roromato

.

.

PRESENT

.

.

.

BAEKHYUN NOONA

.

.

Happy Reading ;)

.

.

Hari Minggu adalah hari yang dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk melarikan diri dari kepenatan pekerjaan atau belajar dan mengisinya dengan jalan-jalan atau sekedar berkumpul bersama teman. Yah sebagian, karena pemuda jangkung berambut ikal ini lebih memilih mengisi akhir pekannya dengan tidur di kasurnya yang nyaman. Setelah menghabiskan Sabtu malamnya dengan bermain game sampai pagi, ia tidur dengan nyenyaknya hingga siang hari. Tipikal lelaki single, huh?

Lelaki itu menggeliat saat ponsel yang berada di atas nakasnya berbunyi. Ia pun meraih ponsel itu dan menggeser layarnya asal tanpa melihat sang penelpon. Lalu ia menguap seraya mengangkat telponnya, "Hoam~ Ha—"

"Park Chanyeol! Kau baru bangun?!"

Bentakan itu membuat lelaki bernama Chanyeol terbangun sepenuhnya, "Appa?"

"Sudah berapa kali Appa bilang, Heechuldan Baekhyun akan pindah ke rumah kita hari ini. Kenapa kau baru bangun?!"

"Hehehe maaf Appa, tadi malam Chanyeol keasyikan main game."

Samar-samar Chanyeol mendengar suara wanita yang berusaha menenangkan emosi ayahnya.

"Yeol, setengah jam lagi kami akan sampai. Pastikan kau mempersiapkan diri dan merapihkan rumah kita. Terutama ruangan bermainmu."

"Ya, ya. Aku tahu. Appa sudah mengingatkanku berulang kali, jadi aku sudah membersihkannya dari kemarin."

"Bagus, sekarang kau mandi dan bereskan kamarmu."

"Aku tahu." Lama-lama Chanyeol jengah dengan Appa -nya yang sedikit-sedikit-mengingatkan ini.

"Ah, jangan lupa. Kau siapkan kamar Noona-mu."

.

.

.

Setelah mandi kucing karena takut tidak sempat membereskan kamarnya—toh Chanyeol masih terlihat tampan, dia mulai merapihkan kamar dan ruangan bermainnya. Untuk informasi saja, rumah Chanyeol dan ayahnya bernama Siwon ini terdiri dari dua lantai dengan ukuran rumah yang tidak terlalu besar. Bukan karena mereka tidak mampu. Ayolah seorang CEO seperti Siwon masa tidak mampu? Tapi itu karena mendiang ibunya lebih menyukai rumah yang kecil namun dengan taman yang lebih luas. Tepat di depan pintu rumah terdapat stone steps menuju pagar rumahnya dengan dikelilingi tanaman dan bunga-bunga yang indah. Di belakang rumah terdapat halaman yang luas tempat Chanyeol bermain basket. Di ujung halaman itu ada sebuah meja besar yang dapat digunakan sebagai tempat duduk. Di sampingnya lagi ada sebuah ayunan kayu. Di ujung halaman yang lain terdapat lorong yang menghubungkan halaman depan dan belakang.

Namun sebesar-besarnya rasa suka Chanyeol pada basket, tempat favoritnya adalah ruangan bermainnya yang berada di lantai dua. Ruangan bermainnya ini dua kali luas kamarnya karena memang ruangan ini difungsikan sebagai tempat berkumpul teman-teman Chanyeol. Di ruangan ini terdapat TV, play station, DVD player, komik, film-film, mesin karaoke, pokoknya komplit! Untuk itu, bagi teman-teman Chanyeol, rumahnya itu surga banget deh!

Tapi jangan lupa beres-beres! Seperti yang Chanyeol lakukan sekarang.

"Chanyeol! Kami pulang! Cepat kemari!"

Chanyeol segera turun dari lantai dua dan menuju Siwon dan Heechul yang membawa koper dan kotak kardus. Ia pun membungkuk, "Selamat datang Eomma."

"Eyyy," Heechul memukul bahu Chanyeol, "Tidak usah sopan begitu padaku, Yeol. Sekarang kita tinggal seatap. Singkirkan rasa sungkanmu."

Chanyeol membalas dengan cengiran khasnya.

"Masih banyak barang di luar. Cepat kau ambil."

Chanyeol mendengus pada ayahnya, "Ish. Tanpa Appa suruh aku juga mau keluar." Ia lalu membuka pintu rumah dan berpapasan dengan seseorang saat berjalan beberapa langkah. Orang itu adalah Noona barunya. Baekhyun Noona.

Dengan senyuman manisnya yang membuat hampir seluruh matanya tertutup, ia menyapa adiknya dengan imut, "Chanyeol, annyeong."

.

.

.

"Appa, sudah aku bawa semua." Chanyeol meletakkan kardus terakhir di lantai.

Siwon datang dan mengambil kardus yang lain, "Itu barang Baekhyun yang terakhir. Tolong kau bawa ke kamarnya." Ujarnya lalu pergi menuju kamarnya dan istrinya.

Chanyeol pun mengangkat kardus yang ditunjuk ayahnya dan menuju ke kamar Baekhyun di lantai dua.

TOK TOK

"Iya?"

Chanyeol melongokkan kepalanya, "Noona, ini aku bawakan kardusnya."

"Oh, terimakasih Chanyeol. Masuklah."

Ia pun masuk dan meletakkan kardus yang ia bawa, "Ada yang perlu aku bantu?"

Baekhyun menoleh dan tersenyum manis ke arah Chanyeol, "Kau hanya perlu menemaniku disini." Lalu ia kembali menata bukunya di rak.

Chanyeol tersenyum canggung dan menghampiri kardus yang sudah terbuka. Ia mengambil beberapa buku dan menyerahkannya pada Baekhyun, "Bukunya banyak sekali."

Baekhyun terkekeh dengan merdunya, "Begitulah kehidupan kuliah. Kau juga akan merasakannya tahun depan."

"Itupun kalau aku lulus ujian." Ucapan Chanyeol membuat keduanya tertawa.

Setelah mengantarkan buku terakhir, Chanyeol melihat beberapa tumpukan figura lalu meraihnya. "Ini Appa nya Noona?"

"Hem?" Baekhyun ikut berjongkok di samping Chanyeol. "Ya. Dia Appa ku."

"Tampan juga. Kenapa mereka berpisah?"

Baekhyun tersenyum tipis, "Sebenarnya orang tua Appa melarangnya menikah dengan Eomma ku. Appa adalah anak tunggal dan harus melanjutkan bisnis Kakek di Cina. Eomma tidak mau pindah ke Cina dan itu membuat perselisihan di antara mereka."

Chanyeol melihat raut muka Baekhyun yang sedih menjadi merasa bersalah, "Maaf aku telah menanyakan hal yang membuatmu sedih."

Baekhyun kembali tersenyum manis. "Tidak apa-apa. Lagipula aku masih berhubungan baik dengan Appa Han."

Melihat Baekhyun kembali tersenyum, Chanyeol merasa lega. Ia meletakkan figura itu di lantai lalu meraih figura yang lain. "Ini teman-temanmu?"

"Ya, mereka teman-temanku saat SMA. Dan ku ingatkan Chanyeol, kau harus lebih menghargai teman-teman SMA mu daripada nanti kau menyesal."

Dahi Chanyeol mengerut heran, "Memang kenapa?"

"Teman SMA akan lebih menghargai dan menerimamu apa adanya. Aku punya teman kuliah tapi yah, tipe teman kuliah ada saat mereka butuh. Apalagi jika sudah menyangkut nilai."

"Jadi semua yang ada di foto ini tidak satu jurusan denganmu?"

"Tidak," Baekhyun menunjuk foto yang berada di tangan Chanyeol, "Yang bermata bulat ini di jurusan seni akting, yang bermata rusa di sebelahku di jurusan tata boga dan lelaki tinggi bemata tajam di belakangku jurusan manajemen bisnis di Cina."

"Hoooo kau banyak berhubungan dengan orang Cina yah."

"Ya, waktu itu kami sangat sedih saat tahu dia memutuskan kuliah di Cina." Baekhyun kembali menunjukkan raut wajah sedihnya.

Merasa tidak enak, Chanyeol kembali meletakkan figuranya lalu kembali meraih figura yang lain. "Oh? Ini...pacar Noona?"

Baekhyun kembali menunjukkan wajah—yang lebih—cerianya saat Chanyeol mengambil figura foto yang terakhir, "Ya, namanya Daehyun." Ujarnya sambil nyengir tidak jelas.

"Cinta mati, eoh?" Chanyeol mencibir.

Baekhyun terkekeh mendengar cibiran Chanyeol, "Tidak sih, aku hanya masih tidak percaya bisa jatuh pada lelaki macam dia."

Chanyeol menyeringai bermaksud menggoda Baekhyun, "Ada kisah menarik di balik kalian berpacaran?"

"Aku tipe perempuan yang tidak menyukai sesuatu yang berlebihan dan susah didekati. Dan dia adalah lelaki playboy. Bukan playboy sih, mungkin lebih tepatnya lelaki penggoda. Para siswi di sekolahku sangat mengidolai dia karena wajahnya yang tampan, dan Daehyun sadar akan ketenarannya. Makanya, dia selalu melakukan sesuatu yang menurutku konyol, seperti fly kiss, wink, menggoda dan sebagainya. Tapi dia tidak sampai memacari semua siswi yang menyatakan cinta padanya. Dan aku tidak mengerti kenapa aku satu-satunya perempuan yang dia sukai."

"Wah, menarik. Sepertinya aku harus bertemu dengan pacarmu."

"Untuk apa?"

"Sudah berapa lama kalian pacaran?"

Baekhyun tampak berpikir, "Hmmm 4 bulan lagi akan jadi yang ke 3 tahun."

"Heol, daebak." Raut muka Chanyeol berubah menjadi terkejut dan...kagum?

"Ada yang salah?"

Masih dengan wajahnya yang menurut Baekhyun malah terlihat bodoh, Chanyeol menjawab, "Puluhan kali aku berpacaran selama hidupku, waktu terlamaku adalah 3 bulan."

Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya menatap prihatin ke arah Chanyeol, "Aku tidak menyangka akan mempunyai adik yang playboy." Ujar Baekhyun diakhiri dengan helaan nafas.

Chanyeol menatap Baekhyun tidak suka, "Noona jangan seperti itu. Orang tampan sepertiku memang patut dicintai." Chanyeol mengangkat dagu dengan sombongnya.

"Cepat bantu Noona beres-beres." Tanpa Chanyeol sadari, Baekhyun sudah kembali melanjutkan menata raknya sedari tadi.

"Noona jangan mengabaikankuuuuuuuu~~"

.

.

.

Setelah selesai menata barang-barang Heechul dan Baekhyun sampai menjelang malam, akhirnya keluarga baru itu bisa berkumpul di meja makan.

"Akhirnya kita bisa makan makanan rumahan yah Yeol." Ujar Siwon dengan mata berbinar.

Chanyeol tidak kalah senang dan menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya, "Sudah lama aku tidak makan makanan seperti ini."

"Kehidupan duda dengan anak laki-lakinya sepertinya lebih menyedihkan yah Baek?" ujar Heechul mengantarkan piring dari dapur menuju meja makan.

Baekhyun mengikuti Heechul dari belakang dan membalas ucapan ibunya dengan senyum maklum. Ia sudah terbiasa dengan sikap ibunya yang terus terang. Setelah semua makanan diantarkan, mereka duduk di meja segi empat dan duduk di masing-masing sisi.

Siwon memimpin doa sebelum makan malam dimulai dan , "Ini pertama kalinya kita makan bersama dengan status dan tentunya dengan suasana yang berbeda. Semoga keluarga baru kita ini tetap harmonis dan dapat bertahan lama dalam keadaan suka maupun duka hingga ajal menjemput."

"Kau sudah seperti pastur saja Won." Ujar Heechul mengundang gelak tawa. "Aku mungkin bukan istri maupun ibu yang lembut dan hangat, tapi aku pastikan kalian tidak akan merasa sepi dengan wanita cerewet sepertiku."

"Meski begitu, Eomma tetap menjadi ibu yang teeeeeeerbaik yang pernah Baekhyun punya."

"Tentu saja, kau kira selama ini siapa saja ibu yang pernah kau miliki Baek?" lagi-lagi seluruh anggota keluarga itu tertawa, kecuali Baekhyun yang merengut.

Baekhyun lalu menatap ayah barunya, "Kuharap Appa bisa membahagiakan ibuku." Siwon membalasnya dengan tersenyum, menandakan ia menyanggupi keinginan Baekhyun. Sementara Heechul menatap haru putrinya, "Dan Chanyeol juga bisa menemani hari-hariku. Iya kan adikku yang tampan?"

"Tentu. Aku sedari dulu ingin merasakan bagaimana rasanya punya Noona. Jadilah Noona ku yang baik hati yah?" Baekhyun menatap sebal pada Chanyeol karena merasa dialah yang diperlakukan sebagai adik.

Siwon terkekeh dan menepuk tangannya, "Nah, sekarang mari kita makan. Aku sudah lapar."

Lalu keluarga baru itu pun menikmati makan malam mereka dengan gelak tawa dan saling beradu tanggapan, terutama Chanyeol dan Baekhyun.

Well, sepertinya Chanyeol sangat menikmati suasana baru di rumahnya, terutama dengan kehadiran Baekhyun Noona yang cantik, manis dan menggemaskan! Ia jadi tidak sabar menunggu hari-harinya ditemani Baekhyun Noona. Akan jadi seperti apa yah?

.

.

END/TBC?

Hay! Gw balik sama ff chanbaek hoho tadinya gw mau bikin ff daejae, tapi gw ga tahan kalo bikin ff yang terlalu serius jadi gw tinggalin deh! Wkwkwk akhirnya gw bikin ff chanbaek yang ceritanya ringan

Fyi, FF ini rencananya bakal bikin gw SERIES, jadi satu series paling 1k – 2k word lah ga panjang-panjang. Ceritanya juga ringan kok. Setelah series tamat, gw bakal bikin chapter 2 nya. Ya itu juga kalo ffnya laku sih hehehehe

Series ini mungkin bisa disebut PROLOG, karena masih pengenalan. Ceritanya di series depan

Dan ini genre nya FAMILY. Gw seneng aja gt liat Chanyeol manja terus ngerjain Baekhyun as Noona. Kalo misalkan jadi romance, hmmmm tunggu aja deh. Gmn keinginan readers sama mood gw nya wakakakakakak

Btw mengenai halaman belakangnya, gw niru halaman belakang rumahnya ROOMATE. Pada nonton kan? Hehe

REVIEW PLEASE? ;)