Chapter 1

The Legend Of Naruto Bael

Title : The Legend Of Naruto Bael

Rate : M

Genre : Adventure, Romance, Fantasy, Supranatural, Friendship.

Main Pair : Naruto X ?

Disclaimer : Not Me.

Warning : Gaje, Abal, Typo, OOC, Good! Naru, Storng! Naru, Golike! Naru (Maybe).

Summary : Naruto Bael, pergi mengembara selama 3 tahun karena beberapa alasan. Kini ia kembali dengan kekuatan baru serta demi melanjutkan tujuan nya. Yaitu membangkitkan Clan nya yg telah lama terpuruk.

A/N : Saya penulis baru, jadi kalau ada kesalahan mohon di maaf kan.

"New Problem"

Sirzech Lucifer duduk dengan tenang melihat pertandingan Rating Game antara adik nya tersayang melawan Riser Phenex. Rating Game ini di laksanakan karena Adik nya yg menolak perjodohan nya dengan Riser dari Clan Phenex dengan alasan adik nya itu telah terlebih dahulu mencintai seseorang. Berbeda dengan sikap luar nya yg terlihat tenang, hati serta pikiran Sirzech sekarang tengah kocar-kacir mencari cara agar dapat membatal kan pertunangan ini. Walau pun sekarang Riser tinggal sendirian dan adik nya masih memiliki 2 anggota Peerage yang salah satu nya merupakan Sekiryuutei yg melegenda, tapi kekuatan si Sekiryuuyei ini, yang di ketahui Sirzech bernama Hyoudo Issei, belum sempurna. ia tak yakin itu cukup untuk menghentikan Riser yang jauh lebih hebat dari segi kekuatan maupun pengalaman.

Mencoba menenangkan diri, Sirzech kemudian mengalihkan pandangan nya ke arah kanan, sampai ia membulat kan mata melihat sosok yang duduk sendirian di pojok kanan. Sirzech mengen-bukan, malah sangat mengenal sosok bersurai hitam kemerahan dengan gaya jabrik namun sekarang lebih panjang dari yang ia ingat. Jika dilihat sosok tersebut tengah menatap khawatir ke arah arena dengan iris biru samudra nya, dan Sirzech yakin tatapan itu pasti tertuju pada adik nya. ah, betapa salah nya kau Sirzech.

Sosok tersebut merupakan mantan kekasih adik nya sejak 3 tahun lalu. Sirzech sangat yakin kalau sebenar nya adik nya itu masih sangat mencintai orang yg ada di pandangan nya ini, namun ia tak yakin sosok itu masih mencintai Rias setelah kejadian 'itu'. Menggeleng kan kepala sejenak, Sirzech kemudian segera berjalan menuju sosok tersebut mengabaikan 3 Maou lain yang menatap nya dengan bingung.

Merasakan seseorang duduk di samping nya, sosok bersurai hitam kemerahan ini segera mengalihkan perhatian nya ke arah kiri, untuk melihat seorang Maou telah duduk dengan tenang di samping nya sembari menatap nya dengan intens. Setelah mereka cukup lama bertatapan mata, Sang Maou Lucifer akhir nya angkat bicara.

"Apakah Kau Naruto Bael ?" tanya Si Maou.

Sosok tersebut mengangguk hormat.

"Ya, ini saya Lucifer-dono".

Sirzech kembali terkejut di buat nya, Naruto yang ada di depan nya ini sungguh berbeda dengan Naruto yang dulu, seingat nya Naruto yang dulu tak pernah berbicara sesopan ini kepada nya, suara nya pun tak lagi cempreng seperti dahulu, yang ada hanya lah suara yg penuh wibawa dan ketegasan yg tinggi dari suara Naruto. Naruto benar-benar berbeda dengan yg dahulu. Itu lah yang ada di fikiran Sirzech sekarang ini.

"Ah, kapan kau pulang Naruto ?" tanya Sirzech ramah.

"tepat 1 minggu yang lalu Sirzech-sama" balas Naruto tenang.

Setelah nya terjadi keheningan di antara mereka berdua.

"Jadi, ada apa keperluan apa anda menemui saya Lucifer-dono ?" tanya Naruto menatap Sirzech dengan hormat. Selama pengembaraan nya ia sudah di ajari agar berperilaku hormat pada orang yg memiliki kasta jauh lebih tinggi dari nya.

Berdehem sebentar kemudian Sirzech berkata.

"Tak ada maksud apa-apa. Tapi, bisakah kau berhenti memanggil ku seperti itu ?"

"Maksud anda Lucifer-dono ?" Tanya Naruto bingung.

"Maksud ku berhenti lah memanggil ku dengan suffiks seperti itu, kau membuat ku merasa aneh, panggil saja aku sebagaimana kau memanggil ku dulu". Ucap Sirzech.

"Maaf, hamba tidak bisa melakukan itu Sirzech-sama" kata Naruto.

"Kenapa begitu?" nada suara Sirzech terdengan lebih keras dari sebelum nya.

"Dengan tidak mengurangi rasa hormat, alasan hamba tidak bisa melakukan itu karena kasta kita yang jauh berbeda. Jika di ibarat kan, hamba hanya lah seorang Pion dan anda adalah Raja nya." Balas Naruto tenang.

Mendengar itu Sirzech sempat tertegun untuk beberapa lama, Ia benar-benar tak menyangka mengembara selama 3 tahun dapat mengubah Naruto hingga menjadi layak nya pelayan ini, Sirzech berani bertaruh siapa pun yg menjadi Sensei Naruto selama ia mengembara, pasti lah orang nya sangat kejam dan memiliki ke-disiplinan yg tinggi. Tapi ketika memori di otak nya memutar kembali apa yg di katakan Naruto barusan membuat sebuah Seringai licik di wajah sang Lucifer mengembang.

"Kalau begitu aku bebas memerintah kan mu apa pun yang ku mau ?" Tanya Sirzech masih dengan mempertahan nya Seringai nya.

"Te-tentu, Lucifer-dono" ucap Naruto dengan sedikit bergidik ngeri melihat seringai sang Lucifer.

Seringai di wajah Sirzech semakin mengembang ketika ia mendengar hal tersebut.

"Kalau begitu aku ingin kau terjun ke arena dan bertarung melawan Si Phenex!" ucap nya dengan nada perintah.

Ada 2 alasan kenapa Sirzech menyuruh Naruto melakukan ini. alasan pertama, adalah karena Naruto merupakan Iblis yang paling cocok untuk menghentikan pertunangan ini. alasan kedua, karena Sirzech ingin melihat sejauh mana perkembangan Naruto selama 3 tahun terakhir ini.

Tanpa banyak bicara, Naruto mengangguk setuju.

"Baik lah, jika itu yang anda ingin kan" lalu Naruto segera merangsak maju ke arena.

Ia bisa dengan cepat menyetujui perintah Sirzech karena beberapa alasan. Namun yg pasti, dengan membantu Sirzech yg berpangkat sebagai Lucifer, Ia bisa mengangkat nama Clan nya kembali ke atas dengan memenang kan pertarungan ini. Naruto juga menganggap pertarungan antara ia dan Riser ini, adalah pertarungan untuk pembuktian bahwa Clan Bael jauh lebih kuat di bandingkan Clan Phenex

Arena

Dapat di lihat diarena, Akeno berdiri di depan Rias dan Issei yg tengah berbaring tak berdaya. Ia tengah berusaha melindungi majikan serta teman nya itu dari pukulan berlapis api dari Riser, walaupun tubuh nya tidak bisa di katakan baik untuk saat ini, ia tetap harus melakukan nya demi melindungi keluarga nya karena ia merupakan Ratu bagi keluarga nya, walaupun tubuhnya sudah terasa sangat sakit akibat pertarungannya dengan Ratu dari lawan mereka saat ini. Sedang kan Riser yg melihat Akeno berusaha melindungi Issei serta Rias dengan tubuh terluka di sana sini, tak berusaha menghentikan serangan nya ia malah berusaha mempercepat pukulan nya agar dapat mengenai gadis yang ada di depan nya ini dengan lebih menyakit kan.

Namun, ketika jarak antara Riser dengan Akeno tinggal 1 meter lagi, Sebuah kaki telah menghantam muka Riser membuat nya terpental beberapa meter dan sukses menghantam sebuah tembok dengan keras dan hal ini sukses membuat para penonton bahkan para Maou (kecuali Sirzech) melebarkan mata.

Sosok yg baru saja menendang Riser, mendarat dengan mulus tepat satu meter di depan Akeno, Rias dan Issei. Sosok tersebut memiliki surai hitam kemerahan jabrik yang cukup panjang dan juga tubuh tegap yang membuat Rias serta Akeno menyadari siapa sosok tersebut tanpa harus melihat paras nya. Tanpa terasa air mata jatuh di pipi Rias, sosok yang ada di depan nya ini tidak salah lagi merupakan sosok yang benar-benar ia rindukan, Walau pun ia tak yakin sosok yang ada di depan nya ini merindukan nya setelah apa yang ia lakukan pada sosok di depan nya ini. Sedangkan Akeno hanya tersenyum kecil melihat sosok berbalut setelan jas hitam di depan nya ini.

Dapat Rias lihat sosok tersebut berbalik dan menatap nya dengan sorot khawatir (menurut Rias), dengan mata yg telah sepenuh nya basah, Rias melihat sosok tersebut mulai melangkah dengan tegap, Sempat terbesit rasa senang di dada nya ketika ia mengira sosok tersebut berjalan ke arah nya dan menanyakan 'Apa kau baik-baik saja ?' atau 'Kau tak apa-apa kan ?'.

Namun semua itu hanya lah angan-angan belaka, ata Rias semakin membasah karena merasa sedih dan kecewa ketika melihat sosok yang benar-benar ia rindukan ini berhenti di depan Akeno lalu meletakkan tangan di pucuk kepala Akeno kemudian mulai mengelus nya dengan penuh kasih sayang. Tidak cukup sosok yang amat ia rindukan ini menanyakan sesuatu yanv seharus nya hanya boleh di tanyakan pada diri nya (Rias) seorang.

"Apa kau tak apa-apa Akeno?"

Di balas oleh anggukan oleh Akeno dengan senyuman serta pipi yang dibasahi oleh air mata. Sosok tersebut kemudian tersenyum hangat pada Akeno tanpa menghentikan elusan nya pada pucuk kepala Akeno, membuat Rias benar-benar merasa tersakiti, lagi pula ia benar-benar tak tahu sosok yang ia rindukan ini rupa nya mengenal Akeno. Namun, di acuh kan nya dulu semua itu ketika melihat sosok tersebut berjalan ke arah nya.

Lagi, sebuah rasa senang merasuki hati Rias, Membuat mata nya semakin deras mengalirkan air mata karena senang.

Sosok tersebut berhenti kemudian berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan Rias, membuat senyum di wajah kusam Rias mulai mengembang.

Dan lagi-lagi rasa sakit menghantam hati Rias, ketika sosok tersebut malah mengecek keadaan Issei, bukan diri nya.

Untuk pertama kali dalam sejarah hubungan nya dengan pemuda di depan nya ini, ini merupakan kali pertama diri nya di perlakukan hingga sebegitu nya, diri nya baru tersadar rasa sakit ini jauh melebihi rasa sakit pada fisik yg ia rasakan saat ini, diri nya juga baru tersadar, ini lah rasa sakit yg sering ia berikan pada pemuda ini saat mereka masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Rasa Sakit karena di acuh kan.

Itu lah yang saat ini Rias rasakan, diri nya baru sadar betapa sering ia mengacuh kan pemuda ini ketika mereka masih menjalin hubungan, perasaan pemuda itu pasti lebih tersakiti di banding kan dengan perasaan nya saat ini. Entah sudah berapa kali Rias mencoba untuk membendung tangisan serta isakan yg akan keluar dari mulut nya, namun semua itu tak berhasil, malah tangisan serta isakan nya makin besar hingga terdengar oleh semua orang yg menonton. Bagi mereka yg tahu tentang masalah nya, mereka hanya diam saja sembari menatap dengan sendu ke arah Rias. Dan bagi mereka yg tidak tahu, ini menjadi rumor baru di dunia bawah.

Sirzech yg melihat adik nya menangis hingga sebegitu nya oleh Naruto, untuk saat ini hanya bisa mengepalkan kedua tangan nya erat-erat hingga buku-buku tangan nya memutih, dan jangan lupakan aura membunuh yg sangat pekat yg ia keluarkan sehingga membuat beberapa orang dalam radius 10 meter sesak nafas serta berkeringat dingin. Ke tiga Maou yg mengerti masalah ini hanya bisa diam tak berkomentar.

Setelah selesai mengecek keadaan Issei sosok yg di ketahui bernama Naruto itu segera beranjak pergi tanpa menghiraukan isakan Rias yg sudah semakin keras itu. Sebenar nya diri nya juga ingin menanyakan dan juga mengecek keadaan mantan kekasih nya itu, namun ia tak dapat melakukan itu karena bagaimana pun Wanita jalang tersebut adalah orang yang telah menghancurkan hati nya hingga berkeping-keping. Terlalu berlebihan ?, kau akan menyesal mengatakan itu ketika kau sudah mendengar kejadian 'Itu'.

Baru beberapa langkah Naruto melangkah pergi untuk berhadapan dengan Riser yang kini tengah berbincang dengan Grayfia mengenai mengapa Naruto disini, Sepasang tangan putih yang agak kusam telah melingkar di perut nya membuat nya berhenti melangkah, Tanpa perlu melihat Naruto sudah tahu siapa yang memeluk nya.

"Permisi Gremory-san, bisa kau lepaskan ?" tanya Naruto dingin. Sangat jauh berbeda ketika ia menanyakan keadaan Akeno.

Rias yang pada dasar nya memiliki IQ di atas rata-rata dapat menyadari ada sedikit nada tidak suka serta benci pada nya yg terselip di dalam kalimat dingin tersebut. Ia lagi-lagi iri pada Akeno yang mendapat perlakuan hangat dan penuh kasih sayang dari Naruto.

"Apakah…." Rias mulai angkat bicara tanpa menghiraukan pertanyaaan Naruto.

Mendengar suara Rias yg sangat parau khas orang sehabis menangis membuat tubuh Naruto sedikit menegang. Namun seketika langsung kembali semula akibat hati nya yg sudah terlalu dingin akibat rasa sakit.

"Apakah sebegitu dalam nya rasa sakit yang ku buat, hingga kau tak mau melihat ku….."

Kata tersebut melayang dari mulut Rias dengan suara bergetar menahan tangis. Naruto hanya menunduk kan kepala nya sehingga ekspresi nya tertutup oleh poni milik nya.

"Apakah sebegitu sakit hingga kau mengacuh kan ku hingga seperti ini…"

Entah untuk yang ke berapa kali nya hari ini. tangis Rias kembali pecah, di erat kan nya pelukan tersebut sehingga wajah nya bertemu dengan punggung pemuda tersebut. Dengan cara ini ia berniat untuk menyalurkan semua rasa yang telah lama ia bendung pada Naruto.

"Kalau saya jawab 'iya' apakah anda akan melepas kan saya?" Jawab Naruto cepat. Ia tak akan mau lagi terjebak oleh gadis bersurai merah ini.

Tanpa menunggu jawaban dari Rias, Naruto segera berjalan maju ke arah Raiser tanpa melepaskan pelukan tersebut, membuat Rias terjerembab jatuh karena nya, isakan Rias kian kencang sembari ia mencoba berdiri dan menggapai Naruto. Namun, semua itu gagal ketika rasa sakit di kaki nya kembali menyerang.

Dengan menghiraukan rasa sakit pada kaki nya, Rias memaksakan diri untuk menggapai Naruto. Dengan merangkak bak seorang peminta di lampu merah ia berusaha menggapai kaki Naruto di sertai dengan isakan pilu yang menyayat hati. Sempat terbesit rasa sakit di dada Naruto ketika melihat sosok yg pernah ia cintai merangkak seperti itu, Namun kembali Ia coba acuh kan rasa tersebut dengan terus berjalan serta kepala merunduk.

Tanpa Naruto sadari cairan Liquid telah menggenang di wajah nya.

Ingin rasa nya Naruto berbalik dan merengkuh tubuh rapuh gadis yg dulu di cintai nya itu, tapi kembali Naruto mengingat rasa sakit yg Rias berikan dulu. Dengan sayakin-yakin nya Naruto tahu bahwa rasa sakit yg Rias rasakan belum sesakit seperti yang di perbuat Rias pada diri nya.

Dan meledak lah hawa pembunuh milik Sirzech ketika melihat adik nya di perlakukan seperti itu oleh Naruto. Dengan cepat ia bergerak menuju Arena untuk menonjok wajah datar Naruto, ia tahu adik nya telah melakukan kesalahan yg teramat besar pada Naruto. Tapi setidak nya, bisakah Naruto memberi 1 saja kesempatan adik nya itu untuk berubah atau pun meminta maaf ?.

Melihat adegan yang ada di depan nya ini, Riser lebih memilih mundur dan tidak bertarung dengan Naruto. Sekarang ia tahu kenapa Rias selalu bersikeras menentang pertunangan ini, semua itu pasti karena pemuda yg ada di depan nya ini. Ia mundur karena ia tahu semua akan percuma, walau pun ia menang melawan pemuda yang ada di depan nya ini. semua akan sia-sia karena Rias pasti tetap menolak nya dan lebih memilih pemuda ini di banding kan diri nya. Ia yg baru mengerti apa itu Cinta, lebih memilih bersama dengan orang yg mencintai nya di bandingkan dengan orang yg ia cintai namun tak memiliki perasaan apa pun pada nya.

Bersamaan dengan menghilang nya Riser, Naruto mendapat sebuah pukulan di muka dari sang Maou membuat nya terpelanting beberapa meter namun masih sanggup berdiri. dapat ia Lihat sang Maou tengah menggendong adik nya di punggung, dapat Naruto lihat juga Rias masih menangis di punggung kakak nya itu, Sedang kan sang Maou menatap nya dengan sangat tajam, Sirzech sedikit terbelalak melihat wajah Naruto yg juga di penuhi oleh cairan bernama air mata.

"Naruto sebaik nya kau pergi dari sini, sebelum kau ku bunuh!" Ucap sang Maou dengan penuh penekanan walau pun suara kecil berupa bisikkan.

Semua yang sadar bahwa situasi semakin buruk di tandai dengan keluarnya Power Of Destruction milik Sirzech yg telah menghancur kan bangunan di sekitar nya. Dengan segera mereka semua pergi meninggal kan tempat tersebut., Menyisakan beberapa orang yg mau melihat kelanjutan Drama ini.

Naruto yang sadar bahwa perlakuan nya tadi telah membuat kemarahan Sirzech hanya dapat mengangguk.

"Baik, Lucifer-dono" ia pun segera pergi dari sana menggunakan sebuah lingkaran sihir berwarna seperti rambut nya, dengan lambang khas Clan Bael.

TBC

Halo ...

Sebuah Fic baru dengan hasil Remake dari Fic Author Silver M. Sudah lama tidak kembali membuat fic, jadi saya memutuskan untuk membuat fic remake dari author lain yg sudah tidak melanjutkan fic nya.

Maafkan karena saya menghapus 2 fic saya, dan malah terkena WB. Ya semoga saya tidak terkena WB lagi untuk fic ini,.

Oke sekian.

Kaito Out~