Hujannya lumayan deras pada hari itu, dan satu-satunya hal yang bisa dilakukan olehnya hanya duduk diam dibawah perlindungan halte bus yang telah kosong saat itu. Sosok lelaki dengan nametag bertuliskan Lee Taeyong pada seragam sekolahnya itu memicingkan mata besarnya ke arah lain. Lebih tepatnya ke arah seseorang yang berlari ketempat yang sama. Dengan seragam yang sama dengan yang dikenakan oleh Taeyong pada saat itu. Seluruh pakaiannya basah kuyup, dan langkah lelaki itu terhenti ditempat yang sama. Kedua tangan yang semula menutupi kepalanya segera disingkirkan, dan tatapan keduanya bertemu. Di hari Senin, ditengah hujan deras yang seakan-akan menahan keduanya untuk tetap disana.
Taeyong mengalihkan perhatiannya dengan cepat begitu sosok jangkung itu mendekat ke arahnya dan lebih memilih untuk berdiri didepan Taeyong. Suara hujan yang bertambah deras itu membuat Taeyong mengangkat kepalanya kemudian mendongak ke atas. Memperhatikan bagaimana derasnya hujan pada detik itu. Pandangan Taeyong teralihkan ke sosok itu lagi, dan ia terdiam. Manik hitam itu seakan-akan memintanya untuk tetap disana, manik hitam itu membuat Taeyong terperangkap. Tak ada suara lain di antara keduanya selain suara derasnya hujan pada saat itu. Taeyong kembali mengalihkan perhatiannya, tapi sedetik kemudian pandangannya teralihkan pada sosok yang sama. Sosok yang sejak tadi tak bersuara tapi terus memperhatikannya. Sosok yang bahkan tak ia ketahui namanya tapi terus menatap ke arahnya.
.
.
.
Rain
A story by Prince Yuta
Pairing: Jung Jaehyun x Lee Taeyong (Jaeyong)
Other Cast: Nakamoto Yuta, Ten Chittaphon, Kim Doyoung
Genre: BL, Drama, School-life, Friendship
Rated: T
Summary: Pertemuan mereka berawal di bawah derasnya hujan, dan mungkin juga perpisahan mereka akan berakhir di bawah derasnya hujan./ Jaeyong/ NCT/ RnR please?
.
.
.
Taeyong tak pernah tahu jika pertemuan singkat itu akan merubah takdirnya. Taeyong tak pernah tahu jika pada akhirnya ia akan berada di kelas yang sama dengan lelaki jangkung itu selama 2 tahun berturut-turut. Dan Taeyong juga tak pernah tahu, jika hatinya akan memilih untuk mencintai sosok itu.
Namanya Jung Jaehyun.
Itu yang Taeyong dengar saat perkenalan pada hari pertamanya di dalam kelas yang baru. Saat itu ia masih tak peduli dengan Jaehyun atau apapun yang berkaitan dengan Jaehyun. Tapi sahabat sialannya itu yang merubah dirinya. Pertama, Taeyong hanya bercerita sedikit tentang awal pertemuannya dengan Jaehyun. Sahabat asal Thailandnya itu menggodanya sedikit, mengingat jika Jaehyun sudah mulai populer di kalangan para gadis di sekolahnya. Dan yang kedua, Ten memergoki Jaehyun yang tengah memperhatikan Taeyong saat kegiatan olahraga berlangsung, hingga yang diperoleh oleh Taeyong setelah itu lagi-lagi sebuah godaan yang jauh lebih menyebalkan dari yang sebelumnya.
"Jaehyun memperhatikanmu terus.."
"Apa dia benar-benar memperhatikanmu?!"
"Well, sepertinya Jaehyun tertarik padamu, Tae.."
Tidak.
Taeyong terus berusaha untuk tidak peduli dengan semua celotehan omong kosong yang terus dilontarkan lelaki kecil itu. Tapi entah sadar atau tidak, matanya selalu tertuju ke arah Jaehyun setiap kali mereka berasa ditempat yang sama. Taeyong bahkan diam-diam sering mencari sedikit informasi tentang Jaehyun. Hingga perasaannya mengatakan padanya jika ia menyukai Jaehyun.
###
Bus yang di tumpangi oleh seluruh murid di kelas Taeyong baru saja tiba di tempat tujuan wisata selanjutnya. Busnya sudah hampir kosong, tapi Taeyong masih bertahan ditempat duduknya sekalipun Yuta dan juga Ten sudah bangkit dari atas kursinya.
"Tidak mau turun? Busnya sudah hampir kosong, Cuma kita yang belum keluar."
Taeyong tak merespon. Manik hitamnya masih tertuju ke arah seseorang yang masih duduk di seberang tempat duduknya dengan kepala yang bertumpu pada salah satu tangannya. Taeyong mendongakan kepalanya, menatap lurus ke arah Ten dengan penuh tanda tanya.
"Jaehyun kenapa?"
Tak ada suara yang terdengar di dalam sana, hanya saja baik Yuta ataupun Ten bisa tahu kalimat apa yang keluar dari bibir kissable itu tanpa peu mendengar suaranya.
"Sakit.."
Yuta memberikan jawabannya, tapi tidak dengan suara. Ketiga orang yang menjalin hubungan persahabatan itu sadar betul jika Jaehyun sedang terjaga, hanya saja Jaehyun butuh tenaga untuk pergi keluar sana untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain.
Tapi omong-omong.. Dimana semua temannya Jaehyun?!
Taeyong mengangkat sebelah tangannya, kemudian memberi isyarat agar Yuta mendekat padanya.
"Tanyakan ke Jaehyun apa dia butuh obat?"
Taeyong berbisik, masih dengan menatap ke arah Jaehyun dengan wajah pucatnya itu. Sedangkan Yuta tak terlalu banyak bicara, lelaki asal Jepang itu langsung mendekat ke arah Jaehyun hingga yang lebih tinggi mengangkat kepalanya perlahan dengan gestur yang cukup lemas.
"Jae..kau mau obat?"
"Mana?"
"Taeyong, mana obatnya?"
Jaehyun mengalihkan pandangannya dengan perlahan, dan kedua maniknya menemukan Taeyong yang tengah menatap ke arahnya dengan ekspresi cemas.
"Mana obatnya?"
1 detik.. 2 detik.. 3 detik..
Tak ada jawaban dari Taeyong.
"Hei..dengar tidak?"
Tubuh kecilnya refleks menegang dengan mata terbelalak. Taeyong mendapati sosok Yuta yang tengah menaik-turunkan alisnya bergantian. Hingga pandangannya memicing ke arah Jaehyun.
"Sebentar..."
Perhatian Taeyong langsung tertuju ke ransel hitam dipangkuannya. Jari jemari lentiknya mulai mengotak-atik isi tasnya. Tapi Taeyong tak bisa menemukan obat yang telah disiapkan olehnya. Gerak tangannya terhenti sejenak lalu beralih menatap Jaehyun yang tengah memperhatikan tas ranselnya.
'Tidak..jangan sekarang.'
Taeyong jadi khawatir sekarang. Ia tak menemukan obatnya, lalu bagaimana dengan Jaehyun?
"T-Ten.."
"Kenapa?"
"Aku tidak bisa menemukan obatnya. Tapi aku yakin ada didalam sini.."
"Astaga Taeyong... Jangan memberi harapan palsu untuk Jaehyun, dong.."
"Tapi aku yakin ada disini.. Tunggu sebentar.."
Manik hitamnya beralih lagi ke arah Jaehyun yang berada persis di hadapannya. Lalu Taeyong kembali menggunakan jari lentiknya untuk megotak-atik tas ranselnya. Ini kesempatan bagus, dan Taeyong tidak boleh panik seperti ini.
"Ketemu..."
Taeyong bisa bernafas lega sekarang. Paling tidak ia tidak boleh membuat Jaehyun menunggu terlalu lama. Sebelah tangannya terulur kehadapan Jaehyun, memberikan obat miliknya pada lelaki bermarga Jung itu. Jadi Jaehyun menerimanya dengan segera, kepalanya sudah terlalu pusing sekarang, jadi untuk apa menunggu lama..
"Minumnya.."
Ketika ucapan Yuta terdengar di telinganya, yang langsung dilakukan oleh Taeyong adalah dengan mengambil botol air mineral miliknya lalu memberikannya pada Jaehyun. Tapi sosok berkulit pucat itu bahkan masih terlalu lemas untuk sekedar meraih botol air dari tangan Taeyong. Maka Taeyong punya inisiatif nya sendiri dengan membuka tutup botolnya kemudian memberikannya pada Jaehyun.
Tapi satu hal yang membuat Taeyong kecewa setelah itu adalah...
Tidak adanya penghargaan yang Jaehyun berikan untuk apa yang baru saja Taeyong lakukan untuknya.
Beberapa waktu setelah semuanya, Jaehyun telah baik-baik saja. Jaehyun sudah kembali sehat seperti semula. Hanya saja Taeyong tak suka semua ini. Jaehyun lebih suka bersama Doyoung setiap detiknya. Jaehyun lebih sering memuji Doyoung setiap saat. Lalu apa yang dilakukan Taeyong demi Jaehyun sama sekali tak ada artinya?
"Taeyong?"
Suara khas milik Ten terdengar di telinganya, tapi Taeyong tak mau menoleh sedikitpun.
"Kau baik-baik saja?"
"Ya"
Hanya sekedar jawaban singkat, dan Taeyong masih tetap melangkah beriringan dengan Ten dan juga Yuta disampingnya. Jangan lupakan tentang Jaehyun dan juga Doyoung di depan mereka.
"Kau tidak baik sepertinya.. "
"Lalu kenapa? Semuanya sama saja. Hanya kalian yang peduli, tidak dengan orang lain"
"Kalau begitu kenapa tadi kau membantu Jaehyun jika pada akhirnya dia tak peduli?"
Dan langkah kaki Taeyong terhenti dengan cepat, diikuti oleh Ten dan Yuta setelah itu.
"Supaya Jaehyun tahu siapa orang yang benar-benar tulus padanya..."
"Sekalipun kau tahu akan berakhir seperti ini?!"
Hening.
Taeyong tak menjawab, ia membisu dengan kedua obsidian yang menatap lurus ke arah punggung Jaehyun dan Doyoung yang mulai menjauh. Lalu setelahnya ia menyeringai kecil.
"Bukannya dari dulu memang selalu seperti ini ya?"
Yang terdengar setelahnya adalah suara helaan nafas dari dua orang disebelahnya
"Kau terlalu kuat demi orang seperti Jaehyun..Jadi jangan terlalu memaksakan diri."
...Hanya karena ia terlihat kuat bukan berarti ia tak pernah jadi orang yang lemah..Hanya karena ia terlihat tenang bukan berarti ia tak punya masalah..Hanya karena ia terlihat bahagia bukan berarti ia tak punya kesedihan.. Hanya karena ia terlihat baik-baik saja bukan berarti ia tak punya luka di hatinya...—Prince Yuta—
.
.
.
TBC or DELETE?!
###
.
.
.
FF ini hanya coba-coba..mohon maaf jika ada kesalahan yang saya perbuat, karena saya author baru disini.. FF ini author buat berdasarkan RL saya sendiri..tapi Cuma sebagian, maaf kalo kurang memuaskan atau mengecewakan...
And last..mind to review?
