"Pssst, Shin-chan!"
Bocah lelaki berambut hijau itu tidak menggubris bisikan itu, walaupun yang berada di toilet itu hanya dirinya sendiri. Lagipula, namanya bukan "Shin".
"Pssst, Shin-chan!"
Bisikan itu muncul lagi, membuat bocah lelaki itu menjadi tidak nyaman. Dia segera menyelesaikan tugas sucinya, buang air kecil, lalu buru-buru menutup resleting celananya. Setelah selesai memakai celana, dia berbalik. Namun, sepasang tangan membantu dia membalikkan badan.
"Shin-chan, ikut Om, yuk!"
"Om ciapa? Yagipuya, namaku bukan Chin-chan, nanodayo!" "Shin-chan" kesal karena namanya diubah seenak udel oleh manusia misterius yang tidak dia ketahui. Manusia yang memperkenalkan diri sebagai "Om" itu menggeleng. Memang susah menghadapi anak kecil yang dari kecil sudah tsundere.
"Kalau begitu, namamu siapa?" tanya "Om" itu.
"Namaku Aomine Chintalou, nanodayo," kata "Shin-chan" ketus, "Nama Om ciapa, nanodayo?"
"Ah, namaku Takao. Kazunari Takao," kata lelaki itu, "Nah, sekarang, ikut Om, yuk! Kita 'kan udah kenalan~"
"Ga mau, nanodayo!"
"Nanti Om beliin es krim deh~"
"Kata Oha Aca kayo aku beyi es klim nanti aku ketiban cial, nanodayo."
'Gila, anak ini, kecil-kecil udah buka Oha Asa,' pikir Takao. "Ayolah, Shin-chan~" pinta Takao sambil memasang muka memelas.
"Ga mau, nanodayo!" Shintarou memalingkan kepala, "Yagian Om manggiy aku 'Shin-chan' meyuyu! Aku yeyah, Om! Aku yeyah!"
'Buset, sekarang niruin sinetron lagi!' pikir Takao lagi. "Yaudah, kamu maunya apa?"
"Aku mau …," Shintarou tampak berpikir sebentar, "Hmmm, lucky item-ku hali ini … cokyat! Aku mau cokyat, nanodayo!"
Takao tersenyum. "Om ini pemilik pabrik coklat, loh. Kalo kamu ikut Om, nanti Om kasih coklat yang banyaaaaak banget."
Wajah Shintarou berbinar-binar. "Aciiik~ Aku mau ikut om, nanodayo."
Tangan putih Takao memencet beberapa tombol di keyboard laptopnya. Lalu, muncullah sebuah video game di laptop itu.
"Selamat datang di Sugar War, Shintarou!"
Tangan putih Takao menarik tangan Midorima, dan mereka pun tersedot ke dalam game tersebut. Shintarou ingin berteriak, namun tangan Takao telah membekap mulutnya.
Sugar War
Chapter 1—That Sweet Game
Disclaimer: Kuroko no Basuke ©Tadashi Fujimaki
Warning: Fantasy!AU, OOC tingkat akut, full of BL, typo(s), EYD yang tidak sesuai (mungkin)
Pairings: Pedo!Takao/5yo!Midorima, KagaKuro, and AoKise
Lelaki berambut kuning itu menangis tersedu-sedu, sementara lelaki berambut biru tua dan berkulit, ehem, gelap itu berusaha menenangkannya.
"Anak kita, Aominecchi … Anak kita hilang!" kata lelaki berambut kuning di sela tangisannya.
"Ryouta, sudahlah, aku sudah menghubungi mereka. Mereka pasti akan membantu kita mencari Shintarou," si lelaki berambut biru berusaha menenangkan yang satunya. "Dan jangan panggil aku 'Aomine', Ryouta! Panggil aku 'Daiki'!"
"Tapi, Daiki … Anak kita hilang!" tangisan "Ryouta" semakin keras dan menjadi-jadi.
Knock knock!
Aomine segera membuka pintu rumahnya.
"Siang, Aomine-kun," kata seseorang berambut biru muda, "Bersikaplah yang sopan, Kagami-koi." Entah terpeleset atau apa, lelaki itu memanggil temannya yang berambut merah dengan sebutan "koi".
"Tch," kata si rambut merah. Mukanya sudah semerah rambutnya—terima kasih kepada Kuroko. "Siang, Ahomine!"
"Berisik kau, Bakkagami!"
"Oy oy, Aominecchi, Kagamicchi~ Jangan panggil kawan lama kita dengan sebutan 'bodoh'!" kata Kise sambil menenangkan mereka, "Ayo, silahkan masuk, Kagamicchi, Kurokocchi~"
"Hai', arigatou gozaimasu, Kise-kun," kata si rambut biru, Kuroko, sambil memasuki ruang tamu kediaman keluarga Aomine. Sementara si rambut merah, Kagami, membututinya di belakang.
Keempat orang itu duduk di sofa yang ada di ruang tamu. "Jadi … ada apa, Kagamicchi, Kurokocchi?" kata Kise sambil berusaha melenyapkan air mata yang masih ada di mukanya.
"Aomine-kun yang mengundang kita, Kise-kun," kata Kuroko.
Kagami mendengus tidak senang. "Aku hanya ikut Kuroko," katanya sebal.
"Jadi begini, Ryouta," kata Aomine berusaha menjelaskan apa yang terjadi, "Aku mengundang dua teman lama kita ini untuk membantu kita mencari Shintarou. Mereka 'kan lulusan kriminologi, pasti mereka bisa membantu kita untuk mencari Shintarou."
"AHOMINECCHI!" jerit Kise disela acara membersihkan air matanya, "Kau memanggil mereka—yang bahkan masa depannya saja belum tentu menjadi detektif—untuk mencari Shintarou?! KAU MEMANGGIL DETEKTIF AMATIRAN UNTUK MENCARI ANAK KANDUNG KITA YANG BERHARGA?!"
"Ryou—"
"AKU LELAH DENGAN KEBODOHANMU, AHOMINECCHI! AKU LELAH!" jerit Kise dengan dramatisnya. Kuroko dan Kagami bengong melihat sikap Kise.
"Ryouta, dengarkan a—"
"Kami pasti akan membantu kalian!" kata Kagami, sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Kise terdiam mendengarnya. Bahkan hingga orang segarang Kagami pun mau membantunya dalam mencari Shintarou kecil.
"A—arigatou, Kagamicchi, Kurokocchi," kata Kise setelah berhenti menangis.
"Jadi, Aomine-kun," kata Kuroko, "Di mana terakhir kali kamu bersama Shintarou-kun?"
Aomine berusaha mengingat-ngingat di mana dia bersama Shintarou untuk terakhir kalinya, namun Kise mendahuluinya dalam menjawab pertanyaan.
"Kemarin … aku bersama Aominecchi dan Shintaroucchi pergi ke mall. Mall yang baru itu loh. Kita lagi makan sushi, terus tiba-tiba Shintaroucchi ingin pipis. Aku dan Aominecchi menawarinya untuk menemani Shintaroucchi, tapi …," Kise menarik napas, berusaha menahan tangis, "… Dia menolak, dia mau pipis sendiri. Aku bahagia anak kita telah dewasa, Aominecchi! Aku sangat bahagia!"
Aomine sweat drop. "Ryouta, Shintarou baru lima tahun dan kau bilang dia sudah dewasa?"
"Bitch please, Aominecchi! Dia saja pernah bilang kalau dia udah dewasa."
Aomine menahan emosi. Istrinya kali ini benar-benar mengesalkan. "Dasar dramatis," gumam Aomine.
"Lalu, Aomine-kun, Kise-kun, ada orang yang mencurigakan di sekitar Shintarou-kun?" tanya Kuroko.
"Tidak. Tidak ada," jawab pasangan suami istri itu mantap.
"Yang terakhir," kata Kuroko, "Apakah Shintarou-kun senang berinteraksi di internet? Lewat … jejaring sosial?"
"Cielah bahasa lu," kata Kagami sambil menghabiskan potato chips rasa hamburger yang disediakan tuan rumah.
"Internet? Shintaroucchi ga pernah main internet. Sekalinya dia main komputer paling dia main Sugar War," kata Kise.
"Sugar War?" kata Kagami terkejut, "Itu game online, Bodoh! Pasti dia berinteraksi dengan seseorang!"
"Bakkagami! Jangan panggil istriku 'Bodoh'!" bentak Aomine mendengar istrinya, Kise, dipanggil "Bodoh".
"Sudahlah, jangan bertengkar lagi, Kagami-kun. Aomine-kun, Kise-kun, kami permisi dulu. Kami akan menghubungi kalian jika ada perkembangan dalam pencarian Shintarou-kun," kata Kuroko, lalu menarik Kagami keluar dari kediaman Aomine.
"Tunggu dulu!" kata Kagami, "Kau tidak mau mengobrak-ngabrik komputer Shintarou dulu? Siapa tahu kita bisa menemukan akun si penculik."
"Aku sudah meng-copy semua data dari akun game Shintarou, Kagami-kun," kata Kuroko tenang.
"WHAT? WHEN? HOW?!" Kagami shock. Dia bisa menebak kapan Kuroko meng -copy datanya, tapi dia tidak mengerti bagaimana Kuroko bisa mengobrak-abrik data di komputer Shintarou.
"Tak usah dipikirkan. Sekarang, kami permisi, Aomine-kun, Kise-kun," kata Kuroko, lalu menyeret Kagami ke luar. Sementara Kise dan Aomine terbengong-bengong.
Apartemen dua orang itu sangat dekat dengan kediaman Aomine, sehingga hanya dalam hitungan menit pun mereka sudah sampai. Dan mereka hanya menyewa satu apartemen. Selain karena harga apartemen itu cukup mahal, mereka juga ingin … menguatkan hubungan antar kekasih mereka. Awalnya Kagami mengeluh—menganggap Kuroko pasti akan selalu meminta "vanilla milkshake" miliknya, tapi toh, selama tinggal satu apartemen mereka belum pernah melakukan itu.
"Jadi … kita mulai dari mana?" tanya Kuroko.
Kagami mengambil tumpukan amplop di dekat pintu apartemen mereka. "Tagihan, tagihan, tagihan … ini entah apa, …," mata Kagami membelalak saat melihat salah satu dari surat yang mereka dapatkan. "Kuroko … lihat nama pengirimnya," kata Kagami sambil menyodorkan surat tersebut.
Kuroko mengambilnya, lalu membacanya.
Dari: Aomine Shintarou
Kuroko segera membuka amplop tersebut.
Hai, Kuroko dan Kagami!
Kau pasti sedang membuka surat dariku. Yang menulis surat ini bukan Shin-chan, tapi aku. Aku yang menculik Shin-chan. Habis, dia manis, sih!
Tapi, dia tsundere! Dideketin ga mau. Dijauhin ga mau. Maunya apa sih ini anak?! Mana dia ngambil-ngambilin makanan aku terus lagi! Pokoknya, kalian harus mengambil anak ini! Ga mau tahu, pakai cara apapun! Bete tahu ga ngurus anak tsundere kaya gini!
By the way, sudah ketebak kalau Aomine meminta bantuan kalian dalam mencari Shin-chan. Oh, dan kalau kalian bingung, coba main Sugar War!
—Takao
Kuroko dan Kagami menatap aneh surat itu. Mereka bahkan tidak tahu siapa itu Takao. Kagami merogoh ponselnya, lalu menelpon Aomine.
'Bakkagami?'
"Ahomine, kau kenal dengan yang namanya Takao?"
'Tidak. Kenapa?'
"Tidak apa-apa."
'Hey! Tung—'
Piiip! Kagami menutup ponselnya.
"Bahkan Ahomine sendiri tidak mengenal orang tidak jelas ini," kata Kagami, "Selain itu … bagaimana dia bisa tahu kita?"
"Kagami-kun, mungkin jika kita mengikuti saran si 'Takao' ini, kita bisa menemukan dia," kata Kuroko.
"Tapi apa kau tidak aneh, ada penculik yang bete dengan anak yang dia culik?" kata Kagami, "Lagipul—Hey, Kuroko! Apa yang kau lakukan?!" Kagami kaget. Tiba-tiba saja, game Sugar War sudah muncul di layar laptopnya.
Kuroko mulai mengarahkan kursor komputer ke arah tombol "start game". Dengan gerakkan slow motion, Kagami berusaha mencegah Kuroko memencet tombol itu. Tapi, terlambat.
Kuroko terlanjur memencet tombol itu. Dan kedua orang tersebut tersedot ke dalam game itu.
Suara digital misterius mengatakan, "Selamat datang di Sugar War, ChintalouCancer!"
Kuroko dan Kagami berpandangan.
"Aku baru tahu kalau Sugar War menyedot pemainnya," kata Kagami, "sekarang, kita cari Shintarou!"
Dan pencarian Shintarou dimulai.
A/N: Minnacchi~ Ini fict pertama saya di fandom Kurobas (dan setelah lama ga publish fict) XD Perkenalkan, nama saya Rae, tapi salah satu penghuni (iya, cuma satu) penghuni di sini memanggil saya … Chinko. Jadi, silahkan panggil saya dengan nama yang memadai~ (?)
Btw, kayanya karakternya OOC banget orz. Hontou ni gomennasai kalau jadi OOC banget m(_ _)m Maklum, penghuni baru /pluk. Jadi, kritik dan saran sangat saya terima~ SIlahkan ketik di kotak review yang unyu imut menggemaskan di bawah ini~
