The Code

Mashashi Kishimotou© Naruto

Drama, Mistery, Romance

Chapter 1 : Awal dari Rahasia

Untuk kesekian kalinya Sakura harus mengecek kembali jarum jam yang melekat pada lengan kirinya. Pukul 23:11 PM , angka yang ditunjukan oleh benda itu. Sepertinya masih sempat, pikir Sakura. Tanpa gadis itu sadari ia telah berlari sejauh hampir 500m dari apartemennya. Sepuluh menit sebelumnya, Gaara yang tak lain adalah kekasih gadis merah jambu itu meneleponnya untuk segera menemuinya di Galeri lukis milik Sai. Sakura sempat merasa ada hal yang tidak beres pada kekasihnya. Bagaimana ia tidak berpikir macam-macam, Gaara menghubunginya tengah malam. Tanpa pikir panjang ia pun segera mengambil tasnya dan bergegas keluar, dan bodohnya lagi kenapa ia harus berlari tengah malam di cuaca sedingin ini hanya memakai celana panjang berwarna coklat brunette dan kemeja putih ia bahkan lupa bahwa ini akhir Desember dimana semua orang tidak akan pernah menanggalkan coat atau mantel mereka demi melawan udara dingin yang mencapai -4 derajat celcius.

Sakura telah berlari hampir 1 kilometer,ia bahkan tak merasa lelah sedikitpun. Tidak untuk sekarang. Dari kejauhan ia melihat banyak mobil polisi melintas di beberapa sudut jalan, pikirannya semakin kalut ketika mobil-mobil itu berhenti tepat di depan galeri lukis teman pucatnya, Sai. Sambil mengatur napasnya ia berjalan pelan dan mendekati kerumunan polisi. Uap mengepul pelan dari mulutnya.

" Maaf nona, anda dilarang memasuki kawasan ini." Seorang polisi berkuncir nanas mencegahnya. Sakura agak memicing pada lelaki yang matanya benar-benar menunjukkan bahwa ia harus tidur.

Agak lama, Sakura memeriksa ke dalam tasnya. Mengambil sebuah lencana dan menunjukannya pada polisi yang diketahui bernama Nara Shikamaru. Pria itu agak terkejut, lalu mempersilahkan Sakura masuk sambil membungkuk padanya.

"Arigatou gozaimasu, Nara-san." Sakura berlalu masuk ke dalam.

" Siapa itu Shikamaru ? Kenapa kau membiarkannya masuk ? " Tanya seorang polisi berbadan gembul yang berjalan mendekat sambil memegang 1 kantong besar keripik kentang di tangannya.

" Haruno Sakura, ahli kriptografi di Departemen Detektif Kepolisian Jepang." masih dengan nada malasnya.

Pria gembul itu hanya ber'oh' ria sambil memasukkan kripik kentang ke dalam mulutnya.

Kaki Sakura bergetar remang saat memasuki Galeri, antara kelelahan dan khawatir dengan apa yang terjadi pada Gaara . Banyak polisi yang memeriksa beberapa lukisan di sudut galeri. Selintas Sakura berpikir apa yang telah terjadi, pencurian? perampokan? dan kemungkinan terburuk yang melintasi pikirannya, pembunuhan? Sakura masuk agak dalam ia melihat temannya Sai sedang berbicara dengan seorang polisi yang pipinya bertato segitiga merah .

" Sakura, syukurlah kau datang." Sai menyambutnya dengan napas lega. Sakura mendekat sambil menunjukan lencana yang sama pada polisi yang baru saja menginterogasi Sai.

" Terima kasih atas kerja sama anda." Polisi itu membungkuk pada Sai dan berlalu meninggalkan mereka berdua.

" Apa yang terjadi? Gaara meneleponku untuk kemari dan yang kulihat banyak polisi disini? " Sai menangkap nada gusar dalam pertanyaan gadis di depannya. Namun ia tau Sakura bisa menghadapi ini dengan tenang. Detektif dan ahli kriptograf seperti Sakura pasti sudah terlatih untuk itu.

" Bisa kita duduk?" tawar Sai. Mereka berjalan menuju kursi konter bar.

" Sebaiknya begitu karena kau tau aku berlari sejauh 1 kilometer dari apartemenku."

" Kenapa tak naik taksi atau bus? "

" Tidak sempat, lagipula aku malah khawatir jika naik angkutan umum pada malam hari."

" Yang kau lakukan justru berbahaya, dasar bodoh."

Sedetik kemudian gadis muda yang berprofesi sebagai ahli pemecah kode itu hanya terdiam dengan tatapan menuntut.

" Baiklah, ini sudah hari ke 3 lukisan 'itu' dipamerkan. Kau tahu aku mendapat hadiah dari ratu Inggris sebuah lukisan bergaya abad pertengahan, pelukisnya adalah seniman Prancis. Namun, lukisan itu menggambarkan keindahan Jepang…" sai bernapas sejenak sambil menatap Sakura.

"… kau mungkin tahu bahwa Gaara suka sekali apapun tentang sejarah masa lalu, aku mengundangnya kemari untuk melihat lukisan itu. Ia kemari sekitar pukul 10 malam tak lama setelah itu 2 orang pria aneh dengan jubah hitam dengan motif awan merah kurasa, aku tidak terlalu ingat. Mereka masuk dan membuat beberapa keributan kecil. Saat itu, aku dan Gaara sedang berdiskusi di depan lukisan itu. 2 orang itu muncul dan menangkap Gaara, sepertinya mereka membiusnya juga. Bebarapa kali aku mencoba melawan tapi mereka jauh lebih kuat, salah satu dari mereka memukulku dan mengambil lukisan itu."

Sakura menutup mulutnya dengan tangan. Ia tidak menyangka apa yang dituturkan Sai. Gaara diculik, Gaara adalah kekasihnya bahkan tunangannya ditambah lagi ia akan menyandang marga Sabaku sebulan dari sekarang yang artinya ia akan segera menikah dalam waktu dekat ini. Ia benar-benar menangis sekarang, hanya saja ia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Gaara dan dirinya.

" Gomenasai, aku tidak berdaya saat itu. Dia akan baik-baik saja percayalah. Polisi pasti bisa menemukannya lagipula kau sendiri tau Gaara itu cerdas."

Sejenak kemudian, Sakura telah berhasil menghapus air matanya. Ia harus tegar, ini bukan saatnya untuk cengeng. Ia mengangkat kepalanya dan memandang Sai. Sejurus kemudian ia tahu ia punya harapan. Mata emeraldnya beralih menatap apa yang ada pada genggaman tangan Sai.

" Sebelum itu terjadi, Gaara memberikan ini padaku. Ia menyuruhku menyerahkannya padamu. " Sai mengulurkan benda itu pada Sakura. Sebuah cincin. Cincin perak yang sangat Sakura kenal. Tak ada permata atau batu mulia lainnya yang terpahat pada cincin itu. Bagian atasnya sedikit lebar dan disitulah menariknya, ukiran berbentuk bunga sakura sama seperti namanya. Gaara yang memilihnya untuk cincin pertunangan mereka 1 tahun yang lalu. Ia mengangkat tangan kirinya, menatapnya dalam, cincin yang ia kenakan sama persis seperti cincin yang sedang ia pegang dengan tatapan nanar. Cincin ini milik Gaara.

'Kenapa kau memberikan ini padaku, Gaara-kun?' Sakura hanya bisa menerka-nerka dalam pikirannya yang saat ini kalut.

Sakura mendongak, menatap Sai. Ia berharap menemukan jawaban dari sang pemilik mata, namun ia tahu. Nihil. Sai hanya mengangkat bahunya dengan tatapan sendu.

" Ini sudah larut. Aku akan mengantarkanmu pulang, barangkali kau butuh istirahat. Aku tidak.."

" Apa nama lukisan itu? " Sakura memotong ucapan Sai

" Ha...?" Sai menganga hingga beberapa detik begitu Sakura memotong pembicaraannya.

" Setiap lukisan pasti punya nama, apa nama lukisan yang dicuri itu?"

" Aka No Tsuki "

" Seperti apa lukisan itu? "

" Ano.. tidak terlalu besar. Sedang. Melukiskan seorang gadis Jepang dengan baju kimono warna merah pudar dengan motif bunga Sakura yang sedang memegang payung kertas pada malam atau senja hari kurasa.. karena backgroundnya agak gelap dan bulan bersinar dengan warna kemerahan. Seingatku seperti itu, itu lukisan yang komersil dan jarang terpublish di internet atau media massa." Sai mengendikkan bahunya di akhir kalimatnya.

" Terima kasih, Sai. Itu sangat membantu." Sakura mengangguk mantap.

Jalanan sangat sepi dan dingin saat sakura melongok keluar dari Apartemennya. Sakura berkali-kali menggosokkan kedua tangannya. Di depannya satu cangkir ocha panas yang masih mengepul dan layar monitor yang menyala. Sudah lima belas menit yang lalu semenjak Ia diantarkan pulang oleh temannya, Sai.

Ia menatap layar monitor. Sedetik kemudian ia menatap cincin milik Gaara yang tergeletak di samping vas bunga dekat cangkir teh. Ia mengambilnya dan berniat menyimpannya pada kotak cincin.

Cklek..

Sakura membuka kotak cincin dengan kunci khusus. Perlahan ia membuka kotak cincin berwarna merah agak tua dengan lapisan perak di keempat sudutnya. Rasanya seperti membuka kembali kenangannya dengan Gaara. Tepatnya 4 tahun lalu saat Sakura mengenyam pendidikan di Universitas Todai, Tokyo. Saat itu, ia masih berusia 18 tahun namun ia sudah semester 2 saat bertemu Gaara yang ternyata seangkatan dengannya. Bedanya sakura mengambil jurusan ahli matematika sedangkan Gaara di jurusan sejarah. Ia tertarik pada angka-angka dan kode-kode rahasia, teori-teori konspirasi dan berbagai macam teka-teki yang tersimpan rapat di berbagai dunia. Begitu pula dengan Gaara. Takdir dengan aneh mempertemukan mereka di perpustakaan tua di sudut kota. Mereka mengobrol ringan satu sama lain, merekomendasikan buku yang mereka sukai. Tak lama setelah itu, mereka berkencan dan bertunangan 3 tahun setelahnya. Proses yang lama, tapi Sakura maupun Gaara menikmati waktu-waktu mereka yang bahkan banyak tersita untuk mendiskusikan pekerjaan Gaara sebagai kurator seni dan penyelidikkan Sakura di Kepolisian Jepang. Keduanya menganggap itu kencan.

Sakura berniat menyudahi nostalgianya. Ia lekas mengembalikan cincin milik Gaara pada tempatnya. Kotak itu benar benar terbuka, menampilkan sedikit perspektif berbeda ketika cincin itu masuk ke tempatnya, ada secarik kertas aneh yang menyembul dari sudut kanan kotak cincin. Sakura tak ingat menyimpan kertas atau nota pembayaran cincin ini. Ia menarik keluar kertas itu. Sebuah nota pembayaran. Bukan nota cincin miliknya, melainkan sebuah perhiasan. Sakura mulai membacanya dengan seksama. Ini adalah jual beli sebuah kalung, tepatnya tanggal 14 april lalu, terdapat nama toko perhiasan dan Sakura sebagai pembelinya.

' Mengapa Gaara-kun menyimpan sebuah nota disini? Seingatku aku tak pernah membeli sebuah kalung. ' sakura membatin.

Ini terasa seperti teka-teki sekarang, pertama cincin dan kedua adalah nota pembayaran sebuah kalung. Ini adalah sebuah petunjuk, pikirnya. Gaara tak mungkin tidak memberikan sebuah kejutan kecil dalam hidupnya dengan Sakura. Saat pertunangannya bahkan, Gaara akan memberikan cincin milik Sakura jika ia berhasil memecahkan angka-angka algoritma yang tersebar di sederet rak buku yang ada di perpustakaan kota agar membentuk sebuah kalimat. Sakura menemukannya, dan kalimat yang ingin Gaara tunjukkan padanya ialah ' Jadilah Ratu Untukku '. Siapapun tau itu adalah sebuah kata harfiah untuk sebuah lamaran. Tentu saja, gadis merah jambu itu menerimanya.

Sekali lagi, Sakura harus benar-benar mengakhiri lamunannya. Ia melirik lagi secarik kertas di genggamannya.

' Uchiha's Jewelry ' Sakura tak begitu familiar dengan beberapa toko perhiasan bahkan ia baru saja tau dengan nama toko ini. Namun, melihat kata Uchiha yang tertera disana ia tahu ini mungkin salah satu dari sekian banyak perusahaan kecil milik Klan Uchiha yang sangat terkenal itu.

Sakura benar-benar penasaran dengan apa yang ingin Gaara tunjukkan sebenarnya. Tanpa pikir panjang ia mengambil ponselnya dan men'dial' nomor telepon yang tertera pada kertas itu. Sempat terlintas dipikirannya, toko perhiasan pasti sudah tutup sekarang mengingat jam dinding menunjukkan hampir pukul setengah 2 dini hari. Namun, apa salahnya mencoba.

Sebuah kenyataan mengejutkan. Panggilan Sakura tersambung.

' Konbanwa, Uchiha's Jewelry. Apa ada yang bisa saya bantu?' sebuah suara lembut khas pegawai toko menyapa telinga Sakura.

" Apa kau pemilik toko perhiasan ini? "

" Bukan, Nona."

" Bisakah aku berbicara dengan pemiliknya?"

" Sayang sekali, Uchiha-sama tidak bisa menerima panggilan telepon dari orang yang tidak dikenal. Mungkin besok anda bisa datang langsung kemari dan bertemu dengan nyonya."

'Nyonya. Oh, jadi pemiliknya seorang perempuan' pikir Sakura.

" Ahh.. baiklah. Tolong sampaikan padanya."

" Baiklah akan saya sampaikan. Boleh saya tau nama anda?"

" Haruno Sakura. Arigatou Gozaimasu."

"… Konbanwa, Haruno-san."

" Konbanwa."

Sakura menutup telponnya. Sejenak ia membuang napas panjang. Ia benar-benar butuh tidur sekarang. Meskipun ia ingin segera menyelesaikannya segera, percuma saja jika otak dan tubuhmu bahkan tak bisa bekerja. Ia selesai mencuci kakinya dan bersiap untuk mengistirahatkan tubuhnya.

' Besok adalah hari yang panjang '

つづく

TBC

Mind to Review?

Bagi reader yang udah pernah nonton film Da Vinci Code atau baca bukunya, mungkin udah punya gambaran soal storynya. Bagi yang belum siap – siap penasaran terus.

Ini ffn pertama yang pernah aku publish, so review sangat-sangat diharapkan.