Prolog

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Busan

" Hei Suga hyung, kau mau ikut ke kafetaria?"

Yoongi melepas sebelah dari earphone hitam yang terpasang di kedua telinganya. "Ya...tapi kau saja duluan. Tugasku belum selesai"

Ruang kelas dari sebuah kampus berbentuk seperti amfiteater itu hampir kosong tetapi Yoongi masih setia tinggal untuk menulis lirik dan mengisi kertas lagunya dengan nada-nada dan lirik rap. Namja berwajah manis itu masih fokus ke pekerjaannya sambil mendengarkan lagu-lagu yang menurutnya mampu membuat idenya bertumbuh.

Bahu Yoongi ditepuk oleh seorang namja berambut seputih salju dan ia tersenyum.

"Oi hyung, jangan memaksakan diri"

Yoongi menyingkirkan tangan namja itu dari bahunya. " Aku tahu Jackson tapi professor memintaku untuk mengumpulkannya lusa"

" Begini saja" Jackson menghela nafas dan menjauh dari tempat duduk Yoongi yang berada di atas. " Hari ini aku akan mentraktirmu Kimchi Ahn Ahjumma di kafetaria tapi"

Jackson menunjuk Yoongi sengit. " Kau harus makan dan datang ke kafetaria, hyung. Ambil makananmu sendiri. Aku kasihan dengan badan langsingmu itu, makin hari makin langsing!"

Yoongi seketika berhenti menulis dan menatap Jackson dengan raut tidak suka khasnya. " Kau mau mendukungku atau mengejekku?"

Jackson tertawa dan melambaikan tangan ke arah Yoongi. Namja itu keluar dari ruangan sambil menjinjing tasnya menandakan kalau kelas mereka sudah berakhir sore ini.

" Jangan lupa untuk makan hyung!"

Yoongi mencebikkan bibirnya dan memutar tubuhnya kembali menghadap kertasnya kasar. Namja manis itu mendecih dan menuliskan lagunya sambil bergumam lirih. Mengumpat lirih sebenarnya.

Ia kembali mengubah wajahnya datar dan memasang earphone. Yoongi kembali untuk fokus mengerjakan lagunya karena ini akan dikumpul lusa untuk dilombakan. Jadi selain harus cepat, lagunya juga harus bagus.

Drrrttt...

Drrrrrtttt...

Drrrrrtttt...

" Huh?" Yoongi mengerutkan dahi.

Namja itu mengernyitkan dahinya kuat saat merasa getaran di kursi dan meraba-raba tas hitam di samping badannya. Yoongi mengalihkan pandangannya dari kertas dan membuka zipper tas jinjingnya cepat.

Dia mengeluarkan Iphone hitam pekat dari saku depan dan menatap layarnya sedikit tidak suka. Yoongi benar-benar tidak suka diganggu saat sedang fokus mengerjakan lagu, makanya ia sering tinggal di kampus sampai malam atau mengurung diri seharian di kamar jika liburan hanya untuk mengerjakan lagu.

" Ya halo?" Namja itu melepas earphone-nya kasar dan menjawab ketus.

" Ya Yoongi! Bagaimana harimu?"

Yoongi berhenti menggerutu saat suara itu mengalun di telinganya. Namja itu juga berhenti mengetukkan ngetukkan jarinya ke meja kesal dan memilih untuk bungkam. Yoongi seketika memutar badannya sebentar ke belakang.

Ia melihat kesana kemari dengan awas untuk memastikan keadaan aman. Setelah merasa tidak ada orang yang berada di kelas ataupun diluar kelas, namja itu menghempaskan badannya ke kursi dan mendengus kasar.

" Apa?" Balas Yoongi kasar.

Suara di seberang tertawa. " Kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan"

Yoongi mendecih. Namja itu memandang kertas lagunya yang masih berisi setengah dan bahkan masih ada lirik yang dicoret ataupun nada yang ia type-ex karena tidak sesuai. Namja manis itu merengut dan berdecak kesal.

" Bisa kita tunda saja?" Jawab Yoongi. " Aku ada pekerjaan lain yang harus kuselesaikan dalam waktu singkat"

Yoongi tidak berharap orang itu akan peduli dengannya. Dia tahu sifat orang itu. Sifat aslinya.

Namja itu berbincang serius dengan orang yang menelponnya. Sudah ia bilang kan, dia tidak akan berharap banyak malahan tidak sama sekali untuk diberi keringanan. Sekali tugas telah diserahkan, ia harus turun tangan. Mau ataupun tidak, dia tetap harus turun tangan.

" Bawa Jungkook sekalian"

Yoongi mengerjapkan matanya. " Apa tadi?"

" Bawa Jungkook sekalian kubilang. Kita membutuhkannya" Ulang orang itu lagi.

Yoongi menurunkan kakinya dari meja dan mulai memasang wajah mengernyit yang sarat akan rasa tidak suka.

" Bisakah kita tidak membawa-bawa Jungkook? Kurasa aku saja sudah cukup untuk kali ini" Protes Yoongi sengit dengan nada kasar hampir seperti memarahi. " Dia masih SMA. Setidaknya biarkan Jungkook untuk bebas belajar sehari saja"

Orang yang menelponnya mulai bergumam. Yoongi tidak yakin apa yang digumamkan orang itu atau apa yang dilakukannya karena telinganya juga mendengar bunyi gemeretak. Namja itu hanya bisa menunggu sambil memasang raut masam.

" Tidak. Kita memerlukannya"

Yoongi mendengus kasar. " Kau menyeret anak itu kembali ke kriminal"

" Yoongi dengarkan aku" Orang itu benar-benar serius. " Kau dan Jungkook ditakdirkan untuk melakukan ini sejak kalian lahir. Terimalah takdir kalian karena sekali kalian masuk maka jangan berharap bisa lepas dari dunia ini sekarang. Ini tugas kalian sekarang. Aku tidak peduli Jungkook masih SMA. Inilah resiko yang ia terima karena sudah masuk ke dunia ini"

Dan panggilan berakhir secara sepihak.

Yoongi menjauhkan Iphone-nya dan meletakkannya di samping kertas-kerta lagunya. Namja manis itu hanya bisa menatap datar ke arah Iphone-nya ataupun kertas lagu. Lagu-lagu yang ia ciptakan sendiri. Karyanya. Idenya.

" Kita mulai lagi..." Desah Yoongi pasrah. " Inilah resikoku.. dan Jungkook"

Namja manis itu berhenti sebelum meraih Iphone-nya. Yoongi menjadi merasa terbebani, tapi apa boleh buat. Ia tidak bisa menghindar sekarang.

Yoongi mengambil Iphonenya cepat dan menekan nomor telepon Jungkook. Ia harus cepat jika ingin semuanya berakhir cepat juga.

" Ya halo Jungkook? Kita punya pekerjaan lagi"


.

.

.

.

.

.

.

Jungkook sedang fokus memperhatikan sunbaenim kelas tari-nya yang sedang dance kontemporer dengan indahnya. Namja bergigi kelinci itu dengan serius memperhatikan setiap gerakan dari sunbaenimnya.

Ia sendiri duduk di ruang latihan di sekolahnya dan dikapit oleh temannya BamBam yang masih mengoceh tidak jelas tentang mengapa ia harus ikut tari? Mengapa ini terasa sangat lama? Aku kelaparan dan kapan aku pulang misalnya dipaksa beginian?

" Hussshh BamBam!" Jungkook menyikut lengan BamBam dan menatap namja disampingnya sengit. " Perhatikan sunbaenim!"

BamBam memelas dan menggoyang-goyang badan Jungkook. " Kookie...aku mau pulang~"

" Sebentar lagi!" Bisik Jungkook.

" DAN...SELESAI! YAAK! TERIMA KASIH YIXING!"

Semua murid junior yang berkumpul di ruang latihan itu bertepuk tangan saat dance sunbaenim mereka selesai dengan ending yang epik. Jungkook termasuk salah satu dari yang bertepuk tangan antusias dan tertawa senang hingga gigi kelinci lucunya keluar. Diikuti BamBam yang bertepuk tangan malas.

Jungkook yang melihat BamBam tertunduk lesu karena kelaparan dan bosan, menepuk bahu temannya itu kuat.

" Hey! Bersemangatlah sedikit saat bertepuk tangan!" Tegur Jungkook. " Setidaknya kita harus memperhatikan sedikit gerakan dari Yixing sunbaenim karena kita ada ujian praktek tari minggu depan"

BamBam merebahkan kepalanya malas ke bahu Jungkook dan mengerang. " Eommaaa... BamBam lapaaar!"

Jungkook menepuk kepala BamBam kasar dan mengomeli temannya itu karena sejak masuk kelas tari ia tidak terlihat semangatnya sama sekali.

Ruangan serba krim dengan kaca dua sisi dan peralatan dance maupun safety itu kembali menjadi ramai setelah hening saat Yixing tampil. Seluruh murid yang berkumpul dan duduk melingkari ruangan itu berbincang dan berbisik.

Bahkan beberapa dari mereka tertawa dan membicarakan kehebatan Yixing yang sedang membungkukkan badan dalam ke arah seosaengnim dance yang menyuruhnya untuk dance. Untuk dicontoh oleh junior-juniornya.

Namja cina itu memungut jaket hitamnya yang lepas dan jatuh saat ia dance dan menyapa para junior.

Jungkook yang mendengar Yixing menasehati para junior tentang teknik dance, menampar lengan BamBam kuat hingga temannya itu seketika mengerutkan hidung dan mengaduh kesakitan.

" Awww..." Aduh BamBam. Namja itu mencubit lengan berotot Jungkook. " Apa-apaan?"

Namja bergigi kelinci itu memelototi BamBam sebelum kembali memperhatikan Yixing yang masih berbicara.

" Jadi usahkan kalian pemanasan dengan baik sebelum dance" Jelas Yixing. " Karena kalian ada ujian praktek dance minggu depan, sebaiknya kalian latihan secara teratur dan jangan memaksakan diri hingga cedera"

Jungkook mendengarkan antusias dan menganggukkan kepala memahami perkataan Yixing. Baru saja ia ingin memberitahu BamBam untuk latihan bersama, bahunya lagi-lagi dijadikan kepala BamBam yang sedang menguap untuk bertumpu.

Jungkook menggembungkan pipinya tidak suka saat BamBam lagi-lagi acuh.

" Hei bebek Thailand!" Panggil Jungkook. Namja bergigi kelinci itu menarik rambut coklat BamBam kasar hingga membuat kepalanya memutar menghadap Yixing yang masih menjelaskan.

" Apaaa?" Jawab BamBam malas dengan setengah hati. " Aku bukan dari Thailand..."

Mark yang berada di sebelah Bambam yang dari tadi mengoceh dan mengerang kelaparan dan kebosanan, memutar kepalanya ke arah Bambam dan membuka matanya.

" Mwo!?" Sambung Mark. " Bambam..kau bukan dari Thai!?"

" Kau mau mati hah Mark!?" BamBam mengaum garang.

BamBam mengerang jadi-jadian dan melepaskan diri dari cengkraman maut Jungkook cepat. Ia mengomeli Mark dan menendangnya karena masih saja menyebutnya dari Thailand. Ibunya jelas-jelas orang korea, Baekhyun. Dimana-mananya dia seperti orang Thai?

" Baiklah, kelas cukup untuk hari ini!"

Seosaengnim mereka maju dan berdiri di samping Yixing yang tersenyum.

Jungkook tersentak kaget dan melebarkan mata doe-nya ke arah Yixing dan seoesaengnimnya. " Mwo!? Sudah berakhir?"

Seosaengnim mereka menepuk bahu Yixing. " Berterimakasihlah kepada sunbaenim kalian hari ini yang mau suka rela dance dan mengajarkan tips-tips tertentu!"

Seluruh kelas menunduk hormat dan berterima kasih pada Yixing yang juga balas membungkuk. Jungkook juga membungkuk tapi ia tidak percaya kelas ini sudah berakhir saja. Dan sialnya lagi, gara-gara mengomeli BamBam, ia jadi tidak mendengar perkataan dan tips Yixing yang terakhir tadi.

Yixing segera undur diri dan keluar dari ruang tari.

Seosaengnim mereka bertepuk tangan singkat untuk mengumpulkan kembali fokus siswa yang terpecah gara-gara mereka ribut sesaat setelah Yixing keluar.

" Baiklah semuanya dengarkan! Minggu depan adalah pengambilan nilai terakhir untuk kelas tari sekaligus ujian praktek terahir mengingat minggu depannya lagi kalian semua akan ujian tertulis jadi seluruh ujian seni dimajukan seminggu sebelumnya!" Jelas Seosaengnim mereka yang memakai baju olahraga tipis seperti para atlet akrobat. " Latihan lah yang benar dan usahakan kalian tidak ujian dengan keadaan cedera ataupun lecet. Nilai ini menentukan nilai akhir dan kenaikan kalian ke kelas berikutnya! Faham?"

Seluruh kelas mengangguk.

" Faham!" sahut Jungkook. Diikuti Bambam yang membalas lemas.

Seosaengnim mereka tersenyum. " Baiklah...saya cukupkan pelajaran hari ini! Segeralah pulang dan berlatihlah yang teratur!"

Semua murid berdiri dan membungkukkan badan hormat sesaat setelah seosaengnim mereka membungkukkan badan. Jungkook harus menarik BamBam berdiri dulu karena namja itu menolak untuk menggerakkan badan.

Kelas kembali ricuh dengan ocehan dan candaan sesama siswa yang memungut barang mereka dan keluar dari kelas. BamBam yang sadar kalau seosaengnim mereka telah keluar terlebih dahulu, tertawa antusias.

" Akhirnya!" Teriak BamBam riang. Ia melepaskan tangan Jungkook yang menarik bahunya. " Ayo Jungkook kita pulang! EOMMA! BAMBAM PULANG!"

Jungkook yang memakai kembali jaket merahnya dan memungut tas-nya itu mengernyitkan dahi. Namja bergigi kelinci itu menggerutu.

Jungkook memukul punggung BamBam yang melompat-lompat. " Hei hei! Lain kali jangan duduk di sebelahku di kelas tari! Kau membuatku ketinggalan penjelasan dari Yixing sunbaenim!"

BamBam menarik lengan jaket Jungkook. " Memangnya kenapa? Aku sangat tidak suka kelas tari daru dulu!"

" Ya kalau begitu jangan duduk di sebelahku nanti!" Sambung Jungkook. " Kau mengganggu konsentrasiku! Pantas saja nilai dance mu parah kalau kau saja selalu seperti ini saat pelajaran!"

Jungkook menggerutu dan memakai tas ranselnya kasar. Namja itu keluar dari ruang latihan tari sambil mengoceh dengan BamBam yang kelewat antusias karena ia bisa pulang setelah tersiksa di kelas tari.

Kedua namja itu menuruni tangga dari ruangan yang berada di lantai dua.

" Hei Kookie!" Panggil BamBam.

Jungkook menatap BamBam. " Ada apa?"

BamBam merangkul pundak Jungkook sambil berjalan di koridor yang mulai penuh dengan siswa lain yang pulang ataupun istirahat sebelum mengambil les malam. " Hyung-ku yang kubilang bekerja kesana kemari itu mungkin akan pulang bulan depan. Eommaku akan mengadakan pesta makan malam di rumah dan memintaku mengajak teman dekatku untuk ikut"

" Lalu" Sambung Jungkook. Namja itu mengangkat alisnya lucu. " Apa hubungannya denganku?"

BamBam seketika berhenti berjalan dan merengutkan wajahnya hingga Jungkook juga ikut berhenti. Namja bergigi kelinci itu menatap BamBam dengan tatapan bingung.

" Ada apa?" Tanya Jungkook. " Kau ketinggalan sesuatu?"

BamBam makin merengut. " Kookie, kau itu kelewat bodoh atau kelewat polos?"

" Hah?" Jungkook mengerjapkan matanya. " Apa?"

BamBam menghentak-hentakkan kakinya ke lantai dengan kesal dan mengerang. Ia juga menggerutu dan berakhir dengan memukul-mukul lengan Jungkook ganas sambil menyumpah.

" Aw aw aw!" Aduh Jungkook. Namja itu bergerumul dan berusaha menjauhkan diri dari BamBam yang memukul tubuhnya gila-gilaan. " Hei hei kau bebek Thailand! Stop!"

BamBam berhenti memukuli Jungkook saat namja manis itu benar-benar kesakitan hingga ia hampir membungkuk melindungi badannya.

" Aissh...tentu saja kau teman dekatku Kookie!" Omel BamBam. " Kau kira siapa lagi yang ingin kubawa selain kau!"

Jungkook mengaduh dan berdiri. Ia menggosok-gosok lengannya. " Bilang dari tadi..."

" Kau saja yang kelewat bodoh!"

Kedua namja itu kembali berjalan setelah bersitegang. Jungkook yang pertama tertawa hingga gigi kelincinya terlihat dan semburat merah sedikit menghiasi pipinya. Namja manis itu merasa malu karena lambat merespon perkataan BamBam.

BamBam sendiri hanya membalasnya dengan rengutan dan dengusan kasar.

Drrrrttt...

Drrrrrtttt...

Drrrrttttt...

Jungkook dan BamBam berhenti bercanda saat merasakan jaket Jungkook bergetar dan cahaya led dari ponselnya menyala. Namja bergigi kelinci itu mengeluarkan ponselnya dan berhenti berjalan diikuti BamBam yang melirik dari belakang.

" Heh..." BamBam tersenyum heran. " Siapa cool hyung itu?"

Jungkook tertawa. " Menjauh kau sana!"

BamBam mundur dan merengut. Kelihatan memelas tapi dibalas Jungkook dengan raut jijik. Namja itu pun memilih untuk menyapa dan berteriak dari jendela koridor ke bawah. Menyapa teman-temannya di lapangan dan membiarkan Jungkook mengangkat telepon.

" Ya halo Yoongi hyung?" Sapa Jungkook. " Ada apa kau memanggilku?"

" Ya halo Jungkook? Kita punya pekerjaan lagi" Balas Yoongi.

Jungkook seketika mengerutkan dahi dan menggigit bibir bawahnya yang merah merekah. " Lagi? Sekarang? Bukannya hyung punya lagu untuk dikumpul? Aku juga akan ada ujian dua minggu berturut-turut"

Terdengar helaan nafas pasrah dari seberang panggilan. " Sekarang Jungkook. Jika kau cepat kemari maka ini juga akan cepat selesainya."

" Sebentar"

Jungkook menjauhkan ponsel dari telinganya dan menutup layarnya. Namja itu membalikkan kepalanya ke belakang. Ke arah BamBam yang masih setia menyapa dan berteriak ke arah lapangan di bawah.

Namja bergigi kelinci itu menepuk bahu BamBam.

BamBam seketika tersentak kaget. " Ah Kookie! Kau mengagetkanku!"

Jungkook tertawa dan tersenyum. " BamBam...kurasa hari ini aku tidak bisa pulang bersama. Hyung-ku menyuruhku pulang ke Busan sekarang!"

BamBam mengerutkan dahinya dan menahan kedua bahu Jungkook dengan dua tangannya. Namja itu mengerutkan bibirnya.

" Sekarang?" BamBam membeo. Namja itu sedikit mengalihkan pandangan ke jendela sebelum kembali menatap Jungkook. " Hari sudah sesore ini kau ingin pulang ke Busan? Kau mau sampai jam berapa? Jam 11 malam? Bahkan dengan kereta pun tidak menjamin kau sampai cepat"

Jungkook menjauhkan kedua tangan BamBam. " Aku akan pulang hari ini juga. Mungkin hyung-ku perlu sedikit bantuan karena dia harus menyiapkan kontes musik di kampusnya minggu ini"

BamBam menghela nafas pasrah.

Jungkook mengangkat alis bingung saat BamBam merogoh kantung celananya dan mengeluarkan beberapa lembar won. BamBam seketika memasukkan uang itu ke dalam kantung jaket Jungkook dan membuat Jungkook mundur karena kaget.

" Ambil saja!" BamBam menunjuk Jungkook. " Belilah makanan sebelum pergi! Besok kita ada kelas menggambar pagi!"

Jungkook merogoh kantung jaketnya. " Aku punya uang sendiri!"

" Ambil saja! Tidak usah diganti!" BamBam berlari meninggalkan Jungkook dan melambaikan tangan sambil tersenyum di koridor. " Jangan lupa makan dan berhati-hatilah kau kelinci!"

Jungkook menghela nafas melihat kelakuan teman sekelasnya itu dan memasukkan uang dari BamBam kembali ke dalam kantong jaketnya. Namja bergigi kelinci itu kembali menelpon sambil sedikit berlari di koridor.

" Ikuti kata temanmu itu" Ucap Yoongi. " Kau sempat saja makan sebelum sampai. Aku juga akan menyiapkan segalanya terlebih dahulu"

Jungkook menuruni tangga dengan cepat. " Ya ya hyung! Aku akan membeli makanan cepat saji nanti!"

Yoongi menggumam di seberang telepon. " Cepatlah cari kereta dengan jadwal terdini. Kalau bisa aku akan menunggumu sebelum kampusku tutup"

" Jam 10 kan?" Balas Jungkook lagi. " Kampusmu tutup jam 10 kan?"

" Ya. Kutunggu"

Sambungan terputus.

Jungkook segera memasukkan ponselnya kembali ke dalam kantong jaket dan memacu langkah meninggalkan lapangan luas sekolahnya. Namja bergigi kelinci itu memutar tas ranselnya sambil berlari. Ia membuka zippernya dan mengeluarkan sebuah bungkusan coklat dengan telinga kelinci yang mencuat keluar.

Namja itu memutar arah menuju stasiun bawah tanah Seoul.

" Baiklah...aku harus cepat"

.

.

.

.

.

.

.


ya halo semua!

W bawa cerita baru dengan tema crime lagi 'Ω'

Sebenarnya ini masih prolog aja soalnya w nggak yakin ini bakal. banyak peminatnya Д

jadi menurut kalian ini bisa di lanjutkan atau nggak?๏︿๏

kalau yg reviewnya banyak, insya allah bakal saya publish selanjutnya

oh ya ini bisa slow update sama seperti ff w lainnya karena masalah sekolah ๏︿๏

jadi yg dari awal udah niat untuk nongkrongin cerita w, dimohon pengertiannya(。ŏ_ŏ)

Mind to Rnfoll? or fav? ^^