Title : A Pet
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance/Angst
Rate : T
Pair : SasuNaru, slight NejiGaa
Warning : AU, OOC, Yaoi/Shonen-ai (masih bingung), Typo, dll dsb.
Don't Like Don't Read
xoxoxoxox
Suasana ramai begitu mendominasi pada suatu malam di kota Tokyo. Para penjual sedang asik menjajakan apa-apa yang di jualnya. Tak jarang ada penawaran di sekitar pasar malam tersebut. Cuaca dingin tak membuat sebagian orang merasa kedingin. Malah mereka kini asik-asiknya menjelajahi pasar malam itu. Terlihat ada sebagian orang yang membawa masing-masing pasangannya. Selain membawa pasangannya, ada juga yang sebagian orang membawa anak-anaknya hanya sekedar untuk jalan-jalan.
Suasana itulah yang terlihat di ruang kerja pribadi milik sesosok pemuda bermata onyx itu. Dia tak sedikitpun berminat untuk turun dari lantai 3 hanya sekedar berjalan-jalan ke pasar malam itu. Ada sesuatu hal yang lebih penting untuk di selesaikan daripada menikmati jajanan yang di sediakan pasar malam itu. Dokumen-dokumen penting yang harus dia tanda tangani mengingat dia adalah salah satu direktur dari salah satu perusahaan terkemuka di kotanya. Bahkan perusahaannya pun membuka cabang di kota-kota luar. Padahal umurnya masih relatif muda, tapi rekan-rekan bisnisnya maupun pesaing-pesaingnya sudah berumur diatas empat puluh tahunan.
Itulah hebatnya seorang Uchiha, memiliki wajah di atas rata-rata, kecerdasan yang tinggi, kekayaan keluarganya yang takkan habis di makan tujuh turunan. Tapi sayang, Uchiha bungsu ini tak memiliki pasangan sama sekali. Padahal banyak perempuan-perempuan yang rela mengantri hanya untuk mendapatkan hati sang Uchiha bungsu ini.
Ketukan tangan terdengar dari arah pintu luar apartemennya. Ketukan yang tidak keras tapi terdengar oleh telinga pemuda Uchiha ini. Dengan ogah-ogahan dia melangkahkan kakinya menuju lantai bawah hanya untuk membukakan pintu apartemen mewahnya. Memangnya siapa yang berani berkunjung ke apartemennye malam-malam begini? Itulah pertanyaan yang ada dalam diri pemuda berambut pantat ayam ini.
Ketika dia membuka pintu apartemennya, hal pertama yang dia lihat adalah seorang pemuda bertubuh yang hamper sama tingginya dengan dirinya sedang berdiri menghadap punggung dengan rambut coklat panjangnya yang diikat rapi sedang menantinya. Tentu saja dia kenal dengan pemuda yang satu ini. Sahabat sekaligus rekan kerja di perusahaan yang sudah menemaninya selama 5 tahun lamanya.
Pemuda berambut coklat panjang ini membalikan tubuhnya. Senyum tipis menghiasi wajah pemuda ini dengan mata yang berwarna lavender. Seragam kerja masih melekat di badannya. Kelihatan sekali kalau dia baru pulang dari kantornya.
"Neji."
"Yo Sasuke." Tanpa permisi terlebih dahulu pemuda bernama Neji ini langsung saja masuk ke dalam apartemen mewah milik sahabatnya Sasuke. Dia pun langsung saja merebahkan diri di sofa berwarna putih yang terletak di ruang tamu itu tanpa merespon death glare yang di berikan pemuda bermata onyx ini. Neji sudah terbiasa dengan hal ini, bahkan death glare tingkat tinggi milik Uchiha pun dengan mudah di tangkisnya.
Dengan menyamankan diri di sofa itu, Neji memulai percakapan. "Apakah aku mengganggumu?"
"Sangat," jawab Sasuke ketus.
Neji tertawa, "aku sangat suntuk di kantor, sepertinya aku butuh hiburan."
"Aku tidak tertarik," ujar Sasuke seraya melangkahkan kakinya menuju sofa yang ada di seberang Neji kemudian mendudukinya.
"Ayolah Sasuke, kau pasti mengerti maksudku. Aku sudah lama tidak kesana."
Sasuke membuang nafas kesal, "aku sibuk. Tak ada waktu untuk itu."
Neji pun bangkit dari tidurannya, "kau ini selalu sibuk. Tak pernah ada waktu untuk istirahat."
"Hn."
"Jangan cuma 'hn' saja. Aku tidak mengerti bahasamu itu," ujar Neji mengejek kosakata yang di lontarkan Sasuke.
Sasuke melirik kesal kearah pemuda bermata lavender itu, "jawabannya tidak."
"Kau keras kepala sekali." Dengan satu tarikan tangan, Neji membawa direktur perusahaan Uchiha corp. ini keluar ruangan menemaninya pergi sesuai dengan tujuannya.
xoxoxoxox
Shinobi Bar, itulah yang di maksud Neji pada saat percakapan yang berlangsung di apartemen mewah milik Uchiha bungsu ini. Membutuhkan waktu hanya beberapa menit saja agar sampai di tempat tujuan.
Inilah alasan Sasuke menolak ajakan Neji untuk mendatangi salah satu bar yang lumayan ramai pengunjung yang datang. Sasuke benci keramaian. Memang banyak sekali hal yang di benci oleh direktur muda ini.
"Kita pulang sekarang, Neji. Aku tak suka tempat ini," ucap Sasuke memandang pemuda berambut coklat panjang yang duduk di kursi kemudi.
Neji membalas pandangan yang di berikan Sasuke, "kita baru sampai. Kau itu harus banyak berinteraksi dengan banyak orang. Aku bosan melihatmu terkurung terus di ruang kerjamu, sekali-sekali kau harus datang ke tempat seperti ini."
Sasuke mendengus kesal seraya melipat kedua tangannya.
Merekapun keluar dari mobil jazz hitam milik pemuda berambut coklat ini. Neji pun merangkul Sasuke, seakan-akan menjaga pemuda itu agar tidak kabur memanggil taksi dan kemudian pulang ke apartemen kesayangannya. Sambil mengerutu pelan sepanjang perjalanan karena Neji menyeret-nyeret langkahnya untuk masuk ke bar itu.
Letak bar ini cukup strategis. Hingga hanya kalangan berkantong tebal saja yang bisa memasukinya. Sedangkan kalangan berkantong tipis? Mereka terpaksa harus bersungut-sungut mencari bar yang lain, karena para penjaga bar tersebut akan menendang mereka untuk pergi dari sini, atau istilah lainnya adalah di usir.
Bau asap rokok dan minum-minuman beralkohol mulai tercium di hidung Sasuke saat dirinya mulai memasuki ruangan tersebut dengan sesosok Neji di sebelahnya. Sasuke tidak terusik dengan bau-bau seperti itu, karena dia kadang-kadang meminum juga minuman itu di saat di merasa stress.
Para wanita malam mulai mendatangi mereka ketika mereka berdua mencari tempat duduk yang kosong. Wanita itu mulai mengoda dengan kata-kata manisnya agar mau menyewanya malam ini. Tapi sayang, wanita malam tersebut harus menahan kekesalannya karena mereka menolaknya seraya berkata, "maaf, tapi kami sama sekali tidak tertarik," Neji tersenyum.
Setelah mengedarkan pandang ke segala penjuru ruangan, mereka menemukan tempat duduk yang kosong yang letak cukup strategis. Tanpa basa-basi mereka langsung saja mengambil tempat duduk tersebut. Suara hentikan musik menggema ke seluruh ruangan. Tak ayal membuat sebagian orang yang berada di situ mulai turun hanya sekedar untuk berjoget. Penari striptease baik perempuan maupun laki-laki mulai meliuk-liukan badan mereka ke tiang gantungan. Menaikinya kemudian menuruninya. Bahkan om-om hidung belang mulai berani menyentuh hal-hal sensitive pada salah satu penari striptease laki-laki, tentu saja dengan iming-iming uang.
Menempati sebuah kursi kosong, mereka langsung saja memesan minuman. Neji mengangkat tangannya tanda untuk memanggil pelayan di bar ini.
"Anda mau pesan apa, Tuan?" Tanya pelayan tersebut yang bergender perempuan.
"Aku ingin segelas vodka, kalau kau Sasuke?" tanya Neji seraya melirik pemuda yang ada di sampingnya.
"Wine," jawab Sasuke singkat.
Pelayan itu pun mencatat pesanan yang di pesan Sasuke dan Neji, kemudian tersenyum, "baik. Pesanan akan segera tiba." Dan pelayan itupun berlalu.
Suara dentuman musik masih saja terdengar keras di ruangan tersebut. Menambah suasana keramaian di ruangan tersebut. Tapi Sasuke memilih untuk diam. Dia tidak tertarik untuk turun hanya sekedar untuk berjoget. Baginya saat ini memejamkan mata lebih menarik untuk di lakukan.
Disana di sebuah konter minuman, terdapat seorang bartender sedang menunjukkan keahliannya mencampurkan minuman berbagai merek, kemudian menuangkannya dalam sebuah gelas berwarna perak dan mengguncangnya seraya melemparkan gelas tersebut keatas. Para penonton yang terdiri dari beberapa wanita berdecak kagum akan kehebatan seorang bartender pria dengan tato segitiga merah terbalik yang menghiasi kedua pipinya tersebut.
Tak berapa lama, minuman yang di pesan oleh mereka berdua datang, kali ini pelayan pria yang membawakannya.
"Selamat menikmati Tuan," kata pelayan tersebut sambil tersenyum.
Mereka meminumnya, lalu meletakan gelas tersebut di meja tak jauh dari tempat mereka duduk. Sasuke memicingkan matanya tatkala dia melihat sejumlah pemuda sedang menghampiri mereka. Sasuke kenal dengan pemuda-pemuda itu yang berjumlah tiga orang. Mereka adalah bawahan Sasuke di perusahaan tempat dia bekerja.
"Wah ternyata ada Tuan Sasuke di sini," sapa salah satu pemuda berambut perak sebahu dengan gigi-gigi runcingnya.
"Aku tak menyangka akan bertemu Sasuke disini," ucap pemuda yang lainnya lagi yang rupanya hamper sama dengan Sasuke.
"Diamlah Sai, Suigetsu," ujar Sasuke dingin.
"Seperti biasa, selalu dingin di setiap ucapannya," kali pemuda dengan rambut perak yang di ikat yang menggunakan kacamata.
Neji yang melihat ketiga pemuda tersebut hanya bisa berkata, "kalian kenal Sasuke?"
Pemuda yang di ketahui bernama Suigetsu menjawab pertanyaan pemuda berambut coklat panjang tersebut. "Tentu saja, kami ini adalah temannya."
"Lebih tepatnya adalah bawahanku," Sasuke mengoreksi dari perkataan Suigetsu.
"Oh, Begitu."
"Lalu, apakah kami boleh bergabung? Kami rasa di sini tak ada lagi tempat yang kosong," Kabuto bertanya kepada kedua pemuda yang ada di hadapannya.
"Terserah," Sasuke menjawab seraya membuang mukanya. Lalu mereka bertiga pun langsung duduk begitu mendapatkan ijin dari atasan mereka.
Lama mereka berdiam sampai pemuda yang menyerupai Sasuke angkat bicara. "Kudengar malam ini akan ada penawaran."
"Penawaran? Maksudmu seorang Pet?" Neji berucap.
"Benar, dari arah pembicaran yang ku dengar dari laki-laki disana," Sai menunjuk kearah sekumpulan laki-laki yang sedang berbincang sambil tertawa, "mereka yang akan di jual memiliki wajah yang lumayan."
"Sepertinya menarik," Neji menggumam. Sedangkan Sasuke hanya diam mendengarkan sambil memasang wajah datar.
Tak berapa lama, seorang pemuda yang bisa di katakana seorang MC karena dia memegang sebuah mikrofon di tangan kanannya sedang tersenyum yang terlampau lebar sambil menaiki panggung yang ada di sebrang dari tempat mereka berada.
"Baiklah," MC tersebut mulai berbicara. "Kali ini di malam spesial ini, kami akan menghadirkan beberapa wajah baru yang bisa tuan-tuan dan nyonya-nyonya membelinya dengan harga yang sangat terjangkau. Kualitas yang akan kami berikan sungguh dapat membuat para hadirin di sini puas atas pelayanannya. Baiklah kali ini kami langsung saja menampilkannya kepada hadirin semua."
Lalu dari arah samping panggung tersebut muncul lah seorang wanita yang di kurung yang hanya mengenakan bra dan celana dalam yang menampilkan kulit putih mulusnya. Matanya sengaja di biarkan tertutup, agar para penawar bisa lebih menaikkan tawarannya. Rambutnya berwarna merah muda mengingatkan Sasuke akan sebuah pohon yang bunganya sangat terkenal di Jepang.
MC tersebut mulai mengangkat mikrofonnya, "untuk wanita yang satu ini, akan aku hargai senilai 20 juta. Adakah yang bersedia menaikkan harganya?"
Para laki-laki mulai mengangkat tangannya untuk mulai mengajukan harga yang lebih tinggi.
"23 juta."
"34 juta."
"41 juta."
Begitu seterusnya sampai penawaran berakhir di tangan seorang laki-laki bermasker dengan rambut perak yang melawan grafitasi menghargainya dengan harga 88 juta.
Tak hanya sampai di situ, kali ini muncul lagi seseorang yang akan di jual malam ini. Bukan seorang wanita, tetapi seorang laki-laki. Dengan rambut merah darahnya di sertai tato di sudut kening sebelah kiri membuat Neji terpukau akan sosok pemuda yang satu ini. Sama seperti sebelumnya, pemuda ini sengaja matanya di biarkan tertutup.
"Untuk pemuda kali ini, aku akan membuka penawaran dengan harga 30 juta. Adakah yang mau mengambil pemuda ini?" sang MC berkata sambil tersenyum.
"40 juta."
"45 juta."
"52 juta."
"64 juta."
"80 juta."
"100 juta."
Kali ini tak ada yang berani menawar lebih tinggi. Semuanya hanya terdiam. Lalu sang MC pun mulai bersuara, "adakah penawaran yang lain?" dan tidak ada jawaban.
"Apabila tak ada penawaran, maka pemuda ini akan…"
"Tunggu!"
Semua pun mulai menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menyela pembicaraan sang MC. Rupanya pemuda berambut coklat panjang yang diketahui bernama Neji ini pelakunya.
Neji pun berdiri dari tempat duduknya, kemudian melangkahkan kakinya mendekati panggung tersebut. Dimana seorang MC dan pemuda berambut merah berada.
"Biarkan aku melihat matanya. Kalau aku tertarik, aku akan menaikkan penawarannya menjadi dua kali lipat." Ujar Neji tersenyum puas.
Semua yang ada di situ hanya terbelalak dengan mulut terbuka.
Lalu sang MC pun membuka penutup mata pemuda yang ada di hadapannya. Ketika mata itu terbuka, terlihat lingkaran hitam memenuhi sekeliling matanya. Mata itu tetap terpejam sampai sang MC menyuruhnya untuk membuka matanya. Sang pemuda berambut merah itu pun terbuka.
Emerald
Mata itu berwarna emerald. Sungguh indah saat Neji memandang mata tersebut. Dia seakan-akan tersihir oleh tatapan yang di berikan pemuda berambut merah ini. Neji memegang dagu pemuda tersebut membawa wajahnya agar menghadapnya.
"Siapa namamu?" tanya Neji.
"Gaara. Sabaku no Gaara."
Neji tersenyum. "Baiklah Gaara, aku akan mengambilmu."
Sang MC tersenyum puas saat Neji mengatakan hal tersebut. "Baiklah pemuda ini sudah di tawar oleh Tuan ini, adakah penawaran lagi?"
Hening. Tak ada yang berani menaikkan harga.
MC itu mulai tertawa kecil. "Tak ada penawaran lain, maka Tuan ini yang akan mengakhirinya."
Sasuke yang melihat apa yang di lakukan Neji hanya bisa tersenyum tipis. Sedangkan Suigetsu, Sai, dam Kabuto hanya terbelalak dengan mulut terbuka.
"Hanya seorang pemuda itu, dia rela mengeluarkan uang dua ratus juta?" Suigetsu berkomentar dengan mata melotot tak percaya.
"Dia benar-benar kaya!" kali ini Kabuto angkat suara.
Lalu Sai pun menoleh kearah atasannya yang sangat mirip dengannya itu, "hei Sasuke, apa kau ingin seperti Neji juga?"
Sasuke melirik Sai di sampingnya, "menurutmu?" dan Sai pun tak menjawab perkataan Sasuke.
Setelah pemuda berambut merah darah tadi di beli oleh Neji, kini muncul lagi seseorang akan di tawarkan kepada para penawar yang sedang duduk-duduk menikmati minuman mereka maupun yang sedang berdiri di dekat panggung. Namun kali ini yang jadi korban adalah seorang wanita. Tapi untuk kali ini Sasuke tidak tertarik.
Lama Sasuke menunggu di bar itu, sampai para korban yang sudah di beli berjumlah sembilan orang. Tapi di antara itu semua tak ada yang menarik perhatiannya sama sekali. Minuman yang kini di pesannya pun sudah tandas, hingga dia harus memesan untuk yang kesekian kalinya untuk menghilangkan dahaga di tenggorokkannya. Sedangkan Neji sudah mendahuluinya untuk pergi ke apartemennya. Mungkin saja dia ingin 'mencicipi' mainan barunya. Sepertinya kali ini Sasuke akan meminta seseorang di antara bawahannya untuk mengantarnya pulang.
Lama sang MC terdiam di tepi panggung tersebut hingga Sasuke merasa bosan untuk menunggu kiranya siapa yang akan muncul selanjutnya. Sasukepun menuangkan botol wine ke gelasnya yang kosong, kemudian meminumnya. Lalu sang MC pun berjalan menuju ke tengah panggung. Dengan wajah yang girang dia mulai bersuara.
"Maafkan saya telah membuat Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya menunggu. Kali ini kami akan menawarkan seseorang yang spesial."
'Spesial?' pikir Sasuke sambil mngerutkan keningnya.
MC itu memberikan kode melalui tangannya agar korban kali ini dihadapkan kepada semua orang. Lalu tak berapa lama muncul sseorang yang tengah mendorong sebuah sel mirip penjara dengan seseorang di dalamnya. Sasuke mengerutkan keningnya untuk melihat lebih jelas siapa yang berada di dalam sel tersebut.
Ketika sel itu terbuka, menampakkan seorang pemuda berambut pirang dengan kulit berwarna coklat yang eksotis. Dia hanya memakai selembar celana dalam, sehingga siapapun yang melihatnya akan tergoda termasuk Sasuke. Tunggu! Sasuke merasa familiar dengan seseorang lebih tepatnya pemuda yang ada di atas panggung tersebut. Pemuda tersebut sengaja di rantai tangan dan kakinya, karena sedari tadi dia memberontak hendak membebaskan diri. Tentu saja tenaganya tak begitu kuat karena ada dua orang bertubuh kekar yang sedang memegangnya kuat. Di tambah lagi kini selembar kain putih menutupi matanya. Sungguh ironis nasib pemuda yang satu ini. Ada kemungkinan dia di paksa untuk di jual agar memperoleh keuntungan.
Sasuke tengah berfikir. Dia merasa kenal dengan pemuda berambut pirang tersebut, tapi entah dimana dia bertemu dengan pemuda itu. Sai yang berada di samping Sasuke hanya bisa memandang pemuda di seberang sana dengan tatapan kagum.
'Dia manis sekali,' pikir Sai.
Ah! Sepertinya Sasuke sudah menemukan jawabannya. Dia ingat dengan pemuda tersebut. Pemuda tersebut pernah menolongnya mengobati lukanya akibat dari perkelahian yang di alaminya dua tahun yang lalu. Akibat dari itu semua Sasuke sering sekali memikirkan pemuda yang menolongnya itu. Sasuke sudah berusaha mencari pemuda tersebut, tapi nihil. Pada akhirnya, dengan berat hati Sasuke harus melupakannya. Tapi Sasuke merasa ragu-ragu dengan pemuda yang ada di atas panggung tersebut. Apakah pemuda tersebut memang pemuda yang selama ini di carinya?
"Kami akan membuka penawaran pemuda dengan harga 50 juta. Adakah yang bisa menaikkan harga dari pemuda manis ini?"
Seorang laki-laki berumur mengacungkan tangannya, "65 juta."
Lalu semua yang ada di sana mulai berebut menaikkan penawaran.
"73 juta."
"84 juta."
"100 juta."
"Sepertinya pemuda ini akan laku keras melebihi pemuda yang di beli Neji tadi," ujar Suigetsu berkomentar tentang pemuda berambut pirang.
Sasuke mulai berfikir tentang apa yang di katakana oleh Suigertsu. Tidak! Kalau pemuda ini sampai di beli oleh orang lain, maka dia tidak akan bertemu dengan pemuda ini lagi. Maka dari itu dia harus memastikan bahwa pemuda itu adalah pemuda yang memang di cari-carinya slama ini.
"112 juta."
Sasuke bangkit. Dia mulai melangkahkan kakinya menuju panggung yang ada di seberangnya itu. Hal ini membuat Kabuto bertanya-tanya.
"Kau mau kemana Sasuke?" tapi pertanyaan tersebut tidak di gubris oleh Sasuke. Dia malah semakin membawa kakinya kearah panggung.
"130 juta."
Penawaran semakin tinggi, hingga membuat sorak riuh memenuhi bar tersebut.
"150 juta."
"178 juta."
Lalu Sasuke membawa dirinya untuk naik ke atas panggung. Hingga sang MC mengerutkan alisnya bingung.
"Ada apa Tuan?" tanya si MC.
"Biarkan…," kata Sasuke kepada sang MC. "Biarkan aku melihat mata dari pemuda ini," lanjut Sasuke sambil memandang pemuda berambut pirang yang tengah terkulai lemas tak berdaya dengan tubuh bergetar di tengah panggung tersebut karena sepertinya telah di beri semacam bius untuk melumpuhkan pemuda ini sementara.
"Kalau aku membuka mata dari pemuda manis ini, kau bersedia membayar berapa?" sang MC malah menantang Sasuke untuk melakukan penawaran.
"Aku bersedia membelinya dengan harga 250 juta untuk pemuda ini."
Semua kembali di buat terkejut. Sungguh malam ini adalah malam para penjual untuk bermandikan uang. Lalu sang MC kembali tersenyum cerah.
"Baiklah kalau itu yang Tuan minta."
MC itu melangkahkan kakinya mendekati pemuda berambut pirang tersebut. Dengan perlahan ikatan kain putih itu terlepas, menampakkan sebuah pemandangan langit biru dengan kaca-kaca yang berkilauan. Sepertinya pemuda itu hendak menumpahkan airmatanya. Sasuke semakin yakin kalau pemuda ini memang yang di cari-carinya selama ini.
Lalu Sasuke mendekati pemuda tersebut dan kemudian berjongkok. Di sentuhnya dagu pemuda berambut pirang agar menghadapkan wajahnya ke hadapan Uchiha bungsu ini. Sasuke merasakan tubuh pemuda tersebut bergetar ketika jarinya menyentuh kulit tannya. Pemuda berkulit tan itu tidak memberontak ketika Sasuke menyentuhnya, padahal sebelumnya dia akan memberontak dan berteriak histeris kalau ada yang berani menyentuhnya. Sasuke tersenyum tipis ketika mata onyxnya bertemu pandang dengan mata sapphire milik pemuda berambut pirang ini.
"Siapa namamu?" tanya Sasuke.
Dengan sekuat tenaga pemuda berambut pirang ini mengeluarkan suaranya. "Sa-saya Naruto. U-Uzu-maki Naruto." Suaranya terdengar serak.
Sasuke menyeringai, "Naruto… akhirnya aku menemukanmu."
"Bagaimana Tuan? Anda tetap akan membelinya?" kata si MC terhadap Sasuke.
Dengan satu anggukan singkat Sasuke mengiyakan.
"Bagus, pemuda ini sepertinya akan di beli oleh Tuan ini. Apakah Anda yang ada di sini akan bersedia untuk menaikan harga melebihi harga dari Tuan ini?"
Tak ada yang berani menanggapi perkataan dari sang MC, hingga akhirnya sang MC ambil suara.
"Sepertinya pemuda ini memang akan di beli oleh Tuan ini."
"Hn."
Dan malam itu pemuda yang di ketahui bernama Naruto telah resmi menjadi milik seorang direktur muda dari Uchiha corp. bernama Uchiha Sasuke.
TBC
Padahal TBC-nya nggak sampai sini, karena masih ada kelanjutannya. Dan kelanjutannya itu kemungkinan besar adalah lemon. Tapi aku masih agak minder membikin fict yang ada lemonnya. Takutnya lemonnya kurang hot, dan aku masih amatir bikin adegan rated M.
Sengaja aku skip sampai sini karena sebentar lagi bulan puasa. Aku takut kalau aku bikin fict lemon ntar puasanya ada yang jebol lagi *apa'an sih nih?*
Dan aku nga mau menanggung dosa dengan membikin fict lemon di bulan puasa ini.
Sebaiknya kelanjutannya ada adegan rated M apa nggak nih? Tergantung readers mau ada lemon apa nga. Kalau ada lemonnya, aku bakal mengupdate setelah lebaran. Kalau nggak, aku akan mengupdate secepat mungkin, gimana?
Sebenarnya ni fict terinspirasi sama anime yaoi yang aku tonton. Yang sering nonton anime yaoi pasti tau deh anime apa. Memang adegannya ada yang ku ambil dari anime itu, tapi tentu saja nga semuanya. Aku cuma ngambil yang sekiranya nyambung sama jalan cerita yang udah aku pikirin.
Oh ya, aku masih bingung nih membedakan yang mana fict Shonen-ai sama fict Yaoi. Kalau fictku ini termasuk Yaoi apa bukan?
So… mohon reviewnya ya? Aku terima flame, tapi mohon log in dan berikan alasan dari flame yang kamu berikan ke aku. Tapi aku nggak terima flame yang tanpa alasan.
Ok… see u in next chapter.
