiiiiiiittttt...

"Tidak..." kata sang dokter pelan.

"Sasukeeee..." sebuah teriakan terdengar menggema diseluruh koridor rumah sakit.


Sakura's Promise

Desclaimer: Naruto it's Masashi Kishimoto, Sakura Promise it's seina Hanagata

Rate: T for all teenagers

Genre: Maybe Friendship and Hurt/Comfort

Warning: OOC, aneh, asal-asalan, gaje, de-el-el. Ga suka, jangan baca apa lagi ngeflame! Suka, silakan baca dan riview!

Summary: Sakura tanpa sengaja bisa melihat arwah Sasuke yang tidak tenang, karena itu Sasuke meminta tolong kepada Sakura agar membantunya untuk bisa tenang. Bisakah Sakura membantu Sasuke?


_Chap 1: Deathly_

"Sasukeeee..." teriak seorang laki-laki dengan rambut panjang yang dikuncir satu, Itachi didepan seseorang yang sudah tak lagi bernyawa sambil mengguncang-guncangnya. Berharap agar orang itu bangun, tapi pada kenyataannya orang itu tetap saja tertidur. Tertidur untuk selama-lamanya.

"Kasian Sasuke, ia masih terlalu muda! Hiks... hiks..." kata seorang perempuan yang cukup cantik dengan rambut hitam yang panjang, Mikoto sambil menangis.

"Sudahlah, Sasuke pasti sudah tenang disana! Itachi, percuma kau melakukannya, Sasuke tidak akan kembali lagi, jadi hentikan itu sekarang juga!" kata Fugaku cukup keras sambil memeluk Mikoto yang masih saja menangis. Sebenarnya, Fugaku juga sangat terpukul dengan kematian Sasuke, tapi ia berusaha untuk merelakannya agar Sasuke bisa tenang. Itachi berhenti mengguncang-guncang tubuh Sasuke. Ia menunduk. Ia tak menyangka Sasuke akan pergi begitu saja secepat ini. Itachi kembali melihat wajah Sasuke yang kini terlihat semakin pucat.

"Sas, yang tenang ya! Aniki akan selalu sayang sama kamu!" kata Itachi sambil mengelus lembut rambut Sasuke untuk terakhir kalinya. Tanpa mereka semua sadari, dari tadi ada yang memperhatikan mereka.

"Jadi aku sudah mati, kalau begitu kenapa aku masih disini?" kata seseorang atau lebih tepatnya arwah dari Sasuke sambil melihat semua itu dengan tatapan yang sangat tidak percaya.

"Baka aniki, aku ada disini! Kaa-san, tou-san, aku masih ada disamping kalian!" teriak Sasuke sekencangnya, tapi sekeras apapun ia berteriak, teriakannya tidak akan bisa didengar oleh mereka. Merasa putus asa, Sasuke akhirnya pergi meninggalkan mereka.

"Aku... tidak bisa melhat kalian sedih! Gomennasai..." kata Sasuke lagi sambil berjalan semakin menjauh. Sasuke terus berusaha mengingat-ingat apa yang membuatnya tetap berada disini, bukannya pergi kealam sana.

"Aku akan hidup sampai bunga sakura bermekaran!"

"Apa yang kau katakan? Kau akan hidup sampai saat bunga sakura bermekaran kapanpun kau mau!"

"Tidak! Aku akan pergi saat bunga sakura belum mekar! Aku ingin melihatnya untuk terakhir kalinya!"

"Sudahlah, jangan bicara yang aneh-aneh!"

Tiba-tiba saja, Sasuke teringat akan percakapannya saat bersama dengan Itachi beberapa hari lalu. Sasuke tersenyum kecil.

"Haha... sakura, ya? Jadi itu yang membuatku tidak tenang!" kata Sasuke sambil tertawa kecil. Ia menunduk. Bunga sakura masih lama mekarnya, berarti aku akan terus seperti ini sampai bunga sakura mekar! Pikir Sasuke.

"Argh, kuso!" teriak Sasuke. Sasuke terus berjalan tanpa tujuan yang jelas. Ia tak ingin kembali kerumahnya karena tak tega melihat kesedihan dari keluarganya. Sasuke berjalan dengan lemas, ia berharap agar ada yang bisa membantunya untuk tenang. Saat disebuah tikungan, terlihat seorang perempuan yang baru saja pulang dari sekolahnya. Sasuke tidak mempedulikannya, ia terus menundukkan kepalanya. Anak itu pasti ga bisa melihatku! Kata Sasuke dalam hati.

"Hei, kalo jalan jangan nunduk, ntar ketabrak mobil lho!" kata perempuan itu sambil terus berjalan.

"Percuma, ga bakal ada yang bisa menabrakku!" jawab Sasuke malas. Eh, tunggu! Anak itu bisa MELIHATKU? Kata Sasuke dalam hati. Tanpa pikir panjang, Sasuke mengejarnya sebelum anak itu semakin menjauh.

"Kau bisa melihatku?" teriak Sasuke saat berada didepan anak tadi.

"Hah? Ya iyalah, masa iya orang segede gitu ga keliatan? Lucu banget!" kata anak itu sambil berusaha pergi karena jalannya dihalangi Sasuke.

"Chotto matte!" teriak Sasuke lagi.

"Apa lagi?" tanya anak itu males.

"Aku serius, apa kau bener-bener bisa melihatku?" tanya Sasuke masih ga percaya ada yang bisa melihatnya.

"Siapa juga yang bercanda? Jelas aku bisa melihatmu! Kenapa?" kata anak itu.

"Cuma kamu yang bisa melihatku!" kata Sasuke.

"Maksudmu? Kenapa cuma aku? Semua orang pasti bisa melihatmu!" kata anak itu lagi.

"Ga! Aku ini udah mati!" kata Sasuke menjelaskan.

"Hah? Jadi, kau hanya roh tanpa raga?" tanya anak itu ragu. Sasuke mengangguk. Anak itu masih tidak percaya, ia mencoba untuk menyentuh tubuh Sasuke dan ternyata tangannya menembus tubuh Sasuke.

"Lihat, kan?" kata Sasuke.

"Ga mungkin! Ini pasti mimpi!" kata anak itu sambil pergi meninggalkan Sasuke sendiri. Sasuke mengejar anak itu lagi, tapi anak itu malah berlari dengan sangat cepat. Saat sampai disebuah rumah, anak itu langsung kekamarnya dan menutup pintunya.

Hosh... hosh... hosh...

Tedengar nafas dari anak itu yang terengah-engah. Pasti tadi cuma khayalanku! Kata anak itu mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

"Percuma kau menutup pintu, aku tetap bisa masuk!" kata Sasuke yang tiba-tiba berada didepan anak itu. Anak itu menarik nafas panjang dan menghembuskannya.

Gubrak!

"Waduh? Kok malah pingsan sih, gimana nih?" kata Sasuke bingung.


"Sakura, Sakura..." panggil seorang perempuan.

"Mmm... kaa-san, tadi aku masa lihat-" kata-kata anak yang bernama Sakura itu terputus saat melihat Sasuke berada dibelakang kaa-sannya. Sakura terbelalak dan bersiap untuk berteriak sekencang-kencangnya, tapi Sasuke melambaikan tangannya tanda aga Sakura tidak berteriak.

"Ada apa, Sakura?" tanya kaa-san Sakura.

"Mmm... ga ada apa-apa! Kaa-san bisa pergi sekarang, aku baik-baik saja kok!" kata Sakura.

"Kau yakin?" tanya kaa-san Sakura. Sakura mengangguk, setelah itu kaa-san Sakura pergi meninggalkan Sakura sendirian. Setelah cukup lama, Sakura menatap tajam kearah Sasuke.

"Sekarang, cepat katakan padaku apa maumu?" kata Sakura yang terlihat mulai kesal.

"Aku hanya ingin kau membantuku agar bisa tenang!" kata Sasuke pelan.

"Kalau begitu, apa yang kau inginkan?" tanya Sakura.

"Aku hanya ingin melihat bunga sakura bermekaran!" kata Sasuke senang. Sakura cengo dengan mulut yang menganga lebar. Dia terdiam cukup lama.

"Kau bercanda? Itu masih sangat lama! Kau gila!" teriak Sakura ga percaya.

"Aku serius! Aku harus bisa melihat bunga sakura mekar agar aku bisa tenang!" kata Sasuke berusaha untuk meyakini.

"Tapi sekarang masih bulan Febuari, sakura mekar saat bulan April! Itu masih sangat lama, baka!" kata Sakura nyolot.

"Itu masalahnya! Kau mau membantuku kan?" kata Sasuke dengan frog eyesnya.

"Nehi! Never ever forever!" kata Sakura sambil berjalan keluar.


"Onegai..." Sasuke terus memohon, tapi Sakura tetap saja pergi. Sasuke menghalangi Sakura, tapi Sakura tetap saja bisa melewatinya. Sasuke ga menyerah begitu aja, dia terus-terusan mengganggu Sakura. Ia ga akan berhenti sampai Sakura mau membantunya.

"Sakura... Sakura... Sakura..." panggil Sasuke tanpa henti. Sekarang waktu sudah menunjukkan malam hari. Sakura sedang berusaha untuk belajar ditengah keributan yang dibuat oleh Sasuke. Sejak siang saat Sakura pulang sekolah, sampai sekarang Sasuke terus mengganggunya. Sasuke bener-bener ga ada matinya! Pikir Sakura. Sakura tetap terlihat tenang dengan semua keributan yang dibuat Sasuke, padahal didalam hati Sakura udah mencak-mencak dari tadi. Sasuke mulai terlihat kelelahan.

"Huh, akhirnya aku bakal gentayangan terus! Aku bakal terus ganggu orang yang ga mau bantu aku sampe dia mau membantuku!" kata Sasuke entah pada siapa. Ga ada respon. Sasuke mulai terlihat kesal. Tiba-tiba Sasuke tersenyum kecil. Hehehe... kita kerjain aja! Kata Sasuke dalam hati.

Whuuuuzzzz...

Angin berhembus kencang sampai membuat Sakura merasa dingin. Sakura berjalan kearah jendela. Sakura menutup jendela itu agar tidak terlalu dingin. Sakura kembali berjalan ke meja belajarnya.

Brak!

Jendela kembali terbuka karena angin yang teramat sangat kencang itu. Sakura mulai terlihat kencang dan sepertinya ia tau siapa yang telah melakukan semua itu.

"Setaaaaannnn! Aku tau ini semua perbuatanmu kan?" kata Sakura dengan sangat kesal sampai sebuah perempatan muncul didahinya yang offside itu. Sasuke tidak muncul juga sampai bertambah sebuah perempatan lagi didahinya. Sakura berusaha untuk tetap tenang. Ia kembali untuk belajar lagi.

"Peek a boo!" teriak Sasuke tepat didepan wajah Sakura sampai membuat jantung Sakura hampir berhenti. Sakura terdiam cukup lama.

"Argh, kalau saja aku bisa menyentuhmu pasti kau sudah kuhajar dari tadi!" teriak Sakura sambil berjalan ke meja belajarnya lagi.

"Kalau begitu, aku sangat beruntung karena kau tidak bisa menyentuhku! Hehehe..." kata Sasuke sambil tersenyum senang. Sakura tidak meladeninya lagi. Ia membaca-baca buku pelajarannya lagi. Sasuke yang merasa bosan lagi kembali ngerjain Sakura. Ia mengambil boneka yang ada diranjang Sakura dan melemparnya sampai mengenai tepat dikepala Sakura. Kini didahi sakura sudah ada tiga buah perempatan. Sakura sudah tidak bisa sabar lagi menghadapi Sasuke.

"Sudah cukup, hentikan semua ini!" teriak Sakura sambil melempar boneka tadi kearah Sasuke, tapi boneka itu pastinya menembus tubuh Sasuke.

"Bagaimana bisa kau melempar boneka itu kalau boneka itu bisa menembusmu?" kata Sakura dengan wajah yang tak percaya.

"Ntahlah, aku hanya memikirkan ingin melempar boneka itu! Tau-tau aku bisa menyentuhnya!" kata Sasuke seadanya.

"Aku bisa saja melakukannya lagi selama aku mau!" lanjut Sasuke. Terlihat Sakura sangat ingin sekali menelan Sasuke hidup-hidup, sayang Sasuke sudah mati.

"Ok, fine! Aku akan membantumu, tapi kau harus berjanji tidak akan menggangguku lagi dan langsung pergi saat kau sudah melihat bunga sakura bermekaran!" kata Sakura sambil mengacungkan telunjuknya kaya Tebe. Sasuke mengangguk tanda setuju.

"Janji?" tanya Sakura meyakinkan dengan mengacungkan kelingkingnya.

"Iya, janji! Tapi kau juga harus berjanji akan membantuku menemukan bunga sakura secepatnya!" kata Sasuke sambil menyatukan kelingkingnya dengan milik Sakura, tapi pastinya kelingking Sasuke menembus kelingking dari Sakura. Sakura mengangguk tanda setuju.

_To Be Continued_


Waw! Akirnya cerita ini bisa di publish juga! Sebenarnya cerita ini judulnya Hana's Promise, tapi itu Cuma cerita asal-asalan doang. Semuanya sama kecuali charanya sama yang bikin cowo itu gentayangan. Kalo di cerita aslinya si cowo itu namanya Aruto, dia kelas satu SMA. Dia gentayangan gara-gara mau liat bunga matahari mekar (disini jadi bunga sakura gara-gara author lagi tergila-gila dengan bunga sakura dan berhubung sekarang bulan april, rasanya jadi pas deh kalo pake bunga sakura). Kalo si cewe namanya Hana, dia kelas dua SMP. Terus masih banyak yang beda! Pas ngeliat coret-coretan dari itu cerita, sayang juga kalo ga diapa-apain. Jadi aku bikin fic aja deh. Hehehe...

Yuph, sepertinya segitu aja cuap-cuap dari aku, ntar di chap dua aku kasih tau lagi apa lagi yang beda dari cerita yang asli. Berhubung ini baru prolog aja, jadi belom jelas Sasuke itu mati karena apa. Akhir kata, Review please...

Oh iya,kalo ada yang tau lagu-lagu yang ada hubungannya sama bunga sakura tolong kasih tau ya! Soalnya, mau aku masukin ke dalam fic ini. Onegai please... *frog eyes* ya udah review please...