Sehun menyerah, Ia segera menelungkup wajahnya keatas mejanya. Langsung tertidur dengan pulas, sangat pulas sampai-sampai spidol bermerk Sn*ow*man hinggap diatas kepalanya tak terasa sama sekali. Heechul saem—guru bahasa inggris yang kebetulan bertugas dijam pertama dikelas 2-2 menggeram berang. Kakinya menapak berat menuju kearah Sehun, beberapa murid meringis ngeri merasa kasian kepada Sehun.

"Sehun Oi!"seru seseorang pemuda kikuk bersebalahan dengan Sehun berusaha membangunkan sang empu. Wajahnya tegang kala Heechul saem berdiri disamping Sehun, Ia memilih memojokan diri rapat-rapat pada dinding, menghindar dari tatapan tajam milik Heechul saem.

Medusa bahkan basilik 11-12 lah kalau disandingkan dengan Heechul saem.

"OH SEHUN!"

"HEYAAH! YA! APA! SIAPA SIAGA!"seisi kelaspun tertawa akan tingkah Sehun—konyol.

"Siap Siaga! Lari ke lapangan 25 kali!"Sehun menggerutu menuruti perintah Heechul saem geram, sempat-sempatnya Ia mengacungkan tinju pada sipemuda kikuk hingga hantaman tinju dari Heechul saem hinggap dipantatnya.

"APPO!"Pekiknya kaget bukan main lalu berlari secepat kilat sebelum bagian tubuhnya lain dijamah ababil oleh Heechul saem.

.-.-.-.

Disclaimer: Cerita ini hanya fiksi dan dibuat karena mencoba memberi hiburan bagi para reader. Para karakter didalam ini milik Tuhan, orang tua sekedar meminjam nama saja.

Warning(s): Gak suka Gay, Yaoi atau Boys Love. Jangan baca! WARNING! BUNG.

Main Pair : Kim Jongin / Oh Sehun

"sial-sial-sialan!"teriak Sehun histeris, Ia berlari dengan nafas satu-satu tetapi Ia masih kuat untuk berteriak. "Dasar Kyungsoo kampret, kenapa dia kagak bang—"

"Permisi!"seru seseorang, Sehun mengumpat merasa kesal dumelannya dihentikan oleh entah siapa dia tidak peduli kakinya tetap berlari.

"Ano—"

"Apaan sih!"bentak Sehun—geram sekali. Menyerah dia menoleh kebelakang cukup terkejut menemukan seseorang bertampang seperti Jepang atau Korea.

"Bisa kau antarkan aku ke—"

"Ogah."tolak Sehun mentah-mentah Ia kembali berlari malahan menutup telinganya saat sosok asing itu berteriak kepadanya.

Ia berjengit kaget kala sosok itu berlari mengikuti jejaknya. Rasa dongkol menyerangnya saat sosok itu tersenyum mengejek disertai kata-kata"Murid lainnya tidak ada kutebak ini masih jam pelajaran. Kau dihukum ya—"jeda sejenak mata sosok itu meneliti Sehun dari atas kebawah"—Dasar pecundang"lalu berlari secepat mungkin menghindari amukan Sehun yang siap melemparkan sepatu pantofel hitamnya.

"Kampret!"Koor Sehun.

Kamar Asrama, Kyungsoo dan Sehun

Room 303

Kyungsoo melirik kearah jam dinding kamar asramanya, sudah fajar tapi Ia melihat Sehun belum bangun juga. Bangunkan tidak ya'pikir Kyungsoo bingung. Pemuda kalem bin pelit bicara itu memilih tak membangunkan Sehun, takut-takut kena damprat karena kemarin dia tidak membangunkan pemuda itu saat tertidur dikelas.

Jam 7.30 pagi

Sehun belum juga bangun, Kyungsoo sudah berangkat setengah jam yang lalu.

Dalam keadaan setengah sadar, Sehun bergerak-gerak nyaman bak kucing. Wajahnya bersemu-semu saking menikmati hangatnya selimut, bibirnya yang pulm terus bergumam 'nyamannya-nyamannya'hingga dering Jam beker membuat tubuhnya terlonjak kaget.

"Dasar Kyungsoo kampret! Pakai masang alarm segala!"dumel Sehun. Tunggu—Mampus gue terlambat—gerutu Sehun panik, tergesa-gesa dia segera masuk kekamar mandi membersihkan diri. 5 menit kemudian dia sudah siap dengan seragamnya tanpa sarapan Ia segera berlari menuju kelasnya digedung seberang berada didepan gedung asramanya. Tidak begitu jauh tapi dia terlambat dan itu merugikan.

.

Keringatnya mengucur deras, nafasnya kembang-kempis. Dengan kekuatan terakhirnya Ia mengetuk pintu.

TOK TOK TOK

Tidak ada jawaban.

TOK TOK TOK

Sehun menunggu dengan sabar. "Masuk ke toilet kau tidak terima disini."suara itu terdengar dari pintu yang tertutup.

Sehun melongo. Suara Kyuhyun saem.

TOK TOK TOK

Sehun menoleh cepat dan menemukan sesosok pemuda seumuran dengannya menatap dirinya lama tetapi ajaibnya pintu itu terbuka dan sosok itu masuk usai berkata."Dasar Kebo—tukang tidur—pecundang—"Lalu pintu itu tertutup. Dalam waktu kurang lebih 5 detik lebih-lebih sedikit Sehun menjambak rambutnya—geram"DASAR KAMPRET!"Dari arah jendela yang mendadak menjeblak terbuka kepala Kyuhyun saem muncul dari sana sedangkan kedua matanya memandang Sehun dalam-dalam. Meneguk ludah lalu perlahan melangkahkan kakinya mundur, Sehun memilih untuk meninggalkan kelasnya dan menuju gedung olahraga yang merupakan pelajaran selanjutnya.

.-.-.

Tubuh Sehun gelisah, seperti menunggu antrian untuk buang hajat—2 atau 3 anak dari kelas lain memandang Sehun seperti orang aneh—gila kasarnya.

"dimana si—kuso kampret itu! Bakal gue tendang 'anunya' entar"gerutu Sehun menyebarkan aura hitam. Semangatnya menyala berapi-api.

"Oi! Hun!"yang Ia temukan malah Si Flower boy—populer Boy— sebut saja Xi Luhan. Kakak kelasnya.

"Luhan-Hyung?"koor Sehun, dengan pasrah dia diseret Luhan. "Kemana Hyung?"Tanya Sehun meski matanya masih menatap focus 100 % kearah pintu gedung olahraga yang bermodel 2 pintu.

"bantu aku spike dan kau jadi blockernya?!"jawab Luhan. Sehun menggeleng melepaskan diri dari jeratan Luhan, 1-2 dan 3 siswa mata liar Sehun tak menemukan sosok itu atau bahkan teman-temannya. Kala Luhan melepaskannya Sehun lega. Menjadi blocker untuk Luhan sama saja mustahil salah-salah tangannya bisa memar atau parahnya lagi—ngilu-ngilu—eh sama saja ya, pokoknya spike Luhan itu hebat.

"Luhan! Ayo latihan Spike!"dari kejauhan tepatnya dilapang voli seseorang memanggil Luhan, Luhan menyambutnya dengan lambaian tangan ketika Ia menoleh Sehun sudah hilang dari pengawasannya.

.

"bego-bego-bego!"Sehun menggerutu sebal, dia salah lihat jadwal. Ia ingat setelah matematika adalah Biologi—kelas membosankan lagi.

.

Sehun menarik nafasnya yang mendadak tersendat-sendat. Ia berdiri dengan tubuh bergetar samar diambang pintu berbeda dengan guru yang lain guru biologi alias Sungmin saem selalu membuka pintu kelas, akibatnya belasan mata memandang Sehun secara sembunyi-sembunyi takut ketahuan oleh Sungmin saem yang galaknya tak kalah dari Heechul saem, salah sedikit saja habis sudah.

"Oh darimana saja Nak?"Tanya Sungmin baru menyadari keberadaan Sehun. Yang ditanya menjengitkan pundaknya kaget.

"itu—ano—saya—euumh…"

"Ya, Nak Sehun?"

"tadi ke toilet dan baru saja kembali. Maafkan saya saem, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

"betul Nak?"

"Ne."jawab Sehun tegas."Kalau begitu detensi nanti sore."

"Eh Lo—tapi saem?"

"Oh kalau begi—"

"tidak usah, saya tidak keberatan kok."elak Sehun buru-buru, tak ingin menerima hukuman lebih buruk dari detensi. Misalnya harus membersihkan toilet atau parahnya membersihkan gudang berdebu yang tak pernah dibersihkan selama 3 tahun dan sebagainya—makasih saja Sehun ingin hidup tenang.

10 detik terlewat, Sungmin saem berhenti lagi menulis materinya lalu menatap Sehun."Lalu kenapa kau masih berdiri disana, apa ingin mene—"

"Ahaha, tidak saem. Ini baru saja saya mau masuk."sergah Sehun lagi-lagi memotong ucapan Sungmin saem.

Selanjutnya Sungmin saem mulai mengoceh tentang bla-bla-bla. "Ngantuknya"gerutu Sehun, Kyungsoo menegurnya pelan.

"Jangan tidur Hun, nanti kau dihukum lagi."

Sehun mengangguk saja.

"Kau tidak marah?"

Menaikan alisnya Sehun menepuk bahu sahabatnya"santai sajalah, gue bukan orang jahat. Elukan udah 2 tahun sahabatan sama gue Kyung."

"Iya sih."kata Kyungsoo lalu melanjutkan acara menulis materinya yang tertera apik dipapan tulis. Sementara Sungmin saem duduk diam dikursinya sibuk mengkoreksi PR yang diberikannya minggu lalu. Alisnya menukik lalu mengarahkan matanya kearah Sehun, yang dlihat tidak sadar diri malah terlihat terkantuk-kantuk. Sungmin saem berang"OH SEHUN!"

Sehun kaget, hamper saja badannya menyentuh lantai kalau saja dia tidak gesit. Saat Ia menatap sekeliling bisa Ia lihat beberapa wajah familier memandangnya—kasihan.

Aduh, Sehun pasti tertidur dimoment genting. Ketika Kyungsoo menyenggolnya sembari menatap kearah Sungmin Saem takut-takut. Sehun menoleh kearah Depan, tubuhnya berjengit.

Mati Sehun—Sungmin saem sedang menatap kearahnya.

"Kumpulkan tugas yang kuberikan minggu lalu."gelagapan Sehun mencari-cari buku bertuliskan biologi didepan sampulnya, saat Ia menemukannya buru-buru Ia memberikan itu kepada Sungmin saem dan kembali ketempat duduknya. Kyungsoo tersenyum. Sehun merasa lega, dia baru ingat 3 hari lalu dia mengerjakan tugas itu bersama-sama Kyungsoo dan masalah siapa yang memasukan buku biologi pastilah Kyungsoo yang melakukannya—jadi bagaimana mungkin sosok kyungsoo yang sebegitu peduli padanya bisa membuatnya marah, tidak mungkinlah sebaliknya Sehun merasa berhutang budi pada pemuda bertubuh mungil itu.

Sampai ditempat duduk Ia menepuk bahu Kyungsoo."Thanks!Ini berkat bantuan elu!"Kyungsoo mengangguk saja.

.

Bel berbunyi menandakan istirahat. Sehun lega, Sungmin saem tak berkomentar apa-apa dan Ia semakin berterimakasih kepada Kyungsoo.

Saat Sungmin saem mengakhiri materinya, dan berjalan keluar. Telinga Sehun bisa mendengar suara lumayan familier dari arah belakangnya. Bariton—dan terdengar dalam.

"dasar benalu—parasitisme—pecundang"Sehun dan Kyungsoo bersama-sama menoleh.

"Maksud elu?!"Tanya Sehun geram, walau suaranya terdengar seperti mengajak adu tonjok daripada bertanya, pemuda itu hanya nyengir lalu pergi begitu saja. Membuat Sehun ingin sekali menjambak rambut sehitam arang milik pemuda itu tetapi Kyungsoo segera menahannya kalau tidak pasti kelas ini jadi pasar malam dadakan.

"Sabar Hun. Jangan emosi."nasehat Kyungsoo bak ibu-ibu yang lagi nasehatin anaknya.

"Ck."decak Sehun, lalu bertanya judes"siapa sih si kampret itu. Elu kenal Soo?"Kyungsoo mengangguk dan mulai menjawab pertanyaan Sehun.

"Dia murid pindahan dari Jepang namanya Kim Jongin, baru sehari yang lalu dia masuk. Kalau bisa jangan mencari masalah dengannya ya Hun?"kata Kyungsoo mengakhiri ceritanya yang sangat pendek. Maklum sebenarnya Kyungsoo itu pelit bicara.

"kenapa?"

"dia ketua kelas baru menggantikan Yifan."

"Hah?"

"Iya, Dia diberi kepercayaan oleh kepala sekolah untuk memperbaiki attitude murid dikelas kita."

"Loh kelas kitakan salah satu kelas terbaik diantara kelas lain. Urutan kedua kalau masalah prestasi and attitude"Kyungsoo mengiyakan perkataan Sehun. "Akukan hanya bilang murid bukan murid-murid. Dia diperintah untuk membenahi mu saja. Yang sabar ya."tutur Kyungsoo prihatin dengan ekspresi datarnya.

"APA!?"

Kyungsoo menunduk sembari menutup telinganya.

=.=.=.=

Pojok selokan si Author :

oKeeeh , epribadeh. Apa ada yang membaca cerita gaje dan terlalu pointless ini, ngarepnya sih ada. Ahaha, disini saya author baru, well ceritanya memang pasaran tapi semoga menghibur, dengan couple favorit saya KaihunKaihun menjadi main pair. Semoga pecinta Kaihun atapun Hunkai mampir dan menyempatkan diri untuk membaca dan memberi kritik/saran. Oke, Last word. Please, RnR. Bye-bye reader-san. Peluk atu-atu.