Game World
'DUUUAAARR!' suara ledakan terdengar memekikan telinga. Asap mengepul dari arah ledakan tersebut, api menjalar dibeberapa sisi bagian gedung, membakarnya.
Di tempat yang banyak terdapat gedung-gedung tak terpakai ini, beberapa orang berpakaian aneh bersembunyi, saling mengincar satu sama lain, beberapa orang dengan pakaian biasa tergeletak tak berdaya dibeberapa sisi tempat. Sebagian dari mereka mungkin terkena efek ledakan yang terjadi sehingga mereka kehilangan nyawa.
'DUAARR!' kembali suara ledakan itu berbunyi.
"Kau membunuh orang biasa lagi," ucapnya seseorang dengan topeng burung dengan baju lengan pendek dan armor yang melindungi tubuhnya serta lengan tangan dan kakinya, (ehem, bayangin aja pakaian anbu) pada salah satu temannya.
Orang yang dimaksud hanya terkekeh pelan, rambut pirang yang menyempul dari balik topeng rubahnya berkibar ditiup angin. Kemudian ia berlari lagi, mengejar orang-orang yang menjadi targetnya. Kebiasaan orang itu memeng tidak bisa diatasi dengan perkataan biasa saja. Sudah menjadi hobynya membunuh orang biasa dengan bom yang ia miliki, karena dia tidak perlu bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi disekitarnya.
Pemuda pirang itu berhenti di tengah gedung kosong, mengerakan tangan kanannya kedepan kemudian mengerakan jarinya, sebuah sinar hijau keluar dari tangan tersebut, sinar itu meluas hingga menangkap sosok yang sedang berlari, "Kau tidak bisa lari," ucapnya. Pemuda pirang itu berlari kembali, setelah dekat dengan target ia kembali melemparkan bom yang ada ditangannya. 'DUUAR!' suara itu kembali berbunyi.
.
'YOU WIN!' sebuahtulisan tercantum di depan layar sebuah komputer, membuat orang yang duduk di depan tempat itu tersenyum simpul, "Aku tidak mungkin kalah…" ucap orang itu, stik game yang ia pegang ia lepaskan. Tubuhnya ia sandarkan pada kursi yang ia duduki, sungguh berjam-jam bermain game membuat tengkuknya lelah. Ia pejamkan matanya pelan.
Level yang ia mainkan semakin meningkat, ia sudah mendapatkan empat bintang dan saat ini memempati sepuluh besar ranking dari seluruh besar pemain dunia, dia adalah satu-satunya orang Jepang yang berhasil memasuki ranking dunia. Mungkin tidak lama lagi dia akan menempati posisi satu, tinggal menunggu waktu, ia akan menjadi penguasa dalam game ini.
.
"Naruto, cepat turun, makan malam sudah siap!" teriakan itu terdengar dari luar kamarnya. Pemuda bernama lengkap Namikaze Naruto itu menggerakan otot-ototnya yang kaku.
"Aku akan turun!" teriaknya, sebelum mematikan semua permainannya.
.
.
*** BTOOOM! ***
.
Naruto by Masashi Kishimoto - lagi sebel sama ini orang :p
Story by Yuki Jaeger
(Tapi ada beberapa yang diambil dari anime aslinya, Anime BTOOOM!)
.
Warning : Gaje, BL, diambil dari anime, typo yang bertebaran, EYD yang kacau, kekacauan dan kekurangan lainnya yang tak terhitung. So pasti death chara :D makanya aku pernah nanya siapa yang ini kalian bunuh *plak* membunuh chara akhir-akhir ini hohy ku :p
Sebenarnya mau update hari selasa, tapi malah kebablasan sampai kamis :p
Huahahaha, habis baca fanfic tentang geme online, jadi pengen buat tentang game juga _ Ada yang pernah nonton Anime BTOOOM!? Itu anime lama yang keren, ceritanya tentang game online. Baca aja deh, kurang lebih beberapa bagian dari fanfic ini sama dengan anime aslinya - efek malas mikir tapi pengan bikin fanfic :p
Ehem, system yang dipakai disini gak kayak system Sword Art Online yang masuk kedalam game dan dapat menyentuh sesamanya, disini sama seperti kita main game, pakai PC, Kayboat dan stik game, pokoknya itu deh *gak pernah main game :D*
.
Don't Like Don't Read
Tunggu, kalian bisa baca kan? :3
.
*** Yuki Jaeger ***
Real Game
.
Tahun 2050
BTOOOM!
Sebuah game online yang diminati remaja bahkan dewasa sekalipun, game yang terjual lebih dari tiga juta kopi diseluruh dunia ini banyak menarik perhatian, tidak ada senjata yang digunakan dalam game ini, hanya ada bom. Ada delapan jenis bom atau yang disebut BIM tergantung situasi. Delapan bom ini tersebar ditiap pemain, setiap pemain memiliki jenis bom yang berbeda.
Untuk memenangkan game ini pemain harus mengalahkan pemain lainnya atau menaklahkan musuh yang disistem oleh game, ketika pemain berhasil dikalahkan, dalam hal ini game over, pemain dapat mengambil BIM yang dimiliki oleh musuh tersebut.
Untuk melacak dan menemukan keberadaan musuh yang berada diluar penglihatan digunakan sonar. Pemain hanya perlu mengerakan sedikit tangannya kemudian sonar itu akan menjalar mencari keadaan musuh yang bergerak.
.
Naruto Pov
Namaku Namikaze Naruto, sembilan belas tahun, hanya seorang mahasiswa biasa, kerjaanku hanya bermain geme online ketika kembali kerumah. Tidak ada yang akan melarangku untuk hobiku yang satu ini. Orang tuaku tidak mempermasalahkan diriku, asal aku tidak terjebak dalam dunia hitam seperti minum-minuman atau malah pecandu.
Salah satu game yang sering aku mainkan adalah game BTOOOM! Di game ini aku merasa lebih hidup, disinilah aku merasa hidup ini tidak membosankan. Di geme ini aku lebih kuat dari siapa pun dan aku dihormati disini. Bahkan di geme ini aku menikah, hanya di dalam game tentunya. Tapi aku mencintainya, sungguh aneh memang, aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya dan lebih aneh lagi, istriku di geme adalah seorang laki-laki.
.
***** Yuki Jaeger *****
.
Start, Real Game!
.
Aku membuka mataku pelan, pusing tiba-tiba menyerang kepalaku, membuatku kembali menutup mataku. Pelan-pelan kembali ku buka mataku, sinar matahari kembali menerpa mataku, kembali ku tutup mataku, kemudian kembali membukanya, membiasakan sinar matahari yang masuk diretina mataku. Beberapa kali aku mengejapkan mataku hingga mataku terbiasa.
"Dimana ini?" ucapku ketika aku bisa melihat dengan normal.
Aku bingung dengan keadaan sekitarku, ini bukan jalan yang biasa aku lewati untuk pergi sekolah, tempat ini begitu hijau. Pohon dimana-mana, membuatku mengeryit heran, setahuku tempat aku tinggal adalah kota, jadi hal akan kulihat setiap hari adalah hamparan gedung pencakar langit bukan hamparan pepohonan.
Aku dapat mendengar beberapa kicauan burung bersahutan disekitarku, bukan lagi suara mobil-mobil yang saling berpapasan. Aku membelakan mataku kaget, tempat ini bukan kota yang biasa aku tinggali, ini lebih seperti hutan.
Hutan? Apa yang aku lakukan disini?
Aku membelakan mataku kaget, secara cepat mataku menjelajah kesetiap tempat yang ada disekitarku, hingga aku melihat kearah kakiku. Tunggu dulu, kakiku tidak menginjak tanah. Aku melihat keatas kepalaku, ada sebuah benda yang tergantung disana, "Parasut?" ya, parasut. Benda itu tergantung dipohon, menopang tubuhku.
"Apa-apaan ini?" Aku memberontak, naas untuk nasibku, parasut yang menopang tubuhku terlepas sehingga 'BRAK,' aku terjatuh ke tanah, "Ittai…" jarak pohon dan tanah tidak terlalu jauh, tapi tetap saja, itu terasa sakit. Aku berdiri, menepuk-nepuk belakang tubuhku yang kotor. Kembali mataku berjelajah ke segala arah. Aku benar-benar tidak tahu dimana aku berada yang jelas ini berbeda dari keadaan kota.
Naruto Pov. End
.
***** Yuki Jarger *****
.
Pemuda pirang itu berdiri terlihat bingung melihat keadaan sekitarnya, telinganya dapat mendengar kicauan burung dan mata birunya hanya melihat hamparan hijau disekitarnya. Kepalanya kembali terasa sakit, ia benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini.
"Hp ku!?" pemuda dengan nama Naruto itu langsung meronggah katung celana dan dapat ia temukan handphone disana, secara cepat ia meronggah benda tersebut dan membuka layarnya. "Tidak ada sinyal," ucapnya kesal saat melihat ke pojok atas layar ponselnya. Pemuda pirang itu kemudian mengoyangkan ponsel tersebut, berharap mendapatkan sinyal, namun itu sia-sia. Ketika ia mengerakan tangannya, sebuah kilatan cahaya hijau tiba-tiba terlintas.
Naruto lansung melihat ke punggung tangannya, dapat ia lihat sesuatu yang aneh pada punggung tangannya. Sebuah Kristal biru –warna kalung Naruto- terlihat menempel pada tangannya. "Apa ini?" guramnya pelan. Ia mencoba melepaskan kristal itu dari tangannya namun tidak berhasil, Kristal itu seperti menempel pada kulitnya. Meski menempel seperti itu, benda itu sama sekali tidak terasa sakit dan banar-benar tidak terasa, seperti tangan normal pada umumnya.
Matanya kembali menjelajah kesegala arah hingga ia melihat sesuatu yang tergeletak di atas tanah. "Tasku!" ucap pemuda Namikaze itu sambil mengambil benda itu dari tanah. Pemuda itu kemudian membuka isi tas itu, ada sebotol minuman mineral di dalamnya dan beberapa pakaian ganti, lalu ada juga tas pinggang, tunggu tas pinggang? Naruto sama sekali tidak ingat kalau dia memiliki benda itu. Sudahlah, lebih baik ia bawa benda itu. Yang harus ia lakukan saat ini adalah mencari tahu tentang keberadaanya saat ini.
.
.
Naruto terus berjalan tanpa arah, hutan ini dipenuhi dengan serangga dan mungkin juga binatang lainnya. Tidak banyak cahaya yang dapat menembus masuk di hutan ini. Pemuda bermata biru ini terus berjalan, beberapa kali ia berhenti dan meminum air mineralnya.
Sebuah cahaya yang cukup terang menyampul dari depannya. Mungkin saja ia akhirnya bisa keluar dari hutan yang mengerikan ini. Sang Namikaze berlari dengan cepat, ia tidak peduli dengan kakinya yang beberapa kali tersandung. Prioritasnya adalah menuju cahaya dan keluar dari tempat yang mengerikan ini.
"Akhirnya…"
Pemuda Namikaze begitu senang saat menapakkan kakinya keluar dari hutan disambut cahaya yang terik. Namun kesenanganya luntur seketika. Tubuhnya tiba-tiba menjadi lemas, kakinya terjatuh ke hamparan pasir, bersujud. "Kenapa?" guramnya. Sejauh yang ia lihat hanya ada hamparan pasir dan air laut. Tidak ada jalan keluar dari pulau ini. 'Okaa-san, Otou-san, Onii-chan, dimana kalian?' ia benar benar putus asa saat ini. 'Siapa pun tolong aku!'
Kenapa dia bisa ada disini? Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?
.
***** Yuki Jaeger ****
.
Flashback on
Pemuda itu keluar dari mini market, ia baru membeli minuman mineral. Tiba-tiba tenggorokannya terasa kering setelah latihan basket yang ia lakukan tadi. Minuman yang diberikan managernya terasa kurang, entah karena apa, mungkin karena cuaca yang terik hari ini.
Ia rengangkan ototnya, ia masih memiliki tugas kuliah yang menumpuk dan malam ini ia akan menginap ditempat temannya, Shikamaru. Tidak ada salahnya kan menyontek pekerjaan teman, malas-malas begitu pemuda nanas itu jenius ;p . huff, mengerjakan tugas berarti ia tidak akan bisa bermain BTOOOM! dan itu artinya dia tidak akan bertemu Sasuke, istri atau lebih tepatnya suami game onlinenya. Ngomong-ngomong soal Sasuke, suaminya itu sama sekali belum menghubunginya sejak dua hari yang lalu, apa ia marah karena ia pernah membentak pemuda itu.
"Kau yang bernama Namikaze Naruto?" tiba-tiba beberapa orang menghampirinya.
Naruto menatap bingung pada orang-orang berjas yang berdiri di depannya. "Siapa?" apa bodyguard yang dikirimkan Ayahnya? Tunggu, memangnya dia perlu diawasi hanya untuk menginap ditempat temannya? Bukannya dia sudah sering menginap ditempat temannya. Atau ini ulah kakaknya yang ingin mengerjainya?
Semuanya menjadi hitam…
Flashback off
.
"Setelah itu apa?" Naruto mengacak rambutnya frustasi, ia sama sekali tidak mengingat apapun."Kalau ini kelakuanmu, kau keterlaluan, Kyuubi…" Kakaknya memang sering mengerjainya, tapi ini sudah melewati batas, bahkan ia ragu ini adalah kelakuan kakaknya.
Naruto saat ini duduk dibawah pohon kelapa yang menjulang tinggi. Mungkin dari sini ia bisa melihat kapal yang berlayar dan mungkin ia dapat menumpang kembali ke kotanya, minimal ia bisa kembali ke Jepang.
.
***** Yuki Jaeger ****
.
Cahaya matahari mulai berubah kejinggaan, sebentar lagi malam menjemput. Sampai saat ini tidak ada satu pun kapal yang lewat, bahkan Naruto mulai ragu akan adanya penghuni di pulau ini. Jadi dia benar-benar dibuang dipulau ini sendirian?
Minuman yang pemuda itu bawa sudah habis, ia melirik tas yang ada di sampingnya, dapat ia lihat tas miliknya dan tas pinggang yang entah milik siapa tergeletak di sampingnya. Pemuda pirang itu menghela nafas pelan, diraihnya tas pinggang tersebut, meneliti tas waran hitam itu, kemudian membukanya.
Ada sepuluh kotak kecil berbaris didalamnya, masing-masing dari kotak itu seperti besi. Ukurannya mungkin lima kali lima tiap sisinya. "Apa ini?" ucap pemuda Namikaze itu bingung. Ia ambil salah satu dari kotak besi itu dan menating kontak tersebut. Ia teliti tiap sisi dari kotak kecil tersebut. Tanpa sengaja dia menekan sesuatu hingga disalah satu layarnya tertulis angka 10, "Ups, aku menekan sesuatu," guramnya.
9…
8…
7… angka itu bergantian muncul.
6… Naruto terus memperhatikan angka tersebut.
5…. "Perasaanku tidak enak," guramnya pelan.
4…
3… Pemuda Namikaze itu membelakan matanya kaget.
2… secara tergesa-gesa pemuda Namikaze itu melempar benda kotak tersebut, sejauh yang bisa ia lakukan.
1… "DUAARR!" Suara ledakan mengagetkan pemuda itu, tangan kanannya ia gunakan untuk menghalangi cahaya efek ledakan itu. Sungguh beruntung ledakan itu tidak mencapainya. "Apa-apaan ini?" ucapnya takut. Jika saja ia tidak melemparkan benda itu, sudah pasti dia akan hancur berkeping-keping. Sudah pasti juga ia akan mati ditempat.
Mata biru yang awalnya melihat bekas ledakan itu langsung melihat ke arah tas yang ada disampingnya. Apakah isi tas ini semua bom? Isi benda tersebut sama, sudah pasti semua isi di dalam tas itu bom.
"Aku tidak ingin berurusan dengan itu!" ucapnya, kemudian pemuda pirang itu mengambil tasnya dan berdiri. Ia ingin pergi meninggalkan benda itu sejauh-jauhnya. Hidupnya sangat tenang selama ini, kenapa ia harus terusik dengan keadaannya saat ini.
Pasti ada jalan keluar, tidak mungkin ia tidak dapat lolos dari tempat ini, pasti ada. Ia mulai menjauh dari tempat itu.
Tanpa sengaja matanya melihat seseorang dari kejauhan, seorang laki-laki berprawakan tinggi kekar dengan baju rompi kulit dan rambut putih kebiruan dipotong pendek. Laki-laki itu berjalan menghampiri Naruto. Rasa lega langsung menjalar dihati sang Namikaze, rupanya ia tidak benar-benar sendirian disini, ada orang lain yang mungkin mengalami nasib yang sama sepertinya.
"OYYY!" teriak Naruto sambil mengangkat tangannya, melambai-lambai memanggil orang tersebut, setidaknya ia bisa bernafas lega saat ini. Ia tidak menjadi penghuni tunggal pulau ini.
Rasa lega yang tadinya muncul tiba-tiba menghilang saat melihat pemuda itu melemparkan sesuatu kearahnya. 'Bom kah?' Naruto membelakkan matanya kaget. Benda yang dilempar orang tersebut sudah mendekatinya. 'DUAAAARRR!' suara ledakan terdengar. Pemuda pirang itu langsung terlempar kebalakang. Ia masih beruntung bom itu tidak mengenai tubuhnya langsung. Tapi berada dua meter didepannya.
Orang asing itu langsung berlari ke arah Naruto, sepertinya orang itu benar-benar berniat membunuh sang Namikaze. Tapi kenapa? Kenapa nyawa pemuda itu diincar? Ia bahkan tidak mengenal orang tersebut.
"Ini seperti…" sang Namikaze membelakan matanya tersadar, cepat-cepat melihat tas pinggang yang masih tergeletak di atas tanah di sampingnya, "game."
.
Naruto lari ke hutan, ia bawa tas tangan dan tas pinggang tersebut. 'Tidak mungkin, tidak mungkin, aku harus bermain game BTOOOM sungguhan sekarang?' pikirnya. Sosok itu sudah dekat dan ketika berada didaerah jangkauannya pemuda rambut putih kebiruan itu kembali melemparkan bomnya.
Pemuda Namikaze itu kembali terlempar, namun segera ia bangkit kembali. 'Jangan bercanda, aku tidak bisa melakukan ini,' pikirnya. Memainkan game di dunia nyata itu tidak masuk akal. Jadi dia harus membunuh orang dikehidupan nyata? Siapa yang akan melakukan hal gila macam itu.
.
"Dia benar-benar mencoba membunuhku," sang Namikaze terus berlari. Tidak ia pedulikan saat ini dia terlihat seperti seorang pengecut. Dia tidak mungkin membunuh orang, game dan kenyataan berbeda. Dia memang suka membunuh orang, bahkan orang biasa sekalipun, tapi itu hanya sebuah permainan. Orang-orang itu hanya buatan system game. Bukan orang asli. bukan manusia yang saat ini ia hadapi.
"Berhenti berlari pengecut!" Teriak orang itu, ia benar-benar benci melihat pengecut yang hanya bisa melarikan diri saja.
Naruto berdiri hingga ketempat yang penuh dengan bebatuan ditepi pantai, "Hal yang penting dari BTOOOM! adalah sembunyi dari musuh," ucapnya. Ia berada dibalik bebatuan. Tidak mungkin orang tersebut dapat menemukannyakan?
'DUAR!' Suara ledakkan kembali terdengar dan itu tidak jauh dari tempat Natruto sekarang.
'Dia disini,' pikir pemuda pirang itu, 'Bagimana dia tahu posisiku? Apa aku benar-benar harus melawannya?' Ucap Naruro mulai frustasi. Ia pegang tas pinggang yang terpasang dipinggangnya. Jika salah satu mengenai orang tersubut, maka ia akan menjadi pembunuh. Apa yang harus ia lakuakan? apa benar ia harus menjadi pembunuh hanya untuk keselamatannya?
'DUAR!' Ledakan kembali terjadi, kali ini semakin dekat dengan posisi sang Namikaze.
"Aku akan mencobanya," ucap Naruto. Sang Namikaze melemparkan bom tersebut, namun bom itu malah terjatuh ke air dan bom itu tidak meledak. Dia benar-benar tidak dapat membidik kemana jatuhnya bom itu seharusnya. "Kenapa tidak meledak?"
Naruto mulai mengingat kejadian tadi sore, tentang deretan angka yang muncul sebelum bomnya meledak. Kembali ia mengambil bom yang ada dipinggangnya. "Tombolnya!"
Setelah ia menekan tombol tersebut, deretan angka bermunculan, dari sepuluh menjadi Sembilan begitu juga seterusnya. Kembali sang Namikaze melemparkan bom tersebut.
Bom itu kembali terjatuh ke laut, "Gagal lagi?" guramnya. Benda yang ia lemparkan tidak meladak, namun beberapa saat kemudian benda itu meladak di dalam air. 'Kenapa baru meladak?'
Melihat mangsanya begitu tidak becus, orang yang sejak tadi diam kembali mulai berlari mendekati sang pirang.
.
Dengan keberaniannya, Naruto mendekati orang tersebut, ditangannya sudah ada bom yang siap untuk dilempar. Ia berusaha mengancam orang itu agar mau bicara, "Jawab aku! Kenapa kau menyerangku? Dimana kita? Bom ini? krsital ini? Apa kau pernah bermain game online BTOOOM!?" tanyanya, apa benar semua yang ada disini berhubungan dengan game itu.
Orang yang Naruto ajak bicara itu malah tertawa mengejek. "Kau bodoh atau apa?" remehkan orang itu, "kau tidak mengingat apapun? Kau bahkan tidak bisa mengunakan bom itu, memangnya kau berpikir saat ini kau memojokanku?" tanyannya lagi, senyum mengejek masih terlihat diwajah pemuda yang lebih tua dari Naruto itu. "Kau tahu Gaki! Aku tidak akan memberitahumu sebelum kau mati!" kembali bom milik orang itu dilemparkan.
Bom itu berbentuk bulat ada titik hijau berkedip-kedip. Bom itu melewati Naruto, rupanya pemuda itu masih sempat menghindar meski bom itu meledak sangat dekat dengannya. Bom milik orang itu adalah bom dengan tipe akan meledak jika terkena benda lain, berbada dengan bom yang Naruto miliki. Kalau dalam BTOOOM! Bom yang Naruto miliki adalah tipe bom waktu. Bom itu akan meledak jika angka yang tertera pada bom itu mencapai angka nol.
.
Naruto kembali berlari, ia berlari jauh ke tebing, membuat orang tersebut mengejarnya. Ketika ia mencapai teping, pemuda pirang itu langsung menyeburkan tubuhnya ke lautan.
"Percuma saja Bodoh!" ucapnya meremehkan, pemuda surai putih kebiruan itu tidak menyadari apa yang sebenarnya berada dibawah kakinya. Sebuah bom waktu terpasang disela-sela tanah.
3…
2…
1…
'DUAARR!' Bom yang tertanam ditahan itu meladak, menghancurkan sosok orang yang berdiri diatasnya, anggota tubuh terpotong seperti kepala, tangan dan kaki jatuh kedalam air. Berjalan mengikuti arus, darah berceceran mengubah sebagian warna laut.
Naruto membelakan matanya kaget saat melihat potongan tubuh itu. Cepat-cepat ia berenang ke atas. Saat ditepi pantai ia memuntahkan isi perutnya, ia jijik dengan apa yang ia lihat. Air mata jatuh disisi matanya, " Aku tidak punya pilihan. Dia akan membunuhku, yang ku lakukan hanya perlindungan diri. Aku tidak melakukan kesalahan apapun," tangisnya. Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, bahwa itu bukan kesalahannya.
Dia memang sudah biasa membunuh orang, tapi itu hanya dalam geme, orang yang ia bunuh dalam game tidak benar-benar mati, mereka hanya sebuah program. Tapi saat ini dia baru saja membunuh orang, dikehidupan nyatanya, ia adalah pembunuh meski ia berusaha menganggap itu hanya pembelan diri. Ia berada di dunia nyata saat ini, namun geme yang biasa ia mainkan menjadi nyata dikehidupannya.
Setelah ia merasa sedikit tenang, tanpa sengaja ia melihat dua tas pinggang ditepian pantai, kemungkinan itu milik orang yang baru ia bunuh, terlihat dari darah yang ada di tas itu. "Jadi aku harus mengambilnya untuk selamat?" guramnya, "Ini game kan? Tapi, kenapa aku harus memainkannya didunia nyata?"
.
***** Yuki Jaeger *****
.
Pemuda pirang itu mulai membuka matanya, semua yang terjadi terasa seperti mimpi. Tapi mimpi itu terlalu nyata hanya untuk dijadikan sekedar mimpi. "Aku lapar…" guram pemuda dengan iris biru langit itu. Ia berusaha beranjak dari tempat ia tidur sebelumnya, tubuhnya masih terasa lelah akibat pertarungan dadakan yang pemuda itu lakukan.
Setelah pertarungan yang sebelumnya terjadi, ia mencari tempat istirahat yang aman, tempat yang jauh dari pantai terbuka. Pemuda pirang itu tidak mau ambil resiko ada yang menyerangnya saat ia tertidur. Tempat yang menjadi tempat aman saat ini adalah semak-semak diantara bebetuan yang terjal. Tidak jauh dari tempat itu ada air terjun. Lebih tepatnya pulau ini adalah gunung yang dikelilingi lautan.
Mungkin disekitar ini ada yang bisa ia makan, ia berjalan menuju air terjun, setidaknya ia ingin mencuci muka untuk menghilangkan kantuknya kemudia mencari buah yang mungkin tumbuh di sini. Ini hutan kan? Tidak menutup kemungkinan ada buah-buahan.
Sang Namikaze berjalan menuju sumber air terjun, ia mencuci mukanya dan mengisi air mineral yang sudah kosong dengan air tersebut.
.
Terdengar suara cipratan air tidak jauh dari tempat Naruto berdiri, pemuda pirang itu kembali was-was, mungkin saja ada musuh disekitar sini lagi. Matanya menjelajah keseluruh tempat, mencari sumber suara, namun saat ia menemukan sumber tersebut, ia tertegun.
Seorang laki-laki tampan cenderung cantik ada di tengah sungai kecil tersebut, duduk disalah satu batu besar yang ada di sana. Laki-laki itu memakai kemeja putih lengan pendek yang seluruh kancingnya terbuka dan juga basah. Ia memakai celana kain panjang biru tua bergaris kotak yang mungkin itu adalah celana sekolah dari salah satu SMA di Tokyo.
Baju yang tidak dapat menyembunyikan seluruh tubuhnya menampakan kulit putih bersih tanpa cela, dua titik pink tampak terlihat dari balik kemejanya yang basah. Titik-titik air turun menelusuri bagian tubuh pemuda itu, membuat Naruto beberapa kali meneguk liurnya sendiri. Pemandangan tersebut terlalu menggoda.
Pemuda dengan rambut raven itu mengambil sesuatu dari koper yang ia bawa, sebuah botol mineral. Secara perlahan moncong botol itu berada dibibir tipis pemuda onyx mengoda itu, meminum air itu hingga membuat jakunnya bergerak keatas dan kebawah. Beberapa tetes air mineral itu keluar dari sela bibirnya, menuju leher, berjalan mengoda menjalar ke dada kemudian menghilang.
Kembali Naruto meneguk air liurnya, 'Bagaimana rasanya melumat bibir itu? Bagiaman rasanya mencium leher jenjang itu? Bagaimana rasanya mengisap dada itu? Bagaiaman wajah pemuda itu saat ia mendesah?' banyak pertanyaan yang Naruto tanyakan dibenaknya.
Pemandangan di depan begitu mengiurkan, menggoda dan begitu sensual bagi pria gay sepertinya. Naruto sadar ia gay saat mulai menjalani kasih dengan Sasuke. Dia tidak pernah bermasalah dengan orientasi seksualnya yang menyimpang, orang tuanya pun mungkin tidak akan menjadikan itu sebagai masalah.
Sepasang mata onyx yang sebelumnya tersembunyi dibalik kelopak mata itu terbuka, membuat pemuda pirang itu semakin tertegus, iris malam itu begitu dalam seakan jika menatapnya kau akan termasuk kesebuah dimensi yang melumpuhkan semua syarafmu. Banar-benar dalam dimana kau akan terkurung selamanya dalam pesonanya.
Tanpa sadar Naruto berjalan mendekat, membuat pemuda onyx yang sejak tadi tidak sadar akan keberadaanya membelakan mata kaget. Dua mata langit itu memandang satu sama lain dalam diam.
Sang onyx berjalan mundur, tubuhnya tiba-tiba terasa kaku, kedua tangannya memeluk tubuhnya ketakutan. Tubuhnya bergetar, air mata keluar dari dua iris malam itu. Ia ingin berteriak namun suaranya sama sekali tidak mau keluar. Ia benar-benar ketakutan saat ini.
.
Continue or Delete?
.
BTOOOM! Mungkin itu artinya suara ledakan :p tapi aku pakai DUAR aja ya… :D
Dan yang ngejar Naruto tadi itu si Mizuki, ada kan guru Naruto yang dulu menjebak Naruto supaya mengambil gulungan rahasia itu. Tapi dia main disini dalam versi kekernya :p kwkwkwkwkwkwkw
Ini sama sama anime nya, cuman diubah dikit - malas mikir -_-
Maaf, maaf, fanfic yang sebelumnya buat aku kehilangan ide lagi *plak* so, mohon R&R
