Seorang namja terlihat duduk di salah satu bangku coffee shop seorang diri. Dua hazelnya berpendar sendu, menatap lurus ke arah dua orang namja yang duduk di bangku tak jauh dari tempatnya berada.
"Jungkook-ah kenapa tak bilang jika Taehyung ada disini?" Namja bersurai pirang itu--Park Jimin memandang sendu, dan tak enak hati kearah Taehyung yang duduk seorang diri. Terdiam dengan tundukan kepala.
"Abaikan saja, hyung," jawab Jungkook tak peduli, "Hyung, kau ingin makan apa, heum?"
Yah, Taehyung mengenal mereka, sangat. Jimin adalah sahabat Taehyung sejak kecil, sedangkan Jungkook adalah kekasih dari sahabatnya itu--
--sekaligus tunangannya.
Taehyung mengenal Jungkook saat acara ulang tahun perusahaan ayahnya, dan Taehyung tak bisa menampik jika ia telah jatuh pada pesona seorang Jeon Jungkook. Begitu mudahnya. Dan tanpa pernah tahu bahwa Jungkook adalah kekasih sahabatnya sendiri, Taehyung menerima tawaran ayahnya untuk bertunangan dengan Jungkook.
Benar, mereka dijodohkan, keluarga Jungkook mengalami kesulitan dan keluarga Taehyunglah yang membantunya dengan syarat terikatnya kedua keluarga melalui pernikahan. Tentu saja Jungkook marah bukan main saat itu, namun ia tak memiliki pilihan lain karena keluarganya.
Pada akhirnya membenci Taehyunglah yang Jungkook lakukan sebagai pelampiasan. Karena menurut Jungkook, Taehyunglah yang menyebabkan hidupnya berantakan dan seseorang yang patut disalahkan.
Terdengar pengecut kan?
Menyalahkan orang lain saat kau tak bisa melindungi apapun.
"Aku ingin memesan kue strawberry ini dan 1 es krim strawberry juga."
Jungkook mengernyit heran, "Hyung, bukankah kau tak terlalu suka strawberry?"
"Hm, bukan untukku, tapi untuk Taehyung."
"Dan tolong antarkan pesanan itu untuk seseorang yang duduk disana."
Jungkook hanya mendengus kesal setelahnya. Selalu, Taehyung dan Taehyung. Entah kenapa Jungkook semakin membenci nama itu. Dan lagi, kenapa kekasihnya ini tetap baik pada Taehyung sementara karena Taehyunglah hubungan mereka jadi seperti ini?
Taehyung hanya bisa menundukkan wajahnya dalam-dalam sembari menggigit bibirnya kuat saat tanpa sengaja melihat tatapan tajam yang dilayangkan Jungkook kearahnya.
Tidak apa-apa, begitulah kata yang selalu Taehyung rapalkan dalam hatinya. Jungkook berhak membencinya dan marah padanya karena telah berani menjadi pengganggu diantara hubungan mereka. Tapi, tak bisakah Taehyung untuk sedikit bersikap egois untuk berpura-pura tak menyadari kebencian Jungkook, dan mempertahankan laki-laki itu disisinya?
"Maaf, Jimin ah. Aku yang bersalah. Maafkan aku." bisik Taehyung lirih di antara getaran tubuhnya yang tertahan.
[Seperti itulah hubungan mereka]
[Begitu rumit]
