Wu Xinlian
presents
.
a SoonHoon fanfiction
.
I Love You, Lee Jihoon
.
Casts: Kwon Soonyoung (Hoshi), Lee Jihoon (Woozi). cameo: Jeon Wonwoo (Wonwoo)
.
.
Warning: This is a Genderswitch fanfiction for the Ukes. Weird grammars, typo(s), rushed storyline, etcs.
.
Disclaimer: Soonyoung, Jihoon, Wonwoo, and all other SEVENTEEN members belong to God, their parents, and Pledis entertainment
.
.
#1: Sweet Girl
Bisa dibilang, Kwon Soonyoung itu aneh. Di saat mayoritas lelaki memilih gadis cantik nan supel, periang, dan trendy dan mudah bergaul, Soonyoung malah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang gadis bernama Lee Jihoon. Jihoon bukan seorang gadis culun, bukan juga seorang yang anti-social, hanya saja dia kurang suka berada di tengah-tengah keramaian, dan juga bukan seorang yang periang. Murah senyum, tetapi beringas dan disegani. Pintar dan sangat berbakat, meskipun tubuhnya sangat mungil, dan kerap kali disangka gadis SMP meskipun dia sudah berada di tahun kedua SMA. Oh, dan dia galak.
Orang-orang juga tidak menyangka Jihoon mau menerima Soonyoung sebagai kekasihnya, apalagi dengan fakta bahwa gadis itu selalu melarikan diri apabila si lelaki bermata sipit menghampiri dirinya, sekedar ingin menyapa, atau menanyakan kabarnya, namun gadis bermata sipit ber-rambut bob se-dagu itu selalu melarikan diri dengan wajar yang memerah. Pertama kali Soonyoung menyadari perasaan yang dimilikinya untuk Jihoon adalah saat gadis itu menempelkan beberapa poster kompetisi menyanyi antar sekolah di mading samping sekolah, yang kebetulan terletak tak jauh dari kelasnya. Mading begitu penuh dan tempat yang tersedia hanya di bagian atas, dan gadis bermarga Lee itu berjinjit untuk menempelkan poster itu, namun tetap saja tidak sampai. Gemas dengan pemandangan itu, Soonyoung pun menghampiri sang gadis dan membantunya dalam diam, lalu saat poster itu berhasil di tempel, dan lelaki itu mengharapkan sebuah senyuman manis serta ucapan terima kasih dari gadis yang baru dia sadari sebagai presiden club vocal, yang didapat malah ekspresi sinis dari gadis itu, serta,
"Aku bisa sendiri. Tak usah mengasihaniku hanya karena aku butuh waktu yang lama untuk menempelkan poster itu."
Lelaki lain akan mundur jika mendapat perlakuan seperti ini dari seorang gadis, tetapi Soonyoung malah langsung jatuh hati pada Jihoon, bukannya merasa takut atau kesal, dia tersenyum lebar.
"Kamu manis sekali. Sama-sama, Lee Jihoon."
Gadis itu menggerutu lalu berjalan menjauh dari Soonyoung, si presiden club tari.
Sebulan setelah insiden itu, dan setelah Soonyoung merasa yakin bahwa dia naksir Lee Jihoon, lelaki itu berhasil mendapatkan contactnya dari sahabat sang gadis – Jeon Wonwoo, yang ternyata adalah kekasih dari sepupu jauhnya.
"Jihoon tidak akan membalas pesanmu, percaya padaku." Gadis itu memberikan respon negatif meskipun dia telah memberikan contact Jihoon pada Soonyoung.
Sepasang sahabat yang menyeramkan.
"Terima kasih telah menyemangatiku, nona. Dari sini aku akan berusaha semampuku." Soonyoung tersenyum lebar, mendapat respon berupa cebikkan dari Wonwoo, lalu gadis ber-rambut hitam itu hanya bisa memperhatikan Soonyoung yang berjalan keluar dari kelasnya dengan riang.
Malam hari, saat lelaki bermarga Kwon itu telah menyamankan dirinya dibalik pelukan selimut tebalnya, sebuah notifikasi dari aplikasi LINE nya membuatnya tersenyum lebar, dan memutuskan untuk menunda perjalanannya ke alam mimpi.
.
Hoshi: Halo, Jihoon-ssi?
.
Jihoon: Darimana kamu dapat contactku?
.
Hoshi: Tidak penting darimana aku dapat contactmu
Hoshi: Bagaimana kabarmu?
Hoshi: Apakah kompetisi menyanyi membuatmu lelah?
.
Jihoon: Aku masih hidup, terima kasih sudah menanyakan
.
Hoshi: Bagus lah, kamu terlihat semakin kurus
Hoshi: Jangan lupa makan yang banyak
Hoshi: Jangan begadang :)
.
Jihoon: Ya.
Jihoon: Selamat tidur, Kwon.
.
Hoshi: Tidur yang nyenyak, Jihoon ;)
.
(Read)
.
Tak mendapat balasan dari Jihoon, Soonyoung pun meletakkan ponselnya di meja nakasnya, dan memejamkan matanya, senyuman tak pudar dari wajahnya. Paling tidak, Jihoon membalas pesannya dan prediksi Wonwoo salah.
Setelah malam itu, Soonyoung dan Jihoon makin sering bertukar pesan meskipun di sekolah mereka tidak pernah melakukan interaksi apapun. Soonyoung sering melemparkan senyuman kepada sang pujaan hati, namun Jihoon tak pernah membalas senyuman itu. Dia hanya menatap lelaki itu datar, atau bahkan membuang muka.
Teman-teman Soonyoung sering menganjurkan lelaki bermarga Kwon itu untuk menyerah saja, karena Jihoon tidak terlihat menyukai lelaki itu barang sedikit pun, dan mereka yakin Jihoon sangat sulit didapatkan. Meskipun banyak sekali lelaki yang mengidamkan melihat senyuman manis berlesung pipit milik Jihoon tiap detik, dan mendengar tawa renyah gadis itu. Tangan putih nan mulusnya juga menggoda para lelaki untuk menggenggamnya, dan menautkan jari jemari mereka disela-sela jari-jari mungil nan lentik milik Jihoon.
Namun pada akhirnya, teman-teman Soonyoung menjalankan puasa selama 2 minggu karena perkiraan mereka salah. Seminggu setelah peringatan terakhir mereka pada Soonyoung – yang sempat membuat lelaki periang itu marah, Soonyoung dan Jihoon jadian.
OoO
Hoshi: Jihoon?
Hoshi: Apakah besok kamu ada jadwal latihan?
.
Jihoon: Ada
Jihoon: Memangnya kenapa?
.
Hoshi: Aku akan menunggumu di taman belakang sekolah
.
Jihoon: Untuk apa?
Jihoon: Apakah aku harus datang?
.
Hoshi: Tentu saja!
Hoshi: Pokoknya, aku akan menunggumu
.
Jihoon: Hm.
.
Hoshi: Aku akan tetap menunggu meskipun harus menginap di sekolah
.
Jihoon: Kalau begitu menginap saja sampai kamu lulus
.
(Read)
.
Jihoon: Baiklah, aku akan datang besok
.
(Read)
OoO
Saat kelas berakhir, Soonyoung segera berjalan cepat menuju taman belakang sekolah, meletakkan speaker Harman nya di salah satu bangku taman, dan menyambungkan speaker itu dengan iPod nya. Lelaki itu merenggangkan tubuhnya, melakukan pemanasan, sambil sesekali melirik ke arah jendela yang merupakan jendela ruangan musik. Sebuah senyuman terpampang di wajahnya, dia merasa sangat percaya diri. Tanpa dia sadari, teman-temannya yang telah mengetahui rencana pengakuan cintanya itu telah memiliki tempat tersendiri di balik semak-semak untuk menonton, dan menantikan jawaban Jihoon.
Dua jam sudah Soonyoung menunggu, sementara club vocal telah menyelesaikan latihan mereka sekitar satu setengah jam yang lalu. Para anggota club telah keluar dari ruangan musik dan meninggalkan sekolah, namun Soonyoung tetap tidak melihat sang presiden club. Perasaan gelisah mulai meliputi hatinya, dan teman-temannya turut merasa khawatir pula. Saat dia nyaris membereskan speaker dan barang-barangnya, pemandangan seorang gadis mungil dengan rambut bob yang dicat pirang pun menghentikkan niatannya untuk segera pulang ke rumah.
"Kamu bilang akan menungguku, bahkan meski harus menginap di sekolah."
Soonyoung menatap gadis itu, sementara sang gadis segera memalingkan wajahnya saat ditatap oleh si lelaki ber-rambut abu-abu itu. Wajahnya memerah, dan untungnya tidak terlalu kentara diakibatkan oleh langit sore yang warnanya nyaris sama dengan wajah manisnya.
"Jihoon…"
Jihoon tak bisa bergerak, dia menggenggam tangannya sendiri dengan erat sambil menggigit bibirnya, sementara Soonyoung menyalakan kembali speakernya dan memainkan sebuah lagu akustik. Dentuman melodi halus itu menarik perhatian Jihoon. Perlahan, gadis itu mulai menatap Soonyoung, dan si lelaki itu tersenyum halus. Wajah Jihoon semakin memerah dan jantungnya berdegup kencang saat Soonyoung mulai menggerakkan tubuhnya, menari dengan lembut, dengan wajah yang terus menampilkan sebuah senyuman. Lagu dengan lirik yang manis dan sesuai dengan momen saat ini, sangat cocok mengiringi tarian indah Soonyoung. Pada akhirnya, lelaki itu berlutut di depan sang gadis, dan menggenggam tangan lembutnya. Bahkan Jihoon tidak bisa menolak otaknya yang memerintahkan dirinya untuk menarik tangannya dari genggaman tangan Kwon Soonyoung, dan tentu saja mengakibatkan kekagetan bagi teman-teman Soonyoung.
"Lee Jihoon, aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu."
Tubuh Jihoon melemas, rasanya dia ingin jatuh saja, lalu tenggelam di telan bumi karena dia tidak bisa menahan degup jantungnya yang begitu cepat saat ini.
"Kamu sangat cantik, manis, menggemaskan, kamu begitu sempurna." Ibu jari Soonyoung mengusap punggung tangan Jihoon dengan lembut, dan Jihoon merasakan sengatan listrik saat kulitnya bersentuhan dengan kulit yang sedikit kasar milik Soonyoung.
"Aku benar-benar mencintaimu, maukah kamu jadi pacarku?"
.
.
"Kenapa harus diingatkan lagi sih?" Jihoon menggerutu sambil mencubit perut Soonyoung, meskipun kini tubuhnya tengah bergelung dalam rengkuhan hangat sang kekasih.
"Habisnya, aku suka mengingat ekspresimu saat itu." Soonyoung mengecup pelipis Jihoon dengan lembut. "Kenapa kamu manis sekali sih, sayang?"
Jihoon hanya menggumam, lalu melesakkan wajahnya pada dada semi bidang milik Soonyoung, hidungnya menghirup aroma parfum Soonyoung yang khas. Dia mendongakkan kepalanya sedikit dan mengecup dagu sang lelaki.
"Darimananya manis?" Kecup lagi. "Kamu pikir aku kue?"
Merenggangkan pelukannya, Soonyoung menatap wajah manis kekasihnya lamat-lamat, memunculkan semburat merah di wajah Jihoon, meskipun gadis itu juga menatapnya balik.
"Apa?" gadis itu bertanya sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Semua bagian darimu itu manis, aku bisa diabetes kalau begini caranya."
Wajah Jihoon memerah sempurna. Gadis itu memukul dada kekasihnya karena malu lalu memeluk tubuhnya erat, wajahnya disembunyikan di perpotongan leher kokoh sang lelaki.
"Yasudah, tidak usah lihat-lihat aku, tidak usah dekat-dekat aku!" rengeknya.
"Lho, tapi kamu malah menempeli aku?" sebuah senyuman jenaka terpampang di wajah Soonyoung.
Lagi, Jihoon memukul perut rata sang kekasih dengan kencang.
.
Manisnya Lee Jihoon.
OoO
Hello, I'm back with a two-shot. Btw, ini bala bgt. Otak gue lagi ga bagus buat ngide wkwk.
Gue gamau banyak cingcong sih, cuma mau minta maaf atas kesibukkan gue yang gaada habisnya bahkan di hari libur sekalipun. Tapi chapter My Coffee Diary yang baru sudah kelar, tapi aku harus selesaikan 2 chapter lagi baru bisa publish, kalau engga nanti aku ga sempat ngejar. Ini selingan ya, buat membuktikkan gue masih hidup/? dan memuaskan hasrat para Carat, terutama para SoonHoon shipper (just like me).
SoonHoon tuh manis banget ya, terus enak dijadiin rated M, tapi bagus juga fluff gitu wkwk. Lain kali gue bikinin deh ya rated M.
**spoiler: My Coffee Diary akan gue naikkan ratingnya karena gue memasukkan sedikit adegan nganu dan bertema dewasa di chapter baru.
Buat second chap ff ini akan gue post besok. See you!
Xoxo, Wu Xinlian.
