Sayang
Disclaimer: Shingeki no Kyojin isn't mine, its belong to Hajime Isayama
["Kau tahu kan kalau aku tidak termasuk dalam kategori laki-laki yang suka mengatakan hal-hal manis?"]
.
"Rivaille, sebenarnya kau itu sayang padaku apa tidak?"
Yang ditanya menurunkan lembaran kertas yang berisi laporan beberapa centi dari matanya. Pertanyaan mendadak Petra Ral sebenarnya mengejutkannya, tapi ia berterima kasih atas wajah datarnya yang mampu menutupi raut terkejutnya itu.
"Apa-apaan pertanyaanmu itu, Petra." Diletakkannya lembaran kertas itu di meja, pecah sudah konsentrasinya untuk meneliti laporan. Fokusnya kini lebih terarah pada gadis beriris madu di hadapannya ini.
"Habis kau tidak pernah mengatakan hal-hal semacam-"
"-semacam yang diucapkan Eren pada perempuan yang selalu memakai scarf merah itu?" Rivaille mengernyitkan dahinya kala mendapati anggukan dari perempuan berambut madu itu.
Sebenarnya bukan salah Petra kala gadis itu menanyakan hal-hal memusingkan semacam perasaan. Tapi tidak bisa dikatakan salah Rivaille juga, mengingat jika mereka memang tidak mempublikasikan hubungan yang sudah berlangsung selama empat bulan ini di depan umum
Rivaille menarik nafas perlahan.
"Petra."
"Y-ya?"
"Kau tahu kan kalau aku tidak termasuk dalam kategori laki-laki yang suka mengatakan hal-hal manis?"
Jelas Petra tahu. Dibandingkan dengan ucapan atau umpatan kasar yang pernah Rivaille katakan, kata-kata manis yang laki-laki itu lontarkan bisa dihitung dengan jari.
"Rr, ya."
"Dan kau juga tahu jika aku lebih suka menjelaskan dengan aksi ketimbang kata-kata, bukan?"
Dua tahun berada di bawah arahan Rivaille, Petra jelas lebih mengerti hal ini ketimbang Eren yang baru saja masuk dalam squadnya. Ingatannya memutar kembali setiap reka adegan yang ia anggap 'manis'. Dan mendadak Petra sadar. Di setiap memorinya, Rivaille memang tidak pernah mengucapkan apapun yang sekiranya sanggup untuk membuatnya terbang ke angkasa (kecuali adegan dimana Rivaille berkata jika ia tidak berbohong saat mengatakan jika ia menyukai Petra, tentu saja), tetapi di setiap aksi yang ia lakukan, itu sudah cukup untuk menjelaskan semua.
Jika Rivaille menyayangi Petra.
"Sudah mengerti, kan?" Rivaille memalingkan wajahnya kala melihat rona merah di pipi Petra, menghindari tatapan gadis itu kala melihat sedikit kemerahan menjalar di pipinya.
Petra tersenyum kecil.
"Ya, aku mengerti."
END
